KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN DISUSUSN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDURE PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN DI SUSUN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA

I. PENDAHULUAN. A. Tujuan

PENERAPAN PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMANFAATAN HASILNYA DI SUSUN OLEH ; YUSI RIKSA YUSTIANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (classroom reaseach).

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

MEMAHAMI DAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522)

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1 (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. taktis yang relevan dengan pemecahan permasalahan pembelajaran sepak bola di

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Oleh: SUNARYO SOENARTO

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Yoyo Mulyana. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola

PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN/ BIMBINGAN DAN KONSELING

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK/CAR)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsismi ( 2005 ) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Acuan peta permasalahan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermartabat

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini dimulai dengan sajian simpulan hasil penelitian. Selanjutnya, berdasarkan

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **)

PENGUATAN PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Ali Rachman Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM Banjarmasin

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model pelatihan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Studi tentang pengembangan model pelatihan berbasis kinerja

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Bidang Bahasa di Jenjang Sekolah Dasar) Oleh: Supartinah, S.Pd. PGSD FIP UNY

CLASSROOM ACTION RESEARCH JAMILAH

Disampaikan pada kegiatan Pengabdian pada Masyarakat Pelatihan Guru SMP dan SMA Sleman Yogyakarta di FBS UNY

KARYA TULIS ILMIAH ERLINA WIYANARTI

15. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

pengembangan model keterpaduan (Integrated Model). Penelitian ini

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

BAB III METODE PENELITIAN. (d) teknik analisis data, (e) prosedur penelitian. Berikut adalah penjelasan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB III METODE PENELITIAN

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Penelitian Tindakan Kelas. Oleh : Diana Rahmawati, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN. efisiensi dan efektifitas pembelajaran melalui model pembelajaran

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

456 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan SAINS Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 16 Maret 2014

Transkripsi:

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN DISUSUSN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1999

A. TUJUAN I. PENDAHULUAN Setelah mempelajari modul diharapkan para konselor : 1. Mengetahui definisi penelitian tindakan 2. Memahami lingkup dan tujuan penelitian tindakan 3. Memahami jenis-jenis penelitian tindakan 4. Mengetahui sifat dan prosedure penelitian tindakan B. POKOK MATERI Lingkup bahasan modul meliputi : 1. Definisi dan makna penelitian tindakan 2. Latar belakang, Lingkup dan Tujuan penelitian tindakan 3. Jenis-jenis penelitian tindakan 4. Sifat dan prosedur penelitian tindakan C. STRATEGI Langkah-langkah yang harus diikuti agar dapat memahami modul ini adalah : 1. Membaca isi bacaan modul 2. Melengkapi bacaan dengan buku sumber rujukan 3. Mengerjakan evaluasi D. EVALUASI Konselor dianggap mampu memahami modul ini jika mampu menyelesaikan 75 % dari soal evaluasi. Secara rinci penilaian dikelompokkan sebagai berikut : Baik = 75% - 100 % ; Cukup = 50% - 74 %; Kurang = 0% - 49% E. RUJUKAN Furqon, 1997, Perspektif Baru dalam Penelitian Pendidikan, makalah tidak diterbitkan, Bandung : PPS IKIP Bandung Rochman Natawidjaja, 1995, Pokok-Pokok Pikiran mengenai Penelitian Kelas, Jakarta : UP3SD Dirjen DIKTI Depdikbud ----------------------------1997, Konsep Dasar Peneltian tindakan (Action Research), Bandung : Depdikbud IKIP Bandung Stringer Ernest T., 1996, Action Research (Handbook for practitioner), New Delhi : Sage Publication Suyanto, 1996, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas, Yogyakarta : UKMP-SD, UP3SD, BP3SD, Dirjen Dikti Depdikbud

II KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN A. PENGANTAR Penelitian tindakan merupakan respon terhadap tekanan pragmatis dan philosofis serta kebutuhan untuk memahami penelitian yang difokuskan pada upaya untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kualitas individu dalam mengorganisasi atau mengelola diri, kualitas masyarakat serta kulitas kehidupan keluarga. Penelitian tindakan merupakan suatu paradigma dan kekuatan baru bagi para praktisi penelitian karena menuntut peneliti untuk terlibat dalam proses perbaikan atau perubahan perilaku dan responden penelitian tidak hanya diperankan sebagai objek tetapi sebagai subjek. Dengan Kata lain subjek penelitian mungkin adalah peneliti sendiri dan komunitas yang terlibat dengan peneliti. Menurut Kincheloe (Stringer, 1996:9) menyatakan guru sebagai peneliti artinya guru dapat melakukan penelitian tindakan untuk meningkatkan kulitas atau kemampuan diri serta meningkatkan kulitas pembelajaran yang dilakukan. Responden penelitian berperan sebagai anggota peneliti dan berperan aktif selama proses penelitian. Hal ini tidak hanya berlaku bagi profesi guru tetapi semua profesi yang berkaitan dengan prilaku individu termasuk didalamnya profesi konselor. Pendekatan yang digunakan pada penelitian tindakan untuk menyelidiki suatu permasalahan adalah pendekatan kolabolartif yang menempatkan subjek penelitian setara dengan peneliti dan merupakan partisipan yang aktif selama proses penelitian serta berorientasi pada tindakan. Premise dasar dari penelitian tindakan adalah minat peneliti terhadap berbagai permasalahan dalam kelompok, komunitas maupun organisasi. Penelitian bertujuan untuk membantu individu memahami situasi sehingga mampu menyesuaikan diri dan sekaligus juga berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami. Penelitian tindakan dapat merupakan suatu cara untuk menetapkan suatu model lokal atau khusus untuk suatu situasi atau kelompok tertentu atau mengaplikasikan suatu teori dalam skala kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan khusus dengan situasi yang spesifik.

B. DEFINISI DAN MAKNA PENELITIAN Stringer (1996:15) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai pendekatan kolabolatif untuk menyelidiki, menelaah atau mengkaji dan menemukan sesuatu, yang memungkinkan orang menggunakan tindakan yang sistematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Klarifikasi definisi yang dikemukanan Stringer dapat kita temukan pada definisi yang dipaparkan oleh Rochman Natawidjaja (1997:2) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah pengkajian terhadap suatu permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang tertentu di suatu lokasi tertentu, disertai dengan penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan tertentu dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu terhadap perilaku yang sedang di teliti. Lebih jauh Rochman menyatakan bahwa pengkajian dilakukan sebagai upaya mengubah, memperbaiki, meningkatkan mutu perilaku atau menghilangkan aspek-aspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan merupakan pengkajian terhadap permasalahan yang bersifat praktis, situasional dan kontektual, sehingga dapat ditetapkan tindakan spesifik yang tepat untuk memecahkan permasalahan secara kolabolarif antara peneliti dan subjek penelitian melalui prosedure penilaian diri. Definisi komprehensif tentang penelitian tindakan dipaparkan oleh Carr & Kemmis (Rochman, 1997:2) sebagai bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan termasuk didalamnya guru, siswa atau kepala sekolah dalam suatu situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktek-praktek sosial (kependidikan) yang mereka lakukan sendiri, pemahaman tentang praktek serta situasi kelembagaan tempat praktek dilaksanakan. Dengan kata lain penelitian tindakan merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan praktis yang dihadapi dilapangan. Proses penelaahan dalam penelitian tindakan berada dalam seting nilai sosial dengan karakteristik demokratis dalam arti memungkinkan semua orang berpartisipasi dalam penelitian, wajar/ pantas dalam arti menghargai individu secara wajar, kebebasan dalam arti mengembangkan kemerdekaan/ kebebasan dari berbagai kondisi yang menekan dan meningkatkan kehidupan dalam arti memungkin individu untuk mengekspresikan potensi secara penuh.

C. LATAR BELAKANG, LINGKUP DAN TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN. Penelitian tindakan dapat dilakukan bila seseorang atau sekelompok orang menginginkan menyelidiki sesuatu sekaligus langsung melaksanakan kegiatan, antara lain apabila : 1. melihat dan merasakan kesenjangan antara konsep teoritis dengan praktek di lapangan 2. merasa tidak puas terhadap hasil kerja yang dicapai 3. motivasi kerja rendah 4. cara kerja yang dilakukan tidak terorganisasi dengan baik, sistematis atau sudah ketinggalan jaman 5. merasa deskripsi tugas tidak jelas 6. menghadapi permasalahan-kesulitan yang harus segera ditanggulangi 7. inginmengimplementasikan suatu teori 8. ingin mengembangkan atau menerapkan berbagai inovasi baru 9. memerlukan latihan untuk meningkatkan keterampilan 10. memerlukan wahana untuk memahami suatu teori 11. cemas atau resah terhadap sesuatu yang sedang berlangsung Implikasi paparan dari paparan di atas, penelitian tindakan meliputi : 1. pemecahan masalah 2. inovasi 3. pelatihan pengetahuan dan keterampilan khusus 4. kinerja 5. manajemen 6. implementasi teori Penelitian tindakan bertujuan untuk merubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku seseorang atau sekelompok orang, antara lain untuk : 1. menyelesaikan permasalahan kesulitan 2. menentukan tindakan yang tepat untuk merubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku 3. memperbaiki dan meningkatkan kinerja 4. meningkatkan motivasi berprestasi

5. mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan khusus 6. membuat pedoman pelaksanaan kegiatan 7. merencanakan dan mengembangkan program khusus 8. melaksanakan pelatihan in service training- yang bersifat inkuiri 9. menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif 10. meningkatkan kreativitas dan sikap inovatif 11. mengimplementasikan teori 12. mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil evaluasi dengan segera 13. membangun komunikasi antara pengembangan ilmu (akademisi) dengan pelaksana di lapangan (praktisi) 14. diseminasi penemuan baru 15. landasan bagi pengambilan keputusan 16. memperbaiki suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah D. JENIS-JENIS PENELITIAN TINDAKAN Penelitian tindakan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu : 1. Penelitian kelas. Menurut Rochman (1995:4) penelitian kelas adalah upaya yang dilakukan guru atau personil lain (individu/ kelompk) di sekolah yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran atau pelayanan, menguji asumi teori pendidikan dalam praktek pengajaran serta menilai seluruh kegiatan pendidikan dalam sistem pendidikan. Sedangkan menurut Suyanto (1996:4) penelitian kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki adan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran sehari-hari. Penelitian kelas berfokus pada upaya peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan diri atau teman sejawat sehingga mampu menunjukkan aktualisasi potensi secara optimal dan kinerja yang profesional. Kepekaan terhadap apa yang dialami diri pribadi pada saat memberikan layanan bimbingan dan konseling merupakan landasan kebutuhan untuk melakukan penelitian. Dengan kata lain konselor harus melakukan introspeksi dan retrospeksi terhadap apa yang selama ini di kerjakan dan bagaimana

dampaknya terhadap komunitas yang dilayani. Masalah yang memerlukan perhatian pada penelitian kelas adalah Bagi konselor penelitian kelas yang dapat dilakukan antara lain meliputi : pribadi konselor, keterampilan menggunakan pendekatan dan teknik-teknik pelayanan bimbingan dan konseling yang tepat, penyusunan program layanan bimbingan dan konseling, keterampilan membuat dan menggunakan media bimbingan, kemampuan dan keterampilan menjalin relasi sosial, kemampuan menetapkan fokus masalah. 2. Penelitian kolabolaratif. Penelitian kolaboratif adalah upaya yang dilakukan oleh guru atau konselor secara individu atau kelompok bersama-sama dengan pihak luar baik akademisi, orang tua, lembaga.institusi ataupun peneliti lain untuk memperbaiki, merubah dan meningkatkan perilaku guru atau konselor sehingga menjadi seorang yang profesional serta memperbaiki, merubah dan meningkatkan mutu lembaga baik dari sisi input, proses maupun outcome. Harapan-harapan yang diinginkan secara pribadi maupun secara umum terjadi pada setting pendidikan mulai dari kurikulum, perilaku peserta didik, manajemen pendidikan sampai dengan mutu hasil pendidikan merupakan landasan awal yang mendorong kebutuhan dilaksanakan penelitian. Menurut Furqon melalui penelitian kolaboratif diharapkan terjadi fenomena intektual yang realistik dan praktisi yang intektual. Artinya melalui penelitian kolaboratif diharapkan berkembang dan dihasilkan ilmu pendidikan yang realistik dan menjadi dasar konseptual yang kuat serta dihasilkan para praktisi pendidikan yang profesional karena memiliki kemampuan konseptual dan keterampilan praktek yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki oleh guru disatu pihak dan orang luar di pihak lain diharapkan dapat mengkompensasi kelemahan masing-masing dalam memahami dan pengkaji permasalahan yang berkembang dan terjadi (Furqon, 1997 :7) Penelitian yang dapat dilakukan konselor dalam penelitian kolaboratif antara lain meliputi : implementasi teori, diseminasi penemuan baru, peningkatan kualitas keterampilan dalam melaksanakan teknik-teknik bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok, kemampuan melakukan asessment, kemampuan mengelola layanan bimbingan dan konseling dan kemampuan menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program serta pengembangan pendekatan baru.

