Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault Tolerance Di Jaringan Kampus Universitas Halu Oleo

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER

Kinerja Metode Load Balancing dan Fault Tolerance Pada Server Aplikasi Chat

Perancangan Dan Implementasi Load Balancing Dan Failover Clustering Pada Linux Virtual Server (LVS) Untuk High Availability

ABSTRAK. Kata Kunci : algoritma penjadwalan, linux virtual server, network address translation, network load balancing.

Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme Weighted Least Connection

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PERFORMANSI LOAD BALANCING DENGAN ALGORITMA LEASTCONN PADA DATABASE SERVER

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

Proposal Tugas Akhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PADA VIRTUAL SERVER MENGGUNAKAN ZEN LOAD BALANCER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER

ANALISIS PERFORMANSI LOAD BALANCING DENGAN ALGORITMA ROUND ROBIN DAN LEAST CONNECTION PADA SEBUAH WEB SERVER ABSTRAK

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Sistem Operasi Linux 2.2. Dasar Sistem Cluster

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Inovasi dalam Desain dan Teknologi - IDeaTech 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. drastis. Berdasarkan data hasil penelitian tim survey trafik internet Cisco VNI, pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. tentang load balancing terus dilakukan dan metode load balancing terus

LOAD BALANCING PADA CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN ALGORITMA WEIGHTED LEAST CONNECTION JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

Bab 2 Tinjauan Pustaka

RANCANGAN LAYANAN E-LEARNING

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KINERJA LOAD BALANCING

IMPLEMENTASI WEB SERVER LOAD BALANCING PADA MESIN VIRTUAL MAKALAH PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION

PERANCANGAN CLUSTERING UJIAN ONLINE STUDI KASUS BINA SARANA INFORMATIKA

MEMBANGUN SISTEM CLOUD COMPUTING DENGAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DAN PENGUJIAN ALGORITMA PENJADWALAN LINUX VIRTUAL SERVER PADA FTP SERVER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

IMPLEMENTASI METODE PER CONNECTION CLASSIFIER DENGAN FAILOVER DAN FITUR NOTIFIKASI

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR IT DAN APLIKASI E-LEARNING IPB

Oracle Case Study HIGH AVAILABILITY. Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

Penerapan Metode Round Robin Pada Jaringan Multihoming Di Computer Cluster

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER


Bab II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

Implementasi Load Balancing Dan Virtual Machine Dengan Algoritma Round Robin Pada Sistem Informasi Penerimaan Pegawai Bppt. Annisa Andarrachmi, S.

Sistem Terdistribusi 2. Model arsitektur Terdistribusi

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Tugas Akhir IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PADA WEB SERVER

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM


BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 2, Oktober 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M.

Tapi pasar ini berkembang pesat karena aplikasi web, SaaS, dan server co-lokasi.

ANALISIS DAN PERANCANGAN LOAD BALANCING PADA WEB SERVER BERBASIS CLOUD PADA KANTOR DPRD KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online

IMPLEMENTASI HIGH AVAILABILITY SERVER DENGAN MENGGUNAKAN LOADBALANCE, FAILOVER, DAN REDUNDANSI DATABASE TUGAS AKHIR

ANALISIS PERBANDINGAN LOAD BALANCING DALAM ARSITEKTUR FISIK DAN ARSITEKTUR CLOUD (VIRTUALISASI) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ROUND ROBIN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN WEB SERVER BERBASIS LINUX DENGAN METODE LOAD BALANCING (STUDI KASUS : LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA)

IMPLEMENTASI NODE.JS DAN MONGODB SEBAGAI CLOUD APPLICATION MOBILE SERVER

Virtual Server. Ferrianto Gozali & Alex Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal JARKOM Vol. 3 No. 1 Desember 2015

BAB II LANDASAN TEORI

CLUSTER. Kategori Cluster Computing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN JARINGAN GONEWAJE

Rancang Bangun dan Analisa Metode Penjadwalan Load Balancing pada Video Streaming Server TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin


diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

Sistem Jaringan Terdistribusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Performa State Snapshot Transfers (SST) Tipe Blocking (Rsync) dan Non Blocking (Xtrabackup-V2) pada MariaDB Galera Cluster

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN HIGH AVAILABILITY BERBASIS LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA CLOUD SERVER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN NGINX

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

Bab V Pengujian (Testing)

ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN VPN DENGAN FAIL-OVER CLUSTER PADA CLIENT DARI PT. BAJAU ESCORINDO

Transkripsi:

