TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

DATA TEKNIS PROFIL CAPIAN KINERJA PEMDA DALAM PENYELENGGARAAN SUB URUSAN KEBAKARAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN... TAHUN...

RENCANA KERJA DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

RENCANA KERJA DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Walikota Tasikmalaya

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran memiliki visi dan misi sebagai berikut. Visi dan misi Dinas Kebakaran yaitu:

MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Pengertian umum dan sejarah pemadam kebakaran di Indonesia:

PERENCANAAN DAK TAHUN 2016 SUB BIDANG SARPRAS PP DAN DAMKAR DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Kata Kunci : Kebakaran, Penanggulangan, Permukiman Padat

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NOMOR: 11/KPTS/2000 TENTANG KETENTUAN TEKNIS MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

Menurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 66

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 43 TAHUN 2015

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

OLEH : DRS. SAFRIZAL ZA, M.SI KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.

- BAB I - PENDAHULUAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

128 Universitas Indonesia

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( KAK)

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

PROFILE DINAS CIPTA KARYA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 10 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan transportasi meningkat dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, saat ini

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di

Target Kinerja Program Dan Kegiatan. Unit Tahun Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun Kondisi Kinerja Program dan Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian judul

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

WALIKOTA MALANG, 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembara n Negara Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

2012, No

Transkripsi:

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : Kukuh Setyo Nugroho D 300 020 047 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 PENGERTIAN JUDUL Pengembangan : Suatu proses pengembangan pada perancangan dan perencanaan agar lebih lengkap dan lebih baik Markas : Tempat kedudukan atau tempat untuk berkumpul pasukan Pusat : Pangkal tumpuan berbagai urusan Pemadam : Berasal dari kata padam, yang berarti mematikan. 1 Kebakaran : Timbulnya berasal dari api, yaitu suatu benda yang menimbulkan panas dan biasanya berasap, serta dapat mendatangkan daya guna apabila dikendalikan pada tempatnya dan bernyala tetap 2. Surakarta : Merupakan salah satu kotamadya di wilayah Republik Indonesia yang merupakan pusat pendidikan, kesenian, kebudayaan dan daerah tujuan wisata. Dengan perkembangan jaman menuju era modern maka jumlah penduduk Surakarta akan mengalami pertumbuhan yang semakin pesat dan pembangunan akan mengalami kemajuan sehingga perlu ditunjang dengan fasilitas yang berupa Pusat Pemadam Kebakaran dimana fasilitas ini lebih banyak berorientasi ke bidang jasa. 1 Poerwadarminta, W.Y.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta 1976 2 Ibid, 1 1

PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA Pusat kedudukan pasukan dinas pemadam kebakaran dalam usahanya untuk melayani kebutuhan masyarakat terhadap pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran 3 dalam kawasan Kota Surakarta, serta merupakan salah satu ancaman terhadap rasa aman, yang dapat menimbulkan kerugian fisik maupun non fisik. 1. 2 LATAR BELAKANG 1. 2. 1 Latar Belakang Umum Dalam perkembangan fisik kota Surakarta yang sangat pesat, mengakibatkan pertumbuhan kota yang semakin meluas/melebar sehingga pusat-pusat kegiatan menuntut adanya fasilitas pemadam kebakaran. Dalam pertumbuhan kota Surakarta yang makin maju pembangunan telah memberikan peluang kehidupan yang berkembang modern dan naiknya taraf hidup, hal ini dapat terlihat dari pesatnya pembangunan di berbagai pelosok kota. Kota Surakarta sebagai kota pariwisata dan budaya menjadikan kota ini menjadi pusat kegiatan, baik pemerintah, transportasi maupun perdagangan. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun akan mempengaruhi jumlah sarana pemukiman dan fasilitas kegiatan lainnya, sehingga secara langsung akan berpengaruh pada jumlah satuan pemadam kebakaran. Makin majunya teknologi pembangunan yang berkembang di kota Surakarta, yaitu dengan berdirinya bangunan bertingkat tinggi, akan memerlukan peningkatan kualitas dari sarana unit pemadam kebakaran. 3 Soedharto, Gatot, Pencegahan dan penanggulangan bahaya Kebakaran, Grafindo Utama,1984 2

