BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk.

BAB III METODE PENELITIAN. Gambaran umum P.T Telekomunikasi Indonesia Tbk: Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1/45 OVERVIEW

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

Nadya Destiyanti Putri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

BAB IV METODE PENELITIAN

PENILAIAN SURAT BERHARGA

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN DALAM MEMILIH SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

ANALISIS NILAI AKUISISI BANK SINAR HARAPAN BALI MENGGUNAKAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL DAN RASIO PRICE TO BOOK VALUE TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

TUJUAN PENILAIAN SAHAM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal. Salah satu instrumen di pasar modal yang paling

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

ANALISIS PENETAPAN HARGA INTRINSIK SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRICE EARNING RATIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fakhrudin (2006:6), saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

ANALISA UNTUK INVESTOR

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

Proyeksi keuangan Tentukan tingkat pendapatan dan biaya yang ada Penentuan didasarkan pada analisis makro, trend masa lalu dan pengaruh siklus perusah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai organisasi berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

PENILAIAN SAHAM ENDANG DWI WAHYUNI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

SAHAM. Oleh: Ani Hidayati

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV di atas dapat disimpulkan bahwa :

Tutor : Deden Rizal Riyadi,SE.ME

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. fundamental terhadap harga saham pada sektor Textile dan Garment yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted cash flow valuation yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis memutuskan menggunakan metode excess return metode. Pemilihan model ini didasarkan atas kesesuaian model dengan karakteristik perusahaan keuangaan. Tahun dasar yang digunakan untuk menganalisis adalah tahun 2007. 1. Estimasi tingkat pertumbuhan Tingkat pertumbuhan yang dialami oleh P.T TELKOM dihitung dengan metode tingkat pertumbuhan fundamental. Tingkat pertumbuhan pada metode ini merupakan fungsi dari besarnya tingkat reinvestasi perusahaan dan kualitas dari investasi tersebut. Tingkat retention perusahaan ditunjukan oleh retention rasio, sedangkan kualitas dari investasi ditunjukan oleh return of equity(roe). g = retention rasio x ROE dimana : RR = laba yang ditahan ROE = return on equity capital atau tingkat imbal balik hasil modal ekuitas.

g = pertumbuhan deviden Tabel 1 Perhitungan tingkat pertumbuhan PT TELKOM Payout Rasio RR ROE Tingkat Pertumbuhan (g) 0,71 0.29 38 % 11 % Perhitungan tersebut di dapat dari : Payout Ratio = = = 0,71 Payout Ratio ROE = = = 0,38 = 38 % RR = 1 payout ratio = 1 0,71 = 0,29 g = RR x ROE = 0,29 x 0,38 = 0,11 = 11 % Dari hasil perhitungaan, tingkat pertumbuhan yang dialami oleh TELKOM sebesar 11 %. Tingkat pertumbuhan ini jauh lebih besar dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga model yang akan digunakan adalah excess return model. Tingkat pertumbuhan high growth diasumsikan berlangsung 5 tahun.

Ukuran ini diasumsikan atas ukuran besarnya perusahaan (size of company), tingkat persaingan dan karakteristik industry yang memiliki regulasi yang ketat, ini merupakan perushaan terbesar di Indonesia, maka dapat diasumsikan selama 5 tahun, dan mengalami tingkat pertumbuhan 6%. Yaitu mendekati tingkat pertumbuhan GDP Indonesia pada kwartal keempat tahun 2007 yang sebesar 6.3% (statistic ekonomi dan keuangan Indonesia tahun 2007). 1. Cost of equity Cost of equity perusahaan akan dihitung dengan menggunakan pendekatan rumus dividend yield plus growth rate. Ke = + g D1 = Do (1+g) Dimana Ke = Cost of Equity Do = Deviden pada tahun sebelumnya D1 = Deviden pada akhir tahun pertama Po = Value of Common Stock g = Tingkat pertumbuhan Deviden

