BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap, untuk memproduksi barang dan jasa, membeli bahanbahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, dan lain-lain. Dalam hal pengadaan barang modal, ada beberapa alternatif pembiayaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Pembiayaan dari sumber internal dan pembiayaan dari sumber eksternal. Pembiayaan dari sumber internal dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, diantaranya adalah laba ditahan, modal saham, dan lain-lain. Sedangkan pembiayaan dari sumber eksternal berasal dari luar perusahaan, diantaranya adalah pinjaman bank, sewa guna usaha (leasing), penjualan kredit dari pemasok, dan lainlain. Bagi perusahaan yang mempunyai modal besar, alternatif termudah adalah dengan menggunakan modal sendiri, sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mempunyai cukup 1
2 modal, alternatif yang dipilih adalah pembiayaan dari luar perusahaan. Salah satu jenis pembiayaan barang modal yang mulai banyak digunakan perusahaan di Indonesia selain pinjaman dari bank adalah pembiayaan sewa guna usaha (leasing). Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease) yaitu apabila dalam transaksi perusahaan lessor bertindak sebagai pihak yang membiayai barang modal dimana secara berkala lessor menerima pembayaran sewa guna usaha dari lessee dan di akhir masa sewa terdapat hak opsi bagi lessee. Pada setiap akhir periode, pihak lessor membuat laporan keuangan seperti neraca dan laporan rugi terhadap pihak lessee yang berperan sebagai pengguna sewa kendaraan tersebut. Dimana pihak lessee membayar jasa sewa kendaarn tersebut sebesar dengan price yang sudah disepakati. Dan di tiap pembayaran yang dilakukan oleh pihak lessee selalu menyisihkan pembayaran untuk pajak atas kendaraan tersebut. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting negara yang akan digunakan unuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan negara. Bank menghitung pajak penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.46 tentang "Akuntansi Pajak Penghasilan". Beban pajak kini ditentukan
3 berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan. Dalam hal Sewa Guna Usaha sindikasi yaitu SGU yang dibiayai oleh beberapa perusahaan leasing, imbalan jasa bagi masing-masing anggota dihitung secara proposional sesuai dengan perjanjian antar anggota yang bersangkutan. Penghasilan tersebut tidak dipotong PPh Pasal 23 oleh lessee. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal yang di SGU-kan. Untuk dapat meminimalkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi peraturan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peratuan perpajakn (unlawful), seperti Tax Avoidance dan Tax Evasion. Tax Avoidance merupakan perbuatan legal yang dalam ruang lingkup perpajakan dimulai tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga diterima oleh fiskus. Sedangkan penggelapan pajak (Tax Evasion) merupakan
4 perbuatan ilegal yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sejalan dengan itu, kajian ini penulis cakup dalam skripsi dengan judul : ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DALAM PEROLEHAN AKTIVA TETAP MENGGUNAKAN METODE FINANCE LEASE PADA PT. BANK SULUT. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan sewa guna usaha dengan hak opsi di tinjau dari akuntansi pada PT. Bank Sulut? 2. Apakah perhitungan pajak penghasilan atas perolehan aktiva tetap menggunakan SGU dengan hak opsi telah sesuai dengan peraturan perpajakan? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini : 1. Menganalisis penerapan sewa guna usaha dengan hak opsi yang ditinjau dari akuntansi.
5 2. Menganalisa perhitungan pajak penghasilan menggunakan metode sewa guna usaha dengan hak opsi. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis Dapat mengkaji pembahasan terhadap ilmu-ilmu yang diterima dalam perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan. 2. Bagi perusahaan Dapat memberikan acuan pada PT.Bank Sulut tentang tata cara dan prosedur yang tepat untuk sewa guna usaha dengan hak opsi. 3. Bagi pembaca lainnya Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.