Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Lumbung Mas Kelurahan Beng Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

STRATEGI PEMASARAN GIANYAR, KABUPATEN GIANYAR

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Strategi Pemasaran Kopi pada Perusahaan Kopi Banyuatis

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

ANALISA SWOT UNTUK MENGETAHUI KONDISI PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. TIRTA INVESTAMA DI SURABAYA

Strategi Pemasaran Buah di UD. Wika Mitra Desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara

Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

Strategi Pengembangan Usaha Tembakau Rajangan pada Kelompok Tani Tegal Suci Desa Yangapi Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

VII. FORMULASI STRATEGI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI KAJIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGELOLAAN KOMPOS DI TPA BOJONEGORO

FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

e-j. Agrotekbis 1 (2) : , Juni 2013 ISSN :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MEUBEL ROTAN IRMA JAYA DI KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang termasuk dalam kategori

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO

Bab 3 Metodologi Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS ANALISIS SWOT DI UNIT USAHA AGRO MANDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB 3 METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN MOBIL MEREK DAIHATSU PADA DEALER DAIHATSU JEMBER

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Strategi Pemasaran Benih Padi pada UD Tani Sejati di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram)

Transkripsi:

Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Lumbung Mas Kelurahan Beng Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar I KADEK MARYANA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA, DAN NYOMAN PARINING Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman 80323 Bali E-mail : ikadekmaryana@gmail.com komingbudi@yahoo.com pariningnyoman6@gmail.com Abstract Marketing Strategy of Lumbung Mas Coffee Powder Beng Village Gianyar District Gianyar Regency This research is purpose to identify the key internal and external factors that influence the marketing of Lumbung Mas coffee powder and simultaneously formulating alternative strategies that can be selected by the company. This study uses IFAS matrix, EFAS matrix, IE matrix, and SWOT matrix to formulate alternative strategies. The results showed that internal environmental factors that influence is a good quality of coffee powder, product prices cheaper than competitor's product, the company is still conducting independently with simple equipment, as well as a limited amount of capital company. While external environmental factors that affect the availability of sufficient raw materials, demand for the consumption of beverages like coffee, competition with similar companies, as well as the increasing number of product substitution. Alternative strategies that need to be done by the company is developing a marketing network, improve customer service quality, strengthen cooperation with government agencies, improving the quality of human resources through training, improving the promotion and advertising, set prices to face the competition, improve the use of technology, as well as suppress any the possibility of leakage of operating costs. Keywords: coffee, marketing strategy, Lumbung Mas 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia. Meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang pada sektor industri dan jasa, namun sektor pertanian masih tetap mampu menyerap sebagian besar tenaga kerja (Badan Intelijen Negara, 2012). Salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan besar untuk http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 175

produk ekspor Indonesia ialah subsektor perkebunan. Produk perkebunan yang kini tengah menjadi andalan di Indonesia yaitu kopi. Sejak tahun 1999, Indonesia termasuk sebagai negara produsen dan pengekspor kopi dunia terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Columbia (AEKI, 2013). Secara komersial ada dua jenis kopi yang dihasilkan di Indonesia yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Tanaman kopi arabika dapat tumbuh dan berbuah optimal pada ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kopi robusta pada ketinggian 400 s.d 800 meter dpl. Mengingat di Indonesia lahan dengan ketinggian diatas 1.000 meter dpl pada umumnya berupa hutan, maka perkembangan tanaman kopi arabika terbatas (Alamtani.com, 2014). Dari total produksi kopi 750 ribu ton tahun 2012, kopi arabika menghasilkan hampir 150 ton dari luas areal 250 ribu hektar, sedangkan kopi robusta menghasilkan 600 ribu ton dari luas areal 1,05 juta hektar (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2014). Demikian pesatnya perkembangan produksi kopi di Indonesia sudah tentu ditunjang penuh oleh usaha dan industri rumah tangga penghasil kopi. Strata industri kopi dalam negeri sangat beragam, dimulai dari unit usaha berskala home industry hingga industri kopi berskala multinasional (Oka, 2012). Salah satunya adalah usaha penggilingan kopi pada UD. Lumbung Mas. UD. Lumbung Mas merupakan salah satu produsen kopi bubuk di Bali. UD. Lumbung Mas berlokasi di Banjar Pande, Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan kopi biji menjadi kopi bubuk dengan merek dagangannya Lumbung Mas. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksinya adalah berupa biji kopi beras (green beans). Bahan baku ini didapatkan dari petani kopi ataupun pedagang pengumpul yang tersebar di beberapa daerah di Bali. Persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan sejenis maupun perusahaan dengan produk substitusinya kian membuat kondisi UD. Lumbung Mas sulit memasuki pasar. Hal ini merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh perusahaan. Perbandingan antara jumlah produksi dengan jumlah penjualan tiap tahunnya selalu mengalami ketimpangan, dimana jumlah penjualan selalu lebih rendah daripada jumlah produksi. Artinya, perusahaan belum mampu memasarkan produknya sesuai dengan target produksi. Perbedaan nilai ini selalu terjadi dari tahun ke tahun yang juga merupakan suatu permasalahan yang dihadapai perusahaan dalam bidang pemasaran. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan dalam kegiatan pemasaran kopi bubuk Lumbung Mas. 2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat dipilih oleh UD. Lumbung Mas berdasarkan hasil analisis. 176 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