Saat ini sarana pemadam kebakaran yang ada kurang memadai, sehingga kalau terjadi kebakaran pada bangunan bertingkat tinggi tidak dapat teratasi, dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa pembangunan pusat pemadam kebakaran di Surakarta sangatlah perlu karena pada saat ini banyak bermunculan gedung-gedung bertingkat tinggi. 1. 2. 2 Latar Belakang Khusus Markas Pusat Pemadam Kebakaran adalah suatu perangkat masyarakat Surakarta dan semua masyarakat se-karisidenan dalam menangani bahaya kebakaran atau semua bencana yang dihadapi masyarakat. Kota Surakarta merupakan kota budaya yang bertumpu pada pusat perdagangan masyarakat sekarisidenan Surakarta, dengan bermacam-macam jenis usaha yang dilaksanakan warga masyarakat kota Surakarta dan pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi, sehingga kemungkinan timbulnya ancaman bahaya kebakaran semakin tinggi. Keadaan ini memerlukan pemikiran yang serius dan tidak hanya satu pihak tapi perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak/instansi terkait. 1. 3 MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARATA Yang dimaksud pemadam kebakaran di surakarta adalah suatu fasilitas pelayanan kepada masyarakat dibidang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dengan lingkup pelayanan pada kawasan Kotamadya Surakarta. 1. 3. 1 Visi dan Misi Strategi Adapun visi dan misi dari strategi pemadam kebakaran : 3

a. Visi : Terwujudnya kota Surakarta yang aman dan nyaman dari ancanaman bahaya kebakaran b. Misi : Mewujudkan kota Surakarta yang aman dan nyaman dari bahaya kebakaran yaitu : b.1 Melaksanakan pencegahan dan pemadaman kebakaran b.2 Memberikan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan pemadam kebakaran b.3 Menyiagakan dan menyiapkan mobil unit pemadam kebakaran beserta kelengkapannya b.4 Menarik retribusi pencegahan bahaya kebakaran sesuai dengan perda No. 12 tahun 2002 b.5 Memberikan pelayanan pemadam kebakaran secara cepat dan tepat sampai lokasi kebakaran ± 7 menit. 1. 3. 2 Markas Pusat Pemadam Kebakaran Dalam sistem pelayanan dengan pola pembagian wilayah dikenal adanya markas pusat, markas wilayah dan pos pemadam kebakaran, 3 (tiga) bentuk markas tersebut dapat diterangkan sebagai berikut : a. Markas Pusat. Markas pusat merupakan tingkat tertinggi dalam sistem hirarki markas pemadam. Markas pusat merupakan komando tertinggi yang mengatur markas-markas wilayah secara dekonsentrasi untuk tugas operasional dan administratif. Di markas pusat ini disediakan unit-unit kendaraan pemadam yang khusus, yang tidak terdapat pada markas wilayah dan pos-pos pemadam kebakara. 4

Unit-unit kendaraan pemadam kebakaran di markas pusat disamping berfungsi untuk melayani kegiatan pemadam didaerah sekitarnya, juga berfungsi membantu kegiatan pemadam diseluruh kota. Bantuan tersebut diberikan apabila markas wilayah tidak mampu melayani dengan jumlah dan kualitas kendaraan yang dimiliki. b. Markas Wilayah. Markas wilayah merupakan tingkatan kedua setelah markas pusat, markas wilayah berfungsi sebagai komando tinggi pos pemadam kebakaran dan bertanggung jawab mengkoordinir usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran di wilayahnya. Dimarkas ini dialokasikan kendaraan-kendaraan unit pemadam kebakaran yang diantaranya tidak terdapat dipos-pos pemadam kebakaran. Markas ini juga mngatur penambahan kekuatan untuk penanggulangan kebakaran yang sedang terjadi diwilayahnya c. Pos pemadam kebakaran Pos pemadam kebakaran merupakan tingkat terendah dalam hirarki markas pemadam kebakaran, pada pos ini dialokasikan unit kendaraan pemadam berupa mobil semprot/pompa (fire fighting) yang merupakan kekuatan inti dalam kegiatan pemadaman. 1. 3. 3 RENSTRA- KPDS (Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Pemadam Kebakaran Kota Surakarta) Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, pencegahan dan penanggulangan bahaya 5

