BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
A. Perkembangan Penghafal Alquran sejak KH. Ahmad Nur Syamsi Berperan. Setelah Kiai Ahmad Nur Syamsi berhasil merangkul masyarakat untu

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peluang kegagalan akan semakin tinggi (dalam Yusuf & Nurihsan J,

A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN. Pada Penelitian Tentang:

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi Alternatif

YAYASAN AL-HIKMAH CIREBON PESANTREN TAHFIDZ QUR AN TERPADU AL-HIKMAH DEPUTI PESANTREN AL HIKMAH PUTRI

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Proses pelaksanaan Metode An-Nahdliyah Dalam Belajar Membaca. Al-Qur an di Mts Sultan Agung Jabalsari

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta)

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN LINTAS KASUS. yang didasarkan pada informasi empiris. Rekonstruksi konsep disusun menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah-

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB IV HASIL PENELITIAN. Huda Bandung. Peneliti memfokuskan permasalahan pada peran guru

PEDOMAN INTERVIEW. 1. Tinjauan historis Pondok Pesantren Putri Al-Yamani Sumbergempol. Sumbergempol Tulungagung?

BAB IV HASIL PENELITIAN

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA PENGHAFAL QURAN 1-15 JUZ DAN PENGHAFAL QUR'AN JUZ DI PONDOK PESANTREN NURUL QUR AN KRAKSAAN, PROBOLINGGO

BAB IV HASIL PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY

3. Apa kendala pembelajaran Al Qur an metode Wafa di Griya Al Qur an Al Furqon Ponorogo?

KEMENTERIAN AGAMA. Anggota : M. Samsul Ilmun N. Sekretaris : Qurrotu Ainin S. Wakil : M. Nabila Rosikh. Ketua : Dewi Mutmainah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Doroaampel Sumbergempol Tulungagung, peneliti memperoleh data-data

BAB V PENUTUP. Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Al-Qur an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga

JADWAL PENYULUHAN BULAN FEBRUARI 2017

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT ANAK UNTUK BELAJAR HAFALAN JUZ AMMA DI MADRASAH DINIYAH

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP. peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: dan diefektifkan di tahun kedua.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran membaca Al-Qur an yaitu peserta didik di SMP Negeri 2 Sleman,

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dra.Wirianingsih, M.Si. Disampaikan pada acara Parenting Al Quran KMMI-TPA Qurrota Ayun Abu Dhabi, 8 Mei

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAPORAN KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA. Periode Ramadhan - Dzulhijjah 1434 / Juli - Oktober Bismillāh. Allāhumma yassir wa a in

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

SHALAT SUNAT RAWATIB. Standar Kompetensi : 5. Mengenal tata cara shalat sunat A. MATERI POKOK

BAB IV HASIL PENELITIAN

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri

KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA. Periode Shafar 1435 / Desember 2013

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

Perkembangan menarik yang tidak kalah menggembirakan adalah munculnya gagasan gerakan tahfidz ini sampai ke sekolahsekolah/madrasah-madrasah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. Motivasi Belajar Membaca Al-Quran Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

MENGHAFAL AL-QUR AN DALAM PENDIDIKAN FORMAL 1

BAB IV HASIL PENELITIAN

AGENDA MENARIK SATU BULAN KKN REGULER UNIT XI.B.1 KEMASAN KARANGTENGAH, IMOGIRI, BANTUL

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA At-taubah adalah taman pengajian al-quran yang terletak di desa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

b. Sabelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Puspowarno c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kalibanteng Kulon

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

METODE AT-TAKRAR UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT PADA HAFIDZ QUR AN NASKAH PUBLIKASI

MANAJEMEN PROGRAM TAHFIDZUL QUR AN PONDOK TAHFIDZ AL-QUR AN AHMAD DAHLAN PONOROGO

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB V PEMBAHASAN. dengan judul skripsi ini dan untuk menjawab fokus masalah, maka dalam bab ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

Transkripsi:

34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses untuk menghafal Alquran para penghafal Alquran mempunyai beberapa persyaratan agar proses menghafalnya dapat berjalan dengan lancar dan mencapai keberhasilan yang maksimal yaitu antara lain: 1. Niat yang Ikhlas Niat yang ikhlas dan sungguh-sungguh akan mengantar seseorang ketempat tujuan, dan akan membentengi dan menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang. Niat adalah hal yang paling utama dalam melakukan segala sesuatu. Niat juga sebagai pengaman dari penyimpangannya dalam suatu proses menghafal Alquran. Karena niat yang ikhlas karena Allah akan memacu tumbuhnya kesetiaan dalam menghafal Alquran. Dengan demikian tidak lagi menjadi beban yang dipaksakan, akan tetapi justru menjadi kesenangan dan kesabaran. 2. Memiliki Keteguhan dan Kesabaran Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor yang sangat penting bagi orang yang sedang menghafal Alquran. Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Alquran akan banyak sekali ditemui kendala-kendala misalnya jenuh, bising, atau gangguan batin. Hal ini sering kali dirasakan oleh para penghafal Alquran.

