BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham pada sektor perbankan periode 2003-2008. a. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada sektor perbankan periode 2003-2008 telah memenuhi kriteria kecukupan modal minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dimana dapat terlihat bahwa Capital Adequacy Ratio tertinggi selama empat periode berturut-turut yaitu dari tahun 2003-2006 diperoleh Bank Mandiri. Namun pada tahun 2007 dan 2008 CAR tertinggi diperoleh oleh Bank Mayapada dan Bank Swadesi. Sedangkan nilai CAR terendah untuk tahun 2003-2008 selalu berbeda, dimana nilai CAR terendah tahun 2003 adalah Bank Bumi Putera, tahun 2004-2005 adalah Bank Mutiara, tahun 2006 adalah Bank Artha Graha Internasional, tahun 2007 adalah Bank Mega dan Bank Bumi Putera kembali yang memiliki nilai CAR terendah pada tahun 2008 diantara sektor perbankan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sektor perbankan telah mampu untuk mempertahankan modal serta kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. b. Non Performing Loan merupakan gambaran kredit bermasalah yang penyebabnya adalah ketidakmampuan nasabah membayar angsuran pokok pinjaman dan bunga yang dibebankan sesuai yang diperjanjikan. Dimana sektor perbankan periode 2003-2008, memiliki tingkat NPL yang mendekati ketentuan Bank Indonesia dibawah 5 %. Dimana dapat terlihat bahwa tingkat Non Performing Loan tertinggi pada tahun 2003-2004
adalah Bank Mutiara, tahun 2005-2006 adalah Bank Mandiri, tahun 2007 adalah Bank Negara Indonesia dan pada tahun 2008 adalah Bank Bumi Putera. Sedangkan tingkat NPL terendah tahun 2003 ada 3 bank yaitu Bank Mega, Bank Ocbc NISP, dan Bank Nusantara Parahyangan, tahun 2004 adalah Bank Ocbc NISP, tahun 2005 adalah Bank Mayapada, dan selama 3 periode berturut-turut yaitu tahun 2006-2008 adalah Bank Central Asia. Maka dapat disimpulkan, bahwa sektor perbankan telah mampu memenuhi tentang pengelolaan kredit bermasalah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia maksimal 5%. c. Perkembangan Return On Assets yang dilakukan pada sektor perbankan memiliki pertumbuhan yang stabil dari tahun 2003-2008 meskipun pada tahun 2004 mengalami hasil yang negatif. Rata-rata Return On Assets masuk ke dalam kriteria sehat oleh Bank Indonesia (Nilai ROA yang dikategorikan sehat adalah sebesar minimal 1,2%). Dimana dapat terlihat bahwa Return On Assets tertinggi selama lima tahun berturut turut dari tahun 2004-2008 diperoleh Bank Rakyat Indonesia, hanya pada tahun 2003 nilai ROA tertinggi diperoleh Bank Artha Graha Internasional. Sedangkan nilai ROA terendah dari setiap tahunnya selalu berubah, dimana ROA terendah pada tahun 2003-2004 ada pada Bank Mutiara, sementara pada tahun 2005 ada pada Bank Bumi Putera. Dan pada tahun 2006 ROA terendah kembali berada pada Bank Mutiara, sedangkan pada tahun 2007 pada Bank Artha Graha Internasional. Dan yang terakhir pada tahun 2008 Bank Bumi Putera yang memiliki ROA terendah pada sektor perbankan Maka dapat disimpulkan, bahwa sektor perbankan telah mampu menghasilkan keuntungan yang menjadi salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan perbankan. d. Penyaluran atau pemberian kredit kepada pihak ketiga yang dilakukan oleh sektor perbankan memiliki pertumbuhan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang stabil. Dimana sektor perbankan periode 2003-2008, memiliki tingkat LDR yang masuk dalam kriteria sehat, karena nilai LDRnya telah mendekati sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dimana dapat terlihat bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio
(LDR) tertinggi pada tahun 2003 diperoleh Bank Bumi Putera. Namun pada tahun 2004-2005, tingkat LDR tertinggi diperoleh oleh Bank Artha Graha Internasional. Sementara selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 2006-2008 tingkat LDR tertinggi diperoleh oleh Bank Mayapada Internasional. Sedangkan tingkat LDR terendah pada tahun 2003 diperoleh Bank Central Asia, namun selama 5 periode berturut-turut tingkat LDR terendah berada pada Bank Mutiara. Maka dapat disimpulkan, bahwa sektor perbankan telah mampu dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. 2. Selama enam tahun dari tahun 2003-2008, rata-rata harga saham berfluktuatif namun mengalami trend kenaikan. Dimana dapat terlihat bahwa harga saham tertinggi pada tahun 2003 diperoleh oleh Bank Negara Indonesia. Pada tahun 2004, dan selama 2 periode berturut-turut pada tahun 2007-2008 diperoleh Bank Rakyat Indonesia. Sementara selama 2 periode berturut-turut pada tahun 2005-2006 diperoleh oleh Bank Central Asia. Sedangkan nilai harga saham terendah pada tahun 2003 diperoleh Bank Artha Graha Internasional, namun selama 2 periode berturut-turut pada tahun 2004-2005 nilai harga saham terendah berada pada Bank Victoria Internasional. Pada tahun 2006 nilai kembali harga saham terendah diperoleh Bank Artha Graha Internasional. Sementara selama 2 periode berturut-turut pada tahun 2007-2008 berada pada Bank Mutiara. Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa, walaupun telah terjadi peningkatan rata-rata harga saham dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, akan tetapi terjadi penurunan pada tahun 2008. Harga saham yang stabil dan menunjukkan arah yang menguat mengindikasikan kepercayaan dari investor yang melihat kinerja bank dari sisi fundamental perusahaan sehingga tertarik untuk menanamkan dananya di sektor perbankan. 3. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap keseluruhan dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham secara simultan, ternyata diperoleh Ho ditolak, dan dari hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham. 4. Penelitian terhadap pengaruh parsial dari variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) memberikan hasil sebagai berikut: a. Dari hasil penelitian untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham diperoleh hasil Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham. b. Hasil penelitian untuk menguji pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Harga Saham diperoleh hasil Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Non Performing Loan (NPL) terhadap Harga Saham. c. Pengujian untuk menghitung pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham, memberikan hasil Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham. d. Hasil penelitian untuk menguji pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Harga Saham diperoleh hasil Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Harga Saham.
5.2 Saran Ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan kepada beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Sektor Perbankan Setelah mengamati dan menganalisis hasil penelitian, peneliti melihat ada beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan untuk perkembangan operasional sektor perbankan selanjutnya, yaitu: a. Untuk dapat meningkatkan fungsi intermediasi bank, maka sektor perbankan diharapkan dapat meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan. Dimana sektor riil di Indonesia yang sudah mulai pulih kembali menawarkan lahan untuk memberikan kredit yang semakin besar. Sebagai alternatif, sektor perbankan dapat meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan dengan mempermudah persyaratan pengajuan aplikasi kredit kepemilikan rumah atau modal, dan lainnya. b. Untuk dapat mempertahankan tingkat profitabilitasnya, maka bank yang bersangkutan harus dapat membuat kebijakan operasi atau portofolio investasi yang baik, sehingga bank dapat terhindar dari kepemilikan idle money dengan jumlah besar. c. Selain itu, bank juga harus selalu meningkatkan pelaksanaan prudential banking, pemilihan kebijakan investasi yang produktif secara optimal, peningkatan kinerja karyawan serta peningkatan pada early warning system terhadap rasio-rasio yang dihasilkan bank, agar bank bisa meningkatkan kinerja secara keseluruhan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan tingkat kesehatan bank. d. Dengan meningkatnya tingkat kesehatan perbankan melalui analisis terhadap berbagai kondisi yang terjadi dan kebijakan yang tepat terkait dengan kecukupan modal, pengelolaan kredit bermasalah, likuiditas dan kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap investor yang berimbas positif terhadap perkembangan harga saham sektor perbankan.
2. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti-peneliti selanjutnya, yang akan meneliti lebih dalam mengenai permasalahan ini, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: a. Periode penelitian sebaiknya bisa lebih lama, misalnya 10 tahun. Karena dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil jangka waktu penelitian enam tahun dari tahun 2003-2008. Dengan jangka waktu penelitian yang lebih lama, akan memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal. b. Permasalahan penelitian serta judul bisa dikembangkan lagi, misalnya dengan meneliti menggunakan semua aspek dari CAMELS (Capital, Asset, Management, Equity, Liquidity, dan Sensitivity). c. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham untuk menambah literatur keakuratan informasi yang dibutuhkan. Faktor-faktor tersebut seperti tingkat inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia, dan nilai tukar rupiah. Maka dengan semakin banyak variabel, data dan jangka waktu penelitian yang lebih lama, maka hasil penelitian akan semakin akurat.