PENGARUH GREEN PRODUCT TERHADAP NILAI PELANGGAN DAN DAMPAKNYA PADA REPURCHASE INTENTION:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi Badan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari potensi pengembangan bisnis adalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi dari Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas yang tidak lagi mengenal batas wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sekitar Rp. 11 triliun. Menurut Euromonitor Internasional, negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kosmetik. Besarnya jumlah penduduk Indonesia usia tahun

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen yang diperlukan dalam memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. BRA Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang cukup pesat pada abad 21 ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak hanya cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotler (2003 (M. FarisNaufal, 2014) Vitality Show diakses pada 14 September 2015). Departemen Riset IFT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha Latar Belakang. Persaingan bisnis yang dilakukan antar perusahaan dalam mendapatkan calon

BAB I PENDAHULUAN. impulsif menjadi kebiasaan yang rutin di dalam masyarakat, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. 2005). Sanjaya et al. (2008) menyatakan bahwa perkembangan ini terjadi seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa asing masuk ke Indonesia yang memperketat persaingan dunia usaha,

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Wanita adalah makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Setiap mahluk hidup memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Kotler (2012:12) kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dan dapat dipenuhi oleh baranng dan jasa. Jenis kebutuhan manusia adalah kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kedua adalah kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi jika kebutuhan primer telah terpenuhi seperti kebutuhan akan perlengkapan rumah tangga. Ketiga adalah kebutuhan tersier, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi ketika kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi dan yang terakhir adalah kebutuhan kuarter yaitu kebutuhan akan produk mewah. Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan manusia terutama wanita. Saat ini kosmetik merupakan kebutuhan primer bagi wanita. Wanita senantiasa ingin terus terlihat menarik dalam setiap penampilannya, oleh karena itu wanita menggunakan berbagai macam kosmetik untuk mempercantik dirinya. Walaupun selama ini konsumen dari produk kosmetik adalah wanita, namun saat ini konsumen pria juga banyak yang lebih sadar akan penampilan terbukti dengan maraknya produsen kosmetik menciptakan produk-produk bagi pria. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial dalam industri kosmetik. Berdasarkan data Kementrian Perindustrian bahwa saat ini perkembangan industri kosmetik Indonesia tergolong solid. Hal tersebut terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun dan pada tahun 2013 tumbuh hingga Rp 11,22 triliun naik 15% dibandingkan tahun 2012 dan diprediksikan akan terus meningkat pada setiap tahunnya.

15 10 7,56 Triliun Rupiah 8,9 8,5 9,76 11,2 13,5 5 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: http://indonesianconsume.blogspot.com/ dan majalah SWA GAMBAR 1.1 TINGKAT PENJUALAN KOSMETIK INDONESIA Kenaikan pasar kosmetik nasional Indonesia juga dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan masyarakat kelas menengah. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Partner dan Managing Director BCG Singapura, Vaishali Rastogi (www.swa.co.id, 2013) bahwa perekonomian Indonesia sedang tumbuh cepat, dan proporsi konsumen menengah keatas akan meningkatkan konsumsi belanja yang semakin besar. Lebih lanjut Vaishali Rastogi mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 diperkirakan jumlah populasi konsumen Indonesia meningkat dua kali lipat dari tahun 2012 sebesar juta 74 jiwa menjadi 141 juta jiwa. konsumen pada tingkat ini mulai bergeser dari produk kebutuhan dasar produk kenyamanan dan kemudahan. Keadaan ini menjadikan daya tarik Indonesia bagi banyak perusahaan asing maupun lokal. Banyak perusahaan asing maupun lokal bersaing memperebutkan pangsa pasar kosmetik di Indonesia. Saat ini pangsa pasar kosmetik import di Indonesia memang masih 10%, namun jika kosmetik import terus menawarkan produk kosmetik kelas menengah maka diperkirakan pangsa pasar kosmetik impor berpeluang meningkat menjadi 30% (www.mobile.kontan.co.id).berdasarkan catatan Kementrian Perindustrian (www.m.metrotvnews.com)pada periode April 2014 hingga Maret 2014, produk kosmetik impor mencapai 32.960 ton dengan nilai US$117,24 juta. Tidak hanya kosmetik impor yang memanfaatkan keadaan pasar kosmetik Indonesia saat ini, namun perusahaan kosmetik lokal pun menawarkan produknya untuk konsumen Indonesia. Peluang pasar yang tinggi

