V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan seluas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas wilayah Desa Perbawati secara administrative adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Taman Nasional Gede Pangrango Sebelah Selatan : Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi Sebelah Barat : Desa Unrur Binangun, Kecamatan Kadudampit Sebelah Timur : Desa Sudajaya Girang, Kecamatan Sukabumi Luas wilayah Desa Perbawati sebesar 503,6125 Ha dengan ketinggian 900 Mdpl di atas permukaan laut. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Sukabumi adalah 3 Km, sedangkan jarak dari Kabupaten Sukabumi adalah 60 Km. Jumlah dusun yang dimiliki oleh Desa Perbawati sebanyak empat dusun, yaitu Dusun Babakan Situ, Dusun Nagrok, Dusun Bobojong, dan Dusun Tenjolaya. Keadaan alam Desa Perbawati adalah dingin dan basah, serta lembab. Desa Perbawati memiliki beberapa jenis tanah, yaitu tanah sawah, tanah basah, tanah kering, tanah tandus, dan tanah pasir. Tanah sawah terdiri dari lima kategori, yaitu irigasi teknis seluas 52 Ha, irigasi sederhana seluas 22 Ha, sawah tadah hujan seluas 30 Ha, dan tegalan atau kebun seluas 136 Ha. Tanah kering terbagi menjadi dua kategori, yaitu pekarangan seluas 64,7 Ha, hutan primer seluas 201,23 Ha, hutan sekunder seluas 90,21 Ha, tanah perkebunan Negara seluas 224 Ha, dan perkebunan swasta 5 Ha. Tanah basah yaitu balong/ empang/ kolam seluas 3 Ha. Tanah tandus dan pasir seluas 9,9 Ha. Penggunaan lahan terbesar di Desa Perbawati adalah persawahan yang digunakan untuk menanam tanaman pangan, buah-buahan, dan kebun seluas 241 Ha. Luas wilayah yang dipergunakan untuk pemukiman seluas 64,7 Ha dan untuk prasaran umum lainnya seluas 9 Ha. Iklim di Desa Perbawati terbagi atas dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Jumlah bulan hujan di Desa Perbawati adalah enam bulan dengan curah hujan 208 Mm/bulan. Suhu udara rata-rata desa yaitu 18-25 0 C. Sementara, rata-rata curah hujan di Kecamatan Sukabumi 276.24 mm per bulan.

Gambaran mengenai curah hujan di Kecamatan Sukabumi dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7: Curah Hujan di Kecamatan Sukabumi per Bulan Tahun 2009-2011 5.2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Jumlah penduduk Desa Perbawati sebesar 6.675 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 3.451 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 3.224 jiwa. Jumlah kepala keluarga di Desa Perbawati sebanyak 1.967 kepala keluarga. Faktor usia mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang karena termasuk kedalam golongan usia angkatan kerja. Komposisi sebaran penduduk berdasarkan usia di Desa Perbawati dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Komposisi Sebaran Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 Usia (tahun) Jumlah Penduduk (jiwa) Persentase (%) < 13 1344 20,13 13 18 693 10,38 19 24 628 9,41 25 55 3174 47,55 > 56 836 12,52 Jumlah 6675 100,00 Sumber: Desa Perbawati 2011-2012 Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa sebesar 56,96 persen jumlah penduduk di Desa Perbawati termasuk ke dalam golongan angkatan kerja produktif. Sementara golongan dibawah umur hanya sebesar 20,13 persen. Mata pencaharian penduduk Desa Perbawati beragam mulai dari petani, pengusaha, perajin industri, buruh bangunan, buruh perkebunan, buruh tani, buruh tambang, pedagang, jasa angkutan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/ POLRI,

pensiunan, dan peternak. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan pemilihan lokasi penelitian. Tabel 13 menunjukkan keberagaman mata pencaharian di Desa Perbawati. Berdasarkan data potensi Desa Perbawati tahun 2011, matapencaharian terbesar penduduk adalah sebagai petani. Petani di Desa Perbawati dibagi menjadi tiga, yaitu petani tanaman hias, petani sayuran, dan padi. Tanaman sayuran memiliki luas panen terbesar dibandingkan luas panen padi dan tanaman hias, yaitu 52 Ha dan 9,9 Ha. Hal ini yang membuat banyak penduduk memillih menjadi petani. Tabel 13. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) 1 Petani 538 2 Pengusaha 1 3 Perajin Industri 147 4 Buruh Bangunan 329 5 Buruh Perkebunan 160 6 Pedagang 359 7 Jasa Angkutan 223 8 PNS 45 9 POLRI 5 10 Pensiunan 29 11 Peternak 61 Jumlah 1897 Sumber: Desa Perbawati 5.3. Karakteristik Petani Responden Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 23 orang. Responden dalam penelitian ini adalah petani cabai di Desa Perbawati yang merupakan populasi petani cabai. Walaupun tanaman sayuran memiliki luas panen terbesar, namun petani yang membudidayakan tanaman cabai hanya 4,28 persen dari jumlah petani di Desa Perbawati. Petani cabai di Desa Perbawati memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Beberapa karakteristik yang dinilai penting mencakup usia, pendidikan, luas lahan, dan kepemilikan lahan. 5.3.1. Usia Usia responden berkisar antara 20 hingga 60+ tahun. Presentase usia tertinggi berada pada kelompok usia 35-39 tahun sebesar 26,09 persen. Kelompok

