BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

NASKAH PUBLIKASI KUALITAS HIDUP PASIEN NEUROPATI DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

PASIEN NEUROPATI DIABETIK. Telah dijelaskan tentang tahap dari penelitian yang berjudul Kualitas Hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kematian karena non communicable disease sangat besar yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. dikarakteristik dengan produksi insulin yang menurun atau kegagalan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tingkat depresi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan. problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Telah diperkirakan bahwa juta penyandang DM menderita

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Consent LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan keinginan. Definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

BAB 1. PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

SKRIPSI. Oleh. Indah Kusuma Wardani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sampling selama kegiatan IPE berjalan dari bulan Juni 2015 Desember Tabel 1. Karakteristik responden penelitian

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa


HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana dalam

..., Yang membuat pernyataan

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan melalui tiga tahap; 1) Peneliti mengonfirmasi diagnosis Diabetes Melitus (DM) tipe 2 dengan melihat rekam medis pasien. 2) Pasien mengisi lembar DNS. 3) Pasien mengisi kuesioner kualitas hidup WHOQOL-BREF. Kuesioner ini membagi kualitas hidup menjadi empat domain. Tabel 2. Domain Kualitas Hidup WHOQOL-BREF Domain Aspek Keterangan a. Aktifitas hidup sehari-hari b. Ketergantungan terhadap obat dan bantuan medis I Kesehatan c. Energi dan kelelahan Fisik d. Mobilitas e. Nyeri dan ketidaknyamanan f. Tidur dan istirahat g. Kapasitas kerja II Psikologis a. Perasaan negatif b. Perasaan positif c. Harga diri d. Spiritualitas/ agama/ kepercayaan e. Berpikir, belajar, memori dan konsentrasi III Sosial a. Dukungan Sosial b. Aktifitas seksual IV Lingkungan a. Kebebasan dan keamanan b. Kesehatan dan kepedulian sosial: aksesibilitas dan kualitas c. Lingkungan tempat tinggal 33

34 d. Kesempatan untuk memperoleh informasi dan keterampilan e. Kesempatan rekreasi f. Lingkungan fisik (polusi/ bising/ macet/ iklim) g. Transportasi 64 dari 66 pasien memenuhi kriteria inklusi untuk dianalisis kualitas hidupnya karena 2 pasien tidak mengisi kuesioner WHOQOL-BREF secara lengkap. 2. Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 3. Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Kelamin Usia Hasil DNS Lakilaki Perempuan 50 tahun >50 tahun N % N % N % N % Neuropati 9 28,1 23 71,9 2 6,3 30 93,7 Non Neuropati 12 37,5 20 62,5 1 3,1 31 96,9 Total 21 32,8 43 67,2 3 4,7 61 95,3 Subjek penelitian ini berjumlah 64 pasien. 32 pasien memiliki komplikasi neuropati diabetik (melalui kuesioner DNS) dan 32 pasien lainnya tidak memiliki kompikasi neuropati diabetik. 67,2% subjek penelitian ini berjenis kelamin perempuan (43 pasien) dan 32,8% berjenis kelamin laki-laki (21 pasien). Ditinjau dari usia, 61 dari 64 pasien berusia lebih dari 50 tahun.. Sebenarnya, subjek penelitian ini berjumlah 66, namun 2 diantaranya tidak memenuhi kriteria inklusi karena tidak mengisi kuesioner WHOQOL-BREF secara lengkap. Akhirnya, hanya 64 subjek penelitian yang dapat diolah datanya.

35 3. Analisis Univariat Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Domain Hasil DNS Sig. Interpretasi I Neuropati Diabetik 0.381 Distribusi Normal Non Neuropati Diabetik 0.075 Distribusi Normal II Neuropati Diabetik 0.058 Distribusi Normal Non Neuropati Diabetik 0.098 Distribusi Normal III Neuropati Diabetik 0.057 Distribusi Normal Non Neuropati Diabetik 0.377 Distribusi Normal IV Neuropati Diabetik 0.861 Distribusi Normal Non Neuropati Diabetik 0.318 Distribusi Normal Peneliti menguji normalitas data dengan mengelompokkan berdasarkan domain kualitas hidup WHOQOL-BREF terlebih dahulu. Masing-masing domain terdiri dari kelompok data neuropati diabetik dan non neuropati diabetik. Seluruh kelompok data, mulai dari domain kualitas hidup I sampai IV, berdistribusi normal. 4. Analisis Bivariat WHOQOL-BREF adalah kuesioner kualitas hidup yang terdiri dari 26 pertanyaan bernilai angka (data scale). Masing-masing pertanyaan bernilai 1-5. Semakin baik kualitas hidup semakin tinggi pula angka yang diperoleh. Peneliti ingin membandingkan perolehan jumlah angka kuesioner antara pasien neuropati diabetik dan pasien non neuropati diabetik. Oleh karena data berjenis scale dan terdiri dari dua kelompok independen, peneliti memilih uji Independent Sample-T untuk menganalisis perbedaan rerata dua kelompok independen tersebut pada masing-masing domain kualitas hidup. Peneliti membandingkan rerata setiap domain untuk mengetahui perbedaan tingkat kualitas hidup secara

36 spesifik. Sebelum menganalisis perbedaan rerata, peneliti terlebih dahulu menghitung rerata dua kelompok independen (neuropati diabetik dan non neuropati diabetik) pada masing-masing domain kualitas hidup. Tabel 5. Rerata Hasil Kuesioner WHOQOL-BREF Domain Hasil DNS Rerata I Neuropati Diabetik 55.62 Non Neuropati Diabetik 64.97 II Neuropati Diabetik 56.62 Non Neuropati Diabetik 65.34 III Neuropati Diabetik 58.25 Non Neuropati Diabetik 64.88 IV Neuropati Diabetik 61.06 Non Neuropati Diabetik 73.94 Kita dapat menginterpretasikan bahwa rerata pada domain I-IV berbeda antara kelompok neuropati dan non neuropati. Namun, untuk mengetahui apakah perbedaan rerata itu berarti, peneliti menganalisis data menggunakan uji Independent Sample-T. Hasil uji terdapat pada tabel berikut. Tabel 6. Hasil Uji Independent Sample-T Domain Sig.(2-tailed) Interpretasi I 0.000 H0 ditolak atau H1 diterima II 0.001 H0 ditolak atau H1 diterima III 0.088 H0 diterima atau H1 ditolak IV 0.000 H0 ditolak atau H1 diterima H0: Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien neuropati diabetik dan pasien non neuropati diabetik. H1: Terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien neuropati diabetik dan pasien non neuropati diabetik.

37 Hasil uji Independent Sample-T menunjukkan terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien neuropati diabetik dan pasien non neuropati diabetik yang signifikan (Sig. 2-tailed <0.05) pada domain I (Kesehatan Fisik), II (Psikologis) dan IV (Lingkungan). Signifikansi perbedaan rerata domain I adalah 0.000, domain II adalah 0,001, domain IV adalah 0,000. Hasil uji Independent Sample-T juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan kualitas hidup yang signifikan antara pasien neuropati diabetik dan pasien non neuropati diabetik (Sig. 2-tailed > 0.05) pada domain III (Sosial). Nilai signifikansi perbedaan rerata domain III adalah 0,088. B. Pembahasan Penelitian ini meneliti perbedaan kualitas hidup antara pasien DM tipe 2 dengan neuropati diabetik dan pasien DM tipe 2 tanpa neuropati diabetik. Penilaian kualitas hidup pada penelitian ini menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF karena kuesioner ini bersifat umum (dampak kondisi kesehatan terhadap kualitas hidup) dan mudah diolah. WHOQOL-BREF secara spesifik mengelompokkan kualitas hidup menjadi empat domain. Pengolahan data penelitian ini didasarkan pada masing-masing domain untuk diketahui secara spesifik aspek perbedaan kualitas hidup antara pasien DM tipe 2 dengan neuropati diabetik dan pasien DM tipe 2 tanpa neuropati diabetik. Berdasarkan hasil analisis uji Independent Sample-T, terdapat perbedaan kualitas hidup yang signifikan antara pasien DM tipe 2 dengan neuropati diabetik dan pasien DM tipe 2 tanpa neuropati diabetik pada domain

38 kualitas hidup I, II dan IV. Domain kualitas hidup I terdiri dari aktifitas hidup sehari-hari, ketergantungan terhadap obat dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja. Domain kualitas hidup II terdiri dari perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, spiritualitas/ agama/ kepercayaan, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi. Domain kualitas hidup IV terdiri dari kebebasan dan keamanan, kesehatan dan kepedulian sosial: aksesibilitas dan kualitas, lingkungan tempat tinggal, kesempatan untuk memperoleh informasi dan keterampilan, kesempatan rekreasi, lingkungan fisik (polusi/ bising/ macet/ iklim), dan transportasi. Penelitian mengenai kualitas hidup pasien DM dengan komplikasi neuropati diabetik pernah dilakukan sebelumnya meski terdapat perbedaan variabel, instrumen dan karakteristik subjek penelitian. Secara umum hasil berbagai penelitan menunjukkan kualitas hidup pasien dengan neuropati diabetik lebih rendah/ buruk dibanding pasien tanpa neuropati diabetik. Tahun 1998 pernah dilakukan sebuah penelitian kualitas hidup 79 pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2 dengan 37 kontrol tanpa diabetes menggunakan Nottingham Health Profile (NHP). NHP terdiri dari enam domain yang menilai energi, tidur, nyeri, mobilitas fisik, reaksi emosional dan isolasi sosial. 41 dari 79 pasien diabetes melitus memiliki gejala neuropati diabetik. Pasien dengan neuropati memiliki nilai NHP 5/6 berarti kualitas hidup lebih buruk daripada pasien diabetes tanpa neuropati (p < 0.01) dan kontrol tanpa diabetes (p < 0.001) (Benbow et al., 1998).