membuat banyak perusahaan tertarik untuk menciptakan produk kosmetik dengan berbagai merek, fungsi dan inovasi agar dapat bersaing. Persaingan yang ketat dalam industri kosmetik ditandai dengan banyaknya merek yang ditawarkan untuk pasar ini. Tabel 1.1 daftar berbagai merek kosmetik dari perusahaan lokal yang ditawarkan di Indonesia. Tabel 1.1 Perusahaan Asal Indonesia Dalam Industri Kosmetik Indonesia Perusahaan PT Paragon Technology and Inovation PT Martina Berto Tbk PT Kosmetikatama Super Indah PT Mustika Ratu Tbk PT Vitapharm Sumber : Diolah dari berbagai sumber Merek Wardah Sariayu Martha Tilaar, Caring Colours, PAC Martha Tilaar, Mirabella, Belia, Rudy Hadisuwarno, Cempaka, Biokis, Dewisri Spa Inez Mustika Ratu Viva Cosmetics, Viva Queen, Red A, Viva White Tabel 1.1. menunjukkan 5 besar perusahaan kosmetik lokal yang bersaing menawarkan produknya di Indonesia. PT Martina Berto Tbk sebagai perusahaan utama dan tertua dalam industri kosmetik nasional Indonesia yang memiliki berbagai merek untuk produk kosmetiknya seperti Sariayu, Caring Colours dan PAC, Mirabella, Belia, Cempaka, Rudy Hadisuwarno, Biokos dan Dewisri Spa yang tergabung dalam Martha Tilaar Group. PT Martina Berto Tbk harus melakukan berbagai strategi untuk tetap bertahan dan bersaing dalam industri kosmetik. Bermunculannya produk kosmetik dari pesaing dapat merebut pasar yang selama ini telah dikuasai oleh Martha Tilaar Group. 1000 500 0 Pendapatan Penjualan 648,37 717,79 641,28 438,42 308,18 140,44 2011 2012 2013 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Sumber: www.infovesta.com dan annual report MBTO GAMBAR 1.2 TINGKAT PENJUALANPT MARTINA BERTO

Gambar 1.2 menunjukkan tingkat penjualan pada tahun 2013, pendapatan perusahaan PT Martina Berto Tbk mengalami penurunan pendapatan 10,66% menjadi Rp 641,28 miliar dibandingkan dengan penjualan tahun 2012 yang mencapai Rp 717,79 miliar (www.infovesta.com). Penjualan pada Q1 2014 sebesar Rp 140,44 miliar lebih rendah dibandingkan dengan Q1 2013 sebesar Rp 166,85 miliar. Penurunan penjualan juga terjadi pada Q2 dan Q3 2014 yaitu masing-masing sebesar Rp 308,18 miliar dan Rp 438,42 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 yang mencapai Rp 337,41 miliar dan Q3 2013 dengan penjualan Rp 486,22 miliar. Pada tahun 2012 PT Martina Berto Tbk memiliki pangsa pasar sebesar 2,8% dalam keindahan & perawatan pribadi produk, 12,7% dalam kosmetik warna dan 2.16% dalam produk perawatan kulit di Indonesia (www.martinaberto.co.id). Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan salah satu pesaingnya dalam industri ini, yaitu Wardah. Wardah mengalami pertumbuhan mencapai 50%, dalam segi penjualan Wardah melampaui produk dari Martina Berto (www.swa.co.id). Penurunan penjualan mengindikasikan bahwa terjadi masalah perilaku konsumen pada saat memutuskan menggunakan produk Martina Berto yang dalam penelitian ini diwakili oleh produk kosmetik Sariayu, lebih lanjut lagi terdapat permasalahan ketika menimbulkan minat pembelian ulang pada produk tersebut. Masalah minat beli ulang konsumen kosmetik Sariayu diperkuat oleh Tabel 1.2 pembelian merek kosmetik dimasa yang akan datang dari konsumen Sariayu Yogya Kepatihan Bandung. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa minat konsumen untuk membeli kembali kosmetik Sariayu pada pembelian selanjutnya adalah sebesar 20%, masih berada dibawah minat beli Wardah dan Viva masingmasing sebesar 36,67% dan 26,67% dan ini perlu menjadi perhatian bagi Sariayu. TABEL 1.2 PEMBELIAN MEREK KOSMETIK DIMASA YANG AKAN DATANG Merek Jumlah Persentase Sariayu 6 20% Viva 8 26,67% Wardah 11 36,67%

