BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelemahan kelemahan

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan PLPG tidak terlepas dari terbitnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BALI TAHUN 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN AGAM TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTANTIMUR TAHUN 2016

P., 2015 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN SE-RAYON 03 KABUPATEN GARUT

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

LAPORAN AKHIR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 SEKOLAH/MADRASAH HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) B A N G K O

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTANTENGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

ANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA

DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

KINERJA GURU MADRASAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SERTIFIKASI DI SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan


BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

PEMETAAN PERMASALAHAN GURU SD DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS DI KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014

DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN MADRASAH

Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kecerdasan rata-rata siswa di Indonesia di tingkat dunia, hanya menduduki posisi ke 34 (Muhammad Zen, 2010: 41).

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

PENGARUS UTAMAAN GENDER DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2012 BATAM, 29 NOVEMBER 2012

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembinaan guru pascasertifikasi penting dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan. Sejak dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

SIMPATIKA Periode 2017/2018

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. pendidikan. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab dalam proses

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

U R A I A N Belanja Pegawai 23,100, Belanja Barang Dan Jasa 889,440,000.00

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101

B A B I PENDAHULUAN. perindustrian berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelemahan kelemahan sertifikasi guru dalam meningkatkan kinerja guru dalam rangka peningkatan kualitas proses kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kebijakan Sertifikasi guru adalah 1 proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Sertifikasi guru bertujuan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, meningkatkan kesejahteraan guru, meningkatkan martabat guru, dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kinerja guru. Guru sebagai bagian dari aparatur negara yang bekerja memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat perlu untuk dinilai kinerjanya. Dengan adanya sertifikasi guru ini, maka didapatkan para guru yang 1 Dikti, 2011, Kerangka Acuan Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Portofolio Tahun 2009 dalam http://2011.web.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=category&id=167&itemid=312 diakses 25 maret 2013 1

memiliki kompetensi yang layak dalam memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan sertifikasi guru itu sendiri yakni mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sertifikasi guru, tidak hanya menilai kinerja guru, tetapi juga memberikan feedback kepada para guru yang dinyatakan lulus sertifikasi guru yakni berupa tunjangan guru professional. Pada tahun 2012 anggaran tunjangan guru yang telah mendapat sertifikat profesi adalah sebesar Rp 30,6 triliun yang diambil dari pagu APBN 2012, sedangkan pada tahun 2013 tunjangan tersebut naik Rp 12,5 triliun menjadi Rp 43,1 triliun 2. Jumlah anggaran tersebut diikuti kuota yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu kuota sertifikasi guru tahun 2012 sebesar 250.000 guru, sedangkan pada tahun 2013 naik menjadi 350.000 guru 3. Dengan jumlah anggaran yang cukup besar untuk tunjangan guru yang lulus sertifikasi tersebut maka seharusnya kesejahteraan guru menjadi lebih baik. Kesejahteraan yang lebih baik tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan kinerjanya dalam memberikan pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas. 2 Setgab, 2012, Anggaran Pendidikan 2013 Rp 331 Triliun, Rp 23,4 Triliun Untuk BOS, Rp 43,1 Triliun Untuk Tunjangan Guru dalam http://setkab.go.id/berita-5407-anggaran-pendidikan-2013-rp-331- triliun-rp-234-triliun-untuk-bos-rp-431-triliun-untuk-tunjangan-guru.html diakses 25 maret 2013 3 Kompas, 2012, Kuota Sertifikasi Guru 2013 Ditambah dalam http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/25/16324183/kuota.sertifikasi.guru.2013.ditambah diakses 25 maret tahun 2013 2

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari 4 di hanya sebuah sekolah yaitu MTS Negeri Mlinjon Filial Trucuk, Klaten menyimpulkan bahwa kinerja guru setelah melakukan sertifikasi meningkat. Hal tersebut ditunjukan dengan peningkatan kedisiplinan dan kemampuannya dalam mengajar, seperti metode baru dalam mengajar yang mudah dipahami murid dan evaluasi diri dalam seminggu sekali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program sertifikasi yang dilakukan tersebut menunjukan keberhasilan dan berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Sejalan dengan hasil riset tersebut, riset yang dilakukan oleh Hesti Murwati 5 di dilakukan di SMK Negeri Se-Surakarta yang terdiri dari delapan sekolah yang dimulai dari Bulan Maret 2011 Bulan Desember 2012 dengan metode kuantitatif yang menyatakan bahwa ada pengaruh sertifikasi profesi terhadap kinerja guru yang signifikan di SMK Negeri se-surakarta. Hal tersebut tentu merupakan sebuah kabar yang menggembirakan bahwa sertifikasi memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja guru. Dengan peningkatan kinerja guru, maka pelayanan pendidikan yang bermutu juga dapat segera diwujudkan. 4 Lestari, Sri, 2010, Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru MTS N Mlinjon Filial Trucuk, Klaten, Jurusan kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta: Skripsi 5 Murwati, Hesti, 2013, Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Guru di Smk Negeri Se-Surakarta, Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE) Vol.1 No. 1, Universitas Sebelas Maret Surakarta 3

