No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar 57,25. IPM Papua berada di urutan terbawah dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM Papua mengalami peningkatan. Tahun 2016, Angka Harapan Hidup (AHH) 65,12 tahun, meningkat 0,03 tahun dari tahun 2015 sebesar 65,09 tahun. Harapan Lama Sekolah (HLS) 10,23 tahun, meningkat 0,28 tahun dari tahun 2015 sebesar 9,95 tahun. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 6,15 tahun, meningkat 0,16 tahun dari tahun 2015 sebesar 5,99 tahun. Dan pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) sebesar Rp 6,637 juta pada tahun 2016, meningkat Rp 168 ribu dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya sebesar Rp 6,469 juta. Secara nasional, IPM Indonesia mencapai 70,18 yang meningkat 0,63 poin dibandingkan IPM tahun 2015 sebesar 69,55. Kenaikan indeks tersebut menunjukkan bahwa capaian IPM Nasional mengalami perubahan satus dari sedang menjadi tinggi. Menurut komponennya: Angka Harapan Hidup sebesar 70,90 tahun; Harapan Lama Sekolah adalah 12,72 tahun; Ratarata Lama Sekolah adalah 7,95 tahun; dan Pengeluaran per kapita disesuaikan adalah Rp 10,42 juta. 1. Perkembangan IPM Papua Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living). Umur Page1
panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity). IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran per kapita disesuaikan dalam jangka panjang. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Papua terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2016. IPM Papua meningkat dari 54,45 pada tahun 2010 menjadi sebesar 58,05 di tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM di provinsi paling timur Indonesia ini rata-rata tumbuh sebesar 1,15 persen periode 2015-2016, IPM Papua tumbuh 1,4 persen dan menjadi provinsi dengan kecepatan petumbuhan IPM tertinggi se-indonesia. Meskipun demikian, dengan nilai IPM yang masih berada di bawah 60, pembangunan manusia Papua masih berstatus rendah. 75,00 70,00 65,00 60,00 55,00 50,00 Gambar 1. Perbandingan IPM Nasional dan Papua Tahun 2010-2016 66,53 67,09 67,7 68,31 68,9 69,55 70,18 54,45 55,01 55,55 56,25 56,75 57,25 58,05 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 IPM Papua IPM Nasional 2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak. Oleh karena itu, Page2
64,84 65,09 65,12 peningkatan capaian IPM tidak lepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Komponen Provinsi Papua Tahun 2014-2016 Komponen Satuan 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) Tahun 64,84 65,09 65,12 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 9,94 9,95 10,23 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 5,76 5,99 6,15 Pengeluaran per kapita Rp000 6.416 6.469 6.637 IPM 56,75 57,25 58,05 Pertumbuhan IPM % 0,89 0,89 1,40 A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir menggambarkan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. AHH di Provinsi Papua pada tahun 2014 hanya sebesar 64,84 tahun, dan pada tahun 2016 AHH Papua naik menjadi 65,12 tahun. Dengan demikian, Papua telah berhasil meningkatkan AHH sebesar 0,28 tahun. Gambar 2. Angka Harapan Hidup Tahun 2014-2016 65,20 65,10 65,00 64,90 64,80 64,70 2014 2015 2016 B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2014 hingga 2016, HLS meningkat 0,29 tahun sementara itu, RLS meningkat sebesar 0,39 tahun. Page3