Kedua jenis penelitian ini dapat dilakukan secara bersamaan, dalam arti melaksanakan penelitian kelas dalam bentuk kolaboratif. Dilaksanakan secara formal maupun informal. Permasalahan awal dalam penelitian kelas dapat menjadi dasar bagi penelitian kolaboratif dan sebaliknya, tergantung fokus awal permasalahan. Jika guru/ konselor menginginkan masukan yang inovatif dan komprehensif dari permasalahan yang ditanggulangi melalui penelitian kelas, maka diperlukan penelitian kolaboratif sebagai tindak lanjut. Sebaliknya jika guru/konselor merasakan memerlukan pelatihan yang lebih variatif dengan elemen-elemen yang dirasakan dari fokus permasalahan spesifik pada penelitian kolaboratif maka guru/ konselor dapat melanjutkan penelitian melalui penelitian kelas. E. SIFAT DAN PROSEDURE PENELITIAN TINDAKAN Penelitian tindakan memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut (Rochman, 1997:7-8& Stringer 1996 :11) : 1. proses yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dihadapi oleh individu yang bertanggung jawab atau terkait langsung dengan permasalahan 2. rancangan hingga penerapan temuan berkembang dan dilaksanakan sepenuhnya di lapangan 3. metode penelitian diterapkan secara kontekstual, dalam arti metoda yang digunakan sangat tergantung pada apa yang berkembang dalam proses penelitian 4. terarah pada peningkatan kinerja, dalam arti bertujuan untuk peningkatan mutu 5. luwes dan dapat disesuaikan dengan keadaan, penelitian tindakan tidak terikat dengan aturan-aturan ketat penelitian dari mulai penetapan variabel, sampel hingga pengembangan rekomendasi 6. mengandalkan data langsung serta hasil refleksi, dalam arti semua sumber data adalah apa yang terjadi selama proses penelitian. Validasi data diperoleh melalui triangulasi. 7. penelitian eksperimen yang longgar, terwujud dalam bentuk penelitian eksperimen langsung tetapi sangat memfasilitasi kemungkinan berkembangnya variabel maupun intervensi yang dilakukan bersama subjek peneletian 8. situasional dan spesifik, fokus masalah yang diteliti sangat situasional dan spesifik untuk masing-masing individu.

9. peneliti berperan sebagai fasilitator. Hasil penelitian merupakan proses mendefinisikan kembali komunitas yang dilayani 10. eksplorasi kolaborasi harus membantu para praktisi mengembangkan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan meliputi tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, sebagai proses pengkajian yang bersifat cycle atau melalui sistem daur ulang, berkesinambungan dan terus menerus dalam periode tertentu sehingga diperoleh hasil yang diharapkan dan pemahaman yang memadai mengenai masalah, tindakan dan perubahan perilaku yang dikaji.

III E V A L U A S I A. Terstruktur/ mandiri 1. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang dirasakan dalam memberikan layanan bimbingan konseling. Urutkan berdasarkan permasalahan yang memerlukan penanganan segera. 2. Tuliskan permasalahan paling prioritas sebagai fokus permasalahan kemudian prediksi berbagai faktor yang terkait dengan fokus tersebut 3. Dengan data pada soal no. 2 susun rencana penelitian meliputi : tujuan, subjek penelitian, metoda, jadwal waktu B. Post tes 1. Sebutkan definisi penelitian tindakan 2. Identifikasi lingkup penelitian tindakan dalam profesi konselor 3. Klarifikasi tujuan-tujuan penelitian tindakan bagi seorang konselor 4. Berikan contoh permasalahan dalam dimensi layanan bimbingan dan konseling yang dapat diteliti penelitian kelas 5. Sebutkan sifat-sifat penelitian tindakan.

KUNCI JAWABAN 1. Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk menelaah berbagai permasalahan praktis yang dirasakan dan diarahkan guna peningkatan kinerja 2. Lingkup antara lain : penyelesaian masalaha, kinerja konselor, manajemen layanan bimbingan dan konseling, out come layanan bimbingan konseling 3. Tujuan antara lain : Peningkatan keteramilan menggunakan teknik-teknik bimbingan dan konseling, implentasi teori, diseminasi inovasi layanan, peningkatan efektitifitas dan efisiensi manajemen layanan, pengembangan instrumentasi layanan bimbingan dan konseling, pengembangan pribadi konselor, peningkatan pemahaman kode etik bimbingan dan konseling. 4. Permasalahan yang dapat diteliti antara lain : metoda bermain peran dalamlayanan bimbingan kelompok, keterampilan attending dalam teknik konseling, pengolahan data penjurusan, program informasi lanjutan studi. 5. Sifat-sifat penelitian tindakan : flesibel dan dapat disesuaikan, penelitian sepenuhnya di lapangan, permasalahan nyata dan praktis, peneliti berperan sebagai fasilitator, mengandalkan data langsung, diarahkan pada perubahan perilaku (peningkatan kinerja), situasional dan spesifik, penelitian eksperimen yang longgar, kolaboratif,