PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TERBATAS TERHADAP PENAMPILAN ITIK SILANG MOJOSARI X ALABIO (MA) UMUR 8 MINGGU

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (MA): Masa Pertumbuhan sampai Bertelur Pertama

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas Terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari x Alabio (MA): 2. Masa Bertelur Fase Kedua Umur Minggu

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (Ma): 1. Masa Bertelur Fase Pertama Umur Minggu

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PERAN ITIK SEBAGAI PENGHASIL TELUR DAN DAGING NASIONAL

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PROGRAM VILLAGEBREEDING PADA ITIK TEGAL UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TELUR: SELEKSI ITIK TEGAL GENERASI PERTAMA DAN KEDUA ABTRACT ABTRAK

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(4): , November 2016

PERTUMBUHAN STARTER DAN GROWER ITIK HASIL PERSILANGAN RESIPROKAL ALABIO DAN PEKING

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

KERAGAAN PRODUKSI TELUR PADA SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN (SPAKU) ITIK ALABIO DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA, KALIMANTAN SELATAN

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN ITIK BALI SEBAGAI SUMBER PLASMA NUTFAH TERNAK (GROWTH CHARACTERISTICS OF BALI DUCK AS A SOURCE OF GERMPLASM) ABSTRACT

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

Pengaruh Genotipa dan Kadar Aflatoksin dalam Ransum pada Karakteristik Awal Bertelur Itik Lokal

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

PEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 3. PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI LUMPUR SAWIT SEBELUM DAN SETELAH DIKERINGKAN DALAM RANSUM AYAM PEDAGING

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

USAHA PEMBESARAN ITIK JANTAN DI TINGKAT PETANI DENGAN PENINGKATAN EFISIENSI PAKAN

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

KEBUTUHAN GIZI ITIK PETELUR DAN ITIK PEDAGING

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

PENAMBAHAN LYSIN DAN METHIONIN PADA DEDAK UNTUK PAKAN ENTOK YANG SEDANG TUMBUH

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

PRODUKTIVITAS ITIK SILANG MA DI CIAWI DAN CIREBON PENDAHULUAN

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

BUNGKIL INTI SAWIT DAN PRODUK FERMENTASINYA SEBAGAI PAKAN AYAM PEDAGING

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

PENDUGAAN UMUR BERDASARKAN PERGANTIAN BULU PADA ITIK BETINA LOKAL PERIODE INDUKAN SKRIPSI NOVI GIANTI LOKOLLO

PEMANFAATAN LUMPUR SAWIT UNTUK RANSUM UNGGAS: 2. LUMPUR SAWIT KERING DAN PRODUK FERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN ITIK JANTAN YANG SEDANG TUMBUH

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

PERFORMA ITIK LOKAL (Anas Sp) YANG DIBERI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA PAKAN DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN INTENSIF

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PRODUKTIVITAS ITIK ALABIO DAN MOJOSARI SELAMA 40 MINGGU DARI UMUR MINGGU

PERSILANGAN TIMBAL BALIK ANTARA ITIK ALABIO DAN MOJOSARI : PERIODE AWAL BERTELUR

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH PENGGUNAAN DEDAK DAN SAGU FERMENTASI TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

KUALITAS TELUR ITIK ALABIO DAN MOJOSARI PADA GENERASI PERTAMA POPULASI SELEKSI

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK SIFAT-SIFAT PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Performa, Persentase Karkas dan Nilai Heterosis Itik Alabio, Cihateup dan Hasil Persilangannya pada Umur Delapan Minggu

KARAKTERISTIK UKURAN KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

Potensi Nutrisi Tepung Azolla microphylla dalam Memperbaiki Performan Itik Manila (Cairina moschata)

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PERFORMAN PRODUKSI ITIK ALABIO (ANAS PLATHYRYNCHOS BORNEO) YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL DENGAN TAMBAHAN KROMIUM (CR) ORGANIK

Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN SISTEM PEMBERIAN PAKAN SECARA MEMILIH DENGAN BEBAS

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

Ade Trisna*), Nuraini**)

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENGARUH PEMBATASAN PAKAN TERHADAP KUALITAS SEMEN SEGAR ITIK MOJOSARI (Anas platyrhynchos javanicus)

Penggunaan Beberapa Tingkat Serat Kasar dalam Ransum Itik Jantan Sedang Bertumbuh. The of Some Crude Fiber Level In Rations of Male Duck Growth

