PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA OLEH: TIM JURUSAN PLS

Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk

MODEL PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)

Evaluasi Program Pelatihan

PENDEKATAN PRINSIP ADULT LEARNING DALAM UPAYA MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN DIKLAT APARATUR

Prinsip Belajar Orang Dewasa

Bagian ini menguraikan beberapa hal umum terkait dengan pelatihan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BAGI BELAJAR ORANG DEWASA (PENDEKATAN ADRAGOGI)

Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan perkembangan mutu pendidikan yang baik, haruslah ditunjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. learning menjadi student centered learning, semakin menuntut kuatnya kemandirian

STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (PENDEKATAN ANDRAGOGI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

MODEL & PENDEKATAN PEMBELARAN. (A. Suherman)

yang sudah dikenal selama ini adalah sebagaimana tergambar sebagai berikut:

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan ukuran kualitas

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Pengembangan. Kurnia Dewi, SE., MM. & Hasanah Yaspita, SE., MM.

MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

Hiryanto (Dosen PLS FIP UNY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis,

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

PEMBELAJARAN PADA PTK (MODEL- MODEL PEMBELAJARAN PTK) PERTEMUAN 9 Ana, S.Pd.M.Pd, dkk.

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA. Oleh : Marsigit. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNIVERSITAS NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Pencapaian standar

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia (SDM) akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dan rancangan penelitian tindakan yang

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi y

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BAGI BELAJAR ORANG DEWASA (PENDEKATAN ANDRAGOGI) Sujarwo *

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih

MODUL PENDIDIKAN ORANG DEWASA

PERAN MANAJEMEN KINERJA DAN IMBALAN/KOMPENSASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAN MENUMBUHKAN PERFORMANCE SUMBER DAYA MANUSIA

MENGELOLA PROGRAM PELATIHAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyiapkan

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

Transkripsi:

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I KONSEP TEORI 1.1 Latar Belakang Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia telah dilakukan dengan berbagai pendekatan yang bersifat konvensional (pedagogis) 1.2 Teori Pelatihan 1.2.1 Definisi Pelatihan Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Pelatihan berkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu.

1.2.2 Tujuan Pelatihan Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih trainer) (trainer memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru. Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan. Membantu memecahkan persoalan operasional. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi. 1.2.3 Manfaat Pelatihan Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas Mengurangi waktu belajar yang diperlukan setiap individu untuk mencapai standard-standar kinerja yang dapat diterima Menciptakan sikap, loyalitas, kerja sama yang lebih menguntungkan Memenuhi persyaratan-persyaratan perencanaan sumber daya manusia Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja Membantu setiap individu dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka

1.3 Cara Menggunakan Panduan Pelatihan Panduan Pelatihan Partisipatif ini disusun terutama bagi para pelatih, petugas lapangan atau staf proyek yang dalam tugasnya bertanggung jawab dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia, baik internal instansi maupun eksternal. Panduan ini dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Panduan ini disusun berdasarkan pada pengalaman praktis. Konsep dasar pendidikan orang dewasa, prinsip-prinsip dasar memfasilitasi, proses belajar berdasarkan pengalaman, metoda dan teknik memfasilitasi pelatihan dan akhirnya beberapa contoh konkrit berbagai kondisi nyata yang mungkin akan dihadapi.

1.4 Pengantar Pendidikan Orang Dewasa 1.4.1 Pendahuluan Banyak upaya-upaya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia di lingkungan instansi pemerintah melalui berbagai pelatihan. Upaya tersebut pada umumnya dilakukan oleh Badan atau Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) instansi yang bersangkutan. 1.4.2 Pengertian Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno "aner", dengan akar kata andr- yang berarti laki-laki, laki, bukan anak laki-laki atau orang dewasa, dan agogos yang berarti membimbing atau membina. Pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau mengajar anak

1.4.3 Asumsi-Asumsi Pokok Konsep Diri Peranan Pengalaman Kesiapan Belajar Orientasi Belajar

BAB II KONDISI SAAT INI 2.1 Beberapa Implikasi Dalam Praktek Pelatihan Dalam pedagogi atau konvensional, karena berpusat pada materi pembelajaran (Subject Matter Centered Orientation) maka implikasi yang timbul pada umumnya peranan guru, pengajar, pembuat kurikulum, evaluator sangat dominan. Pihak murid atau peserta pelatihan lebih banyak bersifat pasif dan menerima. Paulo Freire, menyebutnya sebagai "Sistem Bank" (Banking System). Hal ini dapat terlihat pada hal-hal sebagai berikut:

Penentuan mengenai materi pengetahuan dan ketrampilan yang perlu disampaikan yang bersifat standard dan kaku. Penentuan dan pemilihan prosedur dan mekanisme serta alat yang perlu (metoda & teknik) yang paling efisien untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pengembangan rencana dan bentuk urutan sequence) (sequence yang standard dan kaku Adanya standard evaluasi yang baku untuk menilai tingkat pencapaian hasil belajar dan bersifat kuantitatif yang bersifat untuk mengukur tingkat pengetahuan. Adanya batasan waktu yang demikian ketat dalam "menyelesaikan" suatu proses pembelajaran materi pengetahuan dan ketrampilan.

