ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. pendapatan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: p955) Gross inflow of

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI. STUDI KASUS PADA PT WISE

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dapat untuk tetap bertahan dan berkembang di dalam kemajuan perekonomian yang

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Deta Uli Anggreni Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

Sisilia M. Ratunuman, Analisis Pengakuan Pendapatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia

PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh

BAB II LANDASAN TEORI. atau menetapkan kewajiban bagi yang ingkar janji disertai sanksi untuk

PERBANDINGAN ANTARA PENDEKATAN FISIK DAN PENDEKATAN COST TO COST UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT IKA ADYA PERKASA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

BAB II LANDASAN TEORI

LIABILITAS. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi. Penaggung Jawab: Dekan Fakultas Ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan

Putri Yunita Restu Hajar ( ) Binus University, Jakarta, Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

Bab VI. Simpulan dan Saran. Setelah memaparkan analisis atas kinerja keuangan PT Trans Power Marine TBK

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT NOUVALINDO BANJARMASIN. Lisandri

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

ANALISIS PENERAPAN ISAK 21 TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAM SUTERA REALTY TBK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI. Abstract

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE:

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada CV. BB di Surabaya)

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 2 SKS : 3 Semester : 4 Kode MK : EBA512041

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

I. PENDAHULUAN. hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

Melisa Rahma Sari. Jl. Manyar No.3 D FLAT Komp. Krakatau Steel, Cilegon. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE Fina Prayerty Silitonga (1301021324) Universitas Bina Nusantara 081281534320 fina.prayerty@gmail.com Stefanus Ariyanto, SE., Ak., M.Ak (D3551) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang akuntansi kontrak konstruksi pada PT. TPHE menggunakan metode persentase penyelesaian dengan pendekatan fisik dalam penentuan pendapatan dan membandingkannya dengan metode persentase penyelesaian dengan pendekatan biaya (cost to cost) sesuai pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34 serta efek perubahan metode terhadap laporan keuangan perusahaan, dimana perubahan dapat terlihat jelas pada gross profit di awal proyek tahun 2010 hingga 2012. Sebagai perusahaan dengan jenis industri khusus, perusahaan konstruksi membutuhkan metode penaksiran khusus yang tidak ditemukan pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa pada umumnya. Menurut penelitian yang dilakukan, metode pengakuan pendapatan dengan pendekatan fisik memiliki kelemahan, yaitu ketidakakuratan persentase pekerjaan yang dilaporkan dalam BAPP (Berita Acara Prestasi Pekerjaan) dikarenakan perbedaan pendapat antara pelaksana konstruksi, pemberi kerja, dan konsultan pengawas. Sebagai penutup, penulis menyarankan perusahaan untuk menggunakkan cost to cost method. PT. TPHE juga disarankan untuk menentukan estimasi kerugian atas perjanjian kontrak konstruksi dan meningkatkan standar pelaporan akuntansi sesuai PSAK No. 34 (Revisi 2010). Kata Kunci : PSAK No. 34, Pengakuan Pendapatan, Persentase Penyelesaian PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah bidang pembangunan, apabila pembangunan di suatu negara tersebut maju maka negara tersebut dapat dikatakan sebagai negara berkembang. Maka dari itu, peranan perusahaan konstruksi (Jasa Konstruksi), baik yang diusahakan oleh pemerintah melalui BUMN maupun yang dilaksanakan oleh pihak Swasta, sangat besar dalam menunjang pembangunan di Indonesia. Kesuksesan suatu perusahaan hanya mampu dicapai dengan manajemen yang baik, yaitu manajemen yang mampu mempertahankan kontinuitas perusahaan dengan memperoleh laba yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan pada umumnya. Dalam menghadapi globalisasi, perusahan perusahaan konstruksi lokal baik swasta maupun milik negara diharapkan mampu bersaing dengan perusahaan asing. Untuk itu, manajemen perusahaan