IJCCS, Vol.10, No.1, January 2016, pp. 11~22 ISSN: 1978-1520 11 Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault Tolerance Di Jaringan Kampus Universitas Halu Oleo Alimuddin* 1, Ahmad Ashari 2 1 Universitas Haluoleo; Kampus Bumi Tridharma Anduonohu, Sultra 2 Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Yogyakarta e-mail: * 1 ali.pustikuh@gmail.com, 2 ashari@ugm.ac.id Abstrak Penerapan sistem informasi akademik (siakad) berbasis web suatu perguruan tinggi sangatlah penting untuk meningkatkan pelayanan akademik. Penerapan siakad tersebut memiliki berbagai kendala terutama dalam menangani jumlah akses yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya overload. Selain itu bila terjadi kegagalan hardware atau software menyebabkan siakad tidak bisa diakses. Solusi dari permasalahan ini adalah penggunaan banyak server dimana beban yang ada didistribusi dimasing-masing server. Perlu metode dalam pendistribusian beban agar merata dimasing-masing server yaitu metode load balancing dengan algoritma round robin sehingga skalabilitas siakad tinggi. Sedangkan untuk menangani kegagalan server perlu fault tolerance agar ketersediaan siakad menjadi tinggi. Penelitian ini untuk membangun metode load balancing dan fault tolerance menggunakan perangkat lunak linux virtual server dan beberapa program tambahan seperti ipvsadm dan heartbeat yang memiliki kemampuan meningkatkan skalabilitas dan ketersediaan siakad. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan load balancing dapat meminimalkan response time sampai 5,7%, meningkatkan throughput sampai 37% atau 1,6 kali dan memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya atau utilisasi sebesar 1,6 kali peningkatan, serta terhindar dari overload. Sedangkan ketersediaan yang tinggi diperoleh dari kemampuan server melakukan failover atau berpindah ke server yang lain bila terjadi kegagalan. Sehingga implementasi load balancing dan fault tolerance dapat meningkatkan layanan kinerja siakad dan terhindar dari kesalahan. Kata kunci load balancing, fault tolerance, overload, sistem informasi akademik The application of academic information system (siakad) a web-based college is essential to improve the academic services. Siakad the application has many obstacles, especially in dealing with a high amount of access that caused the overload. Moreover in case of hardware or software failure caused siakad inaccessible. The solution of this problem is the use of many existing servers where the load is distributed in the respective server. Need a method of distributing the load evenly in the respective server load balancing is the method by round robin algorithm so high siakad scalability. As for dealing with the failure of a server need fault tolerance for the availability siakad be high. This research is to develop methods of load balancing and fault tolerance using software linux virtual server and some additional programs such as ipvsadm and heartbeat that has the ability to increase scalability and availability siakad. The results showed that with load balancing to minimize the response time to 5,7%, increase throughput by 37% or 1,6 times and maximize resource utilization or utilization of 1,6 times increased, and avoid overload. While high availability is obtained from the server's ability to perform failover or move another server in the event of failure. Thus implementing load balancing and fault tolerance can improve the service performance of siakad and avoid mistakes. Keywords load balancing, fault tolerance, overload, academic information systems. Received May 21 th,2015; Revised January 1 st, 2016; Accepted January 20 th, 2016