2. Metode Penelitian 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan kopi bubuk Lumbung Mas yaitu UD. Lumbung Mas yang berlokasi di Jl. Gunung Agung No. 48, Banjar Pande, Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali mulai bulan Desember 2014 hingga Februari 2015. Penelitian diawali dari studi awal untuk identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, serta interpretasi data. Lokasi penelitian dipilih dengan metode purposive, yaitu pemilihan secara sengaja (Antara, 2010). 2.2 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif digunakan dalam pembobotan, pemberian rating, dan penghitungan skor dari faktor internal dan eksternal, sedangkan data kualitatif digunakan pada penjelasan deskriptif mengenai gambaran umum perusahaan, alternatif strategi yang dihasilkan, dan penjelasan deskriptif tentang faktor-faktor internal dan eksternal. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data perimer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengelolaan pihak kedua dari hasil penelitian lapangnya (Iskandar, 2008). Data ini didapatkan dari literatur-literatur maupun instansi/lembaga yang mampu memberikan informasi terkait penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. 2.3 Informan Kunci dan Variabel Penelitian Informan kunci dipilih secara sengaja dengan pertimbangan mengetahui keadaan internal maupun eksternal perusahaan. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pihak manajemen UD. Lumbung Mas serta pihak luar yang dianggap berkompeten. Informan kunci berjumlah lima orang untuk pembobotan dan peratingan faktor strategis internal serta lima orang untuk pembobotan dan peratingan faktor strategi eksternal. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel internal dan variabel eksternal, dimana dari setiap variabel terdiri dari dua indikator, yaitu variabel internal terdiri dari indikator kekuatan dan kelemahan sedangkan variabel eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Masing-masing indikator mempunyai beberapa parameter yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan perusahaan. 2.4 Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data menggunakan matriks IFAS dan EFAS, matriks IE (Internal-Eksternal), serta matriks SWOT. Untuk membentuk matriks IFAS dan EFAS digunakan analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 177

eksternal. Hasil dari matriks IFAS dan EFAS akan menjadi input dalam matriks IE. Dan dilanjutkan dengan matriks SWOT untuk menghasilkan berbagai strategi alternatif (David, 2004). 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal Hasil analisis faktor strategi internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan diperoleh data sebagai berikut. Tabel 1. Matrik IFAS No Faktor kekuatan Bobot Rating Skor 1 Kualitas kopi bubuk yang baik 0,08 4 0,32 2 Produk bersertifikat dari pemerintah 0,05 2 0,10 3 Lokasi perusahaan yang strategis 0,04 2 0,08 4 Promosi dan periklanan yang dilakukan oleh perusahaan 0,08 3 0,24 5 Adanya diversifikasi jenis dan ukuran produk 0,08 3 0,24 6 Terjalinnya kerjasama yang baik antar staf di dalam perusahaan 0,05 3 0,15 7 Harga produk lebih murah dibandingkan dengan produk pesaing 0,09 3 0,27 8 Perusahaan tergolong sudah dewasa dan banyak pengalaman 0,03 2 0,06 Total bobot dan skor faktor kekuatan 0,5 1,46 No Faktor kelemahan 1 Jumlah modal yang terbatas 0,12 3 0,36 2 Posisi usaha yang masih melakukan kegiatan secara mandiri dengan peralatan sederhana 0,13 3 0,39 3 Pendidikan dan pengetahuan SDM yang tergolong rendah 0,10 2 0,20 4 Keterbatasan sarana dan prasarana sistem informasi manajemen 0,05 3 0,15 5 Distribusi produk hanya di daerah tertentu saja 0,10 3 0,30 Total bobot dan skor faktor kelemahan 0,5 1,40 Total bobot dan skor faktor strategi internal 1 2,86 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa total skor faktor strategi internal adalah sebesar 2,86 yang termasuk ke dalam kategori cukup kuat. Kekuatan utama yang dimiliki oleh UD. Lumbung Mas adalah kualitas kopi bubuk yang baik dan harga produk yang lebih murah dibandingkan produk pesaing dengan skor masingmasing adalah 0,32 dan 0,27. Kedua parameter tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Berbeda halnya dengan kekuatan, kelemahan utama UD. Lumbung Mas adalah karena posisi usaha yang masih melakukan kegiatan secara mandiri dengan peralatan sederhana dan juga dikarenakan jumlah modal perusahaan yang terbatas. Adapun skor masing-masing indikator 178 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