perlu mengambil langkah langkah dan kebijakan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dan strategi yang tepat dalam untuk meningkatkan profitabilitas, sehingga perusahaan dapat melakukan ekspansi. Bagi manajeman, pengambilan keputusan yang tepat menentukan masa depan perusahaan sehingga keputusan yang diambil harus berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, tepat sasaran, dan tepat waktu dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Salah satu informasi penting yang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan usaha adalah laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Elemen dalam laporan keuangan yang bersifat material adalah pendapatan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23 dikatakan bahwa, Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode tertentu bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penerapan metode pengakuan pendapatan mempunyai pengaruh dalam perhitungan rugi dan laba perusahaan. Apabila penerapan metode pengakuan pendapatan tidak tepat maka akan menyajikan laporan keuangan yang tidak mencerminkan kinerja dan performance perusahaan. Sementara itu, ketentuan yang mengatur mengenai kontrak konstruksi adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.34 (revisi 2010), dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa, Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. Suatu kontrak konstruksi mungkin dinegosiasikan untuk membangun sebuah aset tunggal seperti jembatan, bangunan, bendungan dan lain sebagainya. Ketepatan perlakuan akuntansi dalam mengakui pendapatan dan beban sangat berpengaruh terhadap kewajaran yang dihasilkan dalam laporan laba rugi periodik. Laporan laba rugi secara periodik menyajikan besarnya pengakuan pendapatan dan pembebanan biaya yang diakui dalam satu periode. Pengakuan pendapatan dan pembebanan biaya dalam satu periode tergambar dalam prinsip penandingan (matching principle). Dalam prinsip penandingan (matching principle), penentuan pendapatan dalam suatu periode harus dikaitkan dengan pembebanan biaya biaya yang terjadi dalam periode yang sama pula. Metode Pengakuan Pendapatan dalam perusahaan konstruksi sesuai PSAK No. 34 (Revisi 2010) adalah metode persentase penyelesaian. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan persentase pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode. Pada metode persentase penyelesaian terdapat dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan kemajuan fisik dan (2) pendekatan cost to cost. Dua pendekatan ini memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mengakui pendapatan, sehingga nilai pendapatan dan laba yang diakui juga berbeda. Metode pendekatan fisik mengakui pendapatan berdasarkan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaan kontrak jangka panjang berdasarkan kemajuan fisik yang sudah dicapai atas pekerjaan yang dilaksanakan. Sedangkan metode pendekatan cost to cost mengakui pendapatan berdasarkan besarnya persentase penyelesaian yang didasarkan pada ukuran masukan (input measures), yaitu besarnya usaha usaha dan biaya biaya yang dikeluarkan atau dicurahkan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu kontrak. Dengan adanya perbedaan pendekatan dalam metode pengakuan pendapatan persentase penyelesaian, maka perusahaan konstruksi dihadapkan pada permasalahan bagaimana menentukan pengakuan pendapatan yang tepat, terutama pada proyek proyek jangka panjang. Sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar sesuai dengan kinerja perusahaan pada periode tersebut. Hal-hal yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian tersebut adalah agar dapat membandingkan apakah pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan PSAK No.34 (Revisi 2010), kemudian membandingkan kembali dengan metode pendekatan biaya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE KAJIAN PUSTAKA Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (2011:955), Pendapatan adalah : The revenue recognition principle indicates that revenue is recognition principle indicates that revenue is recognized when it is probable that the economic benefits will flow in the company and the benefits can be measured reliably