12 ISSN: 1978-1520 U 1. PENDAHULUAN niversitas Halu Oleo (UHO) dalam meningkatkan pelayanan akademik telah menerapkan aplikasi sistem informasi akademik (siakad) online sejak tahun 2011. Layanan aplikasi siakad ini antara lain KRS online, pemberian nilai secara online, penjadwalan mata kuliah online dan pembayaran SPP mahasiswa dengan sistem hots to host dengan pihak bank. Selain itu universitas halu oleo bekerja sama dengan pihak telkom untuk akses jaringan internet dengan menyewa bandwidth sebesar 100Mbps. Jumlah transaksi data siakad meningkat dari tahun ketahun akibat dari peningkatan jumlah mahasiswa. Pada tahun 2014 jumlah mahasiswa UHO sebanyak 40.663 orang, data jumlah akses sistem ini rata-rata sekitar 240.399 perhari. Hal ini terjadi pada saat penawaran KRS mahasiswa, pengimputan nilai dan pembayaran SPP yang jadwalnya bersamaan. Dari data jumlah yang akses tersebut umumnya terjadi peningkatan pada saat minggu terakhir dari jadwal yang ditetapkan. Peningkatan jumlah akses (request) tersebut menyebabkan kinerja sistem menjadi sangat lambat karena terjadi kelebihan beban (overload) sehingga server tidak bisa diakses. Hal ini menimbulkan banyak keluhan baik dari mahasiswa, dosen dan seluruh sivitas akademika. Permasalahan tersebut muncul diakibatkan karena siakad online ini dijalankan pada satu server atau server tunggal. Satu server mengalami peningkatan kinerja ketika adanya akses ratusan ribu dalam sehari. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan banyak server dengan skalabilitas tinggi. Server-server tersebut berada dalam himpun server yang disebut dengan kluster server. Penerapan kluster server dapat menghilangkan hambatan dari kinerja CPU, meningkatkan keandalan dan ketersediaan aplikasi [1]. Sistem yang ada kemudian di distribusikan ke masing-masing server sehingga sistem menjadi terdistribusi. Sistem terdistribusi menyediakan berbagi sumber daya sebagai salah satu keuntungan utama, yang menyediakan kinerja yang lebih baik dan keandalan daripada sistem tradisional lain dalam kondisi yang sama [2]. Penggunaan banyak server untuk sistem terdistribusi membutuhkan metode untuk mengatur pembagian beban dengan adil atau merata disetiap server. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengatur pembagian beban kerja pada server yang klustering untuk meningkatkan kinerja sistem yaitu dengan menerapkan metode load balancing. Penerapan load balancing dalam web server sangat penting dan dapat merupakan solusi yang tepat dan efektif untuk menangani beban server yang sibuk dan dapat meningkatkan skalabilitas pada sistem terdistribusi [3,4]. Server load balancing atau disebut juga dengan director mendistribusikan beban kerja ke multiple server dengan mempertimbangkan kapasitas dari setiap server untuk mengurangi terjadinya kegagalan server [5]. Permasalahan lain yang muncul ketika sistem telah didistribusikan di masing-masing server adalah bila adanya kesalahan atau kegagalan pada hardware atau software dari sistem tersebut. Sistem informasi akademik merupakan penunjang utama proses kegiatan akademik di perguruan tinggi, sehingga diharapkan sistem harus bebas dari kegagalan baik akibat dari hardware ataupun software. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menangani kegagalan tersebut yaitu dengan menerapkan fault tolerance. Fault tolerance dapat diterapkan untuk mendeteksi dan mentoleransi kerusakan secara real-time pada sistem terdistribusi [6] 2. METODE PENELITIAN 2.1. Metode dan Alat Ukur Load Balancing Dalam penelitian ini, distribusi beban load balancing atau alokasi beban ke server siakad menggunakan algoritma round robin. Penggunaan metode ini didasarkan pada kemampuan server siakad yang akan digunakan merata. Keuntungan dari algoritma round robin adalah tidak memerlukan komunikasi antar-proses dan mempunyai kinerja terbaik di antara semua algoritma load balancing untuk aplikasi tertentu tujuan khusus[2]. Implementasi LVS- IJCCS Vol. 10, No. 1, January 2016 : 11 22

IJCCS ISSN: 1978-1520 13 NAT menggunakan algoritma round robin lebih handal dalam mengoptimalkan throughput, utilization, dan response time dari web server[2]. Level load balancing yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah level IP dimana hal ini didasarkan pada fungsionalitas load balancer yang bertugas untuk meneruskan paket dari klien tanpa perlu mengetahui isi dari paket tersebut seperti pada level aplikasi, sehingga mengurangi overhead. Pendekatan level IP dapat digunakan sebagai solusi load balancing pada mobile video[7]. Alat pengujian load balancing dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi apachejmeter untuk mendapatkan data throughput, response time dan utilisasi. 2.2. Metode dan Alat Ukur Fault Tolerance Fault tolerance merupakan sistem dengan kemampuan untuk tetap beroperasi walaupun kondisi saat itu tidak mendukung (terjadi fault pada sistem) [8]. Saat ini fault tolerance menjadi bagian yang penting terus dikembangkan untuk meningkatkan reliabilitas sistem [9] dan menangani masalah, untuk menemukan teknologi yang paling kuat dan efisien [10]. Sistem fault tolerance yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan pendekatan hardware dan software failure, untuk melihat kemampuan sistem siakad mentoleransi kesalahan. 2.3. Rencana Pengujian Load Balancing Rencana pengujian setelah membangun sistem load balancing dan fault tolerance dilakukan untuk menguji kemampuan sistem yaitu dengan cara melakukan permintaan atau jumlah request yang berbeda yaitu 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, 1000 pada waktu tertentu selama 10 hari untuk mendapatkan data throughput, response time dan utilisasi. 2.4. Rencana Pengujian Fault Tolerance Rencana pengujian fault tolerance dilakukan untuk melihat ketersedian sistem terhadap adanya kegagalan atau kesalahan dari server baik secara hardware maupun software. Pengujian terhadap layanan sistem siakad agar memastikan sistem berjalan dengan baik. Adapun rencana pengujian fault tolerance sebagai berikut : 1. Rencana pengujian server load balancing a. Percobaan load balancer master dan slave hidup b. Percobaan load balancer master dimatikan c. Percobaan load balancer dihidupkan kembali d. Percobaan kedua load balancer dimatikan 2. Rencana pengujian server siakad a. Percobaan dengan server siakad1 dan server siakad2 hidup b. Percobaan server siakad1 dimatikan c. Percobaan server siakad1 hidup dan server siakad2 dimatikan d. Percobaan server siakad1 dan server siakad2 diamatikan 3. Rencana pengujian server database a. Percobaan server database master dan backup hidup b. Percobaan server database master di matikan c. Percobaan server database master dihidupkan kembali d. Percobaan server database master dan database backup dimatikan e. Percobaan sinkronisasi data dari server database master ke database backup 2.5 Arsitektur Sistem Arsitektur sistem load balancing dan fault tolerance yang diimplementasikan pada server aplikasi siakad di UHO memiliki struktur tiga lapis atau three tier, sebanyak 6 server seperti pada Gambar 1. Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault...(Alimuddin)

