BAB I PENDAHULUAN. dirasakan serta dinikmati oleh manusia. Ketika seorang manusia lahir kedunia
|
|
- Suryadi Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki hak untuk hidup dan mendapatkan kenyamanaan dalam kesejahteraan hidupnya. Hak tersebut merupakan hak yang seharusnya bisa dirasakan serta dinikmati oleh manusia. Ketika seorang manusia lahir kedunia sampai manusia menutup mata, manusia membutuhkan kasih sayang dan perlindungan dari orang-orang. Akan tetapi, tidak banyak orang yang memiliki dan menikmati kehidupan yang layak. Masalah kemiskinan di dunia membawa dampak pada ketelantaran, ketunaan sosial hingga masalah sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi maupun sosial. Jumlah keluarga miskin bertambah karena pencari nafkah utama dari keluarga dimaksud tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari hari. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, pada September 2014 tercatat penduduk miskin Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Data ini menjelaskan bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi keempat yang memiliki jumlah masyarakat miskin di Indonesia dibandingkan dengan provinsi padat penduduk yaitu DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah masyarakat miskin khususnya di Sumatera Utara lebih banyak dibandingkan provinsi padat penduduk lainnya(badan Pusat Statistik, 2014).
2 Meningkatnya jumlah penyandang kemiskinan, dikhawatirkan akan terjadi permasalahan sosial yang lebih besar. Disadari bahwa kemiskinan menjadi masalah mendasar dari kesejahteraan sosial. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spritual. Dengan demikian akan terjadi keterlantaran, pemenuhan gizi buruk, pemeliharaan kesehatan yang sangat minim dan bahkan sampai terjadinya eksploitasi, perdagangan anak, dan tindak kekerasan. Lebih jauh lagi dapat berakibat pada terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga, perempuan dan masalah anak. Lingkungan keluarga merupakan basis awal kehidupan bagi setiap insan dan menjadi tempat utama bagi anak untuk memperoleh hak. Adapun hak anak yaitu hak untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival), hak untuk tumbuh kembang secara wajar (deverlopmental), hak untuk mendapatkan perlindungan (protection), dan hak untuk ikut berpartisipasi membangun masa depannya (participation). Anak sejak dikandung dan lahir ke dunia, mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Proses biologis yang menentukan baik buruknya seseorang diawali saat anak dilahirkan dan mengalami pertumbuhan. Pada masa ini manusia dibekali dengan akal, dan perilaku yang di mulai sejak anak diajarkan untuk mengenal orang orang di sekitarnya. Selama tahun 2013, terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga Indonesia masih cenderung diwarnai oleh sejumlah problematika keluarga yang sangat tidak kondusif terhadap masa depan anak Indonesia. Beragam kasus yang melibatkan keluarga masih belum terselesaikan.
3 Akan tetapi, banyak anak yang tidak mendapatkan hak yang sama. Anak terlantar merupakan contoh bahwa tidak semua anak mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya dan tidak mendapatkan hak untuk belajar serta bermain. Anak menjadi telantar dikarenakan orang tuanya bercerai, yatim-piatu, konflik, serta bencana alam sehingga tidak memiliki pengawasan orang tua yang dalam arti terlantar. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan bahwa tugas pemerintah Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sesuai dengan amanat Pemerintah dan bangsa Indonesia, maka semua rakyat Indonesia harus mendapatkan perlindungan sosial, wajib bekerjasama membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang adil, makmur serta sejahtera. Akan tetapi, segenap lapisan masyarakat tidak seluruhnya mampu menikmati Kesejahteraan Sosial. Perlindungan sosial yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia tidak bisa dinikmati oleh masyarakat yang kurang mampu. Perlindungan Sosial terhadap Permasalahan Sosial merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah Indonesia dan segenap bangsa Indonesia, termasuk halnya masalah Anak. Menurut Undang Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 2 menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Ini menjelaskan bahwa
