BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pembelajaran IPA di SD Negeri Pakis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagai generasi penerus demi kemajuan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. faktor mempengaruhi keberhasilan pendidikan tanpa diketahui faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

SETI YANINGSIH NIM : A

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

(The Influence of Using Contextual Teaching and Learning (CTL) Model to The Result of Students Learning on The Waste and Recycling Material)

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap guru harus paham akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan di Sekolah Dasar.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Kristen Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan 470 orang siswa. SMK Kristen Salatiga mempunyai empat program keahlian yaitu akuntansi, pemasaran, administrasi perkantoran dan multimedia. Program Keahlian Administrasi Perkantoran sendiri terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X, XI dan XII. Mata pelajaran yang diajarkan di SMK Kristen Salatiga digolongkan menjadi tiga program yaitu normatif, adaptif dan produktif. Mata pelajaran produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran kejuruan. Salah satu mata pelajaran produktif pada program keahlian Administrasi Perkantoran adalah mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi. Melakukan Prosedur Administrasi adalah mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian, keterampilan dan pemahaman dalam pembelajarannya. Mata Pelajaran ini juga membutuhkan model pembelajaran yang sesuai agar siswa memahami semua materi yang diajarkan. Menurut Joyce & Weil (Rusman, 2010 : 133), Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model

2 pembelajaran dijadikan pilihan yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Model pembelajaran yang diterapkan guru Administrasi Perkantoran di SMK Kristen Salatiga selama ini adalah model konvensional dengan metode ceramah bervariasi. Guru menyampaikan materi sementara siswa hanya duduk, mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas jika ada. Penerapan model pembelajaran guru yang seperti ini menyebabkan peserta didik menjadi pasif dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran ini juga menyebabkan hasil belajar mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi pada siswa kelas X.3 Program keahlian Administrasi Perkantoran semester satu tahun ajaran 2011-2012 SMK Kristen Salatiga masih rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai ulangan harian mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat pada semester ini sebanyak 25 siswa dari 33 siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan nilai peserta didik agar mencapai ketuntasan dalam penelitian ini adalah dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Elaine B Johson (2010:65), Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki

3 pengetahuan / ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Pembelajaran CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam bentuk simulasi, sehingga nantinya siswa dapat memperluas dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan akademik mereka dalam masyarakat. Pembelajaran CTL ini melibatkan partisipasi siswa untuk menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Kemudian mengembangkan sifat keingintahuan siswa dengan cara bertanya dan menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). Di dalam kelompok-kelompok tersebut menghadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran yang kemudian melakukan refleksi pada akhir pertemuan serta melakukan penilaian otentik untuk menunjukkan kemampuan siswa. 1.2. Permasalahan Seharusnya dalam proses pembelajaran guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang tepat dapat mendorong aktivitas belajar siswa dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

4 Senyatanya model pembelajaran yang digunakan guru di kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga standar kompetensi melakukan prosedur administrasi, kompetensi dasar melakukan surat menyurat adalah model konvensional. Model ini menyebabkan siswa masih tergantung pada penjelasan guru saja dalam proses belajar mengajar tanpa memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan ICT yang disediakan oleh sekolah. Guru tidak memberikan studi kasus dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan pembelajaran sehingga pembelajaran terpusat pada buku paket. Di dalam pembelajaran, tidak terbentuk kelompok belajar sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat, diskusi serta tanya jawab antar siswa sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Guru tidak melakukan refleksi di akhir pertemuan sehingga guru tidak dapat mengetahui kekurangan dalam pemberajaran dan tidak bisa memperbaikinya. Siswa juga kurang perhatian saat PBM berlangsung. Pembelajaran seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pemecahan masalah ini dapat menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran ini cocok digunakan karena membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

5 Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apakah dengan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Program Keahlian Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat-menyurat kelas X.3 Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 di SMK Kristen Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Program Keahlian Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat-menyurat kelas X.3 Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 di SMK Kristen Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan diharapkan mempunyai manfaat khususnya antara lain : A. Bagi siswa - Penelitian ini sebagai acuan untuk meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa.

6 - Mengembangkan kerjasama dan menghargai siswa satu sama lain. B. Bagi guru - Penelitian ini sebagai pedoman dalam pelaksaaan pembelajaran supaya dapat mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. - Guru termotivasi untuk menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi. C. Bagi SMK Kristen Salatiga - Penelitian ini untuk memberikan sumbangan positif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah. - Memajukan prestasi sekolah dalam mata pelajaran produktif melakukan prosedur administrasi.