14 ISSN: 1978-1520 Gambar 1 Arsitektur load balancing dan fault tolerance Tier pertama terdiri dari dua buah server load balancer yaitu sebagai master dan sebagai slave dikonfigurasi dengan IP 118.97.35.242 dan IP 192.168.0.161. Sedangkan load balancer slave dikonfigurasi dengan IP 118.97.35.241 dan IP 192.168.0.162. Kedua load balancer ini dihubungkan dengan 2 buah swich, swich1 dihubungkan dengan interfaces 1 dan swich2 dihubungkan dengan interfaces 2. Masing-masing load balancer di pasangkan heartbeat untuk membentuk IP virtual yaitu 222.124.222.61 sebagai IP dari http://siakad.uho.ac.id dan IP virtual 192.168.0.171 yang dipakai sebagai gateway pada server siakad di tier yang kedua. Tier kedua adalah server siakad yang terdiri dari 2 server. Server siakad1 dikonfigurasi dengan IP 192.168.0.164 server siakad2 dikonfigurasi dengan IP 192.168.0.165. Kedua server siakad ini didalamnya menjalankan program aplikasi siakad. Tier ketiga adalah storage atau penyimpanan database yang terdiri dari 2 server yaitu server database master dan server database backup. Server database master dikonfigurasi dengan IP 192.168.0.168 dan server database backup dengan IP 192.168.0.166. Kedua server database ini dipasangkan dengan heartbeat untuk membentuk IP 192.168.0.167 yang dipakai oleh aplikasi siakad di server siakad untuk mengakses database. Selain itu server database ini di lengkapi dengan program rsync untuk sinkronisasi database antara server database master dan server database backup dengan jadwal sinkronisasi yang ditentukan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengambilan data trafik dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ApacheJmeter untuk mendapatkan nilai response time, throughput dan utilisasi. Data yang diperoleh akan dibandingkan antara sebelum dan setelah penggunaan load balancing. Sedangkan data failover diperoleh dari hasil uji fault tolerance yaitu dengan menguji server load balancing, server siakad dan server database. IJCCS Vol. 10, No. 1, January 2016 : 11 22

IJCCS ISSN: 1978-1520 15 3.1. Hasil Pengujian Load Balancing Pengujian parameter load balancing dilakukan untuk melihat kemampuan server melayani sejumlah request dari pengguna dalam satuan waktu tertentu. Parameter yang diukur adalah response time, throughput dan utilisasi baik sebelum penerapan load balancing maupun setelah implmentasi load balancing. 3.1.1. Response Time Response time atau waktu respon adalah total waktu yang dibutuhkan dari saat permintaan atau request akan menunggu untuk menerima jawaban. Respon time pada penelitian ini diukur untuk menentukan seberapa cepat aplikasi siakad merespon permintaan dari pengguna. Hasil rata-rata waktu respon sebelum load balancing dan setelah load balancing adalah berbeda. Nilai waktu respon sebelum load balancing rata-rata lebih tinggi dibanding setelah penerapan load balancing seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2 Grafik response time sebelum dan setelah load balancing Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa setiap kenaikan jumlah request diikut juga dengan naiknya nilai waktu response ke siakad dimana waktu tertinggi sebelum load balancing adalah 8,91 dan terendah 2,81. Sedangkan setelah load balancing waktu tertinggi adalah 9,1 detik dan terendah adalah 2,10. Secara keseluruhan rata-rata menunjukan bahwa setelah load balancing waktu siakad merespon permintaan pengguna lebih cepat dibanding sebelum load balancing. Hal ini karena setiap request yang ada dibagi merata pada dua server siakad dibelakangnya, sehingga beban server menjadi berkurang dan kinerja siakad meningkat. 3.1.2. Throughput Throughput merupakan parameter kinerja yang memberikan gambaran mengenai besarnya data yang dapat dikirim dalam satu satuan waktu tertentu. Semakin banyak data yang dapat dikirim dalam satu satuan waktu tertentu maka semakin baik kinerja suatu sistem. Throughput pada penelitian ini digunakan untuk melihat bandwidth aktual atau jumlah bit yang ditransmisikan dalam satuan waktu byte per second (bps) baik sebelum load balancing dan maupun setelah penerapan load balancing. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata throughput sebelum load balancing rata-rata lebih rendah dibanding setelah penerapan load balancing seperti terlihat pada Gambar 3. Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault...(Alimuddin)