Yang artinya, prinsip pengakuan pendapatan mengindikasikan bahwa pendapatan diakui ketika ada kemungkinan memberikan keuntungan ekonomi kepada perusahaan dan keuntungan tersebut dapat diukur dengan andal. Tabel dibawah ini adalah tabel 2.1 yang menggambarkan pengakuan pendapatan yang diklasifikasikan berdasarkan sifat transaksi. Penyatuan Segmentasi Kontrak Konstruksi Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika: 1) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset. 2) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan pelanggan dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masing masing aset tesebut. 3) Biaya dan pendapatan masing masing aset dapat diidentifikasi. Suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa pelanggan, diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi, jika: 1) Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket. 2) Kontrak kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebenarnya kontrak tersebut merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan satu margin laba. 3) Kontrak kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan. Pendapatan Kontrak Konstruksi Pendapatan yang terdapat dalam suatu kontrak konstruksi disebut pendapatan kontrak (contract revenue). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 34 (revisi 2010), Pendapatan kontrak terdiri dari: 1) nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan 2) penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: i. sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; ii. dapat diukur secara andal Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi seringkali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu period ke periode berikutnya. Misalnya: 1) kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode di mana kontrak pertama kali disetujui; 2) nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena ketentuan ketentuan kenaikan biaya; 3) nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut; atau 4) jika dalam kontrak harga tetap terdepat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah untuk meningkat. Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak Konstruksi Menurut Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Luciana Constantin Gabriel Budacia (2009) dalam journalnya berjudul Accounting Treatment of Revenues and Expenditures for Construction Contracts under IAS 11 mengatakan bahwa masalah utama pada akuntansi jasa konstruksi adalah alokasi pendapatan dan beban kontrak pada periode akuntansi saat aktivitas pembangunan sedang berjalan, mengingat bahwa umumnya kontrak ini diperpanjang lebih dari satu tahun. Keuntungan ataupun kerugian kontrak tersebut akan tercermin dalam laporan laba rugi tahun berjalan, atau disisi lain durasi kontrak yang lebih dari satu tahun akan mengadopsi metode yang sesuai dengan IAS 11 (dalam hal ini PSAK No. 34 (Revisi 2010)). Menurut PSAK No. 34 Paragraf 21 mengenai kontrak konstruksi, jika hasil konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.

Terdapat 2 (dua) metode akuntansi pengakuan pendapatan dan beban untuk kontrak konstruksi menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011). Kedua metode tersebut adalah: 1) Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) Perusahaan mengakui revenue dan gross profit berdasarkan pada progress atau kemajuan dari proses konstruksinya. Jumlah pendapatan yang diakui setiap periode berdasarkan beberapa ukuran kemajuan menuju penyelesaian. Hal ini memerlukan perkiraan biaya yang belum akan dikeluarkan. Dengan demikian, pendapatan dan biaya harus diakui pada tahun tertentu dan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang sudah diakui. Sebagai pekerjaan yang sedang berlangsung di dalam kontrak, perusahaan mengakumulasi biaya konstruksi ditambah dengan gross profit yang dihasilkan sampai tanggal tertentu dalam akun inventory (construction in process) dan termin diakumulasikan dalam akun inventory (billings on construction process). Dengan demikian, akun persediaan yang dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih. Ada dua pendekatan dalam metode persentase penyelesaian yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan, yaitu: a. Pendekatan fisik b. Pendekatan biaya Menurut Steven M. Bragg (2011), metode cost to cost adalah metode persentase penyelesaian yang digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan penyelesaian kontrak. Rasio yang terjadi diawal proyek sampai akhir periode berjalan untuk estimasi biaya total proyek yang diterapkan pada harga kontrak untuk menentukan pendapatan total kontrak yang diperoleh sampai saat ini. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) perusahaan harus menggunakan metode persentase penyelesaian (Percentage of Completion Method) ketika estimasi progress penyelesaian, pendapatan, dan biaya dapat diestimasikan dengan handal dan harus memenuhi semua kondisi yang ada, yaitu: a. Total Pendapatan kontrak dapat diukur dengan handal b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan kontrak akan mengalir kepada perusahaan. c. Biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak dan tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan handal d. Biaya kontrak yang disebabkan oleh kontrak dapat diidentifikasi secara jelas dan diukur secara handal sehingga biaya kontrak yang terjadi dapat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Rumus untuk menghitung percentage of completion, cost to cost basis: Cost Incurred to date = Most recent estimate of total cost Percent complete Rumus untuk perhitungan total revenue to be recognize to date: Estimated total Percent complete X revenue (or gross profit) = Revenue (or gross profit) to be recognize to date Rumus untuk perhitungan amount of current period revenue, cost to cost basis: Revenue (or gross profit) to be recognize to date - Revenue (or gross profit) recognize in prior periods = Current - period revenue (or gross profit) 2) Metode Perolehan Biaya Kembali ( cost recovery (Zero Profit) method ) Digunakan jika salah satu kriteria untuk menggunakan Percentage of completion tidak terpenuhi, yaitu: a. Ketika perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi untuk menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) atau b. Ketika ada bahaya yang melekat pada kontrak di luar kewajaran yang dapat menjadi resiko bisnis. Dua jenis kerugian yang dapat menjadi nyata dalam kontrak jangka panjang:

a. Rugi pada periode berjalan dengan kontrak yang menguntungkan. Kondisi ini muncul ketika pada saat konstruksi ada peningkatan yang signifikan dalam estimasi total biaya kontrak, tetapi peningkatan tersebut tidak menghilangkan semua keuntungan yang ada dalam kontrak. Menurut percentage of completion method, kenaikan estimasi biaya membutuhkan sebuah penyesuaian pada saat periode berjalan, terlebih laba kotor yang diakui pada proyek periode sebelumnya. Perusahaan mencatat penyesuaian ini sebagai kerugian pada periode berjalan karena merupakan estimasi akuntansi. b. Kerugian pada kontrak yang tidak menguntungkan. Perkiraan biaya pada akhir periode berjalan dapat menunjukkan bahwa kerugian akan berakibat pada saat penyelesaian kontrak. Pada percentage of completion and cost recovery method, perusahaan harus mengakui pada periode berjalan hilangnya seluruh kontrak yang diharapkan. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana metode pendekatan fisik yang diterapkan oleh perusahaan dengan metode pendekatan fisik sesuai PSAK No. 34 (revisi 2010) atas pengakuan pendapatan jasa konstruksi. b. Untuk mengetahui perbedaan metode persentase penyelesaian menggunakan pendekatan fisik dan pendekatan biaya (cost to cost) pada perusahaan jasa konstruksi. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk mengevaluasi penerapan metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh perusahaan. b. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk mengaplikasikan dan menerapkan teori teori yang telah diperoleh selama masa studi. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang mekanisme pencatatan pada perusahaan konstruksi. Penulis juga mengharapkan pemahaman yang lebih baik mengenai metode pengakuan pendapatan menggunakan persentase penyelesaian menggunakan pendekatan penyelesaian fisik dan pendekatan biaya. c. Bagi Pembaca Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pembaca mengenai natures of business industri jasa konstruksi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran umum kepada pembaca mengenai pengakuan pendapatan jasa konstruksi. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian yang digunakan adalah: 1. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif 2. Hanya melibatkan satu objek namun riset penelitian lebih mendalam. 3. Historis, Peneliti melakukan analisa berdasarkan data data keuangan perusahaan yang sudah lewat. 4. Unit analisa merupakan PT TPHE 5. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan dokumen dokumen maupun arsip perusahaan. HASIL DAN BAHASAN Pada Tahun 2010, PT. TPHE menyepakati sebuah perjanjian dan kontrak dengan PT. SPB untuk membangun sebuah Dok Kapal. Dalam kontrak yang telah dibuat PT. TPHE dengan PT. SPB telah sepakat bahwa pelaksanaan proyek berlangsung selama 759 hari kalender. Dengan keseluruhan kontrak yang telah disetujui, maka diketahui nilai kontrak atau nilai pekerjaan yang akan didapatkan oleh PT. TPHE, yaitu sebesar Rp 1.572.555.943. Jumlah kontrak tersebut belum termasuk PPN sebesar 10%. Kedua perusahaan antara PT. TPHE dengan PT. SPB telah menyetujui besarnya persentase uang muka sebesar 8% dari nilai kontrak yang telah dianggarkan, sebesar