tersebut berturut-turut adalah 0,39 dan 0,36. Kedua parameter tersebutlah yang sejatinya memberikan dampak kelemahan terbesar terhadap keadaan dan pengembangan perusahaan saat ini. Hasil analisis faktor strategi eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman diperoleh data sebagai berikut. Tabel 2. Matriks EFAS No Faktor peluang Bobot Rating Skor 1 Kebutuhan masyarakat akan konsumsi minuman berupa kopi 0,13 3 0,39 2 Peluang pasar yang dapat dijangkau oleh perusahaan masih luas 0,10 2 0,20 3 Berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah yang merupakan program pemerintah 0,06 3 0,18 4 Ketersediaan bahan baku yang cukup 0,16 4 0,64 5 Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah 0,05 2 0,10 Total bobot dan skor Faktor peluang 0,5 1,51 No Faktor ancaman 1 Adanya kenaikan tarif listrik dan gas LPG 0,05 2 0,10 2 Persaingan dengan perusahaan yang sejenis 0,13 4 0,52 3 Daerah distribusi pesaing lebih luas 0,10 4 0,40 4 Biaya hidup masyarakat yang semakin tinggi 0,05 2 0,10 5 Semakin meningkatnya produk substitusi 0,17 3 0,51 Total bobot dan skor Faktor ancaman 0,5 1,63 Total bobot dan skor faktor strategi eksternal 1 3,14 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa total skor faktor strategi eksternal adalah sebesar 3,14 yang menunjukkan bahwa secara umum keadaan UD. Lumbung Mas memiliki respon yang cukup tinggi terhadap peluang dan ancaman yang terjadi. Parameter yang menjadi peluang utama pengembangan UD. Lumbung Mas adalah ketersediaan bahan baku yang cukup dengan skor 0,64 dan kebutuhan masyarakat akan konsumsi minuman berupa kopi dengan skor 0,39. Sedangkan parameter yang menjadi ancaman utamanya adalah persaingan dengan perusahan yang sejenis dengan skor 0,52 dan semakin meningkatnya produk substitusi dengan skor 0,51. 3.1 Hasil Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) Hasil yang diperoleh dari matriks IFAS dan EFAS digunakan untuk menyusun matriks Internal-Eksternal (IE), sehingga dapat diketahui posisi UD. Lumbung Mas yaitu sebagai berikut. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 179

Total Skor Evaluasi Faktor Internal 4,0 3,0 2,0 1,0 2,86 Total Skor Evaluasi Faktor Eksternal 3,14 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 1. Matriks Internal Eksternal UD. Lumbung Mas Total skor dari faktor internal maupun eksternal setelah dipetakan dalam matriks IE menunjukkan bahwa posisi UD. Lumbung Mas berada pada sel II (Gambar 1) yaitu pada posisi pertumbuhan (growth) atau strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal. Strategi pertumbuhan (growth strategy) didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya (Kotler, 2000). Hal ini dapat dicapai dengan cara mengembangkan produk baru, yaitu jika selama ini perusahaan hanya memproduksi kopi dalam dua jenis, maka sebaiknya dikembangkan lagi jenis kopi yang di jual. Salah satu contohnya adalah memproduksi kopi dengan campuran gula dan susu. Strategi lainnya adalah meningkatkan kualitas produk, seperti meningkatkan manajemen pengawasan terutama dalam mengkemasan produk untuk meningkatkan daya tahan kopi bubuk dalam kemasan. Strategi yang ada dalam strategi pertumbuhan lainnya yaitu meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperbanyak intensitas publikasi di media. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar. Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa (Rangkuti, 2001) 3.2 Strategi Alternatif UD. Lumbung Mas Matriks SWOT merupakan langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh UD. Lumbung Mas berdasarkan pengembangan dari matriks IE. Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matriks SWOT. Strategi utama yang dapat disarankan terdapat empat macam, yaitu strategi SO, ST, WO, dan WT. 180 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