Value common stock pada PT tahun 2007 diketahui dari ikhtisar saham PT sejumlah 10.150 dan nilai deviden yang akan diterapkan berdasarkan RUPS P.T Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp 506 per lembar saham. Perhitungan Cost of equity perusahaan dihitung dengan menggunakan pendekatan rumus dividend yield plus growth rate. D1 = Do (1+g) D1 = 455,87 ( 1 + 11 % ) = 506 Ke = + g = + 11 % = 0,159 = 15,9 % Table 2 Perhitungan Cost of Equity Po DPS Growth Rate DPS1 Cost of Equity 10.150 455,87 11 % 506 15,9 % Dari perhitungan diatas diperoleh cost of equity sebesar 15,9 % besarnya nilai cost of equity disebabkan oleh tingkat pertumbuhan deviden yakni sebesar 11 %.

1. Proyeksi earning dan deviden Untuk melakukan earning dan deviden yang akan diperoleh, penulis mengunakan tingkat pertumbuhan dari hasil perhitungan sebelumnya yakni 11 % dan diasumsikan tingkat pertumbuhan ini akan terus berlangsung selama 5 tahun. Untuk menghitung besarnya deviden yang akan diterima pemegang saham, perusahaan akan mempertahankan kebijakan deviden (payout rasio) saat ini yakni 71 % dari net income. Pada periode stabil tingkat pertumbuhan perusahaan diasumsikan sebesar 6%, mendekati tingkat pertumbuhan GDP Indonesia tahun 2007 yang sebesar 6,35%. Payout rasio pada periode stabil akan meningkat menjadi 84% (dilihat dari persamaan g = RR ROE sehingga diperoleh persamaan 6% = RR x 0,38% sehingga RR = 6% / 0,38 %, hasilnya 16 %). Dari net income meningkatnya payout rasio ini terjadi karena kebutuhan dana untuk reinvestasi perusahaan pada periode stabil menurun. Proyeksi earning dan deviden dapat dilihat pada table dengan persamaan sebagai berikut : Proyeksi earning Earning t = earning t 1 x (1 + growth rate) Proyeksi deviden Deviden t = earning t 1 x payout ration

Table 3 Perhitungan earning dan deviden PT TELKOM TAHUN Earning (Jutaan Rp) Growth Rate Payout Ratio Deviden (Jutaan Rp) 0 11 % 38 % 12.857.018 1 14.271.289.9 11 % 38 % 5.423.090.19 2 15.841.131.8 11 % 38 % 6.019.630.08 3 17.583.656.3 11 % 38 % 6.681.789.39 4 19.517.858.5 11 % 38 % 7.416.786.23 5 21.664.822.9 11 % 38 % 8.232.632.7 6 24.047.953.4 6 % 84 % 20.200.280,8 2. Periode tingkat pertumbuhan tinggi Nilai dari saham pada period high growth merupakan penjumlahan dari present value dividend yang akan diterima present value dari deviden yang akan diterima dengan cost of equity. Perhitungan nilai saham pada high growth adalah sebagai berikut. PV =

Dimana : PV = Present value D1 = Deviden Ke = Cost of equity Tabel 4 Perhitungan value of high growth period Tahun Deviden Cost of Equity Present Value 1 5.423.090.19 15.9 % 4.679.111.5 2 6.019.630.08 15.9 % 5.193.813.7 3 6.681.789.39 15.9 % 5.765.133.2 4 7.416.786.23 15.9 % 6.399.297.9 5 8.232.632.7 15.9 % 7.103.220,6 Total 29.140.576,9 A. Analisis Harga Saham P.T TELKOM dengan Excess Return Model Dengan adanya kesulitan dalam menentukan total capital perusahaan keuangan, maka lebih baik jika memfokuskan pada equity jika menggunakan model excess return model untuk melakukan valuasi perusahaan keuangan. Nilai

