IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN PERNYATAAN PRAKATA DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING

θ HASIL DAN PEMBAHASAN. oksida besi yang terkomposit pada struktur karbon aktif.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

polutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

PREPARASI, MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KATALIS BIFUNGSIONAL Sn-H-ZEOLIT ALAM MALANG

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

Bab III Metodologi Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

ANALISIS FASA MINOR DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON

Pengaruh Variasi Waktu Milling dan Penambahan Silicon Carbide Terhadap Ukuran Kristal, Remanen, Koersivitas, dan Saturasi Pada Material Iron

ENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNESIUM FERRITE (MgFe2O4) PADA ADSORPSI LOGAM Cu(II), Fe(II) DAN Ni(II) DALAM LIMBAH CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR LAMPIRAN...xiii. 1.2 Perumusan Masalah...

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI III.1

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B KARAKTERISASI LIMBAH FLY ASH BATUBARA SEBAGAI MATERIAL KONVERSI ADSORBEN DAN UJI KETAHANAN PANAS STRUKTURPADATAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Metoda Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN MINERAL PASIR PANTAI LOSARI KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN XRF DAN XRD.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

KARAKTERISASI LIMBAH HASIL PEMURNIAN Fe 3 O 4 DARI BAHAN BAKU LOKAL PASIR BESI

1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 Hasil dan pembahasan

PEMBUATAN, PENCIRIAN, DAN UJI APLIKASI NANOKOMPOSIT BERBASIS MONTMORILONIT DAN BESI OKSIDA DIAN HAMSAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

Preparasi Ion Cu Yang Didukung Oleh ZnAl 2 O 4

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

Transkripsi:

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314. Telp. 62 21 75922, e-mail: yosef@batan.go.id ABSTRACT Iron oxide nature zeolite composite has been obtained by using milling process with varied milling time of 1.5 hours, 4.5 hours, 9 hours, and 13.5 hours. Weight ratio of iron oxide to nature zeolite was set to 1:1. The result of milling process was identified using X-ray diffraction (XRD) technique, then compared the pattern to JCPDS- ICDD (Joint Committee on Powder Diffraction Standard - International Centre for Diffraction Data) data base. XRD pattern of the composite showed that α-fe 2 phase growth with increasing milling time from 1.5 hours to 13.5 hours milled as a result of Fe 3 oxidizing. Visual observation was done to know the binding of iron oxide to nature zeolite by immersing the composite in water media and attracting with magnetic field. Keywords: Iron oxides; Zeolites; X-Ray diffraction; Milling (machining) Pendahuluan Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika berstruktur tiga dimensi. Ia yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. 1 Mineral zeolit alam yang paling umum dijumpai adalah klinoptilolit, dengan rumus kimia (Na 3 K 3 ) (Al 6 Si O 72 )24H 2 O. Ion Na + dan K + merupakan kation yang dapat dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si merupakan struktur kation dan oksigen yang akan membentuk struktur tetrahedron pada zeolit alam. 2 Zeolit alam dikenal memiliki sifat-sifat utama, yaitu dehidrasi (melepaskan molekul H 2 O) apabila dipanaskan, adsorben dan penyaring molekul, katalisator dan penukar ion. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit alam yang berongga, sehingga mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. 3 Selain itu, kristal zeolit alam yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorbsi yang tinggi. 1 Dari segi aspek pemanfaatan, karena sifat-sifat zeolit alam yang demikian, membuat bahan mineral ini dapat dimanfaatkan di berbagai bidang. Dalam bidang industri misalnya, zeolit alam dapat digunakan sebagai bahan pengolah limbah, termasuk limbah nuklir. 4 Dengan adanya sifat-sifat utama yang unik ini, zeolit alam banyak menarik perhatian para peneliti untuk mempelajari dan melakukan penelitian di berbagai bidang. Demikian juga dengan perkembangan penelitian teknologi bahan magnet sudah banyak dilakukan para peneliti. Seiring dengan perkembangan teknologi proses, dimungkinkan bahan magnet oksida besi dibuat dalam ukuran nanometer. Penambahan atau penggabungan nanopartikel magnet oksida besi dengan mineral zeolit alam diharapkan dapat menghasilkan suatu bahan baru yang mempunyai dua sifat utama, yaitu sifat adsorbsi berasal dari zeolit, yang berfungsi sebagai penyerap 141