4 anak terlantar sepenuhnya dipelihara oleh pemerintah serta menjamin kehidupan anak terlantar dan kurang mampu untuk dibina, didampingi dan diasuh oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Disamping itu masih ada sejumlah Undang-Undang yang memberi arahan untuk pembangunan anak. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa penjaminan dan pemenuhan hak-hak anak di bidang keluarga dan pengasuhan alternatif menjadi tanggung jawab bersama orang tua, keluarga, masyarakat, warga sekitar dan negara (Setyawan, 2014). Anak seharusnya dapat melakukan perannya dan mendapatkan hak untuk memperoleh pendidikan yang baik, ruang gerak untuk bermain, serta perlindungan yang seharusnya didapatkan oleh anak. Akan tetapi yang terjadi saat ini, tidak semua anak mampu menjalani masa pertumbuhannnya dengan baik. Terkadang anak harus memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan, karena orang tua tidak memiliki biaya. Anak memilih untuk membantu orang tuanya dalam mencari nafkah walaupun harus mengotori tangan dengan setumpukan sampah yang bertebaran dijalanan. Selain itu, banyak anak yang dieksploitasi, anak yang mengalami kekerasan dalam keluarga dan lingkungannya sehingga fisik dan psikis anak menjadi terganggu. Seorang anak dimasa usia sekolah harus mengikuti pendidikan di usianya dan kebutuhan akan hal tersebut harus mampu dipenuhi orang tuanya. Namun kenyataan banyak anak yang tidak mampu bersekolah dan melanjutkan pendidikan serta lebih memilih untuk putus sekolah.
5 Masalah anak terlantar menjadi permasalahan yang tidak kunjung dapat diselesaikan Pemerintah Indonesia. Di Jawa tengah, empat orang anak ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya. Anak ditelantarkan dan ditampung oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPIPA) Wonosobo. Anak tersebut rata- rata di bawah umur lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua sekalipun mampu meninggalkan tanggung jawabnya dalam mendidik, mengasuh, serta memberikan kebutuhan yang layak kepada anak (Solopos, 2012). Selain kasus penelantaran anak di Jawa Tengah, kasus anak terlantar juga terdapat di Sumatera Utara. Anak perempuan berusia 4 tahun ini dibuang oleh keluarganya di kawasan Deli Serdang, Sumatera Utara. Anak tersebut sering mengalami penyiksaan dari orang tuanya. Bahkan sesaat sebelum ditinggalkan dikawasan penimbunan tanah di Deli Serdang pada Minggu (30/11/2014) lalu, ia mengaku masih ditampar oleh orang tuanya yang sampai saat ini tidak diketahui identitasnya. Saat pertama ditemukan, Rifa dalam kondisi lemah dan demam tinggi. Diduga karena malam sebelumnya anak ini berada di lapangan terbuka dan kelaparan. Pada sekujur tubuhnya ditemukan luka lebam dan goresan yang diduga akibat dipukul. Kasus ini menunjukkan bahwa anak tidak hanya mengalami kekerasan namun anak juga harus menerima kenyataan jika orang tua anak tidak melakukan tanggungjawabnya sebagai orang tua. Masalah anak terlantar menjadi permsalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Akibat yang ditimbulkan dari anak terlantar yaitu anak tidak mampu mengikuti pendidikan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan usia anak. Anak terlantar cenderung lebih memilih bekerja daripada menghabiskan waktu berjamjam disekolah yang dianggap tidak menghasilkan pendapatan. Apabila persoalan