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK HERBAL PADA RANSUM TERHADAP PERFORMENT ITIK PEDAGING

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

PENGARUH BANGSA ITIK ALABIO DAN MOJOSARI TERHADAP PERFORMAN REPRODUKSI (REPRODUCTIVE PERFORMANCE OF ALABIO AND MOJOSARI DUCKS) ABSTRACT ABSTAAK

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

T. Widjastuti dan R. Kartasudjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK. ); 85% ad libitum (R 4

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TERBATAS TERHADAP PENAMPILAN ITIK SILANG MOJOSARI X ALABIO (MA) UMUR 8 MINGGU (THE EFFECT OF RESTRICTED FEEDING ON PERFORMANCE OF MOJOSARI X ALABIO (MA) CROSSBRED DUCK AT 8 WEEKS OLD) P. P. Ketaren dan L. H. Prasetyo Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor, P.O Box 221 Bogor, 16002 ABSTRACT Feed conversion ratio (FCR) of local egg-type duck and meat-type duck are worse compared to FCR of egg-type and broiler chickens. An experiment was conducted to evaluate the effect of restricted feeding on growth and FCR of MA crossbred ducks. One hundred and ninety two of day-old ducks were used in this experiment with three treatments, four replicates and 16 ducks in each replicates. The ducks were fed mash diets ad libitum from one day to four weeks old and then were fed restricted pelleted diet from five to eight weeks old. Feed consumption, weight gain, FCR and mortality were recorded as parameters. The results showed that restricted feeding reduced growth rate significantly (P<0.05) but did not affect FCR. The growth rate of duck fed ad libitum grew faster than fed 85 and 70% ad libitum which were 1,260, 1,206 and 1,120 g/bird respectively. FCR of the experiments ranged from 3.33-3.43. Feed restriction at 70% ad libitum tended to increase mortality which was recorded at 1.56 compared to none in other treatments. This experiment concluded that feeding pelleted diet ad libitum to the ducks produced the highest growth rate with better FCR. ABSTRAK Konversi pakan itik petelur maupun pedaging masih sangat buruk jika dibandingkan dengan ayam petelur ataupun ayam pedaging ras. Satu penelihan telah dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pakan terbatas terhadap pertumbuhan dan konversi pakan itik MA betina. Seratus sembilan puluh dua ekor itik betina umur sehari telah digunakan dalam penelitian dengan tiga perlakuan pakan, empat ulangan dan 16 ekor anak itik pada setiap ulangan. Pakan bentuk tepung diberikan ad libitum mulai dari umur sehari sampai umur empat minggu dan setelah itu diberikan pakan bentuk pelet pada tingkat : 100%, 85%, dan 70% ad libitum mulai dari umur 5-8 minggu. Konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan mortalitas itik diukur sebagai parameter penelihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan terbatas menekan pertumbuhan secara nyata (P<0,05) akan tetapi tidak berpengaruh terhadap konversi pakan. Pertumbuhan itik yang diberi pakan ad libitum lebih cepat dari 85 dan 70% ad libitum yaitu masing-masing 1.260, 1.206 dan 1.120 g/ekor. Konversi pakan penelitian berkisar antara 3,33-3,43. Pemberian pakan 700/0 ad libitum cenderung meningkatkan kematian anak itik yaitu 1,56% dibanding tidak ada kematian pads perlakuan lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa pakan dalam bentuk pelet lebih baik diberikan 100% ad libitum untuk memperoleh pertumbuhan yang cepat dengan efisiensi pakan yang balk. Makalah Penunjang (Poster) - 105