usia dapat mempengaruhi kinerja usahatani dan kelompok usia dengan presentase tertinggi termasuk kedalam angkatan kerja. Hal ini dikarenakan dengan usia muda dan produktif maka seseorang akan dan masih kuat untuk melakukan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Petani Cabai Berdasarkan Usia di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 Kelompok Umur Jumlah Responde Persentase (Orang) (%) 20-24 1 4.35 25-29 0 0.00 30-34 3 13.04 35-39 6 26.09 40-44 4 17.39 45-49 3 13.04 50-54 2 8.70 55-59 1 4.35 60 + 3 13.04 Total 23 100.00 5.3.2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan petani responden di Desa Perbawati tergolong rendah, yaitu rata-rata mereka berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Awalnya mereka adalah seorang buruh perkebunan teh, kemudian setelah pensiun menjadi petani cabai. Meskipun tingkat pendidikan petani rendah, namun petani telah memiliki teknik budidaya cabai yang baik. Hal ini petani peroleh dari pengalaman dan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan penyuluh lapang dari Badan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) ataupun dari Dinas Pertanian. Tabel 15 menunjukkan karakteristik petani berdasarkan tingkat pendidikannya. Tabel 15. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 Tingkat Pendidikan Petani (Orang) Presentase (%) Tamat SD 13 56,52 Tamat SMP 1 4,35 Tamat SMA 8 34,78 Tamat PT 1 4,35

5.3.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Dilihat dari jumlah tanggungan keluarga, rata-rata responden memiliki tanggungan keluarga nol hingga tiga anggota keluarga. Jumlah tanggungan keluarga terbesar mencapai delapan orang. Besarnya jumlah tanggungan keluarga petani responden ini menunjukkan beban ekonomi yang harus ditanggung oleh petani responden. Maka dapat terlihat bahwa beban ekonomi yang harus ditanggunng oleh petani responden tidak besar. Adapun jumlah tanggungan keluarga petani responden dijelaskan pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Cabai di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 Jumlah tanggungan Jumlah responden (orang) Presentase (%) 0-3 14 60,8 4-7 8 34,7 8+ 1 4,3 5.3.4. Pengalaman Bertani Sebagian besar petani cabai yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengalaman bertani yang belum lama. Petani ini pada mulanya adalah seorang buruh tani, kemudian setelah mempunyai cukup modal akhirnya petani ini mengusahakan sendiri, sehingga pengalaman mereka belum cukup lama. Namun, 21 persen dari petni cabai ini telah memiliki pengalaman bertani selama lebih dari 20 tahun. Presentase terbesar adalah petani responden dengan pengalaman bertani cabai lebih dari 30 tahun, namun mereka awalnya adalah buruh tani yang saat ini telah menggarap sendiri. Adapun lama pengalaman bertani petani cabai merah dijelaskan pada Tabel 17. Tabel 17. Pengalaman Bertani Cabai Merah oleh Responden Petani Cabai Merah di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 Pengalam bertani (tahun) Jumlah Responden Persentase (%) <5 1 4,35 5 10 4 17,39 11 20 1 4,35 21 30 5 21,74 31 40 12 52,17

5.3.5. Status Usahatani Cabai Pekerjaan petani yang menganggap usahatani cabai sebai pekerjaan sampingan umumnya memiliki pekerjaan lain, yaitu sebagai pengusaha, buruh perkebunan teh, pedagang, dan buruh bangunan. Hal ini dikarenakan hasil dari pekerjaan utama tidak mencukupi dan usahatani cabai memberikan tambahan pendapatan yang baik. Namun, sebagian besar petani cabai di Desa Perbawati menjadikan usahatani cabai sebagai pekerjaan utama. Pengelompokan pekerjaan ini didasarkan pada lamanya waktu bekerja dalam satu minggu. BPS menyatakan bahwa, apabila dalam satu minggu bekerja lebih dari 35 jam maka dapat dikatakan fulltime atau kegiatan yang dilakukan menjadi pekerjaan utama. Sementara, ika kurang dari 35 jam per minggu maka dikatakan kegiatan yang dilakukan adalah pekerjaan sampingan. Hal ini terlihat pada Tabel 18, presentase terbesar yang menjadikan usahatani cabai sebagai pekerjaan utama, yaitu sebesar 69,57 persen. Tabel 18. Status Usahatani Petani Responden di Desa Perbawati Tahun 2011-2012 Status Usahatani Petani (Orang) Presentase (%) Pekerjaan Utama 16 69,57 Pekerjaan Sampingan 7 30,43 5.3.6. Luas Lahan Penguasaan lahan di Desa Perbawati untuk usahatani cabai merupakan salah satu terbesar di Kabupaten Sukabumi dibandingkan dengan daerah penghasil cabai lainnya, seperti di Goalpara dan Sukaraja. Hal ini menjadi salah satu alasan pemilihan lokasi penelitian. Semakin besar lahan yang digunakan atau dimiliki untuk usahatani cabai, maka hasil yang akan diperoleh juga akan semakin besar. Petani yang memiliki lahan yang luas akan mendapatkan hasil cabai yang besar, jika petani cabai menjalankan budidaya cabai dengan baik dan benar. Selain itu, cuaca juga mempengaruhi hasil yang didapatkan oleh petani. Saat musim hujan maka hasil yang diperoleh lebih rendah dibandingkan musim kemarau, sedangkan musim yang paling baik untuk memperoleh hasil panen yang tinggi adalah saat musim kemarau.