6 ini terus berlanjut, jumlah generasi masa depan akan semakin berkurang. Hal yang ditimbulkan adalah banyaknya anak yang tidak bersekolah dan sering melakukan tindakan kriminal (Gusti, 2015). Berdasarkan statistik, Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki jumlah anak sekolah yang termasuk tinggi yaitu mencapai sekitar anak. Sementara yang tidak melanjutkan sekolah, mencapai lebih dari anak. Di Sumatera Utara, menurut Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, dana anggaran pendidikan 2009 diperkirakan mencapai 2 triliun rupiah lebih. Jumlah tersebut diantaranya untuk penyaluran dan dana bantuan operasional sekolah yang mencapai 1,065 triliun. Pada tahun 2011 jumlah anak usia sekolah diperkirakan mencapai 2,6 juta dari 13 juta penduduk. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa tahun 2014 terdapat perkembangan jumlah Anak usia sekolah tiga kali lipat dari tahun tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik, 2014). Ketika situasi ketelantaran anak yatim-piatu dan anak anak dari keluarga yang kurang mampu terjadi tanpa ada usaha penanggulangan, dikhawatirkan anak akan menjadi frustasi, merasa terhina dan akan berontak terhadap keadaan. Adapun sebagai kompensasinya adalah mereka akan melakukan perbuatan yang menggarah pada tingkah laku menyimpang yang dapat mengganggu dirinya sendiri, orang lain maupun masyarakat karena kurangnya pendidikan yang mereka dapatkan. Sebagai wujud konkrit usaha dan kepedulian pemerintah dalam menanggulangi masalah ini, pemerintah mendirikan Lembaga Sosial Kesejahteraan Anak seperti Pelayanan Sosial Anak yang menjadi tempat bagi
7 anak terlantar dan kurang mampu. Program ini memiliki fungsi sebagai tempat penampungan bagi anak. Anak diberikan makan dan minum setiap hari serta diberikan biaya pendidikan, tempat penampungan serta pelayanan alternatif yang mampu menggantikan fungsi keluarga, sehingga gangguan keluarga dapat dibatasi semaksimal mungkin dan anak akan merasa hidup dalam lingkungan keluarga sendiri. Salah satu lembaga pemerintah yang memberikan Pembinaan bagi anak terlantar dan kurang mampu adalah UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia Siborongborong. Lembaga ini merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, yang secara khusus memberikan pelayanan, pembinaan dan pengurangan angka putus sekolah (buta aksara) bagi anak terlantar dan kurang mampu sesuai dengan undang undang No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1979 No. 32). Selama menjadi warga binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia, anak mendapatkan proses sosialisasi atas nilai-nilai hidup dalam bermasyrakat, nilai keagaamaan, adat istiadat, dan pendidikan. Anak dipersiapkan secara mental dan sosial untuk mampu hidup di masyarakat dan mencapai citacitanya sebagai penerus masa depan bangsa. Sesuai dengan Undang Undang No. 4 tahun 1979 Kesejahteraan Anak mengatakan bahwa, tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial anak merupakan tanggung jawab utama orang tua. Namun, anak anak yang tidak memiliki orang tua mempunyai hak untuk diasuh oleh negara dan
8 lembaga lain. UPT Pelayanan Sosial Anak Siborongborong memiliki tugas dalam memberikan pelayanan dan pembinaan bagi warga binaan anak dalam menjalankan fungsi di masyarakat. Program yang diberikan oleh UPT Pelayanan Sosial Anak Siborongborong adalah menjadikan anak mandiri, mendapatkan pendidikan sesuai umur dan wajib belajar dari pemerintah serta memberikan keterampilan berbentuk usaha yang diharapkan mampu menjadi bekal keterampilan anak dimasa depan. Program pemberdayaan yang diberikan oleh UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia Siborongborong diikuti oleh semua warga binaan anak. Keterampilan yang ditawarkan kepada anak juga meliputi dua keterampilan yakni Keterampilan Jok untuk warga binaan Pria dan Keterampilan Salon untuk warga binaan wanita. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Warga Binaan Anak oleh UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah Pelaksanaan Program Pemberdayaan Warga Binaan Anak oleh UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia di Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara sudah efektif?.
