BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah banyaknya kasus kredit yang bermasalah. Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi yang demikian pesat, membuat orang-orang mulai beranggapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Roda perekonomian di

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. dengan permodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH KEGIATAN PPM. Meningkatkan Akses Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Penyusunan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang termasuk ke dalam negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah pembiayaan semakin beragam pula produk bank yang di tawarkan,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan. CSR bukanlah hal baru, literatur mengungkapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan regional, pengembangan jiwa kewirausahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional karena melalui pembangunan dapat dihasilkan

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai populer setelah ada kewajiban setiap BUMN menyisihkan 1% -3% keuntungan untuk program kredit usaha kecil dan koperasi. Momen ini menandai kegairahan baru bentuk dukungan riil pada sektor usaha kecil dan koperasi. Pada awalnya memang banyak yang meragukan efekifitas penyaluran dana yang ditujukan pada UKM (Usaha Kecil dan Menengah) ini. UKM sebelum saat itu sering identik dengan ketidakberdayaan. Namun ternyata dalam berbagai analisa dan pengalaman empiris, terbukti sektor UKM adalah penggerak utama roda perekonomian bangsa ini. Walaupun angka PDB untuk UKM masih tergolong kecil, hanya 54,74% dan porsi ekspor hanya 15,40%, namun UKM selama ini menampung 99,45% angkatan kerja usia produktif yang ada di negeri ini. Terbukti sektor UKM beberapa kali menjadi andalan ketahanan ekonomi bangsa terutama saat krisis ekonomi melilit bangsa ini. Salah satu persoalan umum yang melekat pada usaha kecil adalah permodalan yang lemah. Sebenarnya kepedulian pemerintah dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah ada sejak lama. Pada tahun 1989 Pemerintah RI melalui Departemen Keuangan, mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232/KMK.013/1989 yang mewajibkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyisihkan 1-5 % keuntungannya untuk Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Saat ini pelaksanaan kegiatan operasional program tersebut dikenal dengan nama Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan atau disingkat PKBL, yang mengacu pada Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep- 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003.

Namun sejumlah hambatan klasik sering terdengar mendera UKM. Tak hanya permasalahan permodalan, ketimpangan teknologi produksi dengan perkembangan zaman serta akses pemasaran sering menjadi keluhan pengusaha kecil. Dalam permodalan, UKM pada awal-awal berdirinya dipastikan tak mampu menyentuh layanan jasa perbankan. Kredit perbankan membutuhkan adanya sistem pengelola perusahaan yang modern dan adanya jaminan kredit. Masalah-masalah inilah yang menjadi dasar kegiatan Program Kemitraan. Akses permodalan dapat dibantu dengan menyiapakan sejumlah kredit mikro berbunga rendah. Kredit ini tak hanya membantu satu UKM saja, namun merupakan dana bergulir yang akan terus dimanfaatkan oleh UKM lain. Dalam Program Kemitraan yang terpenting adalah mampu menciptakan iklim kewirausahaan ke sebanyak mungkin potensi penduduk. Adanya mekanisme dana bergulir dan pembinaan yang intensif juga diharapkan menumbuhkembangkan jiwa mentor pada pengusaha yang telah mapan. Pada tahun 2006, jumlah dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang tersalurkan sebesar Rp 1 triliun dengan jumlah Mitra Binaan 388.421 UKM. Sementara pada April 2007, sepuluh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berskala besar menyatakan menyisihkan dana total sebesar Rp1,6 triliun untuk membantu pembinaan serta pengembangan UKM dan koperasi. Dana pembinaan tersebut bersumber dari keuntungan yang diraih dimana besarnya bervariasi. PKBL di lingkungan BUMN ditujukan untuk mendukung dan mendorong UKM menjadi Mitra Binaan. Hal tersebut selanjutnya akan memudahkan UKM mendapatkan pinjaman lunak. Program pembinaan usaha kecil yang dilaksanakan BUMN bertujuan menjadikan usaha kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pola kemitraan tersebut dapat dijalankan dalam empat cara. Pertama, pembinaan secara langsung, dimana BUMN langsung menyalurkan pinjaman dan melakukan pembinaan teknis pada Mitra Binaan. Kedua, kerja sama antar BUMN, yaitu BUMN memberikan pinjaman modal kerja pada Mitra Binaan BUMN lainnya, sementara BUMN yang Mitra Binaannya memperoleh pinjaman yang

