BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan tindakan medis di Amerika Serikat dan Eropa sejak tahun 1960.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN. Disusun Oleh :

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana Defenisi Keluarga Berencana Menurut World Health Organization (WHO) Keluarga Berencana adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

TUJUH ASUHAN PASCAPEMASANGAN DAN TINDAK LANJUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

A. Landasan Teori. 1. Pendidikan. a. Definisi Pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suparlan Suhartono dalam Tim Pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAP KELUARGA BERENCANA

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

By: Susiana Sariyati

KUESIONER PENELITIAN

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI (KELUARGA BERENCANA)

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

ABSTRAK. Kata kunci: akseptor KB suntik DMPA, akseptor KB implan, perubahan siklus menstruasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam keluarga. Keluarga Berencana memiki tujuan yang baik untuk memajukan

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Keluarga Berencana. membantu individu atau pasangan suami istri untuk : 1) Mendapatkan objektif objektif tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

tanda ceklis ( ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan.

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN FISIK IBU DI KLINIK ANITA MEDAN Mey Elisa Safitri Dosen Akademi Kebidanan Helvetia Medan

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)


GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI BPM HARIYATI, SST MADIUN PENELITIAN DOSEN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007 ; 143). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007 ; 144). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : (Notoatmodjo,2007 ; 144) a. Awareness (kesadaran),dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut.di sini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. 2. PengukuranPengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tingkatan tersebut ( Notoatmodjo, 2007 ; 146). B. Implant/ Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) 1. Pengertian AKBK / Implant Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun (BKKBN, 2013 ; MK-55). Menurut BKKBN (2009) Susuk KB/Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah Satu, dua atau enam batang silastik (sebesar bata korek api) yang berisi hormone progesterone dimasukkan dibawah kulit lengan atas. Implant satu dan dua batang dapat digunakan selama 3 tahun, sedangkan yang enam batang dapat digunakan selama 5 tahun. Aman bagi hampir semua wanita yang menggunakan, namun segera dilepas apabila sudah habis batas waktu penggunaan (BKKBN, 2012 ; 19-20).

2. Profil Menurut BKKBN (2006 ; MK-53), profil implant sebagai berikut : a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon. b. Nyaman c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea g. Aman dipakai pada masa laktasi. 3. Jenis Implant Menurut BKKBN (2006 ; MK-53-MK-54) jenis-jenis implant terdiri dari : a. Norplant terdiri dari 6 silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgesterl dan lama kerjanya 5 tahun. b. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. c. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

4. Cara Kerja Implant Implant mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestrin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma (BKKBN, 2013 ; MK-58). Menurut BKKBN dan DEPAG RI (2009 ; 29), cara kerja implant adalah : a. Hormon progesterone yang terdapat pada batang implant dilepaskan secara perlahan sehingga menyebabkan menekan ovulasi. b. Lendir serviks menjadi kental sehingga perjalanan sperma terhambat. c. Mengganggu proses pembentukan lapisan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. Sedangkan menurut Sarwono (2008 ;552-553), mekanisme kerja implant adalah: a. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma. b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endomertriun sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote. 5. Efektifitas Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 wanita) (BKKBN, 2006 ; MK-54). Efektifitas Implant menurut Sururin (2010, 105) a. Sangat efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon. b. Nyaman. c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi. d. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.

6. Efek Samping Implant Menurut Hartanto (2010 ; 183) efek samping implant adalah sebagai berikut : a. Efek samping paling utama dari norplant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi. b. Yang paling sering terjadi adalah : 1. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus 2. Perdarahan bercak (spotting) 3. Berkurangnya panjang siklus haid 4. Amenorea, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak. 5. Umumumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah. 6. Pada sebagaian akseptor, perdarahan irregular akan berkurang dengan jalannya waktu. 7. Perdarahan yang hebat jarang terjadi. 7. Efek Samping Dan Penanganannya Menurut Handayani (2010 ; 120) penanganan terhadap efek samping seperti di bawah ini adalah sebagai berikut : a. Amenorrhea Yaknikan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui

masalah, jangan berupaya untuk merangasang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi. b. Perdarahan bercak (spotting) ringan Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan : 1. Kontrasepsi pil oral kombinasi (30-50mg EE) selama 1 siklus, atau 2. Ibuprofen (hingga 800mg 3 kali sehari x 5 hari) Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi. 3. Pertambahan atau kehilangan Berat Badan (perubahan nafsu makan) informasikan bahwa kenaikan / penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan pemakaian dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain. 4. Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. 5. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. 6. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara. 7. Infeksi pada daerah insersi Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotic yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta

klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru dilengan yang lain atau ganti cara. Bila ada abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka beri antibiotic oral 7 hari. 8. Keuntungan Kontrasepsi Menurut BKKBN (2006 ; MK-54) keuntungan kontrasepsi implant, yaitu: a. Daya guna tinggi. b. Perlindungan jangka panjang (samapai 5 tahun). c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. d. Tidak memerlukan periksa dalam e. Bebas dari pengaruh estrogen f. Tidak mengganggu proses senggama g. Tidak mempengaruhi ASI h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan i. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan. 9. Keuntungan non kontrasepsi Menurut BKKBN (2006 ; MK-54) implant juga memiliki keuntungan non kontrasepsi yaitu : a. Mengurangi nyeri haid b. Mengurangi jumlah darah haid c. Mengurangi / memperbaiki terjadinya anemia d. Melindungi terjadinya kanker endometrium e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul g. Menurunkan angka kejadian endometriosis. 10. Kerugian / Keterbatasan Implant Menurut BKKBN (2006 ; MK-54), alat kontrasepsi implant dapat menimbulkan keluhan seperti pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan-keluhan, seperti : a. Nyeri kepala, pening/pusing kepala b. Peningkatan/penurunan berat badan c. Nyeri payudara d. Perubahan mood atau kegelisahan e. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS f. Memerlukan tindakan pemedahan minor untuk memasang/insersi dan pencabutan, sehingga klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan g. Efektifitasnya menurun jika menggunakan implant bersamaan dengan penggunaan obat untuk epilepsy dan tuberculosi h. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun). 11. Wanita yang Boleh Menggunakan Implant Menurut BKKBN (2006 ; MK-55), wanita yang boleh menggunakan implant adalah sebagai berikut :

a. Usia reproduksi b. Telah memiliki anak ataupun belum c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi e. Pasca persalinan dan tidak menyusui f. Pasca keguguran g. Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi h. Riwayat kehamilan ektopik i. Tekanan darah < 180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell) j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen k. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. 12. Wanita yang Tidak Boleh Menggunakan Implant Menurut BKKBN (2006 ; MK-55), wanita yang tidak boleh menggunakan implant adalah sebagai berikut : a. Hamil atau diduga hamil. b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya c. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. d. Gangguan toleransi glukosa. e. Benjolan/karsinoma payudara/riwayat karsinoma payudara. f. Mioma uterus dan kanker payudara.

13. Waktu Mulai Menggunakan Implant Menurut BKKBN (2006 ; MK-56), implant dapat digunakan pada saat: a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil, jangan melakukan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak perlu kontrasepsi lain. e. Bila setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seks selama 7 hari setelah insersi atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implant, insersi dapat dilakukan setiap saat tapi diyakini tidak hamil atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik tersebut. Tidak diperlukan kontrasepsi lain. h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah non hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin mengganti dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

i. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut. j. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan. 14. Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila ditemukan hal-hal sebagai berikut : (BKKBN, 2006 ; MK-57) a. Amenorea yang disertai nyeri perut bagaian bawah b. Perdarahan yang banyak dari kemalaun c. Rasa nyeri pada lengan d. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah e. Ekspulsi dari batang implant f. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur g. Nyeri dada hebat h. Dugaan ada kehamilan 15. Instruksi untuk Klien Menurut BKKBN (2011 ; 25), sebelum pulang klien perlu diberikan informasi : a. Pemasangan setelah hari ke-7 siklus haid, ibu jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain. b. Daerah pemasangan harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama, untuk mencegah infeksi pada luka saat pemasangan.

c. Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah pemasangan. d. Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari). e. Setelah luka sembuh dapat dicuci dengan tekanan yang tidak keras. f. Bila ditemukan tanda-tanda infeksi seperti demam, bengkak, atau bila terdapat rasa sakit yang menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik atau rumah sakit. g. Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama 6-12 bulan pertama. h. Kadang-kadang kepala terasa sedikit nyeri. i. Terjadi peningkatan/penurunan berat badan. j. Efek samping yang dapat terjadi : payudara terasa mengencang dan agak nyeri, kadang sedikit mual, awalnya ada perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness). Efek samping ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. k. Jika ibu ingin menghentikan pemakaian implant, harus dilakukan di klinik atau di Rumah Sakit untuk pencabutan. l. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat Tuberculosis (TBC). 16. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan Menurut BKKBN (2006 ; MK-57) informasi yang perlu disampaikan pada klien: a. Efek kontrasepsi timbul dalam beberapa jam setelah insersi dan berlangsung samapai 5 tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi Implanon dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.

b. Sering ditemukan efek samping berupa gangguan pola haid utamanya pada Norplant, terutama 6 sampai 12 bulan pertama, beberapa perempuan mungkin haidnya berhenti sama sekali. c. Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant. d. Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya. e. Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal. f. Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik. g. Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik. h. Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual. C. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi. Menurut Nancy Stevenson (2001) Motivasi adalah semua hal verbal, fisik ataupun psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Dan menurut Sarwono, S.W (2000) Motivasi menunjukkan pada proses gerakan, termasuk situasi yang

mendorong yang timbul dari diri induvidu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan (Sunaryo, 2004 ; 143). Batasan-batasan pengertian tentang motivasi oleh para ahli ini antara lain pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh Terry G. (1986) adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku, sedangkan Stooner (1992) mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010 ; 191). Hasibuan (1995) merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Notoatmodjo, 2010 ; 120). 2. Jenis-jenis Motivasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:152) membagi motivasi menjadi dua yaitu: a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri dan akan muncul tanpa harus ada dorongan dari orang lain. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri akan sadar secara sendirinya bahwa yang akan dilakukan akan memberikan manfaat di waktu yang akan datang. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dorongan orang lain sehingga untuk mendapatkan motivasi harus ada orang lain yang memberikan

motivasi tersebut agar individu mempunyai kesadaran untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi ekstrinsik biasanya diberikan kepada seseorang yang kesulitan dalam belajar sehinga di butuhkan orang lain untuk mendorong untuk melakukan kegiatan belajar. 3. Metode Peningkatan Motivasi Dilihat dari orientasi cara peningkatan motivasi, para ahli mengelompokkannya ke dalam suatu model-model motivasi, yakni : (Notoatmodja, 2010 ; 131). a. Model Tradisional Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka berperilaku sehat, perlu pemberian insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi dalam berperilaku hidup sehat. Anggota masyarakat yang mempunyai prestasi makin baik dalam berperilaku sehat, maka makin banyak atau makin sering anggota masyarakat tersebut mendapat insentif. b. Model Hubungan Manusia Model ini menekankan bahwa untuk meningkatkan motivasi berperilaku sehat, perlu dilakukan pengakuan atau memperhatikan kebutuhan sosial mereka, meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi masyarakat. Oleh sebab itu, model ini lebih menekankan memberikan kebebasan berpendapat, berkreasi dan berorganisasi dan sebagainya bagi setiap orang, ketimbang memberikan insentif materi.model Sumber Daya Manusia Model ini meningkatkan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi. Disamping uang, barang, atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan keberhasilan (kesuksesan hidup).