LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

H 2 PO 4 H + + HPO 4 [H + ] [HPO 4 2- ] [H 2 PO 4 - ] K a = kalau disusun kembali... [H + ] = K a [H 2 PO 4 [HPO 4 2- ] bila diuraikan didapat rumus

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

KESEIMBANGAN ASAM BASA

: Kirana patrolina sihombing

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

KONTROL KEASAMAN LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Tujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih

Desikator Neraca analitik 4 desimal

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Lampiran 1. Prosedur Analisis

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Oleh : Yulia Fitri Djaribun dan Frenky S Manullang A. Tujuan: 1. Mampu menggunakan alat ukur ph meter. 2. Mampu mengukur ph dari sebuah larutan dengan menggunakan ph meter. 3. Mampu membuat buffer dari sebuah larutan. 4. Mampu dalam membuat perhitungan, pembuatan dan penggunaan larutan stok 5. Mampu melakukan pengenceran sebuah larutan glucosa 6. Mampu membuat dan menginterprestasikan grafik B. Teori dasar ph dan larutan buffer Teori dasar: ph merupakan skala yang menunjukkan kadar hidrogen dalam suatu larutan di mana: ph = -log[h+] Nilai ph yang paling rendah adalah ph = 0 ([H+] sangat tinggi atau dalam kata yang lain larutan sangat asam) dan nilai ph yang paling tinggi adalah ph = 14 ([H+] sangat sedikit atau dalam kata yang lain larutan sangat alkali). Nilai ph H2O yang murni sama dengan 7 dan larutan lain yang bernilai ph = +/- 7 disebut larutan netral. Pada darah dan cairan ekstraselular sistem buffer bikarbonat (H2CO3 HCO3- + H+) merupakan sistem buffer terpenting. Pada urin, ion amonia (NH3) dan amonium (NH4+) berfungsi sebagai sistem buffer, dan ph intraselular diatur terutama oleh anion fosfat ( H2PO4-) dan protein. Semua reaksi biokimiawi terjadi di dalam larutan, dan umumnya reaksi biokimiawi sangat dipengaruh oleh keasaman lingkungan/larutan tersebut. Yang demikian oleh karena bentuk (yaitu konfigurasi 3-dimensi) molekul protein tergantung pada interaksi asam amino pada strukurnya tertier. Semua asam amino bermuatan positif/negative atau netral pada ph tertentu. Kalau ph diubahkan sifat muatan asam amino berubah pula serta konfigurasi protein. Ketika bentuk protein berubah pasti aktivitas protein tersebut (yang berfungsi sebagai enzim, reseptor, protein pembawa atau fungsi yang lain) akan

dipengaruhi. Jadi ketika kita melakukan penelitan yang termasuk reaksi biokimiawi, caranya untuk mempertahankan ph pada tingkat yang tepat perlu dipikirkan. Lihatlah sistem buffer fosfat sebagai contoh. Sistem buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO42-) yang merupakan penerima hidrogen (basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis sebagai rumus berikutnya: H2PO4- H+ + HPO42- Ketika ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat, keseimbangan yang di atas akan ke arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin alkali (basa) keseimbangan yang di atas akan ke arah kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen dan menghasilkan air). Konstan keseimbangan (Ka) untuk buffer fosfat adalah: Ka = [H +] [HPO42-] [H2PO4- C. Alat dan bahan : Stel dan klem Pipet Mohr Aquades 0,25 M Na2HPO4 Kertas Timbangan Pipet Otomatik Tabung Reaksi Larutan 5% glukosa ph meter Otomatik Stirrer Rak Tabung Water Bath Reagensia Benedict Pipet tetes Spidol Natrium bikarbonat NaHCO3 Aseton Thinner Kolum Beaker 0,25 M NaH2PO4 D. Cara Kerja 1. Persiapan Buffer dan Titrasi : Ukuran ph 0.25M larutan Na2HPO4 = 8,6 Ukuran ph 0.25M larutan NaH2PO4 = 4,41 Hasil kerja : Volume 0.25M Na2HPO4 (ph = 9) yang dipakai adalah 40 ml, ditambah 4 ml 0.25M NaH2PO4, maka ph larutan menjadi 6,8.

