Suci Fujianti LOGO

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK PENDISTRIBUSIAN PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN TRUK BERPENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur dengan Mempertimbangkan Biaya Energi

Pengembangan Model Inventory Routing Problem (IRP) pada Permasalahan Distribusi Produk Perishable

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN MODEL INVENTORY ROUTING PROBLEM PADA PERMASALAHAN DISTRIBUSI PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN COLD STORAGE

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN PENURUNAN HARGA PRODUK MAKANAN PERISHABLE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA PENYIMPANAN DI FASILITAS BERPENDINGIN

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R.

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN TERPENDEK MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIS VRPTW (STUDI KASUS CV. X)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Pengembangan Model Integrasi antara Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Pengiriman pada Produk Makanan Perishable

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan produk. Salah satu faktor kepuasan

Pengembangan Algoritma Hybrid Metaheuristik Untuk Penentuan Rute Pengiriman Produk Perishable

Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya,

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X)

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas

TESIS TI AFIFAH FIANDA UTAMI CHANDRA BHUANA DOSEN PEMBIMBING Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M. Eng.

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Algoritma Penentuan Rute Kendaraan Dengan Memperhatikan Kemacetan Muhammad Nashir Ardiansyah (hal 88 92)

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM

2.2.1 Definisi VRP Model Matematis VRP Model Matematis Berbasis Travelling Salesman Problem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Ruang Simpan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Usulan Rute Distribusi Roti dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm *

Pengembangan Model Capacitated Maximal Covering Location Problem (CMCLP) Dalam Penentuan Lokasi Pendirian Gudang

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem usaha produktif. Banyak alasan yang menyebabkan hal tersebut terjadi, baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Rak Simpan

Gambar I.1 Modal Pendistribusian di PT.XYZ

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini berisi paparan teori yang berhubungan dengan distribusi,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Vehicle Routing Problem (VRP)

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)*

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang

UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah Supply Chain Management. Maka dari itu sistem management dalam. memaksimalkan di dalam pengiriman produk ke distributor.

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah

BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW

PENYELESAIAN MASALAH RUTE PENYIRAMAN TANAMAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM (AIS) DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Suci Fujianti 2508 100 157

Peluang Produk Makanan Perishable Internasional Nasional 1/3 total penjualan ritel dunia (Broekmeulen dan Donselaar, 2009) Kontribusi PDB sektor pertanian terhadap PDB nasional telah mencapai 11,88% pada tahun 2011 (Kementerian Pertanian Indonesia, 2012) Lebih dari 60% belanja pelanggan Eropa (Jackson dkk, 2007) Indonesia sebagai negara produsen perikanan ketiga terbesar di dunia (Laporan FAO, 2010)

Problem Produk Makanan Perishable Penurunan Kualitas dan Kuantitas Osvald dan Strin (2008) waktu Umur Hidup yang terbatas (shelf life) Penurunan Nilai Ekonomis

Cold Chain Management time windows time windows time windows Penjadwalan Produksi (tradisional) Perusahaan menunda waktu produksi untuk mencegah penurunan kualitas Perencanaan Pengiriman (tradisional) Kendaraan akan dikirimkan secepat mungkin untuk menghindari biaya distribusi yang tinggi Loss kualitas dan kuantitas 10%-20% (Kader dan Rolle,2004)

Trade off Cold Chain Management Biaya Waktu Kualitas Trade Off Getting the right goods at the right time at the right place is as important as low costs (Bogataj dkk, 2005)

Before After

Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu Penelitian Ini Integrasi Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Pengiriman pada Produk Makanan Perishable Penjadwalan Produksi Perencanaan Pengiriman Perencanaan Produksi dan Penjadwalan Pengiriman A three-dimensional matching model for perishable production scheduling Arbib et al (1999) Vehicle routing problem with time-windows for perishable food delivery Hsu et al (2007) Production and delivery scheduling problem with time windows Garcia and Lozano (2005) A vehicle routing algorithm for the distribution of fresh vegetables and similar perishable food Integrasi Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Pengiriman pada Produk Makanan Perishable Fujianti (2012) Capacitated lot sizing and scheduling with parallel machines and shared buffers: A case study in a packaging company Marinelli et al (2007) Osvald and Stirn (2008) Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur dengan Mempertimbangkan Biaya Energi Production scheduling and vehicle routing with time windows for perishable food products Chen et al (2009) Trihardani (2011)

Penelitian yang dilakukan Chen,dkk (2009) Production scheduling and vehicle routing with time windows for perishable food products Trihardani (2011) Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur dengan Mempertimbangkan Biaya Energi Osvald dan Strin (2008) A vehicle routing algorithm for the distribution of fresh vegetables and similar perishable food Integrasi Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Pengiriman pada Produk Makanan Perishable

Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan model integrasi antara penjadwalan produksi dan perencanaan pengiriman produk makanan perishable dengan mempertimbangkan biaya energi, kualitas dan shelf life produk

Tujuan Penelitian 1 Menghasilkan model integrasi penjadwalan produksi dan perencanaan pengiriman pada produk makanan perishable dengan mempertimbangkan biaya energi, kualitas dan shelf life produk Melakukan skenario model untuk menganalisis perilaku model dan membandingkannya dengan perolehan total profit 2

Manfaat Penelitian Model integrasi yang dikembangkan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan produk makanan perishable dalam menentukan kebijakan untuk memaksimalkan total profit. Mampu menjadi referensi atau rujukan penelitian selanjutnya di bidang cold chain management (CCM) dengan fokus integrasi penjadwalan produksi dan perencanaan pengiriman.

Ruang Lingkup Penelitian Batasan Asumsi Penelitian ini adalah penelitian teoritis dan tidak berdasarkan studi kasus tertentu Struktur distribusi yang diamati adalah dua eselon, pemasok dengan satu fasilitas (depot) dan banyak pelanggan (ritel) Perusahaan hanya memiliki satu line produksi tetapi dapat memproduksi berbagai macam produk perishable Kapasitas dan kecepatan kendaraan sama untuk setiap kendaraan angkut Biaya setup untuk produksi berbagai macam produk tidak dipertimbangkan Semua produk di dalam kendaraan yang sama di produksi secara terus menerus dalam batch yang sama

Metodologi Penelitian Mulai Pembuatan Algoritma Studi Literatur Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Pengiriman Gap Penelitian Pengembangan dan Formulasi Model Percobaan Numerik Perubahan Perilaku Total Profit dan Kualitas Produk Model A

Metodologi Penelitian (2) A Analisis Perubahan Perilaku Total Profit dan Kualitas Produk Kesimpulan dan Saran Selesai

Pengembangan dan Formulasi Model

Modelling Integrasi Integrasi dilakukan dengan melakukan perencanaan pengiriman terlebih dahulu baru diikuti dengan penjadwalan produksi Fungsi tujuan : Memaksimalkan total profit yang diterima perusahaan Variabel keputusan : Jumlah yang akan diproduksi, waktu awal produksi, rute pengiriman dan urutan produksi

Perencanaan Pengiriman Vehicle Routing Problem with Time Windows Vehicle Routing Problem with Quality Windows Rute pengiriman dibangun dengan pertimbangan waktu mulai pelayanan (e i ) dan waktu akhir pelayanan (l i ) konsumen. Biaya penalti keterlambatan diberikan apabila kendaraan tiba melebihi waktu akhir pelayanan sampai dengan acceptable time (l i ) Rute pengiriman dibangun dengan pertimbangan kualitas produk. Pada pemilihan rute, kendaraan dapat dilayani pada rentang waktu mulai pelayanan (e i ) sampai dengan waktu transformasi dari batas kualitas yang diharapkan konsumen(l i ).

Notasi Model

Notasi Model (2)

Fungsi Tujuan Lower Level Lower Level Minimasi Total Biaya distribusi Biaya Penalti Penurunan Kualitas Biaya Transportasi Biaya Penalti Keterlambatan dan Biaya Energi Bilangan Big M

Fungsi Tujuan Upper Level Upper Level Maksimasi Total Profit Pendapatan Biaya Produksi, Bilangan Big M dan Biaya Distribusi

Kendala Aliran Konservasi Hanya satu kendaraan yang dapat meninggalkan konsumen i satu kali Hanya satu kendaraan yang dapat tiba di konsumen j satu kali Pada konsumen h, kendaraan yang masuk harus sama dengan kendaraan yang keluar.

Kendala Aliran Konservasi (1) Masing-masing kendaraan hanya bisa meninggalkan depot paling banyak satu kali x ijk sebagai bilangan integer dimana bilangan 0 menunjukkan tidak adanya busur atau rute dari titik i ke j dan sebaliknya

Kendala Penjadwalan Produksi Waktu selesai memproduksi semua produk pada kendaraan ke-k harus lebih awal dibandingkan dengan waktu awal memproduksi produk pertama pada kendaraan ke-k+1 Total waktu selesai produksi semua produk untuk semua kendaraan tidak boleh melebihi waktu tutup operasi perusahaan. Jumlah produk yang diangkut tidak melebihi kapasitas kendaraan

Kendala Defisional Rata-rata penurunan nilai pada produk ketika konsumen i menerima produk ke-n. Waktu datang pada konsumen j tergantung pada lamanya waktu yang dihabiskan pada konsumen i (konsumen sebelumnya) Waktu kedatangan di suatu node pertama kali tergantung pada waktu selesai memproduksi untuk kendaraan tersebut dan lamanya perjalanan Waktu awal memproduksi produk ke-n+1 sama dengan waktu selesai memproduksi produk ke-n pada kendaraan yang sama

