BAB I PENDAHULUAN. manusia akan memiliki akhlak, moral, ataupun etika yang baik sehingga. manusia akan mampu merekonstruksi pola pikirnya.

dokumen-dokumen yang mirip
Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghita Fasya Azuar, 2015

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

PENGELOLAAN KOMPETENSI SOSIAL GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 2 MOJOREBO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN PENDAMPINGAN ( MENTORING)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuannya dalam bidang pekerjaan tersebut. Oleh karena itu agar pekerjaan

KENDALA-KENDALA DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

BAB II KAJIAN TEORI. a. pandangan dr samping (tt wajah orang); b. lukisan (gambar) orang dr samping; sketsa biografis;

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. selain itu penelitian juga akan menjelaskan hubungan konsep teoritis dan

BAB II KOMPETENSI PAEDAGOGIK DAN PERILAKU ADAPTIF

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI IMPLEMENTASI PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENIGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SD LABORATORIUM UKSW Suhandi Astuti Manajemen Pendidikan FKIP UKSW

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

Demokratisasi Kerja. Untuk Meningkatkan Kompetensi Pustakawan

HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS KELAS X PAKET C DI UPTD SKB GUDO JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KONSEP KLASIFIKASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT DENGAN STRATEGI STAD

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

JIEB (ISSN : ) available online at : ejournal.stiepancasetia.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara variabel x dan y yang dideskripsikan secara

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. Oleh Herman (2008) yang meneliti tentang Hubungan Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

Judul BAB I PENDAHULUAN

SURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

BASI PENDAHULUAN. Kemajuan zaman menuntut tersedianya Sumber Daya Manusia. (SDM) yang berkualitas untuk mengelola bisnis karena kinerja bisnis

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Keywords: Curriculum, Teaching-Learning Process

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. (E.Mulyasa, 2009 :38) Sri Handayani, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan icon fundamental dalam rangka membenahi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Dengan pendidikan, manusia akan memiliki akhlak, moral, ataupun etika yang baik sehingga tercipta kehidupan yang teratur. Dengan pendidikan yang sesungguhnyalah manusia akan mampu merekonstruksi pola pikirnya. Dunia pendidikan saat ini sedang diguncang oleh berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini merupakan penyesuaian dari kebutuhan masyarakat maupun permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat ini. Di Indonesia, permasalahan-permasalahan dalam pendidikan sangatlah bervariasi. Sebagai contoh tawuran antara SMA 70 Jakarta dengan SMA 6 Jakarta yang memakan korban meninggal dunia. Hal ini merupakan ketidakberhasilan dari sebuah proses pendidikan sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan pun sangat sulit untuk dicapai. Pemberitaan media tentang tawuran antarpelajar di Indonesia semakin marak. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat hingga 2014 ini ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang tahun sebelumnya. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun 2012 yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia (tewas) sia-sia. Bahkan menurut Ketua 1

2 Umum Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait bahwa tahun 2014 merupakan tahun darurat terhadap kekerasan anak. (http://beritakaltara.com/?p=2100, pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 10.15). Persoalan tawuran antarpelajar mengindikasikan bahwa kebijakan pendidikan serta penanaman nilai-nilai sosial dari guru belum terealisasi sebagaimana yang diharapkan. Karena itulah menarik untuk mempertanyakan dan menelusuri sejauh mana sekolah dalam hal ini guru sebagai ujung tombak pelaksana lembaga pendidikan formal menjalankan perannya mewujudkan tujuan pendidikan? Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan dari sebuah proses pendidikan. Pada dasarnya guru merupakan pendamping dari peserta didik dalam rangka mengembangkan potensinya dan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Berdasarkan Umdang-Undang No 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen seorang guru yang professional hendaknya memiliki 4 kompetensi yaitu : 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Profesional 4. Kompetensi Sosial Keempat kompetensi ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara kompetensi yang satu dengan yang lain, jadi tidak dapat berdiri sendiri.kompetensi guru pada dasarnya bertolak dari analisis tugas-tugas guru sebagai pendidik, pembimbing, pengajar maupun sebagai administrator

3 kelas. Salah satu kompetensi guru yang perlu diperhatikan dalam proses belaja mengajar adalah kompetensi social. Proses pendidikan/pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apabila guru tidak mampu berkomunikasi dengan peserta didik. Oleh karena itu, guru haruslah memiliki sebuah kemampuan dalam bergaul ataupun berkomunikasi dengan peserta didik. Tidak hanya itu, guru juga harus dapat berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sosial. Kemampuan inilah yang sering disebut dengan kompetensi sosial guru. Pengertian kompetensi secara sederhana adalah kemampuan atau kecakapan, Kemampuan atau kecakapan yang dimaksudkan dalam kompentensi itu menunjuk pada suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kemampuan atau kecakapan kualitatif maupun yang kuantitatif. Mc Ahsan (1981:45) mengemukakan bahwa kompetensi: is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, kecakapan atau keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dicapai seseorang, yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia mampu mengkinerjakan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor (konatif) tertentu secara memuaskan.

4 Menurut penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Rumusan dalam PP itu diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dinyatakan bahwa kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat, yang memiliki kompetensi inti untuk: 1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan guru mempunyai karakteristik tersendiri yang sedikit berbeda dengan mereka yang bukan guru. Guru harus bisa berkomunikasi dengan baik secara lisan atau tulisan, dan isyarat dengan baik. Guru harus bisa bergaul secara efektif baik dengan siswa maupun dengan sesama pendidik, wali atau orang tua murid dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitarnya. Seorang guru yang

5 memiliki kompetensi sosial akan diterima baik di lingkungan masyarakat sekitar. Hal tersebut terjadi karena dengan penguasaan kompetensi sosial bagi guru, maka ia mampu berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat, dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang menjadi pegangan masyarakat dimana ia bertugas, serta mampu mengatasi masalah sosial yang timbul di masyarakat. Seorang guru juga menjadi teladan bagi masyarakat. Oleh sebab itu kompetensi sosial perlu dimiliki oleh setiap guru agar nantinya ia mampu beradaptasi dan diterima oleh masyarakat dengan baik. Apabila guru bisa beradaptasi dengan baik dan tidak ada pertentangan di dalam masyarakat, maka tujuan pendidikan pun akan mudah untuk dicapai. Melihat pentingnya peran komptensi sosial guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan seperti yang telah disampaikan dalam uraian di atas maka peneliti mencoba melakukan penelitian mendalam dan mendasar untuk mengoptimalkan kompetensi sosial guru. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Mojorebu Kecamatan Wirosari dengan judul Pengelolaan Kompetensi Sosial Guru SD Negeri 2 Mojorebu Kecamatan Wirosari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini difokuskan pada: 1. Bagaimana pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan

6 jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi? 2. Bagaimana pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat? C. Tujuan Penelitian Berdarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mendiskripsikan pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2. Untuk mendiskripsikan pengelolaan kompetensi sosial guru pada aspek berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah pendidikan dalam bidang pemberdayaan kompetensi sosial dalam rangka menjalin hubungan yang harmonis di antara pihak yang terlibat dalam pendidikan di suatu tempat. b. Memberikan gambaran bagaimana cara pengelolaan kompetensi sosial guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menjalin komunikasi dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, wali murid, dan masyarakat. b. Bagi Siswa Siswa dapat menjalin komunikasi lebih aktif, lebih terbuka dan merasa nyaman dengan guru yang memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga mampu peningkatkan prestasi belajar siswa. c. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini bisa digunakan oleh kepala sekolah sebagai acuan pelaksanaan pengelolaan kompetensi sosial guru.