Rp 125.804.475 dan besarnya persentase retensi atau jaminan pelaksanaan pekerjaan sebesar 5% dari nilai kontrak yang telah disepakati sebesar Rp 66.127.797. Estimasi total biaya sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk proyek ini sebesar Rp 1.305.221.432. Proyek ini dimulai pada tahun 2010 sampai dengan 2012. Pembayaran dilakukan sesuai progress pekerjaan dengan pencapaian prestasi pekerjaan dilapangan yang dinyatakan dalam Berita Acara Prestasi Pekerjaan (BAPP). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada kontrak PT. SPB ini, PT. TPHE menggunakan kontrak harga tetap (kontrak lump sum). Tabel 1 Laba Rugi proyek tahun 2010 2012 Dengan Pendekatan Fisik (Perusahaan) 2010 2011 2012 Total Pendapatan Proyek Rp 350.994.486 Rp 878.982.540 Rp 92.578.916 Rp 1.322.555.943 Beban Proyek Rp 320.801.412 Rp 692.806.831 Rp 291.613.189 Rp 1.305.221.432 Laba (rugi) Proyek Rp 30.193.074 Rp 186.175.709 Rp (199.034.273) Rp 17.334.510 Tabel 1 menunjukkan pendapatan komparatif selama proyek dijalankan. Pada tahun 2010 dan 2011, secara metode persentase penyelesaian dengan pendekatan fisik, menunjukkan proyek tersebut masih laba, namun pada tahun 2012, proyek tersebut mengalami kerugian. Tetapi jika dilihat secara keseluruhan, dari awal hingga akhir pekerjaan, proyek tersebut masih laba, yaitu sebesar Rp 17.334.510. Tabel 2 Laba Rugi proyek tahun 2010 2012 Dengan Pendekatan Fisik (Asumsi) 2010 2011 2012 Total Pendapatan Proyek Rp 350.994.486 Rp 878.982.540 Rp 92.578.916 Rp 1.322.555.943 Beban Proyek Rp 320.801.410 Rp 692.806.835 Rp 101.613.187 Rp 1.115.221.432 Laba (rugi) Proyek Rp 30.193.076 Rp 186.175.705 Rp (9.034.271) Rp 207.334.511 Tabel 2 menunjukkan adanya perubahan laba (rugi) proyek pada tahun 2012 dari Rp 119.034.273 menjadi Rp 9.034.271 artinya ketika ada penurunan nilai kontrak dan dan adanya revisi atas anggaran yang mengakibatkan penurunan beban proyek tahun berjalan. Jika diteliti, secara kumulatif, total laba (rugi) proyek naik secara signifikan menjadi Rp 207.334.511. Tabel 3 Perhitungan Laba Kotor Berdasarkan Pendekatan Biaya To Date Recognize in Prior Year Recognized in Current Year Tahun 2010 Contract Revenue (Rp 1.572.555.942 x 24,58%) 386.507.726-386.507.726 Cost of Contract 320.801.412-320.801.412 Gross Profit (Loss) 65.706.313-65.706.313 Tahun 2011 Contract Revenue (Rp 1.322.555.942 x 77,66%) 1.027.069.869 386.507.726 640.562.143 Cost of Contract 1.013.608.243 320.801.412 692.806.831 Gross Profit (Loss) 13.461.626 65.706.313 (52.244.688) Tahun 2012 Contract Revenue (Rp 1.322.555.942 x 100%) 1.322.555.943 1.027.069.869 295.486.074 Cost of Contract 1.305.221.432 1.013.608.243 291.613.189 Gross Profit (Loss) 17.334.510 13.461.626 3.872.884 Pada Tabel 3 menjelaskan mengenai gross profit yang diakui oleh PT. TPHE tahun 2010 hingga 2012. Pendapatan atau Revenue didapat dari perkalian antara persentase penyelesaian tahun tersebut dikalikan dengan nilai kontrak secara keseluruhan. Sedangkan jumlah beban adalah jumlah cost to date tahun berjalan. Pengurangan antara pendapatan dan jumlah beban pada tahun tersebut akan menghasilkan jumlah laba kotor pada perusahaan tersebut. Pendapatan yang diakui pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 386.507.729. Jumlah tersebut diperoleh dari nilai kontrak sebesar Rp 1.572.555.942 dikalikan dengan persentase penyelesaian yang