bertindak sebagai penjamin atas kredit yang diterima Mitra Binaannya. Ketiga, kerja sama dengan lembaga keuangan perbankan, baik dalam bentuk channeling maupun executing. Keempat, pola satuan kerja, dalam hal ini BUMN bersama Pemda membentuk satuan kerja yang bertugas melakukan inventarisasi, menyeleksi dan mengusulkan usaha kecil yang berhak memperoleh pinjaman. Sayangnya, meskipun perusahaan telah menerapkan sistem survey dan sistem monitoring pada UKM yang menjadi mitra binaannya, pelaksanaan Program Kemitraan BUMN tersebut terlihat belum efektif dilihat dari tingkat pengembalian pinjamannya. Secara umum, tingkat pengembalian dana program kemitraan masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini terlihat dari jumlah piutang macet yang relatif besar dengan NPL (kumulatif sejak 1989 s/d 2005) sekitar 15% dari dana bergulir. Sampai dengan saat ini belum pernah dilakukan tindakan penghapusbukuan terhadap NPL program kemitraan tersebut. Berdasarkan data Kementerian BUMN posisi per 31 Desember 2003, dari jumlah dana pinjaman Program Kemitraan yang telah disalurkan sebesar Rp. 3,4 Trilyun menunjukkan lebih dari 35 % hutang Mitra Binaan dalam kondisi macet dan bermasalah. Penelitian yang membahas tentang Sistem Survey telah lebih dahulu dilakukan oleh Gusfiandy Ludygara yang dilakukan pada tahun 2006 dengan judul Manfaat System Survey Terhadap Calon Debitur Dalam Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) Pada Perusahaan Leasing, dalam penelitian tersebut Gusfiandy Ludygara meneliti pada Perusahaan Leasing. Adapun perbedaan penelitian antara penulis dan peneliti sebelumnya adalah pada subjek penelitian dan perusahaan yang diteliti. Peneliti sebelumnya meneliti manfaat sistem survey terhadap calon debitur pada perusahaan leasing, sedangkan penelitian kali ini meneliti pengaruh sistem survey dan sistem monitoring terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan di perusahaan manufaktur (PT BIO FARMA (Persero)). Motivasi dari penelitian ini adalah keinginan dari penulis untuk meneliti Program Kemitraan yang dilakukan PT BIO FARMA (Persero).

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti menuangkan skripsi ini dengan judul Pengaruh Sistem Survey Dan Sistem Monitoring Terhadap Pinjaman Macet Mitra Binaan Sektor Industri Pada Program Kemitraan Menurut Persepsi Mitra Binaan. (Studi kasus pada PT BIO FARMA (Persero) Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh sistem survey terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan. 2. Bagaimana pengaruh sistem monitoring terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan. 3. Bagaimana pengaruh sistem survey dan sistem monitoring terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan tentang pengaruh sistem survey dan sistem monitoring terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan PT BIO FARMA (Persero) menurut persepsi Mitra Binaan.

1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara sistem survey dengan pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara sistem monitoring dengan pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara sistem survey dan sistem monitoring terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan serta pengetahuan tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), khususnya Program Kemitraan yang telah dilaksanakan di perusahaan dan untuk mengetahui sejauh mana sistem survey dan sistem monitoring mempengaruhi pinjaman macet Mitra Binaan. 2. Bagi Perusahaan Untuk memberikan masukan dan diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari sistem survey dan sistem monitoring yang telah diterapkan perusahaan. 3. Bagi Peneliti Lain Diharapkan dapat dijadikan referensi dan rujukan untuk peneliti lain dengan topik yang sama atau yang berkaitan dengan topik ini dan membantu pemahaman mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

1.5 Kerangka Pemikiran Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk system informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksuskan untuk mencapai suatu tujuan. Jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Menurut James A. (2006; 5), menjelaskan definisi sistem informasi sebagai berikut: Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orangorang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Suatu organisasi sangat bergantung pada informasi sebagai dasar untuk melaksanakan aktivitasnya. Informasi dihasilkan oleh sistem informasi yang merupakan alat untuk memprosesnya. Menurut Moscove, sumber: Hariningsih (2006; 3), pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor, dan kreditur) dan pihakpihak dalam (terutama manajemen).

Sistem Informasi Akuntansi yang efektif penting bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun. Tanpa perangkat untuk mengawasi aktivitasaktivitas yang terjadi, tidak akan ada cara untuk memutuskan seberapa baik kinerja perusahaan. Setiap organisasi juga perlu menelusuri pengaruh-pengaruh berbagai aktivitas atas sumber daya yang berada di bawah pengawasannya. Informasi tentang para pelaku yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas tersebut penting untuk menetapkan tanggung jawab dari tindakan yang diambil. Penyaluran pinjaman yang salah sasaran diharapkan dapat diminimalisasi dengan melakukan survey sebelum pinjaman tersebut dicairkan. Menurut Romney (2006; glosarium): Survei sistem adalah pengumpulan secara sistematis fakta-fakta yang berhubungan dengan sistem yang ada. Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survey. Dalam unsur-unsur pengendalian internal perusahaan, monitoring masih merupakan hal baru bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, mungkin baru perusahaan-perusahaan besar yang menerapkannya. Namun sebenarnya kegiatan monitoring telah berjalan dengan sendirinya dalam suatu perusahaan. Perusahaan sering memonitoring pelaksanaan pengendalian intern hanya apabila telah terjadi kesalahan yang fatal dan merugikan perusahaan baik dari segi prosedur kerja maupun dari besarnya laba yang diinginkan sebagai tujuan akhir perusahaan. Menurut William, Raymond, dan Walter (2003; 400): Monitoring merupakan proses untuk menilai kualitas dari pelaksanaan struktur pengendalian intern yang telah berjalan. Monitoring merupakan pemantauan terhadap personil yang mengawasi desain dan operasi perusahaan yang dilaksanakan. Struktur pengendalian intern yang berjalan diharapkan dapat mengatasi atau mengantisipasi penyimpangan atau kecurangan yang terjadi. Monitoring dapat dilaksanakan selama kegiatan perusahaan berjalan dan dapat dievaluasi secara periodik.

Perekonomian nasional Indonesia tidak hanya digerakkan oleh korporasi besar atau BUMN, melainkan juga oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kontribusi UMKM dalam menggerakkan roda perekonomian nasional cukup besar, khususnya dalam penciptaan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Corporate Social responsibility (CSR) menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi Pasal 74 UU Perseroan Terbatas (UU PT) yang baru. UU ini disahkan dalam Sidang Paripurna DPR pada hari Jumat, 20 Juli 2007. Memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN dan sebagai wujud kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat serta kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar, BUMN melaksanakan PKBL sebagai bagian dari corporate action. Pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN mulai tertata setelah terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 1232/KMK.013/1989. Terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 nama program diganti menjadi Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (disingkat PKBL). Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Salah satu kunci keberhasilan Program Kemitraan adalah pengembalian pinjaman dari Mitra Binaan secara tepat waktu dan tepat jumlah sehingga dana tersebut dapat disalurkan kembali kepada usaha kecil yang lain. Namun demikian, harus diakui bahwa tugas ini bagi BUMN Pembina merupakan tugas sulit mengingat selain tingkat pengembalian dana Program kemitraan merupakan salah satu indikator penilaian kinerja perusahaan/direksi, juga mengingat Mitra Binaan yang memperoleh dana Program Kemitraan merupakan usaha kecil yang membutuhkan bimbingan dan monitoring yang berkelanjutan. Untuk mengetahui keadaan komposisi piutang perusahaan secara umum dan juga secara individu, perusahaan membuat daftar umur piutang (aging schedule).

Menurut Rustam (2003: http://www.google.com/ahmad Sanusi Nasution Blog): Daftar umur piutang adalah suatu daftar mengenai saldo-saldo piutang pada buku tambahan piutang pada suatu tanggal tertentu. Daftar ini memberikan saldo piutang setiap pelanggan dan dibagi dalam kelompok umur yang berbeda. Istilah kelompok umur di sini merupakan periode waktu dimana piutang terjadi sejak waktu penjualan. Dari daftar umur piutang dapat diperoleh informasi langganan yang lambat dalam pembayaran. Dengan demikian perusahaan harus menyelidikinya untuk memastikan bahwa syarat-syarat kredit yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik, demikian halnya juga dengan usaha penagihan.

Gambar 1 BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN Program Kemitraan Calon Mitra Binaan Survey Mitra Binaan Monitoring Daftar Umur Piutang Mitra Binaan Pinjaman Macet Hipotesis: Sistem survey dan sistem monitoring berpengaruh signifikan terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan menurut persepsi Mitra Binaan.

1.6 Metodologi Penelitian Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu penelitian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perusahaan khususnya mengenai aspek-aspek yang sedang diteliti dan melakukan hubungan terhadap variabel yang diteliti. Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Teknik ini dilakukan baik secara Library Research maupun Internet Research, untuk memperoleh dasar teoritis yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literatur, skripsi-skripsi di perpustakaan, internet, dan bacaan lain yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data teoritis. Dari langkah ini penyusun memperoleh gambaran mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), termasuk pengaruh sistem survey dan sistem minitoring terhadap pinjaman macet Mitra Binaan sektor industri pada Program Kemitraan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung ke perusahaan dengan cara: a. Observasi langsung, yaitu pengumpulan data yang diperlukan dari perusahaan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian terutama pada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). b. Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap pimpinan dan staf yang terkait pada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

c. Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa daftar pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak terkait dari perusahaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penyusunan skripsi ini dilakukan pada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT BIO FARMA (Persero) yang berlokasi di jalan Pasteur No. 28 Bandung, waktu penelitian dilakukan pada tanggal 30 Desember 2008 sampai dengan 2 Juni 2009.