39 Penelitian serupa dilakukan pada tahun 2000. Peneliti meneliti pasien polineuropati diabetik sangat nyeri/ painful diabetic polyneuropathy (PDPN) mengenai cara mereka mengatasi nyeri yang mereka rasakan. Nyeri akibat neuropati diabetik adalah suatu hal yang umum pada praktek klinis, namun masih sedikit informasi mengenai dampak nyeri tersebut terhadap kualitas hidup pasien. Subjek penelitian terdiri dari 105 pasien yang memiliki rerata tingkat nyeri 6/10. Sebagian besar mendeskripsikan rasa nyeri sebagai terbakar, kesetrum, tajam dan tumpul, yang memburuk pada malam hari atau ketika pasien lelah atau stress. Rata-rata pasien melaporkan bahwa nyeri yang mereka rasakan mengganggu tidur dan kenikmatan hidup dalam tingkat ringan. Nyeri tersebut juga megganggu aktifitas rekreasi, kerja, mobilitas, aktifitas sehari-hari, aktifitas sosial dan suasana hati mereka dalam tingkat sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa nyeri akibat neuropati diabetik adalah kondisi medis yang memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien (Galer et al., 2000) Tahun 2006 terdapat penelitian mengenai dampak neuropati diabetik terhadap kualitas hidup. Penelitian ini mengungkapkan bahwa neuropati diabetik yang sangat nyeri/ painful diabetic polyneuropathy (PDPN) terjadi bila neuropati semakin parah. Dampak negatif neuropati terhadap kualitas hidup dapat diperantarai oleh nyeri atau manifestasi lain dari neuropati atau keduanya. Pasien dengan neuropati yang bertambah parah biasanya memiliki komorbiditas yang bertambah. Penelitian ini menunjukkan bahwa nyeri dan neuropati memiliki efek negatif yang signifikan terhadap kualitas hidup dan

40 dua variabel ini berdampak secara independen. Kesimpulan penelitian ini adalah pasien dengan nyeri neuropati diabetik memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibanding pasien dengan nyeri non neuropati (Davies et al., 2006). Kembali kepada penelitian ini, hasil uji Independent Sample-T tidak menunjukan perbedaan kualitas hidup yang signifikan antara pasien DM tipe 2 dengan neuropati diabetik dan pasien DM tipe 2 tanpa neuropati diabetik pada Domain III. Domain III adalah domain sosial yang terdiri dari dukungan sosial dan aktifitas seksual. Dukungan sosial adalah tindakan yang sifatnya membantu dengan melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan materi dan penilaian yang positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya. Dukungan sosial sangat berpengaruh bagi individu dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dukungan tersebut berkaitan dengan pembentuk keseimbangan mental dan kepuasan psikologi (Ika, 2008). Sebuah penelitian mengenai dukungan sosial kepada pasien DM pernah dilakukan di Cina pada tahun 2013. Penelitian tersebut mengungkap bahwa sumber dukungan sosial pasien yang paling utama adalah dokter yang merawat pasien. Komunikasi dokter-pasien yang baik, dukungan sosial dan keberhasilan efikasi diri menghasilkan perilaku rawat diri pasien diabetes (diabetes self-care); dan perilaku ini berefek langsung pada terkontrolnya glukosa darah. Komunikasi dokter-pasien yang baik dan dukungan sosial adalah dua hal yang sangat berkaitan erat dan sangat berpengaruh pada perilaku rawat diri pasien diabetes. Hal tersebut menunjukkan bahwa dokter

41 adalah sumber utama dukungan sosial pasien. Penelitian membuktikan bahwa lebih dari 40% subjek (pasien diabetes) menyatakan bahwa dokter adalah pemberi bantuan terbesar dalam pengelolaan diabetes yang mereka derita (Gao et al., 2013). Selain nilai aspek dukungan sosial, nilai aspek aktifitas seksual juga tidak berbeda pada kedua kelompok independen yang diteliti (neuropati dan non neuropati). Kemunduran fungsi seksual adalah salah satu komplikasi diabetes melitus yang mayor dan serius. Kelainan metabolisme ini tak hanya menurunkan fungsi seksual melalui kerusakan mikrovaskular dan saraf namun juga melalui aspek psikologis. Komplikasi primer pada pria antara lain, disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi dan kehilangan libido. Wanita juga mengalami masalah seksual, seperti menurunnya libido dan nyeri saat berhubungan. Diabetolog seharusnya tak hanya fokus pada kontrol gula darah pasien, namun juga menanyakan komplain fungsi seksual mereka. Kemunduran fungsi seksual ini dapat memengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan. Urolog, ginekolog, endokrinolog dan psikiater harus bekerja sama untuk mengobati kemunduran fungsi seksual pasien akibat diabetes. Perbedaan kualitas hidup yang tidak signifikan pada aspek dukungan sosial dan aktifitas seksual menunjukkan bahwa pasien dengan neuropati atau tanpa neuropati sama-sama mengalami keterbatasan dukungan sosial dan aktifitas seksual. Keterbatasan dukungan sosial dan aktifitas seksual dialami oleh pasien diabetes melitus secara umum dengan atau tanpa komplikasi neuropati diabetik.