PENDAHULUAN Produksi peternakan di Indonesia belum mampu memenuhi permintaan daging dalam negeri sehingga harus mengimpor bahan pangan tersebut setiap tahun dari luar negeri. Pada tahun 1999, nilai impor ternak dan hasil ternak sebesar lebih dari 348 juta dolar Amerika Serikat (Anon., 1999). Data statistik tersebut juga menunjukkan bahwa suplai daging terbesar di Indonesia berasal dari daging ternak unggas yaitu sebesar 52,92%, sapi 26,79% dan babi 10,43 %. Suplai daging dari ternak unggas terutama berasal dari ayam pedaging dan ayam buras. Ternak itik masih sangat kecil perannya sebagai penghasil daging yaitu sekitar 1,37% dari total suplai daging di Indonesia. Hal ini mungkin karena itik diternakkan lebih sebagai penghasil telur dibanding penghasil daging. Walupun demikian, beberapa tahun terakhir ini ternak itik sudah mulai dibudidayakan untuk menghasilkan daging. Itik silang Mojosari x Alabio (MA) diperoleh dengan menyilangkan itik jantan Mojosari dengan itik betina Alabio. Konversi pakan itik MA yang sedang tumbuh maupun itik MA yang sudah bertelur masih sangat tinggi yaitu masing-masing 4,2 dan 4,1 (Ketaren et al., 1999; dan Ketaren dan Prasetyo, 2000). Walaupun konversi pakan tersebut sedikit lebih baik dari konversi pakan itik pada umumnya, akan tetapi masih sangat tinggi dibanding konversi pakan ayam pedaging umur 8 minggu yaitu 2,14 (NRC, 1994) dan 2,5 untuk ayam petelur (Anon., 1986). Ketaren et al. (1999) menduga bahwa buruknya konversi pakan itik tersebut disebabkan oleh tabiat makan itik termasuk kebiasaan yang segera mencari air minum setelah makan. Pada umumnya pakan tercecer/terbuang pada saat itik tersebut pindah dari tempat pakan ke tempat minum maupun juga terlarut di dalam sewaktu itik minum. Buruknya konversi pakan tersebut juga mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan itik mengontrol jumlah konsumsi pakan yang diatur oleh jumlah konsumsi energi seperti yang dapat dilakukan oleh ayam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pakan terbatas yang diberikan dalam bentuk pelet terhadap pertumbuhan dan konversi pakan itik MA yang sedang tumbuh. MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga tingkat pemberian pakan : 100%, 85% dan 70% ad libitum, 4 ulangan dengan 16 ekor anak itik MA betina umur sehari pada setiap ulangan. Pakan bentuk tepung diberikan ad libitum untuk semua perlakuan mulai dari umur sehari sampai empat minggu dan setelah itu diberikan pakan terbatas dalam bentuk pelet dari umur 5 sampai 8 minggu. Pemberian pakan secara ad libitum sampai 106 - Lokakarya Nasional Unggas Air2001

itik berumur 4 minggu dilakukan agar itik dapat tumbuh normal termasuk pertumbuhan kerangka tulang yang sempurna. Hardjosworo (komunikasi pribadi) melaporkan bahwa itik yang diberi pakan terbatas sejak umur dua minggu ternyata tumbuh secara tidak normal dan cenderung meningkatkan angka kematian. Untuk memperoleh jumlah konsumsi pakan secara ad libitum maka itik pada perlakuan 100% (ad libitum) diberi pakan satu minggu lebih awal dari perlakuan pakan 85 dan 70% ad libitum. Dengan demikian jumlah pakan yang harus diberikan untuk perlakuan 85 dan 70% ad libitum dapat dihitung secara tepat. Jenis pakan yang diberikan adalah pakan starter layer ayam yang diproduksi oleh pabrik pakan tennak. Mutu pakan produksi pabrik pakan ternak dipandang lebih stabil dibanding mutu bahan baku pakan yang dibeli dari toko pakan ternak dalam kurun waktu penelitian yaitu 8 minggu. Dua ratus gram sampel diambil dari setiap pembelian pakan dan kemudian digabung menjadi satu sampel pakan gabungan. Kandungan protein dan mineral pakan penelitian memenuhi kebutuhan gizi yang direkomendasikan oleh Chen (1996) dan Sinurat (2000) seperti tertera pada Tabe11. Tabel 1. Kandungan gizi pakan starter itik MA betina umur 1-8 minggu* Air Protein kasar Serat kasar Lemak GE Ca P (%) (%) (%) (%) (Kkal /kg) (%) (%) 11,3 19,4 5,7 6,4 3.895 1,1 0,6 * Hasil analisis proksimat di Balai Penelitian Ternak Ciawi Itik umur sehari - 4 minggu dipelihara di dalam kandang kawat yang ditempatkan di kandang yang dilengkapi pemanas dan kemudian dipindahkan ke kandang litter sampai dengan umur 8 minggu. Konsumsi pakan dan bobot badan ditimbang setiap minggu. Konversi pakan dihitung berdasarkan rasio antara jumlah konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan pada umur 8 minggu. Jumlah itik yang mati dicatat selama penelitian berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian pakan terbatas terhadap jumlah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan clan mortalitas itik MA umur sehari - 8 minggu dapat dilihat pada Tabe12. Dari Tabel tersebut terlihat bawa pemberian pakan terbatas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan itik akan tetapi tidak mempengaruhi konversi pakan. Pertambahan bobot badan tertinggi adalah pada itik yang diberi pakan ad libitum yaitu 1.260 g dan terendah pada itik yang diberi pakan 70% ad libitum yaitu 1.120 g pada umur delapan minggu. Akan tetapi Makalah Penunjang (Poster) - 107

