BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah lingkungan pertama yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan pengasuhan,

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan serta dinikmati oleh manusia. Ketika seorang manusia lahir kedunia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kreatifitas dan meningkatkan keterampilannya agar menjadi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya istilah Disabilitas. disebagian masyarakat Indonesia berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan bagian yang tidak

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang dilahirkan berbeda dimana tidak ada manusia yang benar-benar sama

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung menjadi penentu kematangan anak ke depannya. Anak. sering menjadi korban pertama dan menderita, serta terhambat proses

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan kemampuan bicara (Somantri, 2006). selayaknya remaja normal lainnya (Sastrawinata dkk, 1977).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan anugerah Tuhan dan juga aset bangsa yang sangat berharga.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pengklasifikasian anak itu sudah dibagi dengan jelas. Untuk anak yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGANRAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai

BAB I PENDAHULUAN. baik. Tidak hanya dalam lingkungan keluarga masyarakat juga mempunyai peran

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial dan keagamaan.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Hawa sebagai pendamping bagi Adam. Artinya, manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

PELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 1994

Daya Mas Media Komunikasi dan Informasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 1 Nomor 2 September 2016; ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian. terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak.

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.

kepribadian." Ki Hajar Dewantara menyebutkan dengan "TRI

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat untuk perkembangan anak. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang cacat tubuh pada dasarnya sama dengan manusia normal lainnya,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL,PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian.

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB II PENGANGKATAN ANAK MENURUT PP NOMOR 54 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu bahagia dan ceria tanpa lagi ada kesepian. dengan sempurna. Namun kenyataannya berkata lain, tidak semua anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia dan sebagai generasi penerus dalam suatu keluarga maupun

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, baik jasmani maupun rohani. Kondisi ini adalah kesempurnaan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah. kehidupan yang layak. Secara tegas hukum di Indonesia menghendaki bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang layak.pada umumnya mereka belum tersentuh oleh megahnya

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi penyebab ketelantaran anak, seperti masalah sosial ekonomi, sosial psikologi dan orang tua yang tidak bertanggungjawab akan kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar ketelantaran anak berkaitan langsung dengan lemahnya kondisi sosial ekonomi keluarga. Sesuai dengan data Departemen Sosial, jumlah anak terlantar di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 2.815.393 anak. Dimana jumlah anak terlantar di Sumatera Utara sebanyak 333.113 anak (http://www.tempointeraktif.com/hg /nasional/2007/04/brk,2007040497175,id.html diakses tanggal 7/3/2009/pukul 19.00). Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak atau sejumlah besar anakanak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Selain belum matang jasmani dan rohaninya mereka juga mengalami nasib yang kurang beruntung. Keadaan ini dapat disebabkan karena salah satu orang tuanya bekerja sepanjang hari sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

Banyak usaha yang telah dilakukan dalam menangani masalah sosial anak terlantar, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Dalam menangani masalah kesejahteraan anak terlantar ada 2 cara, yaitu dengan menggunakan sistem sosial panti dan sistem non-panti. Selain itu pelayanan sosial dalam bentuk asuhan anak ada tiga jenis, yaitu: adopsi, asuhan keluarga dan Panti Asuhan (Muhidin, 1992: 45) Penanganan masalah kesejahteraan sosial anak terlantar melalui sistem panti adalah dimana asuhan diberikan kepada anak-anak yang sangat terlantar atau karena tingkah lakunya yang tidak bisa diterima oleh keluarga asuhnya. Asuhan dalam panti adalah sebagai pengganti orangtua bagi anak yang terlantar sehingga anak merasa terjamin hidup dalam kelompok anak-anak. Dimana pelayanan yang diberikan berupa penyediaan fasilitas-fasilitas, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, bimbingan rohani serta keterampilan dimana diharapkan anak- anak tersebut dapat mengembangkan pribadi, potensi, kemampuan dan minatnya secara optimal. Sedangkan asuhan non-panti adalah asuhan secara berkelompok dalam rumah bagi anak-anak remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keluarga asuhnya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1979 yang dimaksud dengan kesejahteraan anak adalah : a. suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun sosial. b. usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak, terutama terpenuhi kebutuhan pokok anak (RI, 1979).

Dari pengertian kesejahteraan anak tersebut pada dasarnya selalu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang bersifat rohaniah melalui orangtua sendiri maupun asuhan khususnya. Misalnya kesempatan memperoleh pendidikan, rekreasi dan bermain serta sosialisasi pada umumnya. Kemudian pemenuhan kebutuhan jasmaniah seperti gizi, kesehatan dan kebutuhan fisik lainnya serta santunan atau peningkatan kemampuan berfungsi sosial bagi anakanak miskin, terlantar, cacat dan yang mengalami masalah perilaku. Dalam hal ini orangtua adalah orang yang pertama bertanggungjawab atas terwujudnya kesejahteraan anak. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat menjalankan peranannya di dalam keluarga. Oleh sebab itu, untuk menyelamatkan anak-anak terlantar, maka ditempuh jalan dengan memasukkan anak-anak terlantar tersebut ke Panti Asuhan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, yang nantinya mereka dapat diharapkan membantu dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Panti Asuhan berfungsi dalam membantu, merawat dan membina anak-anak terlantar. Panti Asuhan Bait Allah merupakan salah satu Panti Asuhan swasta di Medan, dimana pelayanannya bertujuan untuk membantu anak-anak terlantar melalui bimbingan dan asuhan panti. Panti Asuhan Bait Allah ini didirikan pada tanggal 23 Febuari 1972. Anak asuh di Panti Asuhan ini datang dari berbagai latar belakang masalah, antara lain: yatim piatu, yatim, piatu, ketidakmampuan keluarga khususnya orangtua mereka, bahkan ada juga anak hasil hubungan gelap. Jumlah anak asuh yang ada di Panti Asuhan ini cukup besar, yaitu sebanyak 84 orang.