kontaminan dalam air dan bersifat magnet dari nanopartikel magnet yang terkomposit di dalam struktur jaringan zeolit alam. Sifat magnet itu sendiri digunakan untuk mengumpulkan kembali partikel komposit yang terlarut dalam cairan dengan menggunakan prinsip magnetisasi sederhana. 5 Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan komposit oksida besi-zeolit alam dengan proses milling dan hasil proses diidentifikasi fasenya menggunakan teknik difraksi sinar-x. Identifikasi fase bertujuan untuk mengetahui perubahan fase yang terjadi pada bahan komposit berdasarkan data hasil analisis difraksi sinar-x. Untuk mengetahui telah terjadi ikatan dalam bahan komposit oksida besi-zeolit alam dilakukan pengamatan secara visual dengan menggunakan prinsip magnetisasi sederhana. Cu-K α yang mempunyai panjang gelombang λ = 1,1556 Å. Pengamatan secara visual dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi ikatan yang kuat antara bahan komposit oksida besi dengan zeolit alam. Dengan menggunakan cara yang sederhana, di mana bahan komposit oksida besi-zeolit alam untuk masing-masing variasi waktu milling diambil sebagian (Tabel 2) dan dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi air sebanyak ml dan diaduk rata. Kemudian, gelas ukur tersebut diletakkan di sisi magnet permanen (Gambar 1) dan dilakukan pengamatan selama detik untuk masing-masing sampel. Untuk memudahkan penyimpanan maka masing-masing bahan uji sebanyak ml dimasukkan ke dalam botol sampel yang ditutup rapat dan dilakukan pengamatan visual kembali. Metode Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit alam klinoptilolit yang didapatkan dari PT Minata Mineral Perdana Bandar Lampung. Oksida besi yang digunakan adalah Fe 3, 99,99% produk ALDRICH. Pembuatan komposit oksida besi-zeolit alam dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 26 Februari 09 menggunakan alat High Energy Milling (HEM) dan di Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN dengan perbandingan berat antara zeolit alam dan oksida besi 1 : 1. Bahan oksida besi-zeolit alam sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam vial cc, dan ditambahkan sejumlah bola sehingga diperoleh perbandingan berat bola dan bahan 2 : 1. Proses milling dilakukan selama 13,5 jam dan dilakukan pencuplikan sebagian serbuk pada beberapa interval waktu seperti yang ditampilkan pada Tabel 1, untuk melihat efek waktu milling terhadap komposit yang terbentuk. Identifikasi fase dari oksida besi, zeolit alam, dan komposit oksida besi-zeolit alam dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x menggunakan Difraktometer Sinar-X Philips PW1817 di Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN. Pengukuran dilakukan pada arus ma dan tegangan kv serta rentang sudut (2θ) dari 15 o sampai dengan o menggunakan target Tabel 1. Interval Waktu dan Jumlah Komposit Pencuplikan Milling (jam) Komposit Oksida besi - Zeolit Alam (gram) 1. 1,5 2,0066 2. 4,5 2,0243 3. 9 2,03 4. 13,5 3,5733 Tabel 2. Berat Sampel untuk Pengamatan Visual Milling (jam) gelas ukur Komposit oksida besi zeolit alam dan air Komposit Oksida besi - Zeolit Alam (gram) 1. 1,5 0,87 2. 4,5 0,5107 3. 9 0,5310 4. 13,5 0,51 magnet permanen Gambar 1. Pengamatan Secara Visual Komposit Oksida Besi-zeolit Alam 142