kebakaran sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi dan menyangkut semua aspek kehidupan manusia. 1. 3. 4 Hubungan RENSTRA (Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dengan Dokumen Perencanaan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Pemadam Kebakaran Kota Surakarta Tahun 2005-2011 telah dapat disusun sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah antara yang menghubungkan visi-misi Pemerintah Kota Surakarta. Arah dan Kebijakan Umum APBD tahun 2006 Pemerintahan Kota Surakarta serta Rencana Strategis Daerah (RENSTRADA) kota Surakarta tahun 2003-2008 pada lampiran II Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor : 16 Tahun 2003. 1. 3. 5 Landasan Hukum a. Undang-undang nomor :1 tahun 1970 Tentang : Keselamatan Kerja b. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah tingkat II Surakarta Nomor : II Tahun 1994. Tentang : Penanggulangan bahaya kebakaran dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta c. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor : 6 Tahun 2001 Tentang : Susunan Organisasi dan Tata Kerja Daerah Kota Surakarta d. Keputusan Walikota Surakarta Nomor : 38 Tahun 2001 Tentang : Pedoman uraian tugas Kantor Pemadam Kebakaran Kota Surakarta e. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor : 12 Tahun 2002 Tentang : Retribusi Pencegahan Bahaya Kebakaran 6

f. DASK Nomor : 916/27/DASK/II/2006, Tanggal 6 Pebruari 2006 DASK Nomor : 916/26/PRB/DASK/XI/2006, Tanggal 7 Nopember 2006 1. 3. 6 Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota Perencanaan sistem proteksi kebakaran di perkotaan didasarkan kepada penentuan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) perkotaan adalah bagian dari Manajemen Perkotaan untuk mengupayakan kesiapan: Instansi Pemadam Kebakaran, pengelola, penghuni dan masyarakat terhadap kegiatan pemadaman kebakaran yang terjadi pada bangunan dan/atau lingkungan di dalam kota. 4 Bagan 1.1: Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Sumber : Keputusan Mentri Negara Pekerjaaan Umum, No 11/KPTS/200 4 Soejipto, M. Si, Pengaturan Manajemen Penanggulangan Kebakaran diperkota, Keputusan Mentri Negara Pekerjaaan Umum, No 11/KPTS/200 7

1. 3. 7 Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran Kota City Fire Protection Master Plan) 5 a. Untuk menunjang terciptanya unsur keamanan terhadap bahaya kebakaran pada suatu kota maka setiap kota perlu menyusun Rencana Induk Sistem Penanggulangan Kebakaran Kota, (RISPK). b. Perencanaan yang komprehensif untuk RISPK didasarkan atas penentuan persyaratan kebutuhan air untuk melindungi wilayah atau daerah yang perlu dilindungi melalui penerapan wilayah-wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). c. Kebutuhan air untuk setiap WMK ditentukan dengan analisa resiko kebakaran dengan memperhitungkan potensi bahaya kebakaran yang terdapat dalam WMK, yang dinyatakan dalam volume bangunan yang terkena kebakaran, kelas bahaya hunian, kelas konstruksi bangunan dan faktor bahaya kebakaran. d. Dari kebutuhan air total yang dibutuhkan pada setiap WMK, serta dengan memperhitungkan laju pengeluaran air (delivery rate) dan laju penerapan air efektif (application rate) untuk pemadaman kebakaran, maka dapat ditentukan kebutuhan pos atau stasiun kebakaran yang memadai, termasuk sarana hidran, mobil tangki dan titik-titik pengisapan air yang diperlukan untuk menjamin efektifitas pemadaman kebakaran. Dari volume kebutuhan ini, maka dapat direncanakan jumlah dan kualifikasi personil, sarana, peralatan dan kelengkapan penunjang lainnya. 5 Soejipto, M. Si, Pengaturan Manajemen Penanggulangan Kebakaran diperkota, Keputusan Mentri Negara Pekerjaaan Umum, No 11/KPTS/200 8

