BAB I PENDAHULUAN. kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki kira-kira dua puluh delapan ribu

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektifitas food cost guna

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. cost Nirwana Beach Club Restoran guna meningkatkan profit food & baverage

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi alam, sosial, maupun budaya. Kuta yang teletak di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupannya banyak tergantung pada ada tidaknya lintas wisatawan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian pertama dari Ni Made Sri Ayu Damayanti (2006) yang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel dan restoran,

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang terkenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan dan saling pengertian di antara negara-negara sudah berkembang,

TIBUBENENG VILLAS INVESTMENT VILLA ( v i l l a t e l )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber ekonomi yang dimilikinya. Tujuan tersebut dapat dituangkan di

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan yang bukan terdengar baru di dunia

2.16 Pengeluaran Departemen Housekeeping Memperkirakan Pengeluaran Departemen Housekeeping Metode Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dikembangkan untuk meningkatkan devisa Negara di luar minyak dan gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi Industri pariwisata berkembang sangat cepat. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini keberadaan industri pariwisata The leading

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan dalam proses pengembangan usaha, dimana peran sumber. daya manusia menjadi semakin penting Danish et al., (2013).

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

STUDI ANALISIS TENTANG PENERAPAN VARIASI MENU DINNER TERHADAP TINGKAT KUALITAS OPERASIONAL KERJA BAGI KITCHEN DI HOTEL HYATT REGENCY YOGYAKARTA.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Definisi Pelatihan Program Pride In Service Training di PT.XYZ

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 GOLONGAN PETERNAKAN DAN NAMA JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

No. KuisionerdanLangkahKerja Ya Tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung. Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Melalui hasil observasi yang di lakukan oleh penulis pada hotel mahkota graha kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini industri pariwisata adalah industri yang mengalami perkembangan pertumbuhan yang sangat pesat dan cepat. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki kira-kira dua puluh delapan ribu spesies flora dan tiga puluh lima ribu spesies fauna serta Indonesia memiliki kekayaan alam lain yang dayatariknya cukup tinggi diantaranya hutan, pegunungan, terumbu karang, pantai, sungai, danau dan lain-lainnya, semua itu dapat dijadikan sebagai potensi dan modal yang cukup besar bagi perkembangan industri pariwisata di Indonesia serta dapat menjadi ujung tombak bagi peningkatan devisa negara dan kemajuan perekonomian di Indonesia. Jika semua potensi tersebut dapat dikendalikan dengan baik dan terarah. Pulau Bintan yang temasuk dalam Kepulauan Riau merupakan salah satu daerah tujan wisata yang memiliki keanekaragaman objek dan daya tarik wisata. Dangan memiliki objek daya tarik pantai yang menarik membuat para pengunjuk berdatangan ke berbagai objek wisata yang ada di Kepulauan Bintan yang ada. Selain wisatawan lokal, Kepualun Bintan juga banyak dikunjungi oleh berbagai wisatawan asing. Di Kepulauan Bintan terdapat kawasan wisata internasional dimana terdapat beberapa Resort, salah satunya yaitu Nirwana Gardens Resort. Nirwana Gardens Resort merupakan Resort berbintang 5 yang memilik daya tarik pantai

2 yang sangat menarik. Selain itu Nirwana Gardens Resort mempunyai banyak fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung ke Nirwana Gardens Resort. Nirwana Gardens Resort memiliki 5 jenis akomodasi : 1) Nirwana Resort Hotel 2) Mayang Sari Beach Resort 3) Nirwana Beach Club 4) Indra Maya Villa 5) Banyu Biru Villa Dari kelima jenis akomodasi ini banyak sekali yang menjadi nilai jual pada Nirwana Gardens Resort. Selain dari Hotel itu sendiri yang merupakan main product, Nirwana Gardens Resort juga memiliki pendapatan yang di peroleh. Terutama pada Food & Beverage, karena Food & Beverage merupakan pendapatan kedua Nirwana Gardens Resort setelah penjualan kamar. Sebagai organisasi yang berorientasi pada usaha yang meraih keuntungan, pihak manajemen dituntut untuk memiliki perancanaan yang matang. Tunjuan utama pembuatan perencanaan adalah untuk meningkatkan peluang dan kemampuan kompetitif perusahaan serta untuk meningkatkan keuntungan pada tingkat nilai yang memuaskan. Seperti halnya sebuah organisasi yang lazim, manajemen terbagi dalam beberapa bagian yang di kenal dengan departemen, tiap-tiap departemen memiliki fungsi dan tugas yang berbeda. Berdasarkan aktivitas operasionalnya pengelolaan

3 hotel di bagi dalam dua kelompok yaitu: operated department dan non operated department. Operated department terdiri dari room department (front office, housekkeping), food and beverage department (service dan product), Minor department (telephone operatore, laundry, dry cleaning, drug store dan sumber pendapatan lainnya). Non operated department terdiri dari administrative dan general (executive office, accounting department), sales and marketing department (public relation, A & P sales axecutive) dan engenering department (section POMEC & selection HLP). Food and beverage department merupakan salah satu department hotel yang mempunyai fungsi melaksanakan penjualan dan memproduksi makanan dan minuman, selain itu food and beverage merupakan sumber pendapatan terbesar kedua setelah room department, untuk itu harus dilaksanakan pengawasan dan pengendalian pembiayaan makanan dan minuman (food cost) agar tetap mendapatkan profit. Membahas mengenai profit suatu hotel harus selalu dapat mengendalikan biaya biaya makanan dengan baik, karena kebanyakan hotel dan restaurant pada saat ini tidak bisa mengendalikan biaya produksi dengan baik. Sehingga banyak hotel dan restaurant yang mengalami pembengkakan biaya dalam hal biaya produksi. Oleh karena itu suatu hotel dan restaurant harus dapat mengendalikan biaya produksi semaksimal mungkin sehingga tidak terjadi pembengkakan biaya baik yang di timbulkan oleh pemesanan produk yang salah maupun pembuangan

4 bahan makanan yang terjadi dalam proses pembuatan bahan makananan. Apabila suatu hotel dan restaurant telah mampu mengendalikan biya produksi dengan baik maka suatu hotel dan restaurant dapat memaksimalkan profit yang di didapat dengan baik. Sehubungan penelitian yang dilakukan penulis adalah pada pengendalian food cost pada Nirwana Beach Club Restaurant Nirwana gardens Resort Bintan. Berikut ini akan ditampilkan data mengenai laporan Reconciliation of food cost Nirwana Beach Club restaurant Nirwana Gardens Resort pada tahun 2007-2011 yang dapat di lihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Reconciliation Of Food Cost NBC Restaurant Nirwana Gardens Resort Tahun 2007-2011 (Dalam Dolar Singapur) Tahun Actual food cost Revenue Actual cost percentage (%) 2007 143,069.18 440,287.97 32.49% 2008 212,021.35 602,817.58 35.17% 2009 172,942.63 508,265.29 34.03% 2010 173,826.66 538,932.24 32.25% 2011 151,482.97 481,796.04 31.44% Sumber : diolah dari Finance Department Nirwana Gardens Resort (2012) Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persentase food cost mengalami perubahan di setiap tahunnya. Dan ada di beberapa tahunnya food cost mengalami pembengkakan sehingga profit yang di hasilkanpun tidak maksimal. Dikarenakan Nirwana Beach Club Restoran tergolong akomodasi yang baru didirikan pada tahun 2007 maka penghasilannyapun masih mengalami ketidak stabilan.

5 Menurut Suarsana (2007:13) Standard Cost Percentage untuk makanan, ditetapkan antara 30 persen sampai dengan 35 persen. Tetapi pada kenyataannya manajemen atau pemilik hotel di Indonesia sering menetapkan persentaese standar baku untuk makanan pada angka baku yaitu 35 persen. Ditetapkannya standar baku (cost percentage) sebesar 35 persen ini, karena beberapa alasan yang erat hubungannya dengan kualitas bahan makanan yang ada atau yang tesedia di Indonesia. Berbeda dengan Nirwana Gardens Resort yang menurut salah satu staff Cost control Nirwana Gardens telah menetapkan standar persentase food cost pada kisaran 28% sampai dengan 33%. Mengingat pertimbangan yang ada Nirwana Gardens Resort mempunyai potensi yang lebih tinggi di bandingkan dengan hotel lainnya yang ada di Indonesia. Namun melihat data yang diperoleh Nirwana Beach Club Restoran Nirwana Gardens Resort pada tabel 1.1 menunjukan belum maksimalnya pemanfaatan potensi yang ada di Nirwana Beach Club Restoran Nirwana Gardens Resort. Mengingat hasil persentase food cost yang diraih masih berada diluar standar yang telah ditetapkan oleh Nirwana Gardens Resort. Mengingat penjelasan di atas menarik penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Efektifitas Pengendalian Food Cost Guna Mengoptimalkan Gross Profit Nirwana Beach Club Restaurant Nirwana Gardens Resort Bintan.

6 B. Identifikasi masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses pengendalian food cost Nirwana Beach Club Restoran? 2. Bagaimana efektifitas pengendalian food cost yang sesuai dengan potensial food cost berdasarkan total penjualan Nirwana Nirwana Beach Club Restoran? 3. Bagaimana efektifitas pengendalian food cost Nirwana Beach Club Restoran guna mengoptimalkan gross profit? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi proses pengendalian food cost Nirwana Beach Club Restoran. 2. Menganalisis efektifitas pengendalian food cost yang sesuai dengan potensial food cost berdasarkan total penjualanan Nirwana Nirwana Beach Club Restoran. 3. Manganalisis efektifitas pengendalian food cost Nirwana Beach Club Restoran guna mengoptimalkan gross profit. D. Batasan Penelitian 1. Objek penlitian yang akan dianalisa adalah produk makanan saja bukan minuman. 2. Biaya produksi minuman, tenaga kerja, gas, listrik, dll diperkirakan bersifat konstan (tidak melakukan perhitungan mengenai biaya-biaya tersebut)

7 3. Untuk data perhitungan yang dianalisis hanya dilakukan pada periode dimana peneliti melakukan observasi, kecuali untuk data actual food cost secara keseluruhan dilakukan perhitungan selama 5 tahun pada periode 2007-2011. E. Kegunaan Penelitian 1. Untuk peneliti Penelitian ini diharapkan dapat membuat peneliti lebih menguasai materi keuangan resort labih mendalam, khususnya tentang proses pengendalian food cost nirwana gardens hotel resort. 2. Untuk akademisi Sebagai bahan referensi penelitian bagi mahasiswa managemen resort dan leisure pada khususnya dan para insan pariwisata di Indonesia pada umumnya. 3. Untuk lembaga perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi nirwana gardens resort bintan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam hal peningkatan pendapatan yang maksimal.