Namun tak seperti yang diharapkan adanya peningkatan kinerja guru pada riset yang dilakukan oleh Lestari dan Hesti Muwarti. Riset lainya justru menyatakan hal yang sebaliknya, yaitu sertfifikasi guru belum mampu meningkatkan kinerja guru pasca sertifikasi guru. Hal tersebut tampak pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Brotosedjati 6 di 20 jenis sekolah, dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK baik negeri maupun swasta di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan Responden berjumlah 1.540 orang, menyimpulkan bahwa sertifikasi telah dapat meningkatkan kesejahteraan, martabat guru, kedisiplinan dan kompetensi pedagogis, dengan selang kepercayaan 95 % (alpha 0,05). Namun sertifikasi tidak banyak mengubah kinerja seorang guru: a) yang baru terima SK, belum turun tunjangannya dan b) yang memasuki masa pensiun, c), guru yang telah bekerja pada lembaga telah konsisten melakukan perubahan, ada atau tidak ada sertifikasi, terus terjadi baik guru yang telah tersertifikasi maupun yang belum. Hal ini tentu kurang efektif karena inti dari adanya sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan profesionalitas yang akan berdampak pada kinerja guru dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas. 6 Brotosedjati, S, 2012, Kinerja Guru Yang Telah Lulus Sertifikasi Guru Dalam Jabatan: JMP, Volume 1 Nomor 2,Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo 4

Sejalan dengan riset Brotosedjati tersebut, penelitian dari Nyayu Khodijah 7 yang dilakukan di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin dengan mixed methods yang menyatakan bahwa kinerja guru yang sudah lulus sertifikasi belum mencapai kinerja yang optimal atau mencapai standar kinerja yang berlaku. Selain itu riset yang dilakukan oleh Badrun Kartowagiran 8 pada guru sertifikasi di kabupaten Sleman juga mentakan bahwa kinerja sebagian besar guru profesional (pasca sertifikasi) yang ada di Kabupaten Sleman belum baik. Hal ini tentu memperkuat dugaan bahwa sertifikasi guru belum mampu meningkatkan kinerja guru. Selain dari hasil penelitian tersebut kinerja guru setelah sertifikasi guru juga banyak mendapat kritikan, salah satunya adalah penilaian dari pihak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 9 sendiri. PGRI menilai bahwa kinerja guru setelah sertifikasi belum memuaskan dan maksimal. Penilaian tersebut bedasarkan data survey 28 provinsi penyelenggara sertifikasi guru. Meski hasil survey tersebut baru 16 dari 28 provinsi namun data tersebut membuktikan bahwa lebih dari setengah guru yang telah melakukan sertifikasi guru belum bekerja maksimal dan memuaskan. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa program sertifikasi guru tidak memiliki implikasi terhadap peningkatan kinerja guru. 7 Khodijah, Nyayu, 2013, Kinerja Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pasca Sertifikasi di Sumatera Selatan, Jurnal Cakrawala Pendidikan Th. XXXII, No. 1, IAIN Raden Fatah Palembang 8 Kartowagiran, Badrun, 2011, Kinerja Guru Profesional (Guru Pasca Sertifikasi), Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXX, No. 3, Universitas Negeri Yogyakarta 9 Kompas, 2009, Kinerja Guru Bersertifikat Belum Memuaskan dalam http://edukasi.kompas.com/read/2009/10/06/18242090/kinerja.guru.bersertifikat.belum.memuaska n diakses 25 maret 2013 5

Hal senada dikatakan oleh Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) 10. Berdasarkan hasil kajian Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dihimpum menko kesra menyatakan bahwa 40% guru yang telah lulus sertifikasi memiliki standar dibawah 5. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada perubahan apapun meski mereka telah lulus sertifikasi dan mendapatkan tunjangan. Kemudian menurut Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, Salamun, masih dari hasil kajian yang dihimpun oleh Menko Kesra, dia menyatakan bahwa hanya sekitar 29,6% guru yang kompetensinya naik setelah sertifikasi. Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah adanya laporan riset dari World Bank terkait dengan kinerja guru pasca sertifikasi guru. World Bank 11 dalam laporan risetnya yang dilakukan pada 2009 sampai 2013 menyatakan bahwa mensertikasi dan menaikkan pendapatan guru tidak memperbaiki cara mengajar mereka dan kinerja yang tidak berubah pula. Hal ini diukur melalui dampak sertikasi pada hasil belajar siswa. Dari paparan data riset mengenai pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru tersebut, dimana ada yang menyatakan bahwa sertifikasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru dan sebaliknya, maka dapat dikatakan bahwa 10 Menkokesra, TT, Sertifikasi tak Tingkatkan Kualitas Gurudalam http://www.menkokesra.go.id/content/sertifikasi-tak-tingkatkan-kualitas-guru diakses 25 maret 2013 11 World Bank, 2012, Sertifikasi Guru di Indonesia: Peningkatan Pendapatan atau Cara untuk Meningkatkan Pembelajaran?, Public Disclosure Authorized, World Bank 6