Kendala Defisional (2) Temperatur cold storage kendaraan adalah temperatur minimal produk ke-n pada kendaraan ke-k Besarnya total energi yang dibutuhkan oleh kendaraan adalah penjumlahan dari energi thermal losses (P t ) dan energi freeze power (P f ) Sisa umur hidup produk ke-n pada konsumen ke-i didapat dari shelf life produk ke-n dan besarnya penurunan kualitas yang terjadi

Kendala Defisional (3) Waktu akhir penerimaan kualitas produk pada konsumen ke-i adalah persentase perbedaan antara kondisi kualitas paling baik dikurangi dengan batas kualitas yang diharapkan konsumen ke-i kemudian dibagi dengan laju penurunan kualitas produk tercepat. Acceptable time pada masing-masing waktu akhir penerimaan kendaraan Menjaga agar jumlah barang yang diproduksi dan waktu mulai produksi tidak bernilai negatif

Algoritma Perhitungan Model

Algoritma Perencanaan Pengiriman Mulai Input data perencanaan pengiriman Menugaskan kendaraan ke-k Menugaskan kendaraan ke-k; k=k+1 Menetapkan depot sebagai titik awal i=0 Ya Mencari titik terdekat dari i (i*) Jumlah i*=r? Kapasitas kendaraan cukup? Menguji kandidat terdekat lainnya i*=i*+1 Selesai Ya Memenuhi time atau quality windows? Menghitung biaya distribusi untuk kendaraan ke-k Ya Menugaskan kendaraan ke-k ke konsumen i+1 Jumlah i+1=r? Ya Menentukan rute untuk kendaraan ke-k

Hasil Percobaan dan Analisis Numerik

Percobaan Numerik [1] Integrasi Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Pengiriman Skenario Percobaan [2] Perencanaan Pengiriman VRPQW [3] Penjadwalan Produksi

Skenario 1- Lower Level Integrasi dengan menggunakan VRPQW menghasilkan biaya transportasi yang lebih besar Namun, biaya penalti keterlambatan, biaya energi dan biaya penurunan kualitas pada VRPQW menjadi lebih kecil

Skenario 1- Upper Level Integrasi dengan menggunakan VRPTW menghasilkan total perolehan profit terbesar Pendapatan perusahaan menjadi lebih kecil tanpa adanya integrasi antara penjadwalan produksi dan perencanaan pengiriman

Skenario 1- Penurunan kualitas Rata-rata penurunan kualitas terbesar terjadi pada integrasi dengan menggunakan VRPTW

Skenario 2- Lower Level Integrasi dengan VRPQW per kluster menghasilkan biaya transportasi lebih tinggi Namun, biaya energi dan biaya penurunan kualitas pada VRPQW per kluster menjadi lebih kecil

Skenario 2- Upper Level Integrasi dengan VRPQW biasa menghasilkan perolehan total profit lebih besar Pendapatan yang diterima dan biaya produksi kedua kondisi adalah sama

Skenario 2- Penurunan Kualitas Rata-rata penurunan kualitas menjadi lebih kecil dengan integrasi VRPQW per kluster

Skenario 3- Lower Level Tidak adanya urutan produksi menyebabkan biaya penurunan kualitas lebih tinggi pada kedua kondisi Namun biaya transportasi, biaya penalti keterlambatan dan biaya energi akan tetap sama

Skenario 3- Upper Level Tidak adanya urutan produksi menyebabkan perolehan total profit menjadi lebih sedikit pada kedua kondisi Pendapatan dan biaya produksi pada skenario ini bernilai sama

Skenario 3- Penurunan Kualitas Rata-rata penurunan kualitas menjadi lebih besar tanpa adanya pertimbangan urutan produksi

Kesimpulan 1.Perolehan total profit perusahaan akan semakin lebih besar jika terdapat integrasi antara penjadwalan produksi dengan perencanaan pengiriman. 2.Perencanaan pengiriman dengan VRPQW memerlukan jumlah kendaraan lebih banyak dibandingkan perencanaan pengiriman dengan VRPTW. 3.Rata-rata penurunan kualitas pada perencanaan pengiriman dengan VRPQW lebih sedikit dibandingkan perencanaan pengiriman dengan VRPTW. 4.Semakin tinggi batas kualitas produk yang diharapkan konsumen maka jumlah kendaraan yang diperlukan akan semakin banyak. 5.Penjadwalan produksi dengan mempertimbangkan laju penurunan kualitas produk akan menurunkan biaya penurunan kualitas. 6.Besar kecilnya kontribusi biaya energi tergantung pada jumlah muatan barang dan durasi loss kendaraan tersebut (single temperature).

Sekian dan Terimakasih