BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan nasional mengacu pada Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

Pengelolaan Pelatihan Ketenagakerjaan Di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER-16/MEN/V/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 t

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENDANAAN SISTEM PELATIHAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan sebagai perusahaan berbadan hukum diorganisir dan dijalankan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BALAI LATIHAN KERJA SEMARANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi, 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENDANAAN SISTEM PELATIHAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.261/MEN/XI/2004 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PELAKSANAAN PEMAGANGAN PADA PERUSAHAAN DI KOTA YOGYAKARTA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan. pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI NOMOR KEP- 106/D.P3TKDN/XI/2002 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NO. 106/D.P3TKD/XI/2002

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

PUSAT PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

SERTIFIKASI TENAGA KERJA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

BAB II RUANG LINGKUP INSTANSI

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. Visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2009

Jalan Melati, Kelurahan Bastiong Telp/ Faks: (0921) /(0921) Ternate, Maluku Utara

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) CILACAP JL. NUSANTARA NO. 61 TELP. (0282) CILACAP

PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2007 PERATURAN

Target Kinerja dan Anggaran Renja SKPD Tahun Berjalan Tahun 2013 yang Dievaluasi

Penataan, Pemerataan, dan Pemenuhan Guru

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

CURRICULLUM VITAE. : Lucky Savitri Kusumaningtyas. : Komp. Kemang Pratama I, Jl. Utama II, Blok Bi-11, Bekasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

2. Meningkatnya Hubungan Industrial yang Harmonis; 3. Menurunnya Persentase Penduduk Miskin.

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PAKET C KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengharah pada keterpaduan sistem kerja tim (team work) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan nasional mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa selain pendidikan formal. Pendidikan non formal menurut UU Sisdiknas adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh (Wikaningtyas, 2012: 1). Salah satu bentuk pendidikan non formal adalah pelatihan tenaga kerja. Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, (Pasal 9), menyebutkan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Pasal 10 (Ayat 1) Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. (Ayat 2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja. (Pasal 11) Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh 1

2 dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja (Kesowo, 2009: 5). Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera. Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera berarti yang sudah dilatihkan dapat dipraktikkan. Umumnya pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan kerja dalam waktu yang relatif singkat (pendek) (Samsudin, 2010: 110). Pelatihan sebagai proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Pada peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu. Pelatihan adalah suatu proses membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan. Menurut Moekijat (2008: 2) menjelaskan istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu (Marzuki, 2009: 5). Pelatihan dalam peraturan pemerintahan adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pelatihan untuk tenaga kerja akan membuat tenaga kerja dapat mengembangkan kompetensi kerja sehingga akan membantu perusahaan untuk

3 mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem Pelatihan Kerja Nasional yang selanjutnya disingkat Sislatkernas, adalah keterkaitan dan keterpaduan berbagai komponen pelatihan kerja untuk mencapai tujuan pelatihan kerja nasional (Awaludin, 2009: 4). Permasalahan ketenagakerjaan dan pengangguran setiap tahunnya semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, mulai dari peningkatan lapangan pekerjaan sampai pada perlindungan tenaga kerja. bayangkan saja jika pemerintah tidak mengupayakan penurunan angka pengangguran, maka angka kemiskinan akan terus meningkat. Tenaga kerja menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan: Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (Ucup, 2009: 1). Kondisi lapangan terkait dengan permasalahan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, Pertama kompetensi tenaga kerja, dimana sekarang sertifikasi balai latihan tenaga kerja tidak bisa diidentifikasi oleh investor, untuk itu perlu perbaikan sertifikasi dan kurikulum pelatihan tenaga kerja, kedua: terkait dengan peran pemerintah dalam pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, Ketiga, terkait dengan hubungan industrial. Perundingan pengusaha dengan buruh belum bisa dijalankan secara bipartit (dua pihak), sehingga mekanisme bipartit perlu dioptimalkan. Keempat terkait regulasi ketenagakerjaan. Regulasi ketenagakerjaan banyak yang sudah tidak sesuai lagi salah satunya terkait

4 dengan tenaga kerja kontrak (outsourcing), dimana tenaga kerja kontrak seharusnya juga mendapatkan hal yang sama dengan perkerja tetap. Tenaga kerja kontrak (outsourcing) harus mendapat perlindungan tenaga kerja yang sama, dan jika pekerja kontrak bekerja pada perusahaan lain, maka seharusnya haknya harus dipenuhi (Widianto, 2009: 2). Di Jawa Tengah terdapat beberapa Balai Latihan Kerja (BLK) yang masih dipertahankan oleh Pemerintah Pusat, ada yang sudah diserahkan kepada daerah kemudian ditarik kembali oleh Pemerintah Pusat, ada pula status eselonisasi BLK yang berubah menjadi lebih rendah dibandingkan ketika masih dikelola pemerintah Pusat. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 21 BLK yang terdiri dari 2 (dua) BLKI Pemerintah Pusat, 3 BLK dikelola Provinsi Jawa Tengah, dan 16 UPT yang dikelola oleh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Penetapan Balai Besar berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor. Per.06/Men/III/2006. Balai besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) berlokasi di Surakarta dan Semarang, yaitu sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pelatihana tenaga kerja yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas. Tugas utama BBLKI adalah melaksanakan pelatihan, peningkatan produktivitas, uji kompetensi, sertifikasi, konsultasi dan kerjasama dan pemberdayaan lembagan pelatihan (Sugiyanto, 2009: 6). BBLKI Surakarta ini didukung 129 personil yang antara lain terdapat 71 orang instruktur untuk 7 kejuruan, yaitu kejuruan otomotif, mesin logam, mesin

5 CNC (Computer Numerical Control), las, Listrik, Tata Niaga, Furniture, dan Handycraft. BBLKI Surakarta merupakan salah satu dari 11 BLK UPTP yang sejak 2 tahun yang lalu telah direvitalisasi meliputi infrastruktur, peremajaan peralatan, peningkatan kuantitas dan kualitas instruktur, peningkatan kemampuan manajemen BLK dan penyesuaian program pelatihan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja (Arso, 2010: 1). Walaupun BBLKI Surakarta telah memiliki program pelatihan, sarana prasarana, instruktur, dan biaya, namun pada kenyataannya penyerapan tenaga kerja di lapangan kerja khususnya lulusan BBLKI Surakarta belum seluruhnya dapat terserap. Berdasarkan data di lapangan menunjukkan bahwa pada tahun 2009, BBLKI Surakarta ini telah melatih sebanyak 1.350 orang telah berhasil terserap di pasar kerja lebih kurang 62,6 %, pada tahun 2010 melatih sebanyak 2.650 orang telah berhasil terserap di pasar kerja + 1.705 orang, (64,34%) dan pada tahun 2011, melatih siswa sebanyak 3,716 orang dan terserap di lapangan kerja sebanyak 2260 orang (60,82%). Penyerapan lulusan BBLKI Surakarta tersebut direkrut oleh beberapa perusahaan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya dan dan terserap di sektor informal dan usaha mandiri. Adanya kenyataan tersebut di atas, menunjukkan bahwa keseluruhan program-program yang ada di BBLKI Surakarta, sarana dan prasarana serta pelaksanaan program-program pelatihan di BBLKI Surakarta belum dapat diterapkan secara maksimal, karena dari tahun ke tahun lulusan BBLKI Surakarta belum seluruhnya dapat terserap dan memenuhi pasar kerja.

6 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengelolaan pelatihan ketenagakerjaan di Balai Latihan Kerja Industri Surakarta? masalah penelitian tersebut dirinci menjadi 3 submasalah. 1. Bagaimana karakteristik program pelatihan di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta? 2. Bagaimana karakteristik sarana dan prasarana pelatihan di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta? 3. Bagaimana karakteristik pelaksanaan program pelatihan di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan sub masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, dalam penelitian ini ada 3 tujuan yang ingin dicapai. 1. Mendeskripsikan karakteristik program pelatihan di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta 2. Mendeskripsikan karakteristik sarana dan prasarana pelatihan di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta 3. Mendeskripsikan karakteristik pelaksanaan program pelatihan di Balai Besar Latihan Kerja Industri Surakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

7 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan dalam penerapan tentang pengelolaan pelatihan ketenagakerjaan khususnya tentang program pelatihan, sarana dan prasarana pelatihan, dan pelaksanaan program pelatihan dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Untuk Kepala Balai Latihan Kerja Industri Surakarta Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan dalam pengambilan kebijakan terkait dengan program, pelaksanaan, dan sarana prasarana pelatihan di BBLKI Surakarta b. Untuk Instruktur Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan Instruktur dalam mengelola mengelola pelatihan dan memanfaatkan sarana prasana yang telah ada. c. Untuk Masyarkat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi masyarakat tentang program dan sarana prasarana di BBLKI Surakarta.