Mustikaratu 5 16,67% Total 30 100% Sumber: Prapenelitian Maret 2015 Ketika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian baik itu pembelian pertama kali ataupun pembelian ulang, ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh konsumen. TABEL 1.3 FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ULANG KOSMETIK Pertimbangan Jumlah Persentase Konsumen Green Product (Berbahan 16 53,3% Alami) Harga 8 26,7% Iklan 4 13,3% Kemasan 2 6,7% Total 30 100% Sumber: Prapenelitian Maret 2015 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa greenproduct merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan minat pembelian ulang. Sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wu dan Chen (2014:14) consumer s green marketing awareness of a green product is a more important factor than perceived innovation in terms of purchase intention, which is another important finding. Sariayu merupakan salah satu produk yang memiliki kontribusi besar dalam total penjualan PT Martina Berto Tbk. General Manager Marketing PT Martina Berto TBK Patricia Husada menuturkan, dari awal berdiri pada tahun 1977, Sariayu berkontribusi paling besar yaitu lebih dari 50%, terhadap pendapatan PT. Martina Berto Tbk (Majalah Marketeers Februari 2015). Sariayu juga merupakan brand yang paling diminati konsumen. Hal tersebut sejalan dengan hasil survey dari Majalah Marketing dan Frontier bahwa brand Sariayu dan Mirabella telah dipilih oleh konsumen dalam 3 indikasi teratas: yaitu top of

mind share (awareness yang tinggi), top of market share (market share yang besar), serta top of commitment share (www.martinaberto.co.id). Sejak awal didirikan inovasi merupakan suatu hal yang harus dilakukan PT Martina Berto, terbukti dengan terbentuknya Martha Tilaar InnovationCenter (MTIC). Upaya tersebut menghasilkan prestasi yang baik untuk perusahaan, yaitu menjadi Top 10 OutstandingCorporateInnovator Indonesia 2015 versi majalah SWA (SWA06 XXXI, 19 Maret-1 April 2015) seperti pada tabel 1.4 berikut. TABEL 1.4 THE BEST OUTSTANDING CORPORATE INNOVATOR INDONESIA2015 Peringkat Nama Perusahaan 1 Kamadjaja Logistic 2 Polymindo Permata 3 Bifarma Adiluhung 4 Sanghiang Perkasa 5 Realta Chakradharma 6 Martina Berto Tbk. 7 XL Axiata 8 PT Nutrifood Indonesia 9 PT Kereta Api Logistics 10 Elabram Systems Sumber: SWA06XXXI, 19 Maret-1 April 2015 Sariayu memiliki rangkaian produk beauty natural care yang lengkap from top to toe. Kata natural tersebut mencerminkan bahwa produk Sariayu memposisikan sebagai produk dengan bahan dasar alami, memanfaatkan kekayaan alam dan budaya Indonesia, menggunakan jamu tradisional dalam setiap rangkaian untuk mempercantik wanita. Martina Berto melakukan inovasimelalui green marketing dengan mengeluarkan koleksi rangkaian warna rias dengan tema berbeda setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2015 Sariayu mengeluarkan tren warna yang dinamakan Sariayu ColorTrend 2015 Inspirasi Papua thecolorofasia. Mengambil inspirasi dari keindahan alam Papua yaitu Raja Ampat, burung Cendrawasih dan ukiran-ukiran khas Papua. PT. Martina Berto merupakan

trendsetter kosmetik indonesia dalam hal pioneer, natural dan greencosmetics (Majalah SWA06 XXX, 19 Maret-1 April 2015). Inovasi tersebut dilakukan oleh PT Martina Berto untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan valueformoneyproduct di saat inflasi terjadi (Majalah Marketeers, Februari 2015). Berikut tabel 1.5 implementasi green product yang dilakukan Sariayu. TABEL 1.5 IMPLEMENTASI GREEN PRODUCT SARIAYU No. Penjelasan 1. Pada pengembangan rangkaian produk Sariayu putih langsat, PT. Martina Berto, Tbk. telah melakukan pendekatan green science. Mulai dari ide awal pengembangan produk, penyediaan dan ketersediaan bahan baku (geen resources), penelitian dan pengembangan bahan baku (green development), samapi proses produksi (green process). Semua tahap dilakukan dengan konsep ramah lingkungan sehingga menghasilkan produk yang aman bagi manusia dan lingkungan (green output). 2. Sariayu menggunakan bahan baku organik yang diambil dari Kampoeng Djamoe Organik (KADO) Martha Tilaar, sebagai contoh untuk rangkaian produk solusi organic revolution renewage. Rangkaian ini diperkaya dengan kandungan bahan organik biji anggur dan akar manis yang dapat mengurangi tanda-tanda penuaan dan mencerahkan kulit. Semua rangkaian produk solusi orgaanik revolution mengandung bahan alami organik yang telah mendapatkan sertifikat dari ECOCERT, sebuah badan sertifikasi organik yang resmi diakui secara internasional. Badan ini bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan dan sertifikasi produk natural dan organik di 80 negara, sehingga ini menjamin bahwa bahwa bahan organik yang Sariayu gunakan telah memenuhi standar secara internasional 3. Menggunakan kemasan produk yang ramah lingkungan, yaitu kemasan yang akan hancur dengan sendirinya apabila sudah tidak digunakan. Sumber: Diolah dari berbagai sumber Nilai pelanggan merupakan indikator yang tepat untuk mengukur loyalitas pelanggan. Pelanggan yang merasakan nilai positif terhadap produk yang dikonsumsi makan akan merasakan kepuasan, sehingga nantinya akan melakukan pembelian kembali terhadap produk yang sama. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wu dan Chen (2014) berikut: Consumers green marketing awareness has significantly positive influence on the perceived quality, perceived value, and purchase intention. The result was consistent with the concepts brought up by Ottman (1999) and Loudon & Bitta (1988). It indicates that the green marketing perceived by consumers in the green products brought consumers certain quality assurance, and the consumers believed that