Hasil dan Pembahasan Pola difraksi sinar-x dari oksida besi dapat dilihat pada Gambar 2a. Identifikasi fase pola difraksi sinar-x ini dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengukuran difraksi sinar-x dengan data yang ada pada JCPDS-ICDD (Joint Commitee on Powder Diffraction Standard - International Centre for Diffraction Data). Dari hasil perbandingan tersebut didapatkan bahwa puncak-puncak pada bahan oksida besi hasil dari analisis difraksi sinar-x adalah sama atau mendekati data yang ada pada JCPDS-ICDD 07-0322 (Tabel 3) untuk fase Fe 3. Namun, ada dua puncak yang bukan dimiliki oleh oksida Fe 3, yaitu pada sudut (2θ) 33,22 dan pada sudut (2θ) 49,54 yang berdasarkan data pada JCPDS- ICDD 13-0534 (Gambar 2b) adalah puncak yang dimiliki oleh fase α-fe 2. Demikian juga halnya dengan mineral zeolit alam dengan menggunakan cara yang sama seperti pada identifikasi fase oksida besi di mana tiga puncak tertinggi sama atau mendekati data pada JCPDS-ICDD 25 1349 (Tabel 4) yang menyatakan mineral zeolit fase klinoptilolit. Adapun puncak lainnya yang berbeda adalah akibat tingkat impuritas dari bahan mineral zeolit alam. Pola difraksi sinar-x hasil analisis dan pola difraksi sinar-x berdasarkan data JCPDS-ICDD ditunjukkan pada Gambar 3. 1 Intensitas (cps) 0 (a) Intensitas relatif 0 (b) Gambar 2. Pola Difraksi Sinar-X: (a) Oksida besi Fe 3 (Aldrich); (b) Oksida besi Fe 3 pada JCPDS-ICDD 07-0322 143

Tabel 3. Perbandingan Data Pola Difraksi Oksida Besi Hasil Pengukuran dan Data JCPDS-ICDD 07-0322 untuk Fe 3 2 Theta (Derajat) Data Pola Difraksi Hasil Pengukuran Data Jcpds-Icdd 1. 35,451 35,735 2.,063,4 3. 43,101 43,4 2 0 intensitas (cps) 1 (a) Intensitas relatif (b) Gambar 3. Pola Difraksi Sinar-X: (a) Zeolit alam klinoptilolit, (b) Zeolit klinoptilolit pada JCPDS-ICDD 25-1349 144

Tabel 4. Perbandingan Data Pola Difraksi Zeolit Alam Hasil Pengukuran dan Data JCPDS-ICDD 25-1349 untuk Zeolit Fasa Klinoptilolit 2 Theta (Derajat) Data Pola Difraksi Hasil Pengukuran Data Jcpds-Icdd 1. 22,379 22,425 2. 22,723 22,8 3.,001,1 Gambar 4. Pola Difraksi Sinar-X Komposit Oksida Besi-zeolit Alam dengan Berbagai Variasi Waktu Milling dan Hasil Identifikasi Puncaknya ( : Α-Fe 2 o 3 ; : Fe 3 o 4 ) Pola difraksi sinar-x untuk masing-masing komposit oksida besi-zeolit alam dengan variasi waktu milling dapat dilihat pada Gambar 4. Secara umum pada masing-masing variasi waktu milling pada komposit oksida besi-zeolit alam terjadi perubahan tinggi dan posisi puncak-puncak difraksi. Puncak-puncak bahan awal makin menghilang dan muncul puncak-puncak baru yang makin tinggi intensitasnya dengan makin lamanya waktu milling. Perubahan intensitas dari puncak-puncak komposit oksida besi-zeolit alam diakibatkan oleh proses tumbukan antara bola-bola dengan bahan komposit sehingga terjadi perubahan partikel. Dari Gambar 4, terlihat jelas bahwa fase dari oksida besi lebih dominan dibandingkan dengan fase zeolit alam. Hal ini terjadi karena bahan oksida besi yang masuk dalam golongan unsur logam mempunyai sifat kekerasan yang lebih tinggi dari zeolit alam yang masuk dalam unsur mineral sehingga pada saat proses milling akan lebih tahan terhadap tumbukan dari ball mill. Berbeda halnya dengan mineral zeolit alam yang lebih lunak sehingga akan lebih cepat terjadi perubahan partikelnya menjadi lebih kecil atau halus dari pada bahan oksida besi. Dengan adanya perubahan partikel tersebut maka terjadi pula perubahan struktur kristalnya. Hasil analisis pola difraksi sinar-x (Gambar 4) menunjukkan pada proses milling dari 1,5 jam sampai dengan 13,5 jam terjadi peningkatan intensitas puncak pada sudut (2θ) 33,22 dan pada sudut (2θ) 49,54 dan muncul puncak baru pada sudut (2θ) 41,24. Mengacu pada JCPDS-ICDD 13-0534 puncak-puncak tersebut diidentifikasi sebagai fase α-fe 2. Di sisi lain, puncak-puncak Fe 3 makin menurun dengan bertambahnya waktu milling. Hasil ini menunjukkan proses milling komposit oksida besi-zeolit alam telah mengakibatkan terjadinya oksidasi pada bahan oksida besi yang diakibatkan oleh meningkatnya suhu di dalam vial sebagai akibat dari tumbukan bola-bola. 145