16 ISSN: 1978-1520 Gambar 3 Grafik throughput sebelum dan setelah load balancing Dari total rata-rata seluruh request mulai 100 sampai 1000 menunjukan bahwa paket yang dapat di transmisikan lebih besar setelah load balancing yaitu 370,12 bps dibanding dengan sebelum load balancing yaitu sebesar 217,49 bps dengan selisih sebesar 144,67 bps. Selain itu dengan load balancing dapat meningkatkan nilai throughput sebesar 1,6 kali atau 37%. Besarnya paket data yang dapat ditransmisikan setelah load balancing disebabkan karena setiap paket yang masuk dapat didistribusikan secara merata pada kedua server siakad dibelakangnya dengan metode round robin sehingga dapat mengurangi overload. Nilai throughput yang besar ini menunjukan kinerja siakad meningkat. 3.1.3. Utilisasi Utilisasi merupakan parameter yang menunjukkan seberapa besar persentase penggunaan bandwidth suatu link. Utilisasi pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tools stress ApacheJmeter untuk menentukan seberapa besar persentase penggunaan bandwidth saat pengguna mengakses siakad. Hasil pengukuran utilisasi menunjukan bahwa nilai rata-rata nilai utilisasi sebelum load balancing lebih rendah dibanding setelah load balancing seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 Grafik utilisasi sebelum dan setelah load balancing Berdasarkan Gambar 4, rata-rata persentase penggunaan bandwidth menunjukan belum memberikan nilai maksimal, hal ini disebabkan tingginya beban atau request yang diujikan IJCCS Vol. 10, No. 1, January 2016 : 11 22

IJCCS ISSN: 1978-1520 17 dalam satuan waktu tertentu dimana hanya ditangani oleh dua server siakad sehingga bila ada request seperti itu maka server siakad perlu ditambah untuk memaksimalkan penggunaan bandwidth. Namun secara keseluruhan menunjukan bahwa rata-rata pemanfaatan bandwidth lebih tinggi setelah load balancing dibanding sebelum load balancing. Dengan load balancing persentase pemanfaatan bandwidth lebih baik yaitu sekitar 1,6 kali kenaikannya. Hal ini disebabkan karena beban yang ada dapat didistribusikan secara merata di dua server siakad dibelakangnya, sehingga beban menjadi berkurang dan kinerja siakad meningkat. 3.2. Hasil Pengujian Fault Tolerance Fault tolerance atau toleransi kesalahan merupakan kemampuan sistem untuk untuk tetap beroperasi walaupun kondisi saat itu tidak mendukung atau terjadi fault pada sistem sedangkan failover merupakan sebuah mekanisme untuk mendeteksi server yang mengalami kegagalan hardware melalui sinyal heartbeat sehingga perannya berpindah ke server yang memiliki heartbeat aktif. Pada penelitian ini pengujian fault tolerance hanya dilakukan pada server setelah penerapan load balancing, sedangkan pada server tunggal atau sebelum penerapan load balancing tidak dilakukan karena jika dilakukan uji dengan mematikan server maka sudah tentu akan terjadi down atau server tidak akan dapat diakases. Ada tiga pengujian yang dilakukan yaitu : (1) menguji load balancer master dan load balancer slave (2) menguji server siakad dan server siakad 2 (3) menguji server database master dan backup. 3.2.1. Hasil Pengujian Failover Load Balancer Laod balancer dalam penelitian ini adalah server yang berada di tier pertama yang bertugas menerima request dari pengguna, kemudian membagi request tersebut ke server siakad di tier yang kedua dengan metode round robin. Beberapa percobaan pengujian load balancer yaitu : 1. Percobaan load balancer master dan slave hidup Pada pengujian ini semua server baik load balancer, server siakad dan server database dihidupkan. Kemudian sistem siakad diakses, disaat yang sama dilakukan monitoring tabel virtual server secara real time setiap 1 detik. Hasilnya adalah semua berjalan dengan normal load balancer dapat menjalankan tugasnya yaitu membagi beban yang masuk secara merata di kedua server siakad kemudian server siakad dapat menjalankan sistem siakad dengan mengambil data dari server database sehingga dapat dikatakan tingkat ketersediaan sistem siakad adalah 99,99% tersedia. 2. Percobaan load balancer master dimatikan Pengambilan data dilakukan mulai dari mengakses sistem siakad dimana waktu dicatat pada pukul 09:27:09. Data waktu tersebut kemudian dihitung dengan data yang tercatat pada hasil log sistem. Berdasarkan data tersebut kemudian dihitung rata-rata sistem beroperasi sampai kegagalan terjadi selama 23 detik sedangkan waktu yang dibutuhkan sistem pulih atau beroperasi kembali selama 1 detik. Dari hasil tersebut kemudian dihitung persentase ketersediaan sistem siakad berdasarkan persamaan (1) : Availabilty = ( 1 ) = Tingkat ketersediaan yang diperoleh dari sistem setelah layanan heartbeat di load balancer master dimatikan adalah sebesar 93,55% tersedia yang artinya sistem sangat baik dalam mentoleransi kesalahan yang terjadi pada server load balancer sehingga sistem siakad masih tetap dapat beroperasi atau dapat diakses oleh pengguna. Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault...(Alimuddin)