purchasing green products could satisfy their demand in terms of quality, use, and functions, and they would reduce environmental pollution and the waste of resources, which was worth consumers purchase. Consequently, the more influence consumers have on green marketing awareness, the higher the overall product value is raised, and the purchase intention will also be enhanced. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian terhadap minat pembelian ulang. Persentase minat beli ulang terhadap produk kosmetik Sariayu berdasarkan hasil prapenelitian menunjukkan bahwa tidak banyak konsumen yang akan melakukan pembelian kembali terhadap kosmetik Sariayu. Green product sebagai salah satu faktor pertimbangan konsumen untuk memutuskan pembelian juga mempengaruhi nilai yang dirasakan pelanggan. greenproduct dirasakan konsumen akan memberikan kualitas lebih dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Melihat betapa pentingnya sebuah perusahaan menerapkan strategi pemasaran dalam hal ini melakukan inovasi greenproduct untuk dapat bersaing dan untuk meningkatkan minat pembelian kembali yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan produk tersebut serta untuk mengetahui faktor apa saja yang sangat berpengaruh terhadap penurunan penjualan PT Martina Berto dengan meninjau Sariayu Martha Tilaar sebagai brand yang paling diminati konsumen dan paling berkontribusi dalam total penjualan PT Martina Berto, maka penulis akan melakukan penelitian tentang minat pembelian ulang konsumen terhadap produk Sariayu. 1.2. Identifikasi Masalah Kecenderungan penurunan penjualan yang terjadi pada PT. Martina Berto mengindikasikan bahwa terjadi masalah pada perilaku konsumen dalam melakukan minat beli konsumen terhadap produk dari PT. Martina Berto, salah satu produk tersebut adalah brand Sariayu Martha Tilaar. Jika masalah ini dibiarkan, maka akan berdampak buruk bagi perusahaan. Banyaknya merek produk baru yang ditawarkan kepada konsumen tidak hanya merek kosmetik lokal namun juga merek kosmetik import menjadikan persaingan yang semakin tinggi pada industri ini.

Perubahan perilaku konsumen yang semakin cerdas dan aktif dalam menilai produk serta kemudahan dalam pencarian informasi mengenai berbagai produk semakin membantu konsumen dalam mempengaruhi niat pembelian konsumen. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat beli kembali konsumen yang dilakukan Sariayu adalah dengan melaksanakan inovasi Green Product,sehingga menjadikan Sariayu sebagai produk yang menawarkan nilai lebih bagi konsumen sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat beli ulang konsumen terhadap produk Sariayu Martha Tilaar. 1.3. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran mengenai green product, nilai pelanggan, dan repurchase intention pada konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung. 2. Apakah green productberpengaruh terhadap nilai pelanggan konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung. 3. Apakah nilai pelanggan berpengaruh terhadap repurchase intention pada konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung. 4. Apakah green productberpengaruh terhadap repurchase intention pada konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung. 1.4.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran mengenai green product, nilai pelanggan,dan repurchase intention pada konsumen produk Sariayu Martha Tilaar di Yogya Kepatihan Bandung. 2. Untuk mengetahui green productberpengaruh terhadap nilai pelanggan konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung. 3. Untuk mengetahui nilai pelanggan berpengaruh terhadap repurchase intention pada konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung. 4. Untuk mengetahui green productberpengaruh terhadap repurchase intention pada konsumen produk Sariayu Martha Tilaardi Yogya Kepatihan Bandung.

1.5.Kegunaan Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Pendidikan Ekonomi dan Manajemen, khususnya pada bidang manajemen pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pengaruh green product terhadap nilai pelanggan dan dampaknya pada repurchase intention, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori pemasaran. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi PT. Martina Berto yang diwakili oleh brand Sariayu Martha Tilaar sebagai produk paling diminati konsumen dalam upaya meningkatkan penjualan melalui minat beli konsumen dengan melaksanakan green product