Tabel 1 : Ringkasan hasil pembuatan buffer fosfat ph bertujuan Volume 0,25 NaH2po4 Volume 0,25 NaH2po4 Volume 0,125M buffer posphat yang disiapkan 6,3 40 ml 63,8 ml 207,8 6,8 40 ml 4 ml 88 7,0 40 ml 15,1 ml 110,2 7,5 40 ml 2,5 ml 85 7,8 40 ml 2,4 ml 84,8 Perhitungan volume larutan Buffer Posphat V1.M1=V2.M2 a. (40 ml+63,8 ml)0,25=v2.0,125 M2 = 40 +63,8)0,25/0,125 M2 = 207,8 ml b. (40 ml+4 ml)0,25=v2.0,125 M2 = 40 ml+4 ml)0,25/0,125 M2 = 88 ml c. (40 ml+15,1)0,25=v2.0,125 M2 = 40 ml+15,1)0,25/0,125 M2 = 110,2 d. (40 ml+2,5 ml)0,25=v2.0,125 M2 = 40 ml+2,5 ml)0,25/0,125 M2 = 85 e. (40 ml+2,4 ml)0,25=v2.0,125 M2 = 40 ml+2,4 ml)0,25/0,125 M2 = 8,4 ml

Grafik 1. Hasil percobaan 5 kelompok yang mengukur titrasi larutan Na2HPO4 dalam mililiter dengan ph yang berbeda. Kesimpulan : a. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa bervariasinya jumlah volume Na2HPO4 yang ditambahkan antara 1 kelompok dengan kelompok lainnya dengan jumlah volume awal yang sama. b. Penambahan volume atau titrasi yang dilakukan ditentukan oleh tercapai atau tidaknya ph larutan sesuai dengan yang diharapkan. c. Perhitungan volume buffer phospat juga bervariasi antara kelompok bergantung pada jumlah volume Na2HPO4 yang ditambahkan dan kosentrasinya. 2. Latihan Pengenceran : a. Sediakan 12 tabung reaksi dalam rak tabung b. Tandai masing-masing tabung dengan spidol c. Encerkan kedalam tabung reaksi agar volume mencapai 2 ml dengan perhitungan : 1. 1 : 10 glukosa 5% Tabung 1 : 0.18 ml larutan glukosa 5% + 1.82 ml aquadest 2. 2 : 3 glukosa 5% Tabung 2 : 0.8 ml larutan glukosa 5% + 1.2 ml aquadest 3. Pengenceran serial 0.1X, 0.01X, dan 0.001X glukosa 5% Tabung 3 (0.1X) : 0.2 ml larutan glukosa 5% + 1.8 ml aquadest Tabung 4 (0.01X) : 0.2 ml larutan 0.1X glukosa 5% + 1.8 ml aquadest Tabung 5 (0.001X) : 0.2 ml larutan 0.01X glukosa 5% + 1.8 aquadest 4. Pengenceran serial 0.3X, 0.03X, dan 0.003X glukosa 5% Tabung 6 (0.3X) : 0.67 ml larutan glukosa 5% + 1.33 ml aquadest Tabung 7 (0.03X) : 0,2 ml larutan 0.3X glukosa 5% + 1.8 ml aquadest Tabung 8 (0.003X) : 0.2 ml larutan 0.03X glukosa 5% + 1.8 ml aquadest 5. Pengenceran serial pada faktor 2,4,8,dan 16 glukosa 5% Tabung 9 : 1 ml larutan glukosa 5% + 1 ml aquadest Tabung 10 : 0.5 ml larutan glukosa 5% + 1,5 ml aquadest Tabung 11 : 0.25 ml larutan glukosa 5% + 1.75 ml aquadest Tabung 12 ; 0.125 ml larutan glukosa 5% + 1.875 ml aquadest

Pemeriksaan pengenceran dengan reaksi Benedict Cara kerja ; a. Menyediakan 12 buah tabung reaksi dan tandai dengan spidol sesuai dengan pengenceran urutan diatas b. Masukkan 5 ml larutan benedict pada masing-masing tabung c. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 8 tetes larutan glukosa yang telah diencerkan. d. Setelah itu dikocok hingga homogen,tambah 8 tetes larutan glukosa yang telah diencerkan. e. dipanaskan dengan air mendidih selama 5 menit. f. Biarkan dingin dan perhatikan reaksinya g. Tulis hasil pengamatan pada table. Tabel 2. Hasil pengenceran stok glukosa Tabung Pengenceran Kosentrasi yang Hasil pemeriksaan warna Interpretasi Hasil 5% Glokosa diprediksikan benedict 1 1 : 10 2,45% Kuning Hijau ++ (tidak sesuai) 2 2 ; 3 2% Jingga +++ (sesuai) 3 0,1x 0,5% Kuningbata ++ (sesuai) 4 0,01x 0,05% Biru