18 ISSN: 1978-1520 3. Percobaan load balancer master dihidupkan kembali Pengujian dengan layanan heartbeat pada load balancer master dihidupkan kembali kemudian dimonitoring untuk melihat perpindahan atau failback request yang ada pada load balancer slave ke load balancer master. Pengambilan data dilakukan mulai dari mengakses sistem siakad dimana waktu dicatat jam 10:29:18. Data waktu tersebut dikompilasi dengan data yang tercatat pada hasil log load balancer master dan load balancer slave. Hasil perhitungan rata-rata sistem beroperasi sampai kegagalan terjadi selama 28 detik sedangkan waktu yang dibutuhkan sistem pulih atau beroperasi kembali selama 1 detik. Dari hasil tersebut kemudian dihitung persentase ketersediaan sistem siakad berdasarkan persamaan (1): Availabilty = Tingkat ketersediaan yang diperoleh dari sistem siakad setelah layanan heartbeat di load balancer master diaktifkan kembali adalah sebesar 95,23% tersedia yang artinya sistem lebih baik dalam mentoleransi kesalahan yang terjadi pada server load balancer sehingga sistem siakad masih tetap dapat beroperasi atau dapat diakses oleh pengguna. 4. Percobaan load balancer master dan slave dimatikan Pengujian ini dilakukan dengan mematikan kedua load balancer baik master maupun slave. Hasil yang diperoleh menujukan bahwa sistem siakad sama sekali tidak bisa diakses atau tingkat ketersediaanya 0,00%. 3.2.2. Hasil Pengujian Failover Server Siakad Server siakad pada penelitian ini adalah server yang berada di tier ke 2 yang akan menerima beban atau load dari server load balancer di tier pertama dan meminta database pada tier ketiga, yang jumlahnya ada dua yaitu server siakad1 dan server siakad2. Beberapa percobaan pengujian yaitu : 1. Percobaan server siakad1 dan server siakad2 hidup Pengujian yang pertama dilakukan mulai dari mengakses sistem siakad yaitu pada waktu pukul 12:38:35 kemudian dalam saat yang sama memonitor koneksi di load balancer master secara real time. Hasilnya adalah request yang masuk di load balancer master di didistribusikan ke server siakad1 dan server siakad2. Hasilnya adalah pada waktu pukul 12:38:45 ada request yang diterima oleh load balancing IP 222.124.222.61 dengan port 80 (http) kemudian request tersebut didistribusikan ke server siakad1 dengan IP 192.168.0.164 dan server siakad2 dengan IP 192.168.0.165 secara merata dengan algoritma round robin (rr) yang masing-masing memiliki 6 koneksi yang aktif dan 12 koneksi tidak aktif pada server siakad1 8 koneksi tidak aktif untuk server siakad2, sehingga dapat dikatakan ketersediaan sistem siakad adalah 99,99% tersedia. 2. Percobaan server siakad1 dimatikan Pengujian server siakad1 mati dan server siakad2 hidup dilakukan pertama memastikan kedua server siakad dapat menerima load atau beban dari load balancer melalui monitoring secara real time di load balancer master. Selanjutnya siakad diakses pada waktu jam 12:41:53. Pada waktu pukul 12:42:13 server siakad1 dimatikan dan waktunya tercatat di file log sistem operasi linux. Hasil monitoring tabel virtual server di load balancer terlihat bahwa pada waktu jam 12:42:15 koneksi aktif menjadi 0 dan koneksi yang tidak aktif menjad 3 sedangkan pada server siakad2 bertambah menjadi 12 koneksi aktif dan 1 detik berikutnya semua akses sudah terkoneksi dengan server siakad2 atau pada IP 192.158.0.165. Dari hasil tersebut kemudian dihitung persentase ketersediaan berdasarkan persamaan (1) Availabilty = IJCCS Vol. 10, No. 1, January 2016 : 11 22