9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan progam pemberdayaan warga binaan anak yang dilakukan dan diselenggarakan oleh UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia di Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : a. Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah dapat memberikan kemampuan bagi penulis dalam mengembangkan penulisan karya ilmiah mengenai pelaksanaan program Pemberdayaan warga anak binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak dan Lanjut Usia, dengan kemampuan yang diperoleh penulis. b. Hasil penelitian dapat diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak- pihak yang terlibat didalam pelaksanaan program pemberdayaan anak binaan. c. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam hal referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian sehubungan dengan masalah ini. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memahami dan mengetahui isi skripsi ini, penulis menyajikan penelitian ini dalam enam bab yang memiliki sistematika sebagai berikut :
10 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan sosial secara umum di Indonesia mencakup berbagai jenis masalah yang berkaitan dengan anak. Saat ini Departemen Sosial menangani 26 jenis PMKS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat menentukan kondisi keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan telah membawa dampak pada keterlantaran, ketunaan sosial hingga masalah sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta sebagai penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan, masa anakanak merupakan fase dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreatifitas dan meningkatkan keterampilannya agar menjadi sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan suatu harapan baru bagi keberlangsungan generasi suatu bangsa. Melalui proses pendidikan, anak diberi pelatihan untuk mengembangkan kreatifitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan ibu rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat. Kompleksnya kebutuhan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL I. UMUM Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai tujuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi magnet bagi penduduk perdesaan untuk berdatangan mencari pekerjaan dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan
Lebih terperinciPENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
I. UMUM PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai tujuan bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi pewaris kehidupan suatu bangsa. Oleh karena itu, keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak ditengah sebuah keluarga adalah merupakan anugerah yang terindah bagi orang tua dari Tuhan Yang Maha Esa. Anak merupakan penerus garis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang
BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai di sudut-sudut kota besar, selalu saja ada anak-anak yang mengerumuni mobil di persimpangan lampu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL,PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL,PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai, seperti makanan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial, karena kemiskinan telah menjadi sebuah persoalan dalam kehidupan manusia. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
Lebih terperinciPanti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang eksistensi proyek Bangsa Indonesia yang mempunyai tujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti yang tercantum dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Dan perjuangan pergerakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak, bahkan mungkin lebih, yang menghabiskan waktu produktif di jalanan.
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena anak jalanan sebetulnya sudah berkembang lama, tetapi saat ini semakin menjadi perhatian dunia, seiring dengan meningkatnya jumlah anak jalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang giat giatnya melaksanakan pembangunan, apakah itu pembangunan secara fisik maupun mental spiritual.
Lebih terperinci13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK
13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK Oleh: Sella Khoirunnisa, Ishartono & Risna Resnawaty ABSTRAK Pendidikan pada dasarnya merupakan hak dari setiap anak tanpa terkecuali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang umum di Indonesia adalah masalah perekonomian yang tidak merata. Terutama semenjak terjadinya Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lebih terperinciBUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Alloh SWT, atas berkat taufik dan hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transdmigrasi Kabupaten Garut Tahun 20115-2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan bahwa baik buruknya masa yang akan datang pada suatu bangsa ditentukan oleh generasi-generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung termasuk salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kota Bandung merupakan salah satu kota besar dan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling
Lebih terperinciPELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR
PELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri, sesungguhnya adalah anak- anak yang tersisih, marginal dan teralinasi dari perlakuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena anak hidup dijalan sudah mulai menjadi perbincangan sejak awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari keluarga, dan menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan tak pernah terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina keluarga bahagia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara yang kelak akan menjadi motor penggerak kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah terpenting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak salah jika pasangan yang telah berumah tangga belum merasa sempurna jika belum dikaruniai
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG EFEKTIVITAS PENANGANAN ANAK TERLANTAR
BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG EFEKTIVITAS PENANGANAN ANAK TERLANTAR A. Konsep Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan sosial kepada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. subjek dan objek pembangunan nasional Indonesia dalam usaha mencapai aspirasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Indonesia merupakan generasi penerus bangsa, yang mempunyai hak dan kewajiban ikut serta membangun Negara dan Bangsa Indonesia. Anak merupakan subjek dan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah dengan era globalisasi dewasa ini telah membawa pengaruh yang tidak lagi bisa dibendung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adakalanya seorang anak tidak lagi mempunyai orang tua, yang menyebabkan ia harus kehilangan pengasuhan dari orang tuanya. Berbagai macam alasan yang melatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain. Keluarga. dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas, dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya. Ciri utama lain
Lebih terperincimempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial dan keagamaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas sosial merupakan unsur pelaksana Pemerintah daerah dibidang sosial yang dipimpin oleh kepala dinasyang berkedudukan dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, yang sesuai dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciPENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
30 PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL I. UMUM Kota Tangerang Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah lingkungan pertama yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan pengasuhan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan seorang anak dimulai ditengah lingkungan keluarga, lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan pengasuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara yang kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi terwujudnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang diamanahkan kepada orang tua untuk dicintai dan dirawat dengan sepenuh hati. Anak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang,
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, dimana pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun masyarakat yang belum maju. Hal ini
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panti asuhan merupakan institusi dengan memiliki tugas menangani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Panti asuhan merupakan institusi dengan memiliki tugas menangani kesejahateraan sosial dan memiliki peran dalam melayani kesejahteraan sosial kepada anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di daerah Yogyakarta cukup memprihatinkan dan tidak terlepas dari permasalahan kekerasan terhadap perempuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Demikian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah. kehidupan yang layak. Secara tegas hukum di Indonesia menghendaki bahwa
BAB IV ANALISIS DATA A. Pemenuhan Hak-Hak Anak di Panti Asuhan Nurul Falah Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini harus mendapatkan kehidupan yang layak. Secara tegas hukum di Indonesia menghendaki bahwa
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR, ANAK YATIM DAN ANAK YATIM PIATU DENGAN
Lebih terperinciJurnal Prodikmas Hasil Pengabdian Masyarakat ISSN: Vol. 1 No. 2 Juli 2017 e-issn:
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MASYARAKAT GUNA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DARI KEKERASAN FISIK Nursariani Simatupang, Zainuddin Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email: r.nany74@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR
QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL Penyebab utama dari permasalahan sosial adalah kemiskinan. Karena kondisi yang kurang
RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL 2008-2013 Masalah kesejahteraan sosial adalah suatu kondisi/permasalahan yang dialami baik oleh individu, keluarga maupun masyarakat karena terhambatnyanya peranan dan fungsi
Lebih terperinciGilang Wiryanu Murti. DO NOT COPY.
Paper T1 ini bagus dan benar karena: 1. Semua materi kuliah Hukum Ekonomi yang telah disampaikan dosen sampai periode UTS, dibahas dalam paper ini dan pembahasannya dikaitkan dengan tema yang telah ditugaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan kehidupan suatu Bangsa selalu terjadi proses regenerasi yang pada dasarnya menunjukkan hukum alam yang telah menunjukkan kepastian. Dengan kata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika
Lebih terperinci2 sumber daya manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya terarah, terpadu, dan
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit kelompok terkecil dalam masyarakat yang mempunyai kedudukan cukup sentral dan penting dalam pembentukan struktural sosial kemasyarakatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif bagi pihak-pihak tertentu. adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial (YLPS) Humana Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan suatu wadah yang dibentuk dan digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan suatu aspirasi ataupun gagasan di dalam
Lebih terperinciDINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia adalah kemiskinan. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus belum dapat terselesaikan, terutama sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Landasan hukum upaya pelayanan kesejahteraan sosisal bagi anakanak terlantar diatas menjadi patokan dalam membentuk suatu lembaga pengganti peran dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan Hawa sebagai pendamping bagi Adam. Artinya, manusia saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak awal adanya kehidupan manusia, kodrati manusia sebagai makhluk sosial telah ada secara bersamaan. Hal ini tersirat secara tidak langsung ketika Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah. Orde Baru, maupun pada masa pemerintahan di era Reformasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah berlangsung sejak lama, baik pada jaman pemerintahan masa Orde Lama, masa Orde Baru, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan klasik yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan klasik yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Sejak zaman kemerdekaan bangsa Indonesia sudah dihadapkan dengan permasalahan ini dan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di wilayah perkotaan. Salah satu aspek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia, yang berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah di PalangkaRaya ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah merupakan suatu manifestasi yang diraih oleh masyarakat tersebut yang diperoleh dari berbagai upaya, termasuk
Lebih terperinci