equity dari perusahaan merupakan jumlah dari nilai investasi saat ini dan excess return dari investasi. Nilai investasi saat ini adalah nilai buku equity perusahaan. Nilai buku equity merupakan ukuran akutansi dan dipengaruhi oleh keputusan itu sendiri (Aswalt Damodaran, 2002 :591) ada dua hal yang menyebabkan pengukuran nilai investasi pada perusahaan keuangan akan lebih baik (reliable) dari perusahaan manufaktur. Pertama, asset pada perusahaan keuangan sebagian besar adalah asset perusahaan keuangan, sedangkan pada perusahaan manufaktur sebagian besar adalah real asset, dimana nilai buku dan nilai pasar pada real asset umumnya besar. Kedua, depresiasi merupakan nilai penting dalam menentukan nilai buku perusahaan manufaktur, pada perusahaan keungan depresiasi sering diabaikan. Valuasi pada excess return model sama dengan deviden discount model. Perusahaan diasumsikan mengalami dua tingkat pertumbuhan,tingkat pertumbuhan tinggi dan tingkat pertumbuhan stabil. Tingkat pertumbuhan, lama periode tingkat pertumbuhan tinggi, ROE, payout ratio, cosh of equity. Yang akan digunakan pada excess return model. Value of equity pada model ini merupakan penjumlahan dari equity yang diinvestasikan pada saat ini. Present value dari excess

equity return pada tingkat pertumbuhan tinggi dan presen value dari terminal value dari excess return. 1. Periode tingkat pertumbuhan tinggi Untuk memperoleh nilai equity pada periode tingkat pertumbuhan tinggi, kita akan menghitung present value pada excess equity returns tiap tahunnya. Pada periode ini memiliki perusahaan tingkat pertumbuhan sebesar 11 %, ROE 38%, payout ratio 71%, dan cost of equity sebesar 15,9%. Langkah langkah dalam menentukan valuity per share adalah sebagai berikut: a. Beginning book value of equity Dalam menentukan dengan excess return model, penulis harus menentukan nilai buku awal dari equity (begining book value of equity). Book value of equity pada tahun t merupakan penjumlahan dari book value of equity dan retained earning sebelumnya. book value of equity t = BV of equity t-1 +retained earning t-1 b. Earnings Selanjutnya menentukan earings atau net income pada excess return model merupakan fungsi dari book value of equity dan return model of equity (ROE).

Earnings = BV of equity x ROE c. Excess return equity Excess return equity adalah selisih antara earning dengan equity cost. Dalam persamaan matematis excess equity return dapat dituliskan sebagai berikut: Excess equity return = earning equity cost = (ROE cost of equity) x equity capital invested Dengan berdasarkan persamaan persamaan diatas maka akan didapatkan nilai nilai atau hasil hasil yang menjadi dasar untuk menjadi dasar untuk perhitungan nilai equity value per share. Hasilnya dapat dilihat dalam table berikut. Table 5 Perhitungan Total Present Value PT TELKOM TAHUN 1 2 3 4 5 Bv of equity 35.977.039,5 39.941.709,3 44.343.285,6 49.229.915,6 54.655.0512,3 Cost of equity 15,9 % 15,9 % 15,9 % 15,9 % 15,9 %

ROE 38 % 38 % 38 % 38 % 38 % Earning 13.671.275 15.177.849,5 16.850.448,5 18.707.367.9 20.768.919,8 Payout ratio 71 % 71 % 71 % 71 % 71 % Dividend paid 9.706.605,2 10.776.273,2 11.963.818,4 13.282.231,7 14.745.933 Retained earning 3.964.669,8 4.401.576,3 4.886.630 5.425.136,7 6.022.986,7 Equity cost 5.720.349,3 6.350.731,8 7.050.582,4 7.827.556,6 8.690.153,3 Excess equity 7.950.925,7 8.827.117 9.799.866 10.879.811,3 12.078.766,5 FV 6.860.160,2 7.616.149,9 8.455.449,6 9.387.140 10.421.713,9 Total PV 42.740.731,8 Sumber : Lampiran 1 Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan valuasi dengan metode excess return adalah menentukan nilai beginning book value of equity. Book value of equity diperoleh dengan cara