Adapun pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan panti tersebut kepada anak-anak terlantar adalah meliputi asuhan anak, pendidikan formal, kegiatan latihan keterampilan, pembinaan rohani, pembinaan sosial mental, kegiatan olah raga dan kegiatan kesenian. Keseluruhan pelayanan ini secara umum ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan sasaran membina dan mendidik anak-anak asuh agar mampu mandiri dan dapat berkembang serta tumbuh dengan baik sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat. Dalam melakukan pelayanannya Panti Asuhan Bait Allah Medan sudah lama berkiprah dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, seperti: Yayasan Darmais, Donateur, Instansi Pemerintahan, Dinas Sosial berupa bantuan dana. Hal ini sangat membantu panti dalam melaksanakan aktivitas dan programprogram pelayanannya dalam membantu dan memenuhi berbagai kebutuhan anak asuh. Panti Asuhan Bait Allah merupakan suatu badan atau lembaga kesejahteraan sosial yang merupakan keluarga pengganti sekaligus tempat tinggal bagi anak-anak asuh. Panti asuhan dengan sistem pelayanan yang ada di dalamnya merupakan suatu proses bagi anak-anak asuh dimana mereka mendapatkan bimbingan dan asuhan yang seharusnya mereka dapatkan dari keluarga, khususnya orang tua. Pada kenyataannya pelayanan sosial yang ada di Panti Asuhan juga mempunyai keterbatasan, baik dari pelayanan Panti Asuhan maupun anak asuh itu sendiri. Hal ini yang menyebabkan tidak maksimalnya lembaga panti dalam melakukan pelayanannya sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap

perkembangan dan kepribadian jiwa, pola sikap, perilaku anak-anak asuh, khususnya anak-anak asuh dalam usia remaja dimana pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan perhatian dan dukungan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari keadaan di panti yang tidak sejalan dengan tujuan pelayanannya, yaitu salah satunya adalah pola pengasuhan yang salah dari pengasuh ataupun pekerja sosial yang ada di panti tersebut. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial kadang tidak sejalan dengan sebagaimana layaknya seorang pekerja sosial, bahkan tidak jarang peneliti melihat adanya perlakuan kasar atau keras terhadap anak-anak asuh dalam memerintah untuk melaksanakan tugas atau kegiatan sehari-hari yang ada di panti. Hal ini yang dapat menyebabkan perkembangan anak selanjutnya akan terpengaruh ataupun anak akan merasa tertekan dengan situasi yang diterimanya, sehingga dapat berpengaruh terhadap psikis anak. Sementara sebagaimana yang kita ketahui, pengertian dari pelayanan sosial adalah suatu aktivitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu agar tercapai suatu penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan pengertian di atas pelayanan yang dilakukan dalam Panti Asuhan Bait Allah belum dapat dikatakan sebagai suatu upaya yang memberikan kesempatan bagi anak-anak terlantar agar dapat mengembangkan kemampuan diri, khususnya perilaku dalam hidup bermasyarakat. Akibatnya tidak jarang anak asuh kurang mampu melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh panti, hal seperti ini dapat dilihat dari ketidakdisiplinan mereka, yaitu dalam berperilaku yang tidak diharapkan misalnya nakal, melawan Ibu atau Bapak asuh, bahkan keluar dari lokasi panti.

Berada di Panti asuhan bagi anak asuh tentu saja berbeda dengan kondisi anak-anak lain yang tinggal bersama orang tuanya. Bagaimanapun, anak-anak panti harus menjalankan kegiatan-kegiatan dalam panti, mulai dari kegiatan belajar, sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya setiap hari. Anak asuh harus dapat menyesuaikan diri terhadap keadan panti serta pelayanan-pelayanan yang ada dan tentunya dengan didikan ataupun dibina dengan baik oleh petugas panti. Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dalam suatu karya ilmiah dengan judul : PENGARUH PELAYANAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN BAIT ALLAH MEDAN. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : Sejauhmana pengaruh pelayanan sosial terhadap perilaku anak asuh di Panti Asuhan Bait Allah Medan, I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan maslah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelayanan sosial yang ada di Panti Asuhan Bait Allah 2. Untuk mengetahui perilaku anak asuh 3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan sosial terhadap perilaku anak-anak asuh di Panti Asuhan Bait Allah.

I.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam perbaikan teori-teori dan model-model pelayanan sosial sehingga dapat menjamin perkembangan psikis anak kearah yang lebih positif. I.4 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Berisi tentang pengertian panti asuhan sebagai lembaga sosial, pelayanan sosial, hakekat intervensi sosial, perilaku anak, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data. Bab IV : Deskripsi lokasi Penelitian Bab ini berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Panti Asuhan Bait Allah, struktur organisasi dan gambaran umum lokasi penelitian.

Bab V : Analisa Data Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya. Bab VI : Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran- saran penulis dari hasil penelitian.