sertifikasi guru sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja guru masih memiliki kelemahan. Kelemahan tersebutlah yang membuat sertifikasi guru dalam beberapa riset tidak meningkatkan kinerja guru. Maka riset ini dilakukan untuk menggambarkan kelemahan sertifikasi guru sebagai sistem penilaian kinerja guru. Riset dilakukan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Sebagai kabupaten yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 70,59 pada 2010 masih dibawah rata rata provinsi sebesar 72,49 dan standar nasional sebesar 72. Sedangkan berdasarkan rangking IPM se-kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Tegal menempati peringkat 29 dari 35 kabupaten/kota. Sementara itu pada 2011 IPM kabupaten Tegal turun menjadi 71,09 dan masih menempati peringkat 29 dari 35 kabupaten/kota 12. Oleh karena itu pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sangat diperlukan di daerah ini, mengingat salah satu indikator IPM adalah pendidikan. Dengan latar belakang pendidikan yang masih rendah tersebut, maka sertifikasi guru sangat penting dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di kabupaten tegal. Sampai pada tahun 2012 jumlah guru yang telah disertifikasi mencapai 5.079 guru dari sekitar 12.204 guru di Kabupaten Tegal atau sekitar 12 Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, 2012, Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2011 dan 201, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan 7

41,6% dari total guru di Kabupaten Tegal 13. Namun jika melihat dari IPM kabupaten tegal tersebut diatas, yang justru turun dari tahun sebelumnya, maka kinerja seluruh perangkat di sektor pendidikan masih belum baik, termasuk dalam hal ini kinerja guru bersertifikat.oleh karena itu penting untuk melihat kinerja guru bersertifikat di Kabupaten Tegal. Melihat persentase kelulusan siswa pada Ujian Nasional, jenjang SMA merupakan jenjang yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 persentase kelulusan SMP/MTS di Kabupaten Tegal jauh lebih baik yaitu mencapai 99,04% sedangkan untuk SMA/SMK/MA hanya sebesar 98% 14. Penilaian menggunakan persentase kelulusan tersebut disebabkan karena indikator kualitas pendidikan Indonesia masih bertumpu pada tingkat kelulusan siswa dalam Ujian Nasional yang diselenggarakan setiap tahunnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Tegal. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka dapat ditentukan rumusan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian, yaitu: Apa kelemahan sistem sertifikasi guru dalam meningkatkan kinerja guru? Penelitian dilakukan di SMA PGRI Slawi dengan pertimbangan bahwa SMA PGRI Slawi merupakan SMA yang berada di 13 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2012, Jumlah Guru Berdasarkan Tahun Sertifikasi Per Kabupaten Tahun 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 14 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal, 2012 dalam wawancara pra penelitian tanggal 6 Februari 2014 8

wilayah Kabupaten Tegal yang memiliki kualitas pendidikan cukup rendah, dan SMA tersebut merupakan sekolah dengan akreditasi terendah di Kabupaten Tegal menurut Badan Akreditasi Nasional. Akreditasi rendah menunjukan bahwa proses pembelajaran di sekolah tersebut belum cukup baik, disisi lain sertifikasi guru merupakan program yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan memilih sekolah dengan akreditasi rendah, maka dapat diketahui bahwa sertifikasi guru dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran atau tidak. Jika dibandingkan memilih sekolah yang memiliki akreditasi yang lebih baik, sertifikasi guru mungkin tidak akan terlalu berpengaruh. 1.3 Tujuan Dalam penelitian ini terdapat poin tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kinerja sertifikasi guru di SMA PGRI Slawi, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, adalah untuk mengetahui kelemahan - kelemahan sistem sertifikasi guru. Poin tujuan tersebut diambil karena fakta di beberapa riset yang menunjukkan kinerja sertifikasi guru masih belum baik, sehingga perlu ditelusuri penyebabnya. Sebab tersebut, dalam penelitian ini dinyatakan sebagai kelemahan sistem sertifikasi guru. 1.4 Manfaat 9

Dengan adanya penelitian mengenai pengaruh kebijkan sertifikasi guru terhadap kinerja guru, maka diharapkan akan memberikan beberapa benefit, meliputi: 1. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kelemahan kelemahan sistem sertifikasi guru. 2. Bagi praktisi sertifikasi guru, penelitian ini memberikan informasi tentang kelemahan sertifikasi sehingga dapat segera ditindaklanjuti. 3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kelemahan sertifikasi guru, sehingga dapat dibuat program pengendali sertifikasi untuk mengatasi kelemahan tersebut. 10