BAB III IMPLEMENTASI DAN PEMECAHAN KONSEP DENGAN KONDISIONAL 3.1 Langkah-Langkah Pokok Dalam Pelatihan Partisipatif (Andragogi) Menciptakan Iklim Pembelajaran yang Kondusif Pengaturan Lingkungan Fisik Pengaturan Lingkungan Sosial dan Psikologis Diagnosis Kebutuhan Belajar Proses Perencanaan Memformulasikan Tujuan Mengembangkan Model Umum Menetapkan Materi dan Teknik Pembelajaran Peranan Evaluasi

3.2 Fungsi dan Peranan Fasilitator memanggil para peserta untuk mengingatkan mereka akan jadwal pertemuan berikutnya menjamin bahwa setiap peserta mempunyai kesempatan untuk memberikan sumbangan pada sebuah diskusi meninjau dan mengetahui bahwa agenda yang disusun bertujuan untuk melayani tujuan dan kepentingan peserta pelatihan dan pelatihan itu sendiri. 3.3 Teknik & Proses Memfasilitasi Pelatihan Isi / Konten, yaitu materi atau pokok bahasan yang sedang ditangani, dikelola atau dipelajari, didiskusikan, dibahas bersama Proses, yaitu bagaimana langkah-langkah atau caranya seluruh peserta pelatihan melakukan inter-aksi belajar, membahas suatu "isi / konten".

Faktor penentu keberhasilan suatu pelatihan di mana faktor tor-faktor tersebut berguna bagi fasilitator dalam memahami apa yang sedang terjadi dalam pelatihan yang sedang difasilitasi, yang meliputi : Komunikasi dan dinamika kelompok, Beberapa tekinik-teknik teknik yang dapat dipergunakan dalam memfasilitasi antara lain: 1. bagaimana menyusun pertanyaan-pertanyaan, pertanyaan, 2. memfasilitasi suatu diskusi dan mengunakan latihan-latihan latihan. Teknik Komunikasi Menyesuaikan diri dengan para pendengar Bahasa anda Gaya dan Penampilan Fasilitator Test / uji asumsi-asumsi Menyadari atas asumsi-asumsi yang anda buat Memeriksa dan menguji kebenaran asumsi-asumsi tersebut

Berikan Umpan Balik Mulailah dengan hal yang positif Spesifik Tentatif Informatif Berbentuk Saran & Alternatif Tingkah Laku Deskriptif daripada evaluasi 3.4 Evaluasi Pelatihan Evaluasi Konvensional ( Pedagogi ) Evaluasi Andragogi

Beberapa "alat" yang dapat dipergunakan dalam evaluasi pelatihan, antara lain: Mood Meter Evaluasi Harian Evaluasi Akhir

4.1 Kesimpulan BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP Kegiatan pelatihan yang ditujukan kepada aparat pemerintah dan orang-orang di suatu organisasi yang nota bene adalah orang dewasa harus melibatkan secara dalam kegiatan kegiatan tersebut atau dengan kata lain bahwa pelatihan hendaknya bersifat partisipatif. Kegiatan pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa maka materi dan pokok bahasan pelatihan hendaknya menarik bagi mereka dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Problem Centered Orientation), bermanfaat dan praktis dalam upaya mengembangkan peranan sosialnya. Kegiatan pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa hendaknya bersifat praktis dan ada peluang untuk diterapkannya pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang telah diperolehnya dalam kesempatan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang ditujukan oleh orang dewasa hendaknya dilakukan berdasarkan pengalaman mereka sendiri sebagai sumberdaya belajar. Peranan pelatih atau fasilitator dalam proses belajar pendidikan orang dewasa adalah membantu, mendorong, mempermudah dan mengembangkan terjadinya proses belajar mandiri dengan menciptakan dan mengembangkan suasana yang kondusif. Metodologi pendidikan orang dewasa hendaknya menggunakan pendekatan "Experiential Learning Cycle" dan tidak bersifat "transmittal", dan bersifat "Learner Centered Approach". Media atau alat bantu yang dipergunakan bersifat "merangsang" terjadinya proses diskusi dan "berifat menggerakan diskusi" serta tidak bersifat "instruksional".

4.2 Penutup Untuk menerapkan pelatihan partisipatif dengan menggunakan berbagai metoda dan teknik yang tidak menggurui dan menceramahi bukan merupakan suatu hal yang sederhana. Hal ini tidak hanya disebabkan karena terbatasnya pemahaman konsep dan penerapan pelatihan partisipatif di kalangan karyawan, setiap individu ataupun masyarakat pada umumnya.

TERIMA KASIH