BPS PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2008

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2010

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH


KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014

Transkripsi:

BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/05/33/Th.III, 15 Mei 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Data yang disajikan merupakan hasil pendataan SAKERNAS bulan Februari 2009. Pada Februari 2009 jumlah angkatan kerja sebanyak 16.610.167 orang. Jumlah yang terserap bekerja sebanyak 15.401.496 orang (92,72%) dan yang tidak terserap sebanyak 1.208.671 orang (7,28%). Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 6.048.283 orang atau 39,27%, kemudian sektor Perdagangan yang menyerap 3.201.311 orang atau 20,8% dan sektor Industri yang menampung 2.576.745 orang atau 16,73% dari orang yang bekerja. Komposisi status pekerjaan pada bulan Februari 2009 mengalami sedikit perubahan jika dibandingkan dengan komposisi pada bulan Agustus 2008 maupun Februari 2008. Status buruh/karyawan merupakan bagian terbesar persentasenya sekitar 24,56%, kemudian berusaha dibantu buruh tidak tetap berada di urutan ke dua dengan angka sekitar 22,52%, dan berusaha sendiri dengan persentase sekitar 19,20% berada di urutan ke tiga. Persentase pekerja tak dibayar tetap diurutan ke empat dengan persentase sebesar 16,82%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Februari 2009 adalah 7,28%. Angka ini 0,16% point lebih tinggi dibandingkan dengan TPT Februari 2008 yang berada pada angka 7,12%, namun lebih rendah dari TPT Agustus 2008 yang berada pada angka 7,35%. 1

1. Angkatan Kerja Jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih, yaitu penduduk yang termasuk sebagai kelompok usia kerja, pada Februari 2009 sebanyak 24.575.820 orang. Dari kelompok usia kerja tersebut sebanyak 16.610.167 orang tergolong dalam angkatan kerja. Persentase mereka yang berada di angkatan kerja adalah 67.59 % yang selanjutnya biasa disebut sebagai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Kelompok angkatan kerja adalah kelompok orang yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan sudah diterima kerja tapi belum mulai bekerja. Kelompok yang bekerja pada Februari 2009 sebanyak 15.401.496 (92.72 %) orang dan pengangguran sebanyak 1.208.671 orang atau 7,28 %. Persentase ini umum dikenal sebagai Tingkat Pengangguran Terbuka. Sisa dari penduduk usia kerja sebanyak 7.965.653 orang (32,41 %) tergolong sebagai bukan angkatan kerja. Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2008 yang memiliki struktur perbandingan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja 68,37 % dan 31,63 %, maka terlihat telah terjadi perubahan sedikit pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Februari 2009 yang menurun sebesar 0,78 point %. Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka Agustus 2008 berada pada angka 7,35 %. Ini berarti Tingkat Pengangguran Terbuka juga menurun sebesar 0,07 % point. Kemudian, bila dibandingkan dengan keadaan setahun sebelumnya (Februari 2008), yang mempunyai komposisi 71,47 % Angkatan Kerja dan 28,53 % Bukan Angkatan Kerja, maka keadaan TPAK Februari 2009 menurun sebesar 3,88 % point. Sedangkan TPT Februari 2009 dibandingkan dengan Februari 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,18 % point. Berita Resmi Statistik No.05/05/33/Th.III,15 Mei 2009 2

Tabel 1.1 Penduduk 15 tahun ke atas menurut kegiatan terbanyak, Agustus 2008 - Februari 2009, Jawa Tengah Agustus 2008 Februari 2009 Jumlah % Jumlah % Bekerja 15 463 658 63.35 15 401 496 62.67 Angkatan Kerja Pengangguran 1 227 308 5.03 1 208 671 4.92 Total 16 690 966 68.37 16 610 167 67.59 Sekolah 1 867 882 7.65 1 968 013 8.01 Bukan Angkatan Kerja Mengurus RT 4 328 235 17.73 4 444 778 18.09 Lainnya 1 524 518 6.25 1 552 862 6.32 Total 7 720 635 31.63 7 965 653 32.41 Total Penduduk 15+ 24 411 601 100.00 24 575 820 100.00 Tabel 1.2 Indikator Ketenagakerjaan Jawa Tengah, Februari 2008 - Februari 2009 Indikator Ketenagakerjaan PEB 2008 AGT 2008 PEB 2009 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 71.47 68.37 67.59 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7.12 7.35 7.28 Setengah Penganggur Terpaksa 43.69 47.50 48.52 Setengah Pengangur Sukarela 56.31 52.50 51.48 Total 100.00 100.00 100.00 Komposisi penganggur terpaksa dan sukarela pada Februari 2009 mempunyai perbandingan 48,52 % dan 51,48 %, yang berarti setengah penganggur sukarela lebih besar dari setengah penganggur terpaksa. 3