diakui di tahun 2010 sesuai dengan perhitungan pada tabel 4.5 yaitu sebesar 24,58%. Pendapatan sebesar Rp 386.507.729 dan beban kontrak sebesar Rp 320.801.412, maka diperoleh Gross Profit pada tahun 2010 sebesar Rp 65.706.313. Pendapatan yang diakui sampai dengan tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.027.069.869, jumlah tersebut diperoleh dari nilai kontrak (setelah addendum) sebesar Rp 1.322.555.942 dikalikan dengan persentase penyelesaian yang diakui di tahun 2011 sesuai dengan perhitungan pada tabel 4.5 yaitu sebesar 77,66% dikurang pendapatan yang telah diakui ditahun 2010 sehingga pendapatan yang diakui di tahun 2011 adalah sebesar Rp 640.562.143 sedangkan biaya kontrak untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp 692.806.831. Sehingga, pada tahun 2011 perusahaan mengalami kerugian atas pelaksanaan proyek tersebut sebesar Rp 52.244.688. Selanjutnya, pendapatan yang diakui sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.322.555.943. Jumlah tersebut diperoleh dari nilai kontrak sebesar Rp 1.322.555.942 dikalikan dengan persentase penyelesaian yang diakui di tahun 2012 sesuai dengan perhitungan pada tabel 4.5 yaitu sebesar 100% dikurang pendapatan yang telah diakui sampai dengan tahun 2011 sebesar Rp 1.027.069.896 sehingga pendapatan yang diakui di tahun 2012 adalah sebesar Rp 295.486.074 sedangkan biaya kontrak untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp 291.613.189. gross profit yang diakui perusahaan pada tahun 2012 adalah Rp 3.872.884. Dari jumlah tersebut diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut, perusahaan memperoleh laba atas pelaksanaan proyek tersebut sebesar Rp 17.334.510. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Setelah melakukan penelitian pada PT. TPHE, kesimpulan pertama adalah perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian dengan pendekatan fisik untuk mengakui pendapatannya. Kemajuan fisik dicatat sesuai BAPP yang telah disepakati antara pelaksana konstruksi, pemberi kerja dan konsultan pengawas. Kelemahan yang ada pada pendekatan fisik, yaitu persentase penyelesaian dengan kemajuan fisik seringkali menimbulkan keraguan dikarenakan persentase pendapatan berasal dari persetujuan antara petugas pengawas konstruksi, konsultan konstruksi dan pihak pemberi kerja yang seringkali memiliki pendapat yang berbeda mengenai persentase yang akan diberitakan. Ketidakakuratan persentase pekerjaan yang dilaporkan dalam BAPP dengan fakta dilapangan menjadi titik lemah pandekatan fisik dan akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang diakui dalam 1 (satu) periode akuntansi tanpa memperhatikan besarnya biaya yang terjadi selama proyek berjalan. Namun, apabila tidak ada perbedaan pendapat atas progress lapangan maka dalam hal ini metode fisik lebih andal dibandingkan metode biaya karena mencerminkan progress lapangan yang sebenarnya. Kesimpulan kedua adalah dari hasil penelitian, penulis berpendapat bahwa pendekatan biaya (cost to cost method) memiliki kelebihan, yaitu persentase pendapatan yang diakui dinilai lebih andal. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diakui adalah sebesar biaya yang dibebankan selama proyek berjalan. Meskipun pendekatan biaya memiliki kelemahan, yaitu terkadang jumlah biaya yang dibebankan tidak sesuai dengan progress pekerjaan aktual yang disebabkan oleh efisiensi ataupun inefisiensi yang terjadi dilapangan dan juga percepatan ataupun keterlambatan atas pelaksanaan pekerjaan. Kesimpulan terakhir, penulis melihat bahwa prosedur yang dijalankan oleh PT. TPHE belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 34 (Revisi 2010). Ketidaksesuaian tersebut dimana PT. TPHE tidak melakukan estimasi apakah dalam kesepakatan kontrak konstruksi yang dimiliki terdapat kemungkinan kerugian yang akan terjadi dikemudian hari dan tidak melakukan revisi atas anggaran pelaksanaan proyek ketika terjadi perubahan nilai kontrak. Poin utama pada pengungkapan yang telah ditetapkan PSAK No. 34 (Revisi 2010) telah diungkapkan secara transparan oleh PT. TPHE di dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. SARAN Pertama, manajemen PT. TPHE sudah cukup baik dalam menjalankan prosedur siklus pengakuan pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaian dengan pendekatan fisik. Namun perusahaan masih butuh peningkatan standar pelaporan akuntansi, sehingga sesuai dengan PSAK No. 34 (Revisi 2010) dalam hal pengakuan pendapatan dan beban kontrak, pengakuan taksiran rugi, serta melakukan perubahan estimasi atas anggaran proyek.

Penulis juga menyarankan agar PT. TPHE menggunakan pendekatan biaya (cost to cost method) dengan alasan pendekatan biaya sesuai dengan PSAK No. 34 (Revisi 2010) dan International Accounting Standard dan dinilai lebih andal secara akuntansi dibandingkan pendekatan fisik karena pendekatan fisik sangat bergantung pada berita acara yang faktanya seringkali menyimpang dari progress pekerjaan lapangan. Namun, Perusahaan dapat menggunakan monitoring termin sebagai internal control untuk memantau progress lapangan atas prestasi fisik secara aktual dan juga progress penagihan kepada pemberi kerja. Selain itu, penulis juga menyarankan agar PT.TPHE meningkatkan Sumber Daya Manusia yang dimiliki terutama SDM dibidang akuntansi agar kompeten dalam melakukan pencatatan menggunakan metode persentase penyelesaian dengan pendekatan fisik. Peningkatan SDM dapat dilakukan dengan cara PT.TPHE memberikan pelatihan khusus kepada karyawan. REFERENSI Asiyanto. (2003). Construction Project Cost Management, Jakarta: PT Pradnya Paramitha. Badan Pengawas Pasar Modal. (2002). Surat Edaran Badan Pengawas Pasar Modal Nomor SE- 02/PM/2002. Bank, E. (2012). The Advantages of the Accrual Method of Accounting Used by Large Construction Projects. http://smallbusiness.chron.com/advantages-accrual-method-accounting-used-largeconstruction-projects-65940.html diakses tanggal 9 May 2013 Budacia, L. C. G., Sgardea, F. M., Paunescu, M., Sabau, E. M. (2009) Accounting Treatment of Revenues and Expenditures For Construction Contracts Under IAS 11. Carter, W. K. Ahli bahasa oleh Krista (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, D. R. & Mowen, M. M. Ahli bahasa oleh Fitriasari, D. (2006). Akuntansi Manajerial Jilid 1 (Edisi 7). Jakarta: Salemba Empat. IAI. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23, Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia. IAI. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34, Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia. Kam, Vernon. (1990). Accounting Theory (2 nd Edition), New York: Wiley. Kieso, D. E., Weygant, J. J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting Volume 2 (IFRS edition), Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. KPMG (2013). Revenue Recognition: Boards Decide Scope and Industry Specific Issues. http://www.kpmginstitutes.com/financial-reporting-network/insights/2013/pdf/di-13-8-revenuerecognition-scope.pdf. Diakses taggal 12 April 2013. Lam, N., Lau, P. (2009). Intermediate Financial Reporting, America:McGraw Hill. Martani, D. (2012) Slide PSAK 34 Kontrak Konstruksi (IAS 11). http://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/. Diakses tanggal 27 Maret 2013. Pfeffer, D., J. (2010). The Consruction Contract: Lump Sum Versus Cost Plus. New York: The NewYork Law Journal. PWC (2012). US GAAP, IFRS dan Indonesian GAAP similarities and differences 2010 edition. http://www.pwc.com/id/en/publications/assets/ifrs-gaap-comparison.pdf. Diakses tanggal 13 April 2013. Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Steven, M. B. (2011). IFRS Made Easy (Seventh Edition), Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. Stice, E.K., Stice, J.D., Skousen, K.F. (2010). Intermediate Accounting (7 th Edition). South Western, China: Cengage Learning. Warren, C. S., Reeve, J. M., Duchae, J. E. (2012). Principles of Accounting (24 th ed), South Western: Cengage Learning. Witjaksono, A. (2006). Akuntansi biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.