Tabel 3. Matriks SWOT UD. Lumbung Mas Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W) 1. Kualitas kopi bubuk yang baik 2. Produk bersertifikat dari pemerintah 3. Lokasi perusahaan yang strategis 4. Promosi dan periklanan yang dilakukan oleh Eksternal perusahaan 5. Adanya diversifikasi jenis dan ukuran produk 6. Terjalinnya kerjasama yang baik antar staf di dalam perusahaan 7. Harga produk lebih murah dibandingkan dengan produk pesaing 8. Perusahaan tergolong sudah dewasa dan banyak pengalaman Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O 1. Kebutuhan masyarakat 1. Mengembangkan jaringan akan konsumsi minuman pemasaran berupa kopi (S1,S2,S3,S5,O1,O2,O5) 2. Peluang pasar yang dapat 2. Meningkatkan kualitas dijangkau oleh perusahaan layanan kepada para masih luas pelanggan 3. Berkembangnya usaha (S4,S5,S6,S7,O4) mikro, kecil, dan menengah yang merupakan program pemerintah 4. Ketersediaan bahan baku yang cukup 5. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah 1. Jumlah modal yang terbatas 2. Posisi usaha yang masih melakukan kegiatan secara mandiri dengan peralatan sederhana 3. Pendidikan dan pengetahuan SDM yang tergolong rendah 4. Keterbatasan sarana dan prasarana sistem informasi manajemen 5. Distribusi produk hanya di daerah tertentu saja 1. Memperkuat kerjasama dengan instansi pemerintahan (W1,W2,O3) 2. Meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan (W3,W4,O2,O4,O5) Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T 1. Adanya kenaikan tarif listrik dan gas LPG 2. Persaingan dengan 1. Meningkatkan kegiatan promosi dan periklanan (S1,S2,S4,T2,T3) perusahaan yang sejenis 3. Daerah distribusi pesaing 2. Menetapkan harga untuk menghadapi persaingan lebih luas (S7,S8,T4,T5) 4. Biaya hidup masyarakat yang semakin tinggi 5. Semakin meningkatnya produk substitusi 1. Meningkatkan penggunaan teknologi (W2,W4,T2,T5) 2. Menekan segala kemungkinan adanya kebocoran biaya operasional (W1,T1) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 181

Dari hasil matriks SWOT diatas didapatkan alternatif strategi sebagai berikut. 1. Strategi S-O Strategi yang dihasilkan dengan menggunakan kekuatan untuk meraih peluang yaitu sebagai berikut. a. Mengembangkan jaringan pemasaran. Cara ini bertujuan untuk memperluas daerah cakupan pemasaran yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan jumlah penjualan per periodenya. Memperbaiki kualitas dan jaringan distribusi yang selama ini belum berjalan secara maksimal. Dengan demikian produk akan selalu mempunyai pangsa pasar dan jalur distribusi yang senantiasa akan menjamin adanya konsumen, sehingga perusahaan akan berkembang dan eksistensi perusahaan akan tetap terjaga. Memperluas area pemasaran melalui kerjasama dengan pedagang besar dan pedagang kecil khususnya yang berada di lingkungan perusahaan. b. Meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan. Strategi meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dengan melakukan pendekatan kekeluargaan sehingga mampu memberikan rasa nyaman kepada setiap pelanggan yang datang langsung ke perusahaan. 2. Strategi W-O Alternatif strategi yang dihasilkan dengan memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan peluang yaitu sebagai berikut. a. Memperkuat kerjasama dengan instansi pemerintahan. Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat posisi tawar perusahaan. Dengan adanya kerjasama dengan pemerintahan, selain memberikan keringanan masalah peminjaman modal perusahaan, diharapkan mampu menjadi lahan pemasaran tetap bagi perusahaan. Karena tidak bisa dipungkiri pemerintah mesti menggenjot adanya program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah yang diharapkan mampu memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat. b. Meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan. Strategi ini bertujuan untuk memberikan peningkatan kemampuan dan pengetahuan SDM sesuai dengan bidangnya. Pelatihan ini berupa pelatihan informal baik dalam bentuk teori maupun praktek langsung dalam perusahaan. Bentuk pelatihan bisa beranekaragam sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan target skill yang harus dimiliki oleh tiap-tiap karyawan. 3. Strategi S-T Strategi yang dihasilkan dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman yaitu sebagai berikut. a. Meningkatkan kegiatan promosi dan periklanan. Secara umum, strategi ini bertujuan untuk semakin memperkenalkan produk kepada masyarakat luas yang nantinya diharapkan mampu memberikan peningkatan ruang gerak pendistribusian produk dan memperluas daerah pemasaran. Promosi dapat dilakukan dengan melakukan testimoni produk di acara-acara seminar atau 182 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa

semacamnya. Sementara untuk periklanan bisa melalui media internet yang tengah tren dewasa ini. b. Menetapkan harga untuk menghadapi persaingan. Strategi harga sangat berpengaruh besar terhadap tingginya angka penjualan produk. Perbandingan harga yang tidak terlalu jauh sangat berpengaruh terhadap kemungkinan konsumen memilih produk-produk perusahaan. 4. Strategi W-T Alternatif strategi yang dihasilkan dengan memperkecil kelemahan untuk menghindari ancaman yaitu sebagai berikut. a. Meningkatkan penggunaan teknologi. Strategi ini dilakukan dalam upaya mempermudah dan mempercepat proses produksi dan pemasaran. Perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi seperti pemasaran melalui media online yang biasa dilakukan dewasa ini demi memaksimalkan profit perusahaan. b. Menekan segala kemungkinan adanya kebocoran biaya operasional. Strategi ini cukup penting dilakukan oleh pihak manajemen demi meminimalisir adanya pengeluaran biaya-biaya tak terduga serta mengoptimalkan penggunaan biaya. Penekanan biaya operasional penting dilakukan terutama pada pengupahan tenaga harian. 4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Faktor-faktor lingkungan internal yang mempengaruhi strategi pemasaran UD. Lumbung Mas adalah kualitas kopi bubuk yang baik, harga produk yang lebih murah dibandingkan produk pesaing, posisi usaha yang masih melakukan kegiatan secara mandiri dengan peralatan sederhana, dan juga dikarenakan jumlah modal perusahaan yang terbatas. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi adalah ketersediaan bahan baku yang cukup, kebutuhan masyarakat akan konsumsi minuman berupa kopi, persaingan dengan perusahan yang sejenis, serta semakin meningkatnya produk substitusi. UD. Lumbung Mas saat ini berada pada posisi pertumbuhan (growth) atau strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal. Strategi pertumbuhan (growth strategy) didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan produk baru, meningkatkan kualitas produk, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. 2. Hasil analisis SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang perlu dilakukan oleh UD. Lumbung Mas, yaitu mengembangkan jaringan pemasaran, meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan, memperkuat kerjasama dengan instansi pemerintahan, meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan, http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa 183

meningkatkan kegiatan promosi dan periklanan, menetapkan harga untuk menghadapi persaingan, meningkatkan penggunaan teknologi, serta menekan segala kemungkinan adanya kebocoran biaya operasional. 4.2 Saran Saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi UD. Lumbung Mas dalam meningkatkan kinerjanya ke depan adalah perusahaan perlu meningkatkan kegiatan promosi dan pemasaran produknya, baik itu dengan meningkatkan intensitas publikasi di media masa ataupun dengan menjadi sponsorship pada kegiatan-kegiatan besar yang melibatkan masyarakat banyak. Perusahaan juga perlu melakukan jalinan kerjasama secara resmi dengan pihak-pihak swasta seperti swalayan dan hotel-hotel yang akan menguntungkan kedua belah pihak demi meningkatkan jaringan pemasaran perusahaan. 5. Ucapan Terima Kasih Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Pande Ketut Sudarja selaku pemilik dan pimpinan UD. Lumbung Mas beserta pihak lain yang telah menyempatkan waktunya untuk membantu peneliti menyelesaikan jurnal ilmiah ini. Daftar Pustaka AEKI. 2013. Luas dan Areal Produksi. Internet. [Artikel on-line]. http://www.aekiaice.org/page/areal-dan-produksi/id. Diunduh tanggal 29 Juli 2014. Alamtani.com. 2014. Mengenal Jenis - jenis Kopi Budidaya. Internet. [Artikel online]. http://www.alamtani.com/jenis-kopi.html. Diunduh 15 Agustus 2014. Antara. 2010. Bahan Ajar Metodologi Penelitian Sosek. Denpasar: Agribisnis UNUD Badan Intelijen Negara. 2012. Prediksi dan Tantangan Sektor Pertanian Indonesia Tahun 2013. Internet. [Artikel on-line]. http: //www.bin.go.id/wawasan/detil/155/3/29/10/2012/prediksi-dan-tantangansektor-pertanian-indonesia-tahun-2013. Diunduh tanggal 1 Agustus 2014. David, F.R. 2004. Manajemen Strategi : Konsep-konsep. Jakarta: Indeks. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Group. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium. PT. Prehalindo, Jakarta. Oka, I.B. 2012. Sistem Pemasaran Kopi Bubuk Sari Buana pada UD. Mega Jaya. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 1(1): 53-60. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2014. Tanaman Kopi. Internet. [Artikel on-line]. http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=6151. Diunduh tanggal 5 Agustus 2014. Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 184 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jaa