Komposisi ini hampir sama bila dibandingkan Agustus 2008. Namun bila dilihat perkembangan dari Februari 2008, Agustus 2008 dan Februari 2009 terlihat bahwa setengah penganggur sukarela semakin menurun sedangkan setengah penganggur terpaksa semakin meningkat. 2. Lapangan Kerja Pada Februari 2009, Sektor Pertanian masih menjadi lapangan pekerjaan utama penduduk Jawa Tengah, yaitu menyerap 39,27 % tenaga kerja. Angka ini sedikit meningkat bila dibandingkan Februari 2008 maupun Agustus 2008 yang masing-masing sebesar 37,09 % dan 36,84 %. Secara persentase daya serap sektor pertanian pada Februari 2009 meningkat sekitar 2,18 % point dari Februari 2008 dan sekitar 2,43 % point dari Agustus 2008. Peningkatan ini bukan karena lahan pertanian semakin bertambah namun kemungkinan disebabkan yang tadinya sebidang tanah dikerjakan oleh beberapa orang saja tetapi pada kondisi Februari 2009 sebidang tanah yang luasnya sama dikerjakan orang yang jumlahnya lebih banyak. Sektor terbesar kedua yang menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan yang menyerap 20,79 % tenaga kerja. Penyerapan Sektor perdagangan sedikit menurun sebanyak 0,26 % point dari bulan Agustus 2008, dan 0,94 % point dari Februari 2008. Sektor Perdagangan dikenal dengan ciri-ciri informalitasnya yang memudahkan orang untuk masuk atau keluar, sehingga sektor ini cenderung dipilih untuk mencari penghasilan atau pendapatan. Berita Resmi Statistik No.05/05/33/Th.III,15 Mei 2009 4

Sektor terbesar ke tiga adalah sektor Industri Pengolahan yang menyerap 16,73 %. Dibandingkan dengan Agustus 2008 sektor ini berkurang tenaga kerja sebanyak 0,75 % point, bila dibanding dengan Februari 2008 turun sebesar 0,86 % point. Sesuai dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, ada peralihan dari sektor perdagangan maupun industri ke sektor pertanian. Apakah ini akibat pengaruh krisis global yang melanda dunia sekitar September 2008? Perlu dicatat yang dimaksud sebagai Sektor Industri Pengolahan adalah sektor yang mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan atau mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Dengan demikian Sektor Industri Pengolahan mencakup bukan hanya pabrik-pabrik tetapi juga kerajinan rumahtangga. Tabel 2.1 Persentase Penduduk 15+ yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, Februari 2008 Februari 2009, Jawa Tengah Lapangan Pekerjaan Utama PEB 2008 AGT 2008 FEB 2009 Pertanian 37,09 36,84 39,27 Pertambangan 0,62 0,86 0,61 Industri 17,59 17,48 16,73 Listrik, Gas & Air 0,11 0,14 0,15 Bangunan 5,07 6,51 5,21 Perdagangan 21,73 21,05 20,79 Angkutan dan Pergudangan 4,39 4,63 4,43 Keuangan & Jasa Perusahaan 1,04 1,09 1,03 Jasa Kemasyarakatan 12,36 11,40 11,77 Total 100,0 100,0 100,0 Sektor Bangunan serta sektor Angkutan dan Pergudangan mengalami penurunan jika dibandingkan keadaan Agustus 2008 masing-masing sebesar 1,30 % point dan 0,20 % point. Pada kedua sektor ini kondisi Februari 2009 tidak jauh 5

berbeda dengan kondisi Februari 2008. Sedangkan sektor-sektor lainnya tidak terlalu mengalami perubahan yang berarti. 3. Status Pekerjaan Tabel 3.1 Pesersentase Penduduk 15+ yang bekerja menurut status pekerjaan utama, Februari 2008 Februari 2009, Jawa Tengah Status Pekerjaan Utama PEB 2008 AGT 2008 PEB 2009 Berusaha sendiri 18,85 19,13 19,20 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/brh tdk dibayar Berusaha dibantu buruh tetap/brh dibayar 22,41 22,61 22,52 2,38 2,46 2,65 Buruh/karyawan 26,50 24,43 24,56 Pekerja bebas pertanian 6,63 7,30 7,62 Pekerja bebas non pertanian 5,66 7,67 6,64 Pekerja tak dibayar 17,57 16,40 16,82 Total 100,00 100,00 100,0 Proporsi terbesar pekerja di Jawa Tengah pada Februari 2009 adalah Buruh/Karyawan sebesar 24,56 %, kemudian berusaha sendiri dibantu buruh tidak tetap sebesar 22,52 %. Bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2008 buruh/karyawan mengalami penurunan sebesar 1,94 % point, namun sedikit meningkat sekitar 0,13 % point dari Agustus 2008. Sementara berusaha sendiri mengalami peningkatan baik dari Agustus 2008 maupun Februari 2008 masingmasing sebesar 0,07 % point dan sebesar 0,35 % point. Peningkatan persentase pekerja bebas pertanian pada Februari 2009 dari periode sebelumnya sejalan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian. Berita Resmi Statistik No.05/05/33/Th.III,15 Mei 2009 6

Konsep Definisi Penduduk usia kerja Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Bekerja Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Pengangguran Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun ke atas dikali 100. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Setengah Pengangguran Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah Penganggur Terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan Setengah Penganggur Sukarela adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu/part time worker) *** 7