Gambar 3. Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2014-2016 9,94 9,95 10,23 5,76 5,99 6,15 Selama periode 2014 hingga 2016, HLS secara rata-rata tumbuh 3 persen per tahun. Meningkatnya HLS menunjukkan semakin banyaknya penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, HLS di Papua adalah sebesar 10,23 tahun. Ini berarti anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kelas 1 SMA. Sementara itu, hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk Papua usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas 6 SD. Meskipun RLS Papua masih rendah, namun angkanya terus meningkat selama periode 2014 hingga 2016. Pertumbuhan positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas masyarakat Papua yang lebih baik. C. Dimensi Standar Hidup Layak 2014 2015 2016 Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat Papua mencapai Rp 6,63 juta per tahun. Gambar 4. Pengeluaran per kapita disesuaikan Tahun 2014-2016 (Rp 000) 6,700 6,600 6,500 6,400 6,300 6,637 6,416 6,469 2014 2015 2016 3. Pencapaian Pembangunan Manusia Tingkat Kabupaten/Kota Pencapaian pembangunan manusia pada tingkat kabupaten/kota di Papua pada tahun 2016 cukup bervariasi. Capaian Angka IPM dibedakan menjadi 4 kategori yaitu Sangat Tinggi; Tinggi; Sedang; dan Rendah. Di Papua sendiri, tidak ada satu kabupaten pun yang IPM-nya Page4
berkategori Sangat Tinggi. Mayoritas kabupaten berstatus Rendah. Kabupaten dengan IPM berstatus sedang adalah Merauke, Nabire, Kepulauan Yapen, Sarmi, Keerom, Waropen, dan Supiori. Adapun kabupaten/kota dengan status IPM tinggi adalah Jayapura, Biak Numfor, Mimika, dan Kota Jayapura. Kabupaten Nduga merupakan kabupaten dengan IPM terendah di Papua hanya sebesar 26,56. Dilihat menurut komponen pembentuk IPM, nilai setiap komponen Kabupaten Nduga menjadi yang paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Papua. Nilai tiap komponen IPM tahun 2016 di Nduga yaitu: AHH saat lahir sebesar 54,50 tahun yang berarti tiap bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga usia 54,50 tahun; HLS sebesar 2,34 tahun yang berarti anak-anak usia 7 tahun di Nduga memiliki peluang untuk bersekolah hanya selama 2,34 tahun atau hanya sampai kelas 2 SD; angka RLS sebesar 0,70 tahun yang berarti penduduk Nduga usia 25 tahun ke atas secara rata-rata hanya menempuh pendidikan 0,70 tahun atau tidak tamat kelas 1 SD; dan angka pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) hanya Rp3,72 juta per tahun. Gambar 5. IPM Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia Provinsi Papua Tahun 2016 : Rendah (< 60) : Sedang (60 70) : Tinggi (70 80) Sebaliknya, Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua tercatat memiliki pembangunan manusia tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya di Papua. Pada tahun 2016, IPM Kota Jayapura mencapai 78,56. Untuk dimensi pengetahuan dan dimensi standar hidup layak, Kota Jayapura juga menempati posisi pertama dimana nilai untuk masing-masing Page5
indikatornya adalah HLS sebesar 14,61 tahun, RLS sebesar 11,14 tahun, dan pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) mencapai Rp 14,31 juta per tahun. Kecuali untuk dimensi umur panjang dan hidup sehat, posisi pertama ditempati oleh Kabupaten Mimika dengan nilai AHH saat lahir mencapai 71,90 tahun. Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota di Papua mengalami kenaikan IPM. Top movers IPM di Papua (kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat), yaitu: Kabupaten Nduga (4,28 persen), Pegunungan Bintang (2,42 persen), dan Lanny Jaya (2,22 persen). Kemajuan pembangunan manusia di ketiga kabupaten tersebut didorong oleh peningkatan dimensi pendidikan. Salah satu program pendidikan yang dilakukan pemerintah adalah program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang bermanfaat bagi masyarakat karena sarjana terjun langsung untuk membantu proses kegiatan pendidikan di kabupaten. Page6 26,56 71,64 71,13 70,50 68,09 66,64 65,55 64,10 63,10 61,27 60,59 59,35 56,54 54,96 54,34 53,32 49,00 48,50 47,31 47,13 47,11 45,49 45,16 44,95 44,82 44,15 41,90 39,96 78,56 Gambar 6. Indeks Pembangunan Manusia Papua Tahun 2016
Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten Kota Provinsi Papua Tahun 2015-2016 Provinsi/Kabupaten/Kota Pengeluaran per AHH HLS RLS IPM Peringkat IPM Kapita Pertumbuhan (%) 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 NASIONAL 70,78 70,90 12,55 12,72 7,84 7,95 10.150 10.420 69,55 70,18 PAPUA 65,09 65,12 9,95 10,23 5,99 6,15 6.469 6.637 57,25 58,05 1,40 34 34 Merauke 66,50 66,53 12,47 12,71 8,24 8,26 9.953 10.016 67,75 68,09 0,50 5 5 Jayawijaya 58,29 58,48 10,82 11,01 4,59 4,74 7.068 7.282 54,18 54,96 1,44 15 14 Jayapura 66,32 66,40 13,79 14,15 9,48 9,53 9.622 9.653 70,04 70,50 0,66 4 4 Nabire 67,44 67,50 10,62 10,66 9,47 9,48 8.725 8.779 66,49 66,64 0,23 6 6 Kepulauan Yapen 68,67 68,69 11,51 11,62 8,80 8,81 7.320 7.414 65,28 65,55 0,41 7 7 Biak Numfor 67,86 67,86 13,44 13,68 9,83 9,84 9.603 9.647 70,85 71,13 0,40 3 3 Paniai 65,45 65,58 10,31 10,32 3,76 3,77 6.161 6.191 54,20 54,34 0,26 14 15 Puncak Jaya 64,17 64,29 5,97 5,99 3,19 3,38 4.979 5.089 44,87 45,49 1,38 22 22 Mimika 71,89 71,90 10,78 11,11 9,38 9,53 10.952 11.169 70,89 71,64 1,06 2 2 Boven Digoel 58,24 58,51 10,96 10,97 7,72 7,82 7.717 7.770 59,02 59,35 0,56 12 12 Mappi 64,02 64,16 10,42 10,47 5,97 5,98 5.780 5.951 56,11 56,54 0,77 13 13 Asmat 55,50 55,90 7,57 7,79 4,38 4,48 5.533 5.601 46,62 47,31 1,48 20 19 Yahukimo 65,06 65,19 7,48 7,54 3,98 3,99 4.109 4.248 46,63 47,13 1,07 19 20 Pegunungan Bintang 63,78 63,84 4,85 5,12 2,06 2,19 5.176 5.289 40,91 41,90 2,42 27 27 Tolikara 64,86 64,98 7,68 7,69 3,06 3,21 4.518 4.711 46,38 47,11 1,57 21 21 Sarmi 65,69 65,76 10,91 11,09 8,07 8,08 6.379 6.417 60,99 61,27 0,46 10 10 Keerom 66,09 66,13 11,55 11,62 6,85 7,24 8.609 8.671 63,43 64,10 1,06 8 8 Waropen 65,73 65,77 12,34 12,60 8,55 8,66 6.070 6.270 62,35 63,10 1,20 9 9 Supiori 65,25 65,29 12,69 12,70 8,12 8,13 5.180 5.379 60,09 60,59 0,83 11 11 Mamberamo Raya 56,57 56,74 10,65 10,80 4,61 4,89 4.324 4.387 48,29 49,00 1,47 17 17 Nduga 53,60 54,50 2,17 2,34 0,64 0,70 3.625 3.725 25,47 26,56 4,28 29 29 Lanny Jaya 64,86 65,63 7,45 7,50 2,75 2,92 3.965 4.106 44,18 45,16 2,22 25 23 Mamberamo Tengah 62,72 62,82 7,65 7,66 2,49 2,57 4.051 4.219 43,55 44,15 1,38 26 26 Yalimo 64,86 64,90 7,71 7,82 2,08 2,19 4.321 4.435 44,32 44,95 1,42 24 24 Puncak 65,08 65,10 4,47 4,48 1,61 1,78 5.118 5.181 39,41 39,96 1,40 28 28 Dogiyai 64,86 64,99 9,58 9,87 4,88 4,89 5.120 5.190 52,78 53,32 1,02 16 16 Intan Jaya 64,98 65,04 6,28 6,52 2,48 2,49 5.015 5.038 44,35 44,82 1,06 23 25 Deiyai 64,47 64,55 9,76 9,77 2,96 2,97 4.320 4.383 48,28 48,50 0,46 18 18 Kota Jayapura 69,97 69,99 14,16 14,61 11,11 11,14 14.249 14.319 78,05 78,56 0,65 1 1 Keterangan: AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah Page7 Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl.Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 E-mail: bps9400@bps.go.id Homepage: http://papua.bps.go.id