35 3. Istiqomah Yang dimaksud dengan istiqomah adalah konsisten yakni menjaga kelancaran dalam proses menghafal Alquran, dengan kata lain seorang yang menghafal Alquran harus senantiasa menjaga kontinuitas dan efisien terhadap waktu. 4. Mampu Membaca dengan Baik Sebelum seseorang melangkah pada penghafalan Alquran, seharusnya seseorang yang ingin menghafal Alquran harus meluruskan, melancarkan dan menguasai bacaan tajwid terlebih dahulu agar hafalannya bagus dan benar. 5. Menjauhkan Diri dari Maksiat dan Sifat-Sifat Tercela Perbuatan maksiat dan tercela merupakan suatu perbuatan yang harus dijauhi bukan hanya oleh seorang yang menghafal Alquran, akan tetapi untuk semua muslim. Pada umumnya mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati orang yang sedang menghafal Alquran. 1 Di antara sifat yang harus dijauhi khususnya bagi penghafal Alquran yaitu madzmumah, ujub, riya, hasad dan sebagainya. Sifat madzmumah ini sangat besar pengaruhnya terhadap orang-orang yang menghafalkan Al-Qur`an. Perbuatan maksiat dan sifat madzmumah mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan kestabilan jiwa (rohani) seseorang, termasuk di dalamnya seorang yang sedang menjalani proses menghafal Alquran. Jika 1 Syafi I, Wawancara, Glatik Ujung Pangkah, 05 november 2015.

36 ketenangan jiwa seseorang terganggu maka konsekwensi (istiqamah) pada diri seseorang akan terpengaruh. Konsentrasi yang selamanya telah dibina dan dilatih sedemikian baiknya akan berubah bahkan akan menghilangkan konsentrasi penghafal Alquran. Misalnya, seseorang yang menghafalkan Alquran karena riya, jika tidak ada seorang di dekatnya, maka dia tidak akan melanjutkan untuk menghafalkan atau membaca, karena Allah SWT mengancam dan melarang seseorang berakhlaq tercela tersebut. Di samping beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang penghafal Alquran, maka ada juga faktor pendukung dalam menghafal Alquran juga merupakan hal yang dianggap penting demi tercapainya tujuan tersebut, adapun faktor-faktor pendukung itu antara lain : 1. Usia Ideal Tingkat usia seseorang memang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam menghafal Alquran. Usia yang kecil belum banyak terbebani problematika hidup yang memberatkan. Sehingga akan lebih cepat menciptakan konsentrasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. 2. Manajemen Waktu Pengaturan waktu mempunyai fungsi yang sangat penting dalam upaya memperbarui semangat dan kemauan meniadakan kejenuhan dan kebosanan serta mengupayakan adanya kesungguhan. Adapun waktu yang dianggap sesuai dan baik untuk menghafal Alquran adalah sebagai berikut :

37 a. Waktu sebelum terbit fajar Waktu sebelum terbit fajar merupakan waktu yang baik untuk menghafal ayat-ayat suci Alquran, karena disamping memberikan kesenangan juga saat yang banyak memiliki keutamaan. Setelah sholat b. Waktu diantara maghrib dan isya Di Podok Pesantren An-Nur para santri dan masyarakat yang menghafal Alquran diantara waktu maghrib dan isya biasanya digunakan untuk deres sebagai persiapan setor kepada kiainya setelah sholat subuh. 2 B. Pelaksanaan Menghafal Al-Quran di Pondok Pesantren An-Nur Pelaksanaan menghafal Alquran bagi masyarakat Desa Glatik yang menghafal Alquran di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran An-Nur, pada awalnya dilaksanakan di masjid Baiturrohman Desa Glatik tepatnya di RT. 1 RW. 1, dan pelaksanaannya di pagi setelah sholat shubuh dan siang hari setelah sholat dhuhur. Pada awalnya mengaji Alquran hanyalah anak-anak, remaja dan sebagian orang tua yang jumlahnya sangat sedikit antara 10 sampai 15 orang, karena pada pagi hari dan siang hari masyarakat desa Glatik sudah berada di sawah untuk bekerja, oleh karena itu mereka tidak bisa mengikuti kegiatan ngaji di masjid. Pada waktu itu Kiai Ahmad Nur Syamsi mengajak masyarakat untuk ikut serta belajar mengaji, tapi ada yang menolak karena mereka tidak mau 2 Nurul Hilal, Wawancara, Glatik Ujung Pangkah, 05 November 2015.