Hasil dari pengamatan secara visual pada Gambar 5 menunjukkan bahwa masing-masing serbuk dari variasi waktu milling berbeda dalam hal sifat magnetiknya yang diperlihatkan sebagai perbedaan respons komposit pada gaya tarik dari magnet permanen. Sebagai perbandingan, bahan mineral zeolit alam sebanyak 0,81 g yang dimasukkan ke dalam air dapat larut sempurna di mana air berwarna putih jernih berubah menjadi putih pekat (Gambar 5a) dan tidak dapat ditarik oleh magnet permanen. Komposit oksida besi-zeolit alam dengan proses milling selama 1,5 jam (Gambar 5b) terlihat jelas bahwa partikelnya terkumpul di satu sisi dekat medan magnet dan airnya berubah jadi jernih. Adapun untuk komposit dengan proses milling selama 4,5 jam semua partikelnya tidak dapat terkumpul di dekat medan magnet dan airnya sedikit keruh (Gambar 5c). Demikian seterusnya untuk komposit oksida besi-zeolit alam dengan proses milling yang lain, semakin lama proses milling maka semakin sedikit partikel yang dapat terkumpul dekat medan magnet dan airnya menjadi lebih keruh (Gambar 5d dan 5e). Fenomena ini terjadi karena adanya perubahan sifat magnetik dari bahan komposit oksida besizeolit alam yang akan semakin berkurang sifat magnetiknya dengan makin lamanya proses milling. Sesuai dengan pembahasan pembentukan fase di atas, penurunan sifat magnetik ini terjadi karena semakin banyak fase Fe 3 yang berubah menjadi fase a-fe 2 dengan sifat magnetik yang lebih rendah dari Fe 3. Hasil pengamatan visual ini juga menunjukkan bahwa fase magnetik telah tercangkok dalam sistem zeolit dan membentuk sistem komposit yang tidak terpisahkan dalam proses pelarutan kembali pada medium air. Fakta ini penting untuk diketahui yang membuka kemungkinan pemakaian bahan ini sebagai penyerap kontaminan dengan sistem pemisahan berbasis medan magnet. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa proses milling zeolit alam dengan oksida besi menghasilkan sistem komposit. Dengan bertambahnya waktu milling, fase α-fe 2 makin bertambah akibat proses oksidasi Fe 3. Ikatan pada komposit ini dapat terlihat dalam uji visual komposit yang ditebar dalam media air, kemudian diberi medan magnet. Komposit hasil proses milling 1,5 jam mempunyai sifat magnetik yang paling kuat terhadap medan magnet permanen yang diberikan. Penelitian ini akan dilanjutkan dengan pengujian sifat magnet dan morfologi komposit oksida besi-zeolit alam. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 5. Pengamatan Visual Komposit Oksida Besi-zeolit Alam, a. bahan zeolit alam; b. komposit oksida besi Fe 3 milling 1,5 jam; c. komposit oksida besi Fe 3 milling 4,5 jam; d. komposit oksida besi Fe 3 milling 9 ja; e. komposit oksida besi Fe 3 milling 13,5 jam 146

Daftar Pustaka 1 Setiadi dan Astri P. 07. Preparasi dan Karakterisasi Zeolit Alam Untuk Konversi Senyawa ABE Menjadi Hidrokarbon. Prosiding Kongres dan Simposium Nasional Kedua MKICS ISSN : 0216-4183. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. http:// staff.ui.edu/internal/131668156/publikasi., diakses tanggal 10 Maret 09 2 Sinly E.P. 06 Zeolit sebagai Mineral Serba Guna. http://www.chem-is-try.org., diakses tanggal 10 Maret 09 3 Suyitno. 00. Pengkajian Hasil Penelitian Mineral Alam Zeolit 01 P2PLR Dalam Rangka Menuju Aplikasi. http://www.batan.go.id/ptlr., diakses tanggal 23-4-09 4 Thamzil L. 06. Potensi Zeolit untuk Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif. http://www. batan.go.id/ptlr., diakses tanggal 23-4-09 5 Adel F., Mujamilah, Grace Tj.S. 09. Sintesis dan Karakterisasi Nanokomposit Oksida Besi-Bentonit. Jurnal Sains Materi Indonesia. Edisi Februari 09. 147