menjumlahkan Book value of equity tahun sebelumnya. Dengan return earning setelah mendapatkan Book value of equity kita dapat memperoleh earning dengan cara mengalihkan ROE dengan book value of equity. Equity cost tiap tahunnya diperoleh dengan mengalihkan book value of equity terhadap cost of equity. Excess return merupakan selisih antara earning dengan cost equity. Excess return yang diperoleh dapat didiskon dengan cost of equity untuk memperoleh present value dari excess return tersebut. Nilai equity pada periode ini merupakan penjumlahan dari present value of excess equity returns tiap tahunya. 2. Perhitungan value of equity pada periode stabil nilai pada periode stabil merupakan present value dari terminal value dari excess return. Terminal value dari excess return diperoleh dari persamaan berikut: terminal value dari excess return = setelah lima tahun, diasumsikan net income akan tumbuh sebesar 6%, dan retention rasio menjadi 16%. Dengan tingkat pertumbuhan 6% dan retention rasio 0.157 maka diperoleh return of equity sebesar

38% dengan perhitungan sebagai berikut ROE = g x retention rasio = 6% /16% = 38% prhitungan dapat dilihat ditabel berikut. a. Earning = earning thn ke 5 x (1 - growth rate) = = 20.768.919,8 x (1-6 %) = 19.522.784,6 b. BV of equity = earning / ROE = 19.522.784,6 / 38 % = 51.375.748,9 c. Excess equity return = earning cost of equity st x BV /(K e-g) = 19.522.784,6 15,9 % x 51.375.748,9 /(15,9 % - 6%) = 19.522.784,6 8.168.744,1 / 9.9 % = 114.687.277,8 d. PV of excess equity return = excess equity return / (1+ke)5 = 114.687.277,8 / (1 + 15.9%)5 = 54.840.078 TABEL 6 Perhitungan Value of Stable Period PT TELKOM Net income (juta rupiah) ROE BV of equity (juta rupiah) Cost of equity Terminal Place (juta rupiah) PV Terminal Place (juta rupiah) 19.522.784,6 38% 51.375.748,9 15.9 % 114.687.277,8 54.840.078

e. Value of equity Value of equity pada model ini merupakan penjumlahaan dari equity yang di investasikan saat ini, present value dari excess equity retrun pada tingkat pertumbuhan tinggi dari present value dari terminal value dari excess return. Table 7 Perhitungan value per share BV of equity saat ini (Rp) Rp 33.748.579.000.000,- PV periode high growth (Rp) PV terminal price (Rp) Value of equity (Rp) Number of shares (Rp) Value per share Rp42.740.713.800.000,- Rp 54.840.078.000.000.- Rp 131.329.370.800.000.- 20.159.999.280/ lembar Rp 6.500.- Jadi nilai yang diperoleh pada excess return model lebih kecil, karna harga di tahun 2007 adalah Rp 6.500. Hal ini disebabkan oleh

terminal value pada excess return model sangat kecil. Terminal value pada excess return model diperoleh dengan cara mendiskon excess return pada periode ini akan menurun seiring terjadi penurunan return on equity. Excess return model mendefinisikan cash flow sebagai selisih antara earning dengan equity cost. Untuk perusahaan yang memiliki kebijakan pembayaran deviden ( dividend payout rasio ) yang kecil, jika model yang digunakan adalah excess return model, nilai yang diperoleh akan lebih besar, hal ini disebabkan oleh retained earning ( laba ditahan ) yang akan dipengaruhi book value of equity ( nilai buku ) pada excess return model, excess return ini memiliki hubungan positif dengan book value of equity. Berdasarkan hasil model dari excess return model diperoleh nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar, maka saham PT. TELKOM, Tbk termasuk saham yang undervalue. Hal ini dapat dijadikan dasar untuk penilaian. Apabila harga wajar lebih kecil daripada harga pasar maka saham tersebut termasuk undervalue dan sebaiknya melakukan investasi atau pembelian saham sebab harga nya sedang murah. mengapa harga saham tidak mencerminkan kondisi perusahaan karena bagus atau jeleknya saham harus dilihat terpisah dari perusahaannya. Penyebabnya adalah optimisme dan pesimisme yang berlebihan dari investor, yang membuat saham

perusahaan bagus bisa saja kemahalan (overvalued) dan saham perusahaan jelek menjadi kemurahan (undervalued).