sebaliknya, konversi pakan tidak berbeda nyata antar perlakuan yaitu berkisar antara 3,33-3,43, walaupun ada kecenderungan bahwa konversi pakan terbaik adalah pada itik yang diberi pakan 70% ad libitum yaitu 3,33. Konversi pakan itik MA tersebut sudah lebih baik dari konversi pakan itik pada umumnya walaupun masih lebih tinggi dari konversi pakan ayam pedaging yang kurang dari 2,0. Konversi pakan itik MA dalam penelitian ini lebih baik dari kisaran konversi pakan itik jantan yang dilaporkan oleh Sinurat et al (1996), Prasetyo dan Susanti (1997) dan Bintang et al. (1999) yaitu antara 3,53-5,27 pada umur 8 minggu. Konversi pakan itik Mandalung umur 8 minggu hasil persilangan itik Alabio dan entok yaitu 3,6 (Setioko, 2001) masih lebih buruk dari konvensi pakan itik hasil penelitian ini. Bahkan Hardjosworo (2001) melaporkan bahwa konversi pakan itik Mandalung yang diberi pakan komersial adalah 4,5 pada umur 12 minggu. Begitu juga, konversi pakan itik ini setara atau bahkan lebih baik bila dibandingkan dengan konversi pakan itik lokal maupun itik Pekin yang dilaporkan oleh Yeong (1985) yaitu masingmasing adalah 4,23 dan 3,18. Akan tetapi konversi pakan hasil penelitian ini lebih buruk jika dibandingkan dengan konversi pakan itik pedaging yang dilakukan di War negeri yaitu berkisar antara 2,73-3,20. Buruknya konversi pakan itik Mandalung dalam negeri tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk ketidaksesuaian nutrisinya yang sampai saat ini rekomendasi kebutuhan gizi untuk itik Mandalung masih belum tersedia di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konversi pakan itik yang diberi pakan terbatas dalam bentuk pelet memperbaiki konversi pakan itik secara umum. Oleh karena itu konversi pakan itik Mandalung kemungkinan juga dapat diperbaiki dengan memberikan pakan dalam bentuk pelet. Sinurat et al. (1993) melaporkan bahwa konversi pakan dapat diperbaiki dengan pemberian pakan pelet. Sidqi (1987) melaporkan bahwa pemberian pakan bentuk crumble tercecer sebanyak 2,6% dan pakan bentuk tepung tercecer sebanyak 14,4% dari jumlah pakan yang dikonsumsi. Walaupun itik MA betina diarahkan untuk produksi telur namun demikian konversi pakan itik selama masa pertumbuhan dipandang cukup signifikan dalam menentukan biaya produksi itik dara yang selanjutnya akan menentukan efisiensi produksi telur itik pada masa bertelur. Tabel2. Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan (g), pertambahan bobot badan (g) dan konversi pakan itik MA betina umur sehari - 8 minggu Perlakuan 100% (Ad libitum) Konsumsi pakan (g) 4.324 a PBB (g) 1.260 a Konversi pakan 3,43 a Mortalitas (%) 85% Ad libitum 4.139 ab 1.206 b 3,43 a 0 70% Ad libitum 3.726 b 1.120 c 3,33 a 1,56 0 108 - Lokakarya Nasional Unggas Air 2001

