TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

TINJAUAN PUSTAKA. Lintang Utara, Lintang Selatan, Bujur Timur dengan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Prawirokusumo (1990) ilmu usaha tani memperlajari bagaimana membuat dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Domba. karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

EKONOMI. Oleh Soedjana dan Atien Priyanti

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

PENDAHULUAN mencapai ekor, tahun 2015 bertambah menjadi ekor

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

I. PEDAHULUAN. sekitar 2-5 ekor ternak per rumah tangga peternak (RTP). Skala yang kecil

ANALISA USAHA PETERNAKAN KAMBING DI KENAGARIAN SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK SKRIPSI. Oleh : PRILLA AMEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan pada subsistem budidaya (on farm) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

1.2 Latar Belakang Kondisi Peternakan Di Indonesia

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

STUDI SOSIAL EKONOMI PENGUSAHAAN TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI DENGAN SUB-SUB SISTEM PERTANIAN SECARA KELOMPOK DI KABUPATEN SEMARANG

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA.

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Rakyat Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

TINJAUAN PUSTAKA. bunting. Produksi daging kambing di Indonesia pada tahun 2003 sebesar

PENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

KERAGAAN USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI POTONG Bubun Bunyamin 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Keadaan umum Kecamatan Percut Sei Tuan Kecamatan Percut Sei Tuan dapat digambarkan melalui beberapa pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain : a. Geografis Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 km² yang terdiri dari 18 Desa dan 2 Kelurahan. Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Jalan Medan-Batang Kuis Desa Bandar Klippah. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis danpantai Labu, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli dan Kota sebelah selatan berbatasan dengan kota (Badan Pusat Statistik, 2013). b. Iklim Kabupaten Deli Serdang beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan yang paling berpengaruh biasanya berlangsung pada bulan Januari, April, Mei, September, Oktober, November, dan Desember setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang).Lima Desa dari wilayah Kecamatan merupakan Desa Pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar dari 10-20 m dengan curah hujan ratarata 234 persen (Badan Pusat Statistik, 2013).

c. Usaha Domba Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu daerah penyebaran populasi ternak di Kabupaten Deli Serdang yang berpotensi baik untuk dikembangkan populasi ternak domba menjadi lebih baik lagi karena kawasan tersebut termasuk salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang perkembangan populasi ternak dombanya pada tahun 2013 di Kecamatan Sei Tuan mencapai 5.248 ekor (Badan Pusat Statistik, 2013). Tabel 1. Populasi ternak domba di Kecamatan Sei Tuan berdasarkan ekor selama 4 tahun (2010-2013). No. Desa/Kelurahan Jumlah Domba (ekor) 2010 2011 2012 2013 1 Amplas 211 195 160 157 2 Kenangan - - - - 3 Tembung 136 84 78 70 4 Sumber Rejo Timur 296 287 264 265 5 Sei Rotan 416 364 378 370 6 Bandar Klippa 364 288 331 333 7 Bandar Khalipah 54 63 20 28 8 Medan Estate - - - - 9 Laut Dendang 270 296 154 156 10 Sampali 327 369 378 380 11 Bandar Setia 274 252 1,200 1,209 12 Kolam 245 298 310 315 13 Saentis 347 316 345 346 14 Cinta Rakyat 363 341 362 364 15 Cinta Damai 209 245 260 261 16 Pematang Lalang 33 45 59 61 17 Percut 320 317 402 400 18 Tanjung Rejo 195 231 218 216 19 Tanjung Selamat 327 316 315 317 20 Kenangan Baru - - - - Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2010-2013

Ternak domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, dan merupakan hewan mamalia menyusui anaknya. Disamping penghasil daging yang baik, domba dan kambing juga menghasilkan kulit yang dapat di manfaatkan untuk berbagai macam keperluan industri kulit (Cahyono, 1998). Menurut Murtidjo (1993), potensi ekonomi ternak domba sebagai lapangan usaha memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ternak besar lain yakni : Ternak domba relatif kecil dan cepat dewasa, sehingga usaha ternak domba memiliki keuntungan ekonomi yang cukup tinggi. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dalam pemeliharaanya tidak memerlukan lahan yang luas Investasi usaha ternak domba membutuhkan modal relatif kecil Modal usaha untuk ternak domba lebih cepat berputar dibanding dengan jenis ternak ruminansia besar yang lain Domba memiliki sifat suka bergerombol sehingga memudahkan dalam pemeliharaanya. Keberhasilan usaha peternakan domba tidak terbatas pada usaha pengembalaan populasi ternak yang dipelihara. Perawatan dan pengawasan terhadap kemungkinan serangan penyakit perlu mendapat perhatian yang serius. Penyakit yang sulit ditanggulangi atau disembuhkan serta berbahaya bagi ternak yang lain harus dijauhkan. Dari segi ekonomi, apabila biaya pengobatan lebih

tinggi daripada nilai ternaknya, maka dianjurkan dijual sebagai ternak potong (Sodiq dan Abidin, 2002). Usaha Peternakan Rakyat a. Sistem Pemeliharaan Sistem pemeliharaan intensif yaitu domba yang dipelihara dilakukan secara intensif dengan membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan insidental. Seumur hidup ternak berada di kandang dan tidak bisa berkeliaran kemana-mana (Mulyono dan Sarwono, 2007). Sistem pemeliharaan semi-intensif adalah kegiatan pemeliharaan ternak domba dengan sistem pengembalaan yang dilakukan secara teratur dan baik, dalam kondisi tertentu, pemilik sudah mulai menaruh dan baik dalam kondisi tertentu, pemilik sudah mulai menaruh perhatian terhadap ternak domba yang dipeliharanya, terutama ketika ternak akan melahirkan dan digemukan untuk dipotong dengan mengurus ternak domba selama sehari penuh. Dalam hal ini pemilik sudah mulai menjaga kebersihan kandang memberikan obat-obatan dan kosentrat sebagai tambahan makanan (Mulyono dan Sarwono, 2007). Sistem pemeliharaan ekstensif merupakan beternak domba secara tradisional yaitu campur tangan peternak terhadap ternak peliharaanya hampir tidak ada. Domba dilepas begitu saja dan pergi mencari pakan sendiri di lapangan pengembalaan, pinggiran hutan atau tempat lain yang banyak ditumbuhi rumput dan sumber pakan. Sesuai dengan habitat aslinya, domba menyukai pakan dari tanaman di daerah perbukitan (Mulyono dan Sarwono, 2007).

b. Sistem Perkandangan Kontruksi kandang menurut Sugeng (2000), harus dibangun dengan perencanaan yang benar akan menjamin kenyamanan hidup ternak sebab bangunan kandang erat hubunganya dengan kehidupan ternak.sehubungan dengan kebutuhan hidup ternak untuk beradaptasi, maka perencanaan bangunan kandang yang perlu diperhatikan adalah: iklim setempat, kontruksi dan bahan pembuatan bangunan tersebut. c. Pakan Kualitas pakan alamidan kosentrat yang diberikan kepada domba harus diperhatikan. Pastikan bahwa kualitas pakan sesuaidengan kebutuhan domba dan tidak mengandung bahan yang dapat membahayakan. Pakan alami berupa rerumputan dapat diberian dalam kondisi segar setelah dicacah terlebih dahulu. Rumput sebaiknya diambil setiap hari dari lahan agar domba bisa mendapatkan pakan yang masih segar (Harianto, 2010). Pemberian makanan pada ternak belum begitu diperhatikan, pada umumnya ternak hanya diberikan makanan hijauan dengancara mengembalakannya dilapangan atau diarit untuk diberikan pada ternaknya. Pada umumnya kualitas rumput tersebut sangat rendah, karena jarang terdapat pemeliharaan rumput hijauan makanan ternak secara khusus untuk makanan ternaknya (Abidin dan Simanjuntak, 1997).

d. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Penyakit yang sering timbul pada ternak ruminansia biasanya dibagi atas empat macam yaitu : 1. Eksternal parasit 2. Internal parasit 3. Penyakit Menular 4. Penyakit tidak Menular Pencegahan terhadap timbulnya penyakit lebih penting dari pada mengobati, oleh karena itu maka parapeternak selalu menjaga kesehatan daripada mengobatinya melalui sanitasi yang baik, penyemprotan dengan desifektan dan vaksinasi secara teratur. Ternak-ternak akan mudah tertular penyakit bila manajemennya kurang baik (Abidin dan Simanjuntak, 1997). e. Pemasaran Menjual domba bisa berupa domba hidup, seperti menjual bakalan untuk penggemukan, bakalan untuk pembibitan, atau domba hasil penggemukan. Bisa juga menjual dalam bentuk karkas atau daging domba. Dalam praktisnya, penjualan domba dari peternakan tidak langsung ke konsumen akhir tetapi melewati beberapa saluran pemasaran (Bagus, 2010). Penambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan pengetahuan masyarakat tentang giji berpengaruh terhadap pola komsumsi masyarakat kearah gizi berimbang sehingga memberikanpeluang pemasaran hasil-hasil peternakan. Disamping itu, terbukanya perdagangan internasional mengakibatkan kemungkinan ekspor ternak akan semakin meningkat bila diikuti peningkatan kualitas (Gunawan et al., 1993

Pembiayaan Pendapatan dari Usaha Ternak Domba Biaya Produksi Biaya Produksi adalah nilai dari semua pengorbanan ekonoomi yang diperlukan, yang tidak dapat dihindari, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk mengasilkan suatu produk (Cyrilla dan Ismail, 1988). Biaya produk adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mengasilkan produk yang dinilai dengan uang atau dengan pengertian lain biaya produksi adalah besarnya nilai pengeluaran (Siregar, 2009). Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik fakto-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani/peternak dalam proses produksi baik secara tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002). Rasyaf (1995) biaya produksi dalam usaha peternakan di bagi atas dua bagian utama yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan misalnya gaji pegawai bulanan, penyusutan, bunga atas modal, pajak bumi dan bangunan dan lain-lain. Biaya tetap (fix cost) adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu, sedangkan biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah - ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan (Widjaja, 1999)

Penerimaan dan Pendapatan Penerimaan dalam usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan selama priode pembukuan yang sama, sedangkan pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi (Kay dan Edward, 1994). Untuk mempertimbangkan biaya dan pendapatan dalam usahatani diperlukan beberapa pengertian. Pendapatan kotor atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperolehusahatani selama priode diperhitungkan dari hasil penjualan dan penaksiran kembali (Hadisapoetra, 1973) Menurut nuegroho, et al (1991), menyatakan bahwa pendapatan usaha ternak menggambarkan imbalanyang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal yang diinvestasikan kedalam usaha tersebut. Pendapatan bersih usaha tani merupakan selisih antara pendapatan kantor dan pengeluaran total tanpa memperhitungkan tenaga kerja keluarga petani, bunga modal sendiri dan pinjaman. Analisis pendapatan dapat memberikan bantuan untuk menukur keberhasilan usaha dan dapat digunakanuntuk mengevaluasi kegiatan usahatani dalam satu tahun. Analisis Usaha Analisis usaha ternak merupakan suatu kegiatan yang penting bagi suatu usaha ternak komersial. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langka pemecahan berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha

atau memperbesar skala usaha. Hermanto (1996),menyatakan bahwa analisis usaha yang dimaksudkan untuk mengetahui kinerja usaha secara menyeluruh. Ada tiga laporan utama yang berkaitan dengan analisis usaha yaitu : 1. arus biaya dan penerimaan (cash flow), yaitu berupa biaya operasional 2. neraca (balance sheet), yaitu berupa harta, utang dan modal 3. pertelaan pendapatan (income statement), yaitu menyangkut laporan labarugi berupa pendapatan dikurangi dengan beban (biaya). Soeharjo dan patong (1973) menyebutkan bahwa dalam analisis pendapatan diperlukan keterangan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan penegeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan. Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dan keadaaan akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha.