BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang tajam dalam lingkungan yang semakin sulit seperti terjadinya krisis finansial global, diperkirakan telah mempengaruhi pelaku bisnis dalam berbagai aspek. Kondisi krisis finansial yang terjadi disatu sisi menuntut pelaku bisnis untuk tetap menyampaikan informasi keuangan yang benar-benar akurat dan relevan. Namun, disisi lain akibat kondisi tersebut juga memotivasi para pelaku bisnis untuk menyamarkan kondisi perusahaan yang mengalami masalah keuangan. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada (Tunggal, 2009:171). Kecurangan dapat disembunyikan dengan cara memalsukan dokumentasi, termasuk pemalsuan tanda tangan. Sebagai contoh, manajemen yang melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat mencoba menyembunyikan salah saji dengan membuat faktur fiktif, karyawan atau manajemen yang memperlakukan kas secara tidak semestinya dapat menyembunyikan tindakan pencurian mereka dengan mamalsukan tanda tangan atau menciptakan pengesahan elektronik yang tidak sah diatas dokumen otorisasi pengeluaran kas. Kecurangan juga disembunyikan melalui 1
2 kolusi diantara manajemen, karyawan atau pihak ketiga. Kolusi dapat menyebabkan auditor percaya bahwa bukti dapat meyakinkan, meskipun kenyataannya palsu (Silalahi, 2013). Hasil penelitian dari Wilopo (2006) menunjukan bahwa pada umumnya kecurangan akuntansi berkaitan dengan korupsi. Dalam korupsi, tindakan yang lazim dilakukan adalah memanipulasi, pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau perekonomian negara. Kecenderungan menunjukan adanya indikasi untuk melakukan tindakan yang mengarah adanya kecurangan atau penipuan. Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikatakan sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan terminologi karena keterlibatan beberapa unsur yang terdiri dari fakta-fakta menyesatkan, pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan, dan omisi fakta kritis. Seperti halnya yang terjadi pada PT. A Shoes Bandung, menurut sumber yang terpercaya pada tahun 2013 lalu dalam perusahaan ini telah terjadi kecurangan dimana pihak yang terkait adalah staf karyawan perusahaan tersebut. Salah satu dari mereka menimbun barang-barang dagangan yang tersimpan di gudang, merekapun bekerjasama dengan staf keuangan untuk memanipulasi data sehingga barang yang di timbun tercatat keluar atau laku terjual. Dengan terjadinya kasus ini kerugian yang dialami perusahaan tersebut ditaksir sampai puluhan juta rupiah. Adapun fenomena lain yaitu terjadinya suatu ketidaksesuaian antrara kontrak dengan keaadaan yang sebenarnya. Hal ini ditunjukan dengan adanya karyawan yang merangkap dua pekerjaan sekaligus. Di mana semestinya karyawan tersebut menjabat
3 sebagai sales, tetapi karyawan tersebut diberikan tugas lebih dan harus ikut terjun dalam perenovasian gedung tersebut. Sejalan dengan berkembangnya perusahaan menjadi satu kesatuan yang relatif besar, maka semakin kompleks pula masalah-masalah perusahaan yang timbul. Salah satu masalah manajemen yaitu terbatasnya kemampuan pimpinan dalam mengawasi perusahaan. Dengan semakin banyaknya aktivitas perusahaan serta dengan adanya perluasan dan perkembangan perusahaan maka seorang pemimpin tidak mungkin mengawasi seluruh aktivitas perusahaan yang dipimpinnya secara langsung (Noviyarni, 2011) Oleh karena itu perusahaan memerlukan suatu alat yang membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Seperti menangani penyakit, lebih baik mencegah daripada mengobati. Kecurangan dapat dikurangi bahkan dicegah dengan menciptakan iklim budaya jujur, keterbukaan, dan saling membantu satu sama lain. Karena itu, upaya utama seharusnya adalah pada pencegahannya, yaitu pengendalian internnya. Pengendalian intern itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa intern. Apabila perusahaan memiliki pengendalian intern yang kuat, akan mengurangi terjadinya kecurangan pada perusahaan. Pengendalian internal yang memadai dalam suatu perusahaan akan membantu pengendalian dalam perusahaan terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan (Tuanakotta, 2010:96).
4 Dengan dibangun dan diimplementasikannya pengendalian intern, diharapkan akan meminimalisir kecurangan pada perusahaan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut. Untuk itu setiap organisasi bertanggung jawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai. Kultur tersebut harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi atau suatu entitas (Andayani, 2008:79) Studi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Soeharmono (2012) menunjukkan bahwa uditor harus bisa menjadi pihak yang independen, dengan fungsi mengawasi jalannya perusahaan dan menelaah apakah operasional perusahaan berjalan baik. Auditor harus berperan secara aktif dan kooperatif dengan berbagai pihak membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggungjawab mereka secara baik dengan memberikan kepada mereka analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang obyektif mengenai kegiatan yang telah direview. Mendeteksi risiko dimulai dengan membagi bisnis-bisnis dalam suatu fungsi/bagian tersendiri, seperti bagian perencanaan manufaktur, fungsi pembelian, departemen pengumpulan, dan sebagainya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Multazam (2013) dengan judul Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan Terjadinya Kecurangan Kas. Variabel yang diteliti yaitu audit internal sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya yaitu pencegahan terjadinya
5 kecurangan kas. Penelitiannya dilaksanakan di Koperasi Swamitra Gilang Gemilang Tangerang. Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa audit internal mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pencegahan kecurangan kas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, variabel-variabel diukur sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Data yang diperoleh didapat dari sampel sebanyak 30 orang dengan menyebarkan kuesioner pada karyawan Swamitra Gilang Gemilang Tangerang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Multazam yaitu audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan kas. Adapun perbedaan yang dilakukan penulis atas penelitian ini yaitu penelitian dilaksanakan pada PT. A Shoes Bandung, sedangkan penelitian terdahulu dilakasanakan pada Koperasi Swamitra Gilang Gemilang Tangerang. Data yang digunakan adalah data pada tahun 2013. Adapun perbedaan variabel dimana Multazam menggunakan variabel independennya audit internal sedangkan penulis menggunakan variabel independennya pengendalian intern karena penulis ingin mengetahui apakah dengan adanya pengendalian intern yang efektif, maka kecurangan dapat dicegah. Berdasarkan uraian tersebut diatas dan pentingnya Pengendalian Intern dan Pencegahan Kecurangan dalam setiap kegiatan perusahaan, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: Peranan Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Kecurangan
6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dan sekaligus membatasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan audit internal telah dilaksanakan secara memadai? 2. Apakah pencegahan kecurangan perusahaan telah dilaksanakan secara efektif? 3. Bagaimana peranan audit internal dalam pencegahan kecurangan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikannya. Hasilnya akan penulis gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang akan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana lengkap fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi di Universitas Widyatama Bandung. Dari perumusan masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. apakah pelaksanaan pengendalian internal telah dilaksanakan secara memadai. 2. apakah pencegahan kecurangan perusahaan telah dilaksanakan secara efektif. 3. peranan audit internal dalam pencegahan kecurangan. 1.4 Kegunaan Penelitian
7 Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi: 1. Penulis Diharapkan dapat memberikan pemahaman ilmu akuntansi secara komprehensif terutama di bidang audit internal. 2. Pembaca Diharapan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi penelitian sejenis. 3. Instansi Terkait Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam masalah yang menyangkut peranan pengendalian intern dalam pencegahan kecurangan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian di PT. X Shoes Bandung. Penelitian ini dilakukan selama bulan September tahun 2014 sampai dengan selesai.