IJCCS ISSN: 1978-1520 19 Tingkat ketersediaan yang diperoleh dari sistem siakad setelah server siakad1 dimatikan adalah sebesar 90,91% yang artinya sistem sangat baik dalam mentoleransi kesalahan yang terjadi pada server siakad1 sehingga sistem siakad masih tetap dapat beroperasi atau dapat diakses oleh pengguna. 3. Percobaan server siakad1 hidup dan server siakad2 dimatikan Pengujian server siakad dengan menghidupkan server siakad1 dan mematikan server siakad2. Pertama-tama memastikan kedua server siakad hidup dan menerima request dari load balancer master Data diperoleh mulai dari mengakses siakad pada pukul 13:17:22 kemudian server siakad2 dimatikan pada waktu pukul 13:17:42 dan waktu yang tercatat di file log bahwa saat reboot pukul 17:42 sampai 17:44 atau selama 2 detik. Dari hasil tersebut kemudian dihitung persentase ketersediaan berdasarkan persamaan(1) Availabilty = Tingkat ketersediaan yang diperoleh dari sistem setelah server siakad2 dimatikan adalah sebesar 91,67% yang artinya sistem sangat baik dalam mentoleransi kesalahan yang terjadi pada server siakad2 sehingga sistem siakad masih tetap dapat beroperasi atau dapat diakses oleh pengguna. 4. Percobaan server siakad1 mati dan server siakad2 mati Pengujian ini dilakukan dengan mematikan kedua server siakad baik server siakad1 maupun server siakad2. Hasil yang diperoleh menujukan bahwa sistem siakad sama sekali tidak bisa diakses atau tingkat ketersediaanya 0,00%. 3.2.3. Hasil Pengujian Failover Server Database 1. Percobaan server database master dan backup hidup Pada pengujian ini kedua server database dalam keadaan aktif. Kemudian sistem siakad diakses pada waktu pukul 17:15:05 hasilnya adalah siakad dapat diakses data dapat ditampilkan artinya server database mampu melayani server siakad dalam menyediakan data dan load balancer dapat membagi beban yang masuk kepada kedua server siakad sehingga dapat dikatakan tingkat ketersediaanya adalah 99,99% tersedia. 2. Percobaan server database master dimatikan Pengambilan data dilakukan mulai dari akses ke sistem siakad dari komputer test pada jam 07:34:53 dan setelah itu layanan heartbeat pada server database master di matikan kemudian membanding file log pada sistem database master dan file log pada sistem database backup. Dari data hasil log kemudian dihitung rata-rata sistem beroperasi sampai kegagalan terjadi selama 20 detik sedangkan waktu yang dibutuhkan sistem pulih atau beroperasi kembali selama 2 detik. Dari hasil tersebut kemudian dihitung persentase ketersediaan sistem siakad berdasarkan persamaan (1). Availabilty = Tingkat ketersediaan yang diperoleh dari sistem setelah layanan heartbeat di server database master dimatikan adalah sebesar 90,91% yang artinya sistem sangat bagus mentoleransi kesalahan yang terjadi pada server database master sehingga siakad masih tetap dapat beroperasi atau dapat diakses oleh pengguna. 3. Percobaan server database master dihidupkan kembali Pengujian dilakukan mulai dari saat mengakses sistem siakad dari komputer test pada pukul 10:28:01, selanjutnya layanan heartbeat pada server database master diaktifkan. Saat mengaktifkan layanan heartbeat tersebut tercatat dalam sistem file log. Dari data hasil log Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault...(Alimuddin)

