BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. A. Pengkajian Fisioterapi. fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SALATIGA. Naskah Publikasi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDOME ( CTS ) DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Carpal tunnel syndrome

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SINDROM DEXTRA. Oleh : MUHAMMAD IRFAN AMINUDIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

INTERVENSI ULTRASOUND

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah merupakan satu kesatuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

BAB III PROSES FISIOTERAPI

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEKSTRA DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Nurul Faidah, Andung Maheswara Rakasiwi (Prodi DIII Fisioterapi FIK-Universitas Pekalongan)

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan. menggunakan tangan (Handayani dan Purwanti, 2010).

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSU AISYIYAH PONOROGO KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini mengakibatkan dampak yang positif tetapi juga bisa

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI. Disusun Oleh : Husna Mufidati NIM.

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Kasus. mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan(entrapment

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

DEXTRA PONOROGOO. Diajukan Oleh: J PROGRAM FAKULTAS

Perbedaan Pemberian Low Level Laser Therapy (LLLT) dan Ultrasound Therapy Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, terjadi banyak. teknologi dan tidak ketinggalan juga perkembangan pada bidang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam dan pagi hari, dengan diagnosa carpal tunnel syndrome. Setelah diberikan tindakan fisioterapi sebanyak enam kali dengan menggunakan modalitas ultrasonik dan teknik neurodinamik(ultt) didapatkan hasil yang positif. Berikut ini catatan hasil, grafik, dan tabel dari kemajuan pasien: 1. Nyeri Di bawah ini merupakan grafik setelah dilakukan tindakan fisioterapi, grafik berikut berhubungan dengan evaluasi nyeri dari terapi pertama sampai terapi keenam. Grafik 4.1 Evaluasi Nyeri derajat nyeri 7 6 5 4 3 2 1 0 T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Nyeri diam Nyeri tekan Nyeri gerak terapi Dengan gambaran grafik di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali dengan menggunakan modalitas ultrasonic dan 48

49 teknik neurodinamik terjadi penurunan skala nyeri. Hal ini dapat dilihat pada hasil skala nyeri diam saat T0 dengan hasil 4 yaitu nyeri tidak begitu berat kemudian menjadi T6 dengan hasil 2 yaitu nyeri sangat ringan. Untuk nyeri tekan saat T0 dengan hasil 6 yaitu nyeri berat menjadi T6 dengan hasil 2 yaitu nyeri sangat ringan. Sedangkan untuk nyeri gerak saat T0 dengan hasil 6 yaitu nyeri berat menjadi T6 dengan hasil 2 yaitu nyeri sangat ringan. 2. Lingkup gerak sendi Berikut merupakan tabel setelah dilakukan tindakan fisioterapi, tabel ini berhubungan dengan evaluasi kekuatan otot dari terapi pertama sampai terapi keenam. Tabel 4.1 evaluasi lingkup gerak sendi Lingkup Gerak Sendi Pada Wrist Terapi Sagital Frontal T0 S: 60 o -0 o -50 o F: 20 o -0 o -30 o T1 S: 60 o -0 o -50 o F: 20 o -0 o -30 o T2 S: 60 o -0 o -55 o F: 20 o -0 o -35 o T3 S: 70 o -0 o -5 o F: 20 o -0 o -35 o T4 S: 70 o -0 o -60 o F: 20 o -0 o -35 o T5 S: 70 o -0 o -65 o F: 20 o -0 o -35 o T6 S: 70 o -0 o -75 o F: 20 o -0 o -35 o Tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan lingkup gerak sendi setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali. Dapat dilihat pada gerakan flexi-

50 extensi wrist pada T0 dengan hasil S: 60 0-0 0-50 0 dan mengalami peningkatan pada T6 dengan hasil S: 70 0-0 0-75 0. Dan pada gerakan radial deviasi-ulnar deviasi wrist pada T0 dengan hasil F: 20 0-0 0-30 0 dan mengalami peningkatan pada T6 dengan hasil F: 20 0-0 0-35 0. 3. Kekuatan otot Berikut merupakan grafik setelah dilakukan tindakan fisioterapi, grafik ini berhubungan dengan evaluasi kekuatan otot dari terapi pertama sampai terapi keenam. Grafik 4.2 Evaluasi Kekuatan Otot 5 4 kekuatan otot 3 2 1 0 T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Flexor wrist Extensor wrist Radial deviasi Ulnar deviasi terapi Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali. Hal ini dapat dilihat dari MMT fleksor wrist pada T0 dengan hasil 4 kemudian mengalami peningkatan pada T6 dengan hasil 5. Dilihat dari ekstensor wrist pada T0 dengan hasil 4 dan mengalami peningkatan pada T6 dengan hasil 5. Dilihat dari radial deviasi pada T0 sampai T6 dengan hasil 5. Dan kemudian dilihat dari ulnar deviasi pada T0 sampai dengan T6 didapatkan hasil 5.

51 4. Kemampuan fungsional Setelah dilakukan enam kali tindakan fisioterapi didapatkan hasil dengan penilaian indeks katz pada T0 dan T6 sebagai berikut. Pada T0 pasien hanya dapat mandiri pada 5 penilaian sedangkan T6 pasien sudah dapat mandiri pada 6 penilaian. Hasil tersebut menunjukan meningkatnya kemampuan fungsional pasien. B. PEMBAHASAN 1. Nyeri Sesuai dengan grafik nyeri diatas didapatkan hasil yang menunjukan tindakan ini berhasil menurunkan nyeri. Terlihat pada terapi keenam sudah ada perubahan dengan nilai 2 pada nyeri diam, 2 pada nyeri tekan dan 2 pada nyeri gerak yang dalam interpretasi VDS berarti nyeri sangat ringan. Hasil itu merupakan efek dari pemberian tindakan fisioterapi berupa ultrasonic dan teknik neurodinamik. Ultrasonic sendiri merupakan sebuah mesin untuk terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz, dan yang digunakan dalam fisioterapi adalah 0,5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik melalui proses tertentu (Nasution, 2006). Efek ultrasound yang berguna yaitu efek mekanik yang memberikan penekanan seperti micro massage dengan meningkatkan permeabilitas jaringan dan meningkatkan metabolisme sehingga perbaikan jaringan dapat maksimal. Selain itu ada efek thermal dengan fungsi

52 meningkatkan konduksi saraf dan meningkatkan ambang rangsang yang dapat menurunkan nyeri. Sedangkan teknik neurodinamik yang merupakan teknik mobilisasi pada sistem saraf sebagai suatu pendekatan untuk pengobatan nyeri fisiologis dengan cara mekanik pada jaringan saraf(shacklock, 2005). CTS biasanya merupakan penyakit yang disebabkan oleh entraptment yang terjadi pada nervus medianus pada terowongan karpal. Efek gerakan pada neurodinamik dapat melepaskan iritasi saraf karena adanya penjepitan saraf pada terowongan karpal sehingga meningkatkan kelenturan saraf karena adanya strecth pada saraf. Ditambah lagi adanya mobilisasi jaringan lunak yang menormalkan sirkulasi darah di jaringan saraf dengan adanya respon tubuh terhadap gerakan paksaan yang memprovokasi nyeri sehingga sirkulasi darah akan berfokus pada jaringan yang nyeri akibat injury buatan yang dibuat oleh fisioterapis. 2. Lingkup Gerak Sendi Berdasarkan tabel lingkup gerak sendi diatas menunjukan bahwa tindakan yang diberikan berhasil meningkatkan lingkup gerak sendi. Setelah terapi keenam didapatkan hasil flexi-extensi wrist S: 70 0-0 0-75 0 dan gerakan radial deviasi-ulnar deviasi wrist F: 20 0-0 0-35 0. Dalam kasus ini penurunan lingkup gerak sendi yang terjadi disebabkan adanya nyeri pada pergelangan tangan sehingga menghambat pergerakan dari pergelangan tangan. Dengan nyeri yang berkurang ditambah lagi gerakan stretch dari teknik neurodinamik dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada pergelangan tangan.

53 3. Kekuatan otot Berdasarkan grafik kekuatan otot diatas menunjukan bahwa tindakan yang diberikan berhasil meningkatkan kekuatan otot. Terlihat pada terapi keenam menunjukkan nilai kekuatan otot 5 pada semua gerakan wrist seperti gerakan flexi-extensi wrist dan radial deviasi-ulnar deviasi wrist. Penurunan kekuatan otot merupakan manifetasi dari nyeri karena CTS dan adanya penurunan lingkup gerak sendi sehingga penderita akan berusaha untuk meminimalisir gerakan pada pergelangan tangannya dalam waktu yang cukup lama. Inilah yang menyebabkan kekuatan otot pergelangan tangan dapat menurun. Tetapi dengan sudah terselesaikannya nyeri dan adanya peningkatan lingkup gerak sendi maka kekuatan otot secara berangsur-angsur dapat kembali seperti semula(huldani,2013). 4. Aktivitas fungsional Berdasarkan indeks katz yang telah dilampirkan menunjukan bahwa tindakan yang diberikan berhasil meningkatkan aktivitas fungsional dengan interpretasi setelah terapi keenam pasien dapat mandiri pada 6 penilaian. Penurunan aktivitas fungsional disebabkan karena adanya nyeri, penurunan lingkup gerak sendi, dan penurunan kekuatan otot. Oleh sebab itu dengan berhasilnya penurunan derajat nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan kekuatan otot maka aktivitas fungsional pun dapat meningkat. Atas landasan itulah penulis memilih modalitas ultrasonic dan teknik neorodinamik sebagai penanganan fisioterapi pada kasus carpal tunnel

54 syndrome. Ditambah lagi berdasarkan penelitian dari 174 artikel yang terpilih menyatakan bahwa 95% tindakan konservatif seperti ultrasonic dan teknik neurodinamik efektif meningkatkan aktifitas fungsional pada CTS(Page, 2012). Serta pemberian ultrasonic dan teknik neurodinamik selama 2-7 minggu dapat menurunkan rasa nyeri, tebal(numbness), dan rasa seperti aliran listrik(tingling) karena CTS(AAOS, 2008). Dan setelah dilakukan enam kali tindakan fisioterapi selama tiga minggu pada pasien didapatkan hasil yang signifikan dengan adanya penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan aktifitas fungsional yang perkembangannya sudah dilihat pada grafik dan tabel hasil serta indeks yang telah dilampirkan.