e. Selain untuk panduan perencanaan dan evaluasi kondisi yang ada, RISPK dapat pula digunakan sebagai perencanaan jangka panjang serta sebagai masukan bagi pertimbangan untuk penyelenggaraan pelatihan. f. Untuk lingkungan atau gugus bangunan yang berada dalam kelompok beberapa kepemilikan tertentu harus dianggap sebagai satu WMK tersendiri dan berlaku ketentuan-ketentuan bagi WMK. 1. 4 PERMASALAHAN 1. 4. 1 Bagaimana menentukan site Markas Pusat Pemadam Kebakaran yang sesuai dengan tata guna lahan kota Surakarta 1. 4. 2 Bagaimana tuntunan besaran ruang dan fungsi ruang 1. 4. 3 Bagaimana peningkatan dan perubahan sarana perwadahan terutama ruang operasional dan tempat pelatihan 1. 4. 4 Bagaimana didapatkannya sistem sirkulasi yang efektif 1. 5 TUJUAN DAN SASARAN 1. 5. 1 Tujuan Menyusun konsepsi fisik perencanaan dan perancangan Markas Pusat Pemadam Kebakaran kotamadya Surakarta sebagai fasilitas pelayanan di bidang pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, yang kemudian digunakan pedoman dalam perancangan fisik. 1. 5. 2 Sasaran Mengungkapkan fasilitas pelayanan di bidang kebakaran berupa Markas Pusat Pemadam Kebakaran kotamadya Surakarta yang sesuai dengan kriteria permasalahan. 9

Sasaran pokok pembahasan ini meliputi persoalan yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan dalam menunjang dan meningkatkan pelayanan, yang mencakup : a. Proses operasional b. Ruang-ruang operasional dan penunjangannya c. Koordinasi dalam pelayanan operasional d. Kesigapan petugas e. Sirkulasi dalam proses operasional f. Sarana dan prasarana 1. 6 BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1. 6. 1 Batasan a. Markas Pusat Pemadam Kebakaran kotamadya Surakarta mempunyai lingkup pelayanan kotamadya surakarta b. Rencana induk kota menjadi pertimbangan dalam pemilihan dan penentuan lokasi/ site c. Batas-batas site disesuaikan dengan perancangan kebutuhan area tanah. d. Adanya keterbatasan waktu dan literatur, maka hasil wawancara, artikel mass media dan asumsi dipergunakan juga sebagai pegangan dalam penulisan ini e. Berpedoman pada tujuan akhir yang ingin dicapai, maka pembahasan dibatasi pada masalah-masalah dalam lingkup disiplin arsitektur. f. Hal-hal diluar lingkup disiplin arsitektur, bila dianggap mendasari dan menentukan faktor-faktor perancangan, akan diusahakan dibahas dengan asumsi-asumsi, hipotesa dan logika sederhana, sesuai dengan kemampuan yang ada 10

1. 6. 2 Lingkup Pembahasan Analisa permasalahan tidak terlepas dari pemikiran, bahwa markas pusat pemadam kebakaran merupakan instansi pemerintahan sebagai suatu sistem pelayanan kepada masyarakat di bidang pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. 1. 7 METODE PEMBAHASAN a. Pada tahap ungkapan masalah dilakukan studi literatur observasi lapangan dan wawancara b. Pada tahap pemecahan masalah digunakan metode analisis dan sintesis yaitu merangkum berbagai data, menganalisis dan mengarahkan pada tujuan pembahasan kemudian menyimpulkan hingga tercapai sasaran yang dituju. 1. 8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I Pendahuluan Menjabarkan pengertian judul, latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, batasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan sebagai suatu pola pikir pendahuluan. BAB II Tinjauan Markas Pusat Pemadam Kebakaran di Surakarta Membahas secara umum tetang markas pusat pemadam kebakaran BAB III Tinjauan Umum Kota Surakarta Sebagai Lokasi Markas Pusat Pemadam Kebakaran Membahas secara umum gambaran kota surakarta dan menyimpulkan pembahasan pemadam kebakaran 11

BAB IV Analisis dan Kosep Perencanaan Perancangan Markas Pusat Pemadam Kebakaran di Surakarta Mengemukakan anailsis dan konsep dasar perencanaan dan perancangan, yang digunakan sebagai acuan untuk transformasi desain 12