20 ISSN: 1978-1520 kemudian dihitung rata-rata sistem beroperasi sampai kegagalan terjadi selama 37 detik sedangkan waktu yang dibutuhkan sistem pulih atau beroperasi kembali selama 2 detik. Dari hasil tersebut kemudian dihitung persentase ketersediaan sistem siakad berdasarkan persamaan (1): Availabilty = Tingkat ketersediaan yang diperoleh dari sistem siakad setelah server database master dihidupkan adalah sebesar 94,87% yang artinya sistem mampu melakukan failback atau kembali mengambil perannya menggantikan server database backup sehingga sistem siakad masih tetap dapat beroperasi atau dapat diakses oleh pengguna. 4. Percobaan server database master dan backup dimatikan Pengujian ini dilakukan mulai dari akses sistem siakad pada pukul 10:20:25 setelah itu service heartbeat dimatikan pada server database master dan backup. Hasil yang diperoleh menujukan bahwa sistem siakad sama sekali tidak bisa diakses atau tingkat ketersediaanya 0,00%. 5. Percobaan sinkronisasi data dari server database master ke database backup Sinkronisasi database pada penelitian ini merupakan proses penyalinan data dari server database master ke server database backup yang telah ditetapkan jadwalnya pada tengah malam pukul 0.1.00. Pengamatan ini dilakukan berdasarkan nilai kapasitas (size atau ukuran) data dan waktu update terakhir atau date modified terhadap data. Hasil yang diperoleh adalah data pada server database master dan database backup adalah sama baik dari ukuran file dan waktu update, artinya proses sinkronisasi berjalan dengan baik. 4. KESIMPULAN Dari penelitian peningkatan kinerja siakad dengan metode load balancing dan fault tolerance di jaringan kampus Universitas Halu Oleo didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi load balancing dapat memperkecil response time sampai 5,7%, meningkatkan nilai throughput sampai 37% atau 1,6 kali, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya atau utilisasi sebasar 1,6 kali peningkatan serta terhindar dari kelebihan beban atau overload. 2. Pada saat load balancer master mengalami kegagalan perannya dapat digantikan oleh load balancer slave sehingga ketersediaan siakad tinggi yaitu 93,55% dan ketika load balancer master pulih dari kegagalan maka perannya dapat diambil kembali dari load balancer slave sehingga ketersediaan sebesar 95,23%. Hal yang sama juga ketika terjadi kegagalan pada server siakad1 maka request yang ada dapat dipindahkan ke server siakad2 dengan ketersediaan sebesar 90,91%, begitu pula sebaliknya ketika kegagalan terjadi pada server siakad2 request yang ada dapat dipindahkan ke server siakad1 dengan ketersediaan sebesar 91,67%. Demikian pula ketika kegagalan pada server database master perannya dapat berpindah ke server database backup dengan ketersediaan sebesar 90,91% dan setelah server database master pulih maka perannya diambil kembali dengan ketersediaan sebesar 94,87%. 3. Load balancer mampu membagi beban secara merata di kedua server siakad yaitu masingmasing 50 koneksi dengan pengujian 100 request dalam 1 detik. Sedangkan fault tolerance dapat meningkatkan ketersediaan siakad yang tinggi yang diperoleh dari kemampuan aplikasi heartbeat melakukan failover dan failback bila salah satu server di masing-masing tier mengalami kegagalan atau pulih kembali setelah kegagalan sehingga kinerja siakad meningkat. IJCCS Vol. 10, No. 1, January 2016 : 11 22

IJCCS ISSN: 1978-1520 21 4. Aplikasi ApacheJmeter memiliki kemampuan untuk membangun sejumlah request dalam satuan waktu tertentu sehingga sangat sesuai untuk menguji kemampuan siakad dalam melayani banyak pengguna. 5. SARAN Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yaitu : 1. Pada penelitian ini menggunakan linux virtual server dengan via NAT, perlu membangun load balancing dengan LVS via Direct Routing atau IP Tunneling. 2. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang penerapan database terdistribusi pada kluster server. 3. Perlunya penelitian tentang penerapan load balancing yang diujicobakan pada jaringan yang berbeda ISP DAFTAR PUSTAKA [1] Kopper, K., 2005. The Linux Enterprise Cluster-Build a Highly Available Cluster with Commodity Hardware and Free Software. No Starch Press, Inc. San Francisco. [2] Rabu, J.A., Purwadi, J., dan Raharjo, W.S., 2012. Implementasi Load Balancing Menggunakan Web Server Metode LVS-NAT. Jurnal INFORMATIKA Vol. 8, No. 2. [3] Cardellini, V., Colajanni, M., dan Yu, P.S., 1999. Dynamic Load Balancing on Webserver Systems. IEEE Internet Computing, vol. 3, no. 3, pp. 28-39. USA. [4] Lukitasari, D., dan Oklilas, A.F., 2010. Analisis Perbandingan Load Balancing Web Server Tunggal Dengan Web server Cluster Menggunakan Linux Virtual Server. Jurnal Generic, Vol.5 No.2:2010., ISSN: 1907-4093. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. [5] Kopparapu, C., 2002. Load Balancing Servers, Firewalls, and Caches. Wiley Computer Publishing. John Wiley & Sons, Inc. New York Chichester Weinheim Brisbane Singapore Toronto. [6] Zheng, Q. dan Shin, G.K., 1998. Fault-Tolerant Real-Time Communication in Distributed Computing Systems. Journal. IEEE Transactions on Parallel and Distributed Systems, Vol. 9, No. 5. [7] Xingming, Z., dan Shaoxin, Z. 2012. One Load Balancing Solution for Mobile Video Surveillance System. IEEE International Conference on Computer Science and Service System. [8] Jalote, P. 1994. Fault Tolerance in Distributed Systems. Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ. [9] Ferdinando, 2004. Fault Tolerance in Real-time Distributed System Using the CT Library. Master's Thesis. Department of Electrical Engineering, Faculty EE-Math-CS. University of Twente. Belanda Peningkatan Kinerja Siakad Menggunakan Metode Load Balancing dan Fault...(Alimuddin)

22 ISSN: 1978-1520 [10] Haryono, Istiyanto, Harjoko, dan Putra., 2014. Five Modular Redundancy with Mitigation Technique to Recover the Error Module. International Journal of advanced studies in Computer Science and Engineering IJASCSE, Volume 3, Issue 2. IJCCS Vol. 10, No. 1, January 2016 : 11 22