Pengamatan menunjukkan bahwa itik yang memperoleh pakan terbatas yaitu 70 dan 85% ad libitum cenderung menghabiskan pakan dulu baru kemudian mencari air minum sehingga pakan umumnya habis dikonsumsi selama kurang lebih 30 menit. Bahkan itik yang diberi pakan 70% ad libitum menghabiskan pakan dalam waktu relatif lebih singkat dan diduga mengakibatkan kematian tinggi (1,56%) karena berebut pakan. Pengamatan secara visual menunjukkan bahwa itik yang diberi pakan 70% ad libitum jarang sekah yang pergi ketempat air minum sebelum pakan di dalam wadah pakan habis dikonsumsi. Hal ini diduga mengganggu proses menelan pakan dan bahkan mempersulit itik untuk bernafas karena mulut penuh dengan pakan. Walaupun demikian pemberian pakan terbatas dalam bentuk pelet cenderung mengurangi pakan yang tercecer karena pakan yang terbuang ke lantai kandang masih dapat dimakan kembah oleh itik. Belum diketahui apakah perubahan tabiat ntakan dan minum tersebut mempengaruhi produktivitas itik selanjutnya. Hal ini akan diteliti lebih lanjut pada penelitian berikutnya sampai dengan masa produksi selama 12 bulan penuh. KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian pakan terbatas menurunkan pertambahan bobot badan itik MA umur delapan minggu akan tetapi tidak mempengaruhi konversi pakan. Konversi pakan itik MA betina pada umur 8 minggu berkisar antara 3,33-3,43 dan sudah cukup baik dibanding itik pejantan yang dilaporkan sebelumnya. Pemberian pakan 70% ad libitum meningkatkan kematian anak itik. Disarankan agar itik pada fase pertumbuhan diberi pakan ad libitum dalam bentuk pelet sehingga tercapai pertumbuhan yang sempurna serta konversi pakan yang baik. Pengaruh pemberian pakan terbatas terhadap umur itik bertelur pertama dan konversi pakan serta mutu telur itik petelur diteliti lebih lanjut dengan demikian diharapkan akan diperoleh tingkat pemberian pakan yang optimal untuk menghasilkan tingkat konversi pakan yang baik atau mendekati konversi pakan ayam ras. DAFTAR PUSTAKA Anon. 1986. Hy-Line Variety Brown, Comercial Management Guide. Hy-Line International, West Des Moines, Iowa, USA. Anon. 1999. Buku Statistik Peternakan. Direktoral Jendral Peternakan, Departemen Pertanian dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Bird, R.S. 1985. The future of modern duck production, breeds, and husbandry in south east Asia. In Duck Production Science and World Practice. Makalah Penunjang (Poster) - 109

Farrell, D.J. and Stapleton, P. (Eds). University of New England, pp. 229-237. Bintang, I.A.K., A.P. Sinurat, T. Murtisari, T. Pasaribu, T. Purwadaria dan T. Haryati.1999. Penggunaan bungkil inti sawit dan produk fermentasinya dalam ransum itik sedang bertumbuh. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (3) pp. 179-184. Chen, T. F. 1996. Nutrition and feedstuffs of ducks. In The Training Course for Duck Production and Management. Taiwan Livestock Research Institute, Monograph No. 46. Hardjosworo, P.S. 2001. Blasteran entok dan itik, sumber daging masa depan. Trobos edisi Juni. Ketaren, P.P. dan L.H. Prasetyo. 2000. Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Ketaren, P.P., L.H. Prasetyo, dan T. Murtisari. 1999. Karakter produksi telur itik silang Mojosari x Alabio. Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. National Research Council. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. National Academy Press, Washington, D.C. USA. Prasetyo, L.H. dan T. Susanti. 1997. Persilangan timbal balik antara itik Tegal dan Mojosari : I. Awal pertumbuhan dan awal bertelur. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2 (3) pp.152-156. Sidqi Zead, R. Z. M. 1987. Pengaruh ransum bentuk tepung dan pelet terhadap banyaknya ransum yang tercecer. Karya ilmiah. Fapet IPB, Bogor. Sinurat, A.P. 2000. Penyusunan ransum ayam buras dan itik. Pelatihan proyek pengembangan agribisnis peternakan, Dinas Peternakan DKI Jakarta, 20 Juni 2000. Sinurat, A.P., P. Setiadi, T. Purwadaria, A.R. Setioko dan Jinadasa Darma. 1996. Nilai gizi bungkil kelapa yang difermentasi dan pemanfaatannya dalam ransum itik pejantan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 1 (3) pp.161-168. Sinurat, A.P.,A.R. setioko, A. Lasmini dan P. Setiadi. 1993. Pengaruh tingkat dedak padi dan bentuk pakan terhadap performan itik Pekin. Ilmu dan Peternakan. Vol 6 pp. 21-26. Yeong, S.W. 1985. Utilisation of local feedstuffs in diets of meat and laying duck in Malaysia. In Duck Production Science and World Practice. Farrell, D. J. and Stapleton, P. (Eds). University of New England, pp. 323-332. 110- Lokakarya Nasional Unggas Air 2001