Tabel 19. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan yang Digunakan untuk Usahatani Cabai Tahun 2011-2012 Luas Lahan (Ha) Petani (Orang) Persentase (%) < 0,25 8 34,78 0,25-0,5 8 34,78 0,6-1,0 3 13,04 > 1,0 4 17,39 5.3.7. Status Kepemilikan Lahan Status kepemilikan lahan di Desa Perbawati terbagi atas tiga kategori, yaitu milik sendiri, menyewa, dan milik sendiri dan menyewa. Namun, sebagian besar petani menyewa lahan untuk melakukan usahatani cabai. Hal ini terjadi karena tingginya harga lahan, sehingga petani memillih untuk menyewa, dengan menyewa sisa modal dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya. Tabel 20. Karakteritik Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Tahun 2011 2012 Status Kepemilikan Lahan Petani (Orang) Persentase (%) Milik sendiri 1 4,35 Menyewa 21 91,30 Milik sendiri dan menyewa 1 4,35 Karakteristik petani cabai di Desa Perbawati yang dijadikan responden sebagian besar berada pada usia produktif dengan tingkat pendidikan yang rendah. Petani cabai ini menjadikan usahatani cabai sebagai pekerjaan utama. Luas lahan yang digunakan untuk usahatani cabai dapat dikatakan relatif besar dan sebagian besar lahan tersebut adalah menyewa. 5.3.8. Pola Tanam Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Perbawati,, Kecamatan Sukabumi terdapat empat musim tanam cabai merah. Empat musim tanam tersebut, yaitu pertama pada bulan September-Februari (2010), kedua April-Oktober (2010), ketiga Desember-Juni (2011), dan keempat September-Februari (2012). Tingkat produktivitas keempat musim tanam tersebut berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca. Hasil tertinggi diperoleh pada musim ketiga, yaitu pada rentang waktu antara bulan Desember hingga Juni 2011. Pada rentang bulan

tersebut merupakan musim panas, dimana musim yang sangat tepat untuk penanaman cabai. Selain itu, pada waktu tersebut jumlah hama dan penyakit tanaman pada cabai merah relatif sedikit. Sementara hasil terendah biasanya diperoleh pada musim pertama dan keempat, yaitu pada rentang waktu antara bulan September hingga Februari. Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut merupakan musim hujan, sehingga terdapat banyak hama dan penyakit. Adapun pola tanam yang dilakukan oleh petani cabai di Desa Perbawati adalah monokultur dengan luasan lahan rata-rata satu hektar setiap musim tanam. Hal ini dikarenakan karakteristik tanaman cabai yang rentan terhadap serangan hama dan penyakit, serta banyak menyerap unsur hara. Selama dua bulan masa bera, maka diselangi dengan tanaman lainnya yaitu tanaman yang memiliki umur pendek dan yang dapat mengembalikan unsur hara tanah, seperti kacang panjang, kubis, pakcoy atau bawang daun. Pola tanam pada Gambar 8 merupakan pola tanam petani responden secara umum. Pada praktiknya, tidak seluruh petani menanam cabai merah secara serentak dalam satu waktu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden, keputusan petani dalam menanam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal. Selain faktor tersebut, faktor alam seperti iklim dan cuaca, serta harga benih dan obat juga sangat mempengaruhi keputusan petani dalam menanam cabai merah. Pola tanam cabai merah yang dominan dilakukan oleh petani cabai merah di Desa Perbawati, yaitu sebagai berikut: Pola tanam cabai merah kacang panjang+kubis+bawang daun cabai merah - kacang panjang+kubis+bawang daun cabai merah (Gambar 8) Luas lahan Cabai merah Kubis Cabai merah Kacang panjang Cabai merah pakcoy Cabai merah September Februari April Oktober Desember Juni September Februari Bulan Gambar 8. Pola Tanam Petani Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi Tahun 2009-2012