38 meninggalkan pekerjaannya di sawah. Namun Kiai Ahmad Nur Syamsi tidak putus asa, akhirnya beliau mencari tahu apa yang menyebabkan mereka tidak mau ikut belajar mengaji, akhirnya Kiai Ahmad Nur Syamsi mengetahui alasan masyarakat yang tidak mau mengikuti belajar mengaji, karena pada waktu pagi dan siang hari masyarakat harus ke sawah untuk bekerja oleh karena itu mereka tidak bisa mengikuti belajar mengaji di masjid. Setelah mengetahui permasalahan yang dialami masyarakat sehingga mereka tidak mau mengaji karena terbenturnya waktu bekerja sama kegiatan mengaji di masjid, maka Kiai Ahmad Nur Syamsi mengubah waktu kegiatan yaitu diganti pada waktu pagi hari setelah sholat subuh dan malam hari setelah sholat maghrib. Setelah itu masyarakat mulai berdatangan untuk mengikuti kegiatan belajar mengaji di Masjid Baiturrohman. Adapun banyaknya yang dibaca pada saat mengaji dalam setiap pertemuan dengan kiainya yaitu antara satu sampai dua halaman, jika satu sampai dua halaman membacanya bisa lancar, maka kiainya akan menambah bacaannya lebih dari dua halaman. Pengajaran Alquran baik bin-nadlor maupun bil-ghoib dilaksanakan enam hari dalam satu minggu mulai hari sabtu, ahad, senin, selasa, rabu, dan kamis. Sedangkan untuk hari jumat libur. Adapun jadwal kegiatan pengajarannya yaitu pada waktu setelah sholat subuh pukul 05.00 WIB itu dilaksanakannya tartilul quran dan itu waktu yang dibutuhkan adalah 30 menit. Pada pukul 05.30 WIB pengajaran Alquran binnadlor dan bil ghoib. Sementara pengajaran ngaji yang dilaksanakan pada malam

39 hari yaitu setelah sholat maghrib tepatnya pukul 18.00 WIB pengajaran Alquran bin-nadlor dan bil-ghoib. Sedangkan waktu selain jam di atas adalah untuk belajar mengaji sendiri di rumah masing-masing agar ketika mengaji dihadapan kiainya bacaannya bisa lancar dan bagus. Teknis pengajarannya yaitu dua orang mengaji bin-nadlor dihadapan kiainya dan dua orang yang hafalan itu di samping kanan dan kiri kiainya. Pelaksanaan dan waktu belajar membaca Alquran ataupun menghafal Alquran sejak pertama kali dilakukan oleh Kiai Ahmad Nur Syamsi tidak ada perubahan setelah pondok pesantren berdiri hingga sekarang baik mengenai pelaksanaan, waktu, dan teknis yang digunakan masih tetap sama. Demikian kiai mengajar dengan telaten dan sabar menuntun bacaan mereka dengan menyimaknya satu persatu tanpa lelah. 3 C. Metode yang dipakai KH. Ahmad Nur Syamsi bagi Masyarakat Penghafal Alquran. Dalam pembahasan ini, penulis memaparkan metode yang digunakan dalam menghafal Alquran bagi masyarakat, bagi siapa saja yang ingin menghafal Alquran, pertama kali yang harus dilakukan adalah membaca bin nadhor (melihat mushof) dulu secara tartil dan fasih, dan secara berulang-ulang. Bagi penghafal Alquran pemula disuruh menghafal juz 1 (satu) pada Alquran, setelah juz satu hafal maka dilanjut juz 30 atau juz amma. Setelah juz satu dan juz amma hafal, lancar maka boleh meneruskan hafalan pada juz dua dan selanjutnya. 3 Zainun Nasikh, Wawancara, Glatik Ujung Pangkah, 10 november 2015.

40 Metode yang digunakan Kiai Ahmad Nur Syamsi bagi masyarakat yang menghafal Alquran tidak berbeda dengan yang biasanya digunakan dalam menghafal Alquran, yaitu antara lain : 1. Metode pengajaran Alquran bin-nadlor Pengajaran Alquran bin-nadlor merupakan pengajaran Alquran bagi pemula yang menghafal Alquran dengan membaca ayat-ayat Alquran dengan melihat mushaf. Di sini para penghafal Alquran sebelum memulai hafalannya dianjurkan dengan pengajaran Alquran bin-nadlor yaitu dimulai dari membaca surat alfatihah. Dalam bacaan surat alfatihah para pemula sebelum menghafal Alquran dibimbing dan ditunjukan cara membaca ayat Alquran dengan baik dan benar dalam pandangan ilmu tajwid sebagai pedoman dalam membaca Alquran. Bagi penghafal Alquran di pondok pesantren An-Nur yang hendak menghafal Alquran disyaratkan mampu membaca Alquran bin-nadlor dengan baik dan dapat izin dari kiai, agar seorang penghafal Alquran dapat menghafalkan secara baik dan bacaannya benar. 2. Metode pengajaran Alquran bil-ghoib Pengajaran Alquran bil-ghoib merupakan pengajaran Alquran dengan cara membaca Alquran dengan hafalan. Dalam pengajaran Alquran dengan hafalan mempunyai sistem pengajaran yang berbeda dengan sistem pengajaran Alquran bin-nadlor yaitu dengan sistem setoran. Kalau setoran Alquran bin-nadlor dalam setiap setoran adalah selalu menambah ayat-ayat yang dibacanya sedangkan dalam pengajaran Alquran

41 bil-ghoib setorannya meliputi, setoran tambahan yaitu dimana santri menyetor tambahan bacaan Alquran kepada kiai untuk disimak benar dan salahnya bacaan. Setoran tambahan dilaksanakan pada waktu pagi hari yaitu setelah sholat subuh sampai selesai dan setoran ulangan yaitu dilaksanakan pada petang hari yaitu setelah sholat isya. Untuk setoran tambahan biasanya sebanyak satu sampai dua halaman, sedangkan untuk setoran ulangan biasanya sebanyak dua sampai lima halaman atau lebih. Metode yang demikian ini dipakai bagi penghafal Alquran agar disamping seorang yang menghafal Alquran menjaga hafalannya juga ada keseimbangan dan kesinambungan dalam menghafal Alquran. 3. Metode Tikrar Sebagaimana telah diketahui selain menggunakan metode tahfidz kiai Ahmad Nur Syamsi menggunakan metode tikrar. Materi metode tikrar maksudnya adalah mengulang-ngulang materi hafalan yang telah dihafalkan atau disetorkan dengan tujuan agar terhindar dari bahaya kelupaan dan untuk kelancaran hafalan. Adapun pelaksanaan metode tikrar bagi penghafal Alquran sebagaimana hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis yaitu santri mengulang-ulang materi yang telah ditashih oleh kiainya dengan cara bergilir. tikrar harus diulang dari awal lagi dengan maksud agar penghafal Alquran tidak lupa dengan hafalannya, karena kadang-kadang penghafal Alquran

42 merasa bingung jika sudah banyak yang dihafal, maka diperlukan untuk mengulang-ulang. 4. Evaluasi Hafalan Dalam setiap pembelajaran diperlukan adanya evaluasi untuk menguji setiap pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk memperbaiki yang kurang dalam pembelajaran itu, dan evaluasi yang dilakukan adalah setiap penghafal Alquran yang mau melanjutkan hafalannya ke materi yang baru, maka harus menghafal satu juz di hadapan kiainya. Dengan demikian sistem evaluasi inilah para penghafal Alquran merasa lebih kuat hafalannya. D. Problem dan Solusi Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Problematika menghafal Alquran yang dihadapi oleh santri maupun masyarakat desa Glatik yang menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur sangat beragam sekali, mulai dari problem yang berhubungan dengan obyek yang ditekuninnya yaitu Alquran, sampai dengan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Seperti yang dikatakan oleh salah satu warga desa Glatik yang menghafal Alquran di pondok pesantren An-Nur yang bernama Fatichul Maayisy dia mengatakan bahwa, Di dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, seorang tidak akan lepas dari berbagai hambatan dan kesulitan yang menimpa. Tidak ada keberhasilan tanpa adanya hambatan dan pengorbanan. 4 Walaupun berjalan dengan lancer suatu kegiatan tersebut, yang namanya hambatan dan kesulitan selalu mengiringi biarpun itu sedikit atau kecil. Sebagaimana dalam pelaksanaan menghafal Alquran di pondok pesantren ini, 4 Fatichul Maayisy, Wawancara, Glatik Ujung Pangkah, 10 November 2015.

43 hambatan-hambatan terhadap pelaksanaan menghafal Alquran juga pasti akan terjadi. Sebagaimana dikatakan di atas bahwa dalam mewujudkan satu tujuan tidak akan lepas dari hambatan dan kesulitan yang harus dihadapi. Begitu juga yang dialami oleh santri maupun masyarakat desa yang menghafal Alquran. Problem yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Problem intern a. Banyaknya ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi Problem ini sering terjadi pada seorang penghafal pemula, karena pada santri yang menempuh juz-juz awal ini santri sangat semangat sekali untuk menambah hafalannya, akan tetapi malas nderes (memperlancar) hafalan yang baru atau telah dihafalkannya, oleh karena hafalan yang baru dihafalkannya itu belum melekat pada ingatannya sehingga kalau tidak dibaca berulang-ulang, maka hafalannya akan lupa. Jika pada waktu para penghafal Alquran dituntut oleh kiainya untuk membaca hafalan yang sebelumnya, maka mereka akan merasa kesulitan. Cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan metode tikrar (mengulang-ulang kembali), karena keyakinan dan keoptimisan tidak boleh dihilangkan dan kemalasan harus dibuang. Sebab kemalasan itulah yang menyebabkan kegagalan dalam mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan dalam menghafal Alquran. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Seperti masalah yang dihadapi oleh

44 para penghafal Alquran terutama pada masalah ini penyebab utamanya adalah malas-malasan dan tergiur dengan materi baru, padahal dua hal tersebut yang akan menjadikan kendala bagi diriya sendiri. Bagi penghafal Alquran ketika terjadi masalah kelupaan dalam hafalannya mereka tidak boleh berputus asa dalam mengulang bacaannya sampai lancar, karena berputus asa dilarang oleh agama sebagaimana firman Allah dalam suratyusuf ayat 87 yang berbunyi: b. Di dalam Alquran sangat banyak ayat-ayat yang serupa tapi tidak sama. Biasanya pada awal surat bacaannya sama dan mengenai peristiwa yang sama akan tetapi pada pertengahan atau akhir ayatnya berbeda. Ini merupakan salah satu problem yang dihadapi para penghafal Alquran dan sangat sulit pula bagi penghafal Alquran untuk meneliti dan mengingat juz atau surat apa dan ayat berapa yang dibacanya. Para penghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur menganggap banyaknya ayat yang serupa adalah problem yang dihadapi dalam proses menghafal Alquran, walaupun ada yang mengatakan masalah itu bukanlah masalah yang sangat besar akan tetapi para penghafal Alquran memiliki solusi yaitu dengan cara menghitung ayat yang serupa tersebut, kemudian ditulis pada buku untuk diperbandingkan, dan ayat-ayat yang serupa tersebut diberi garis bawah. Dengan memberi garis bawah pada ayat-ayat yang serupa itu akan mempermudah mengetahui kata yang serupa. 5 5 Nuzulah, Wawancara, Glatik Ujung Pangkah, 11 November 2015.

45 Contoh ayat yang serupa tapi tidak sama dan tidak dalam satu surat yaitu, surat Almukminun ayant 83: 6 Dengan surat An-Naml ayat 68-69. 7 2. Problem Ekstern Faktor lingkungan merupakan faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan para penghafal Alquran, terutama faktor lingkungan keluarga dan ada kalanya antar teman satu dengan lainnya memiliki perasaan yang tidak sesuai dengan kita, yang membuat kenyamanan seorang penghafal Alquran itu bisa mengganggu kelancaran dalam menghafalkannya. Begitu pula dengan tempat untuk menghafal Alquran itu harus benarbenar nyaman dan tidak ada sesuatu yang dapat mengganggu konsentrasi penghafal Alquran. Di samping itu keberhasilan dalam proses menghafal Alquran juga ditentukan oleh gurunya, artinya kalau gurunya benar-benar ikhlas dan ridho dalam mengajar dan membimbing maka seorang penghafal Alquran akan mencapai keberhasilan yang bagus. Yang paling utama untuk 6 Alquran, 23, (Almukminun): 83. 7 Alquran, 27, (An-Naml): 68-69.

46 mencapai keberhasilan yang maksimal adalah kemauan yang keras dan bersungguh-sungguh serta benar-benar dari hati nurani seorang penghafal Alquran. 8 8 Nurul Hidayah, Wawancara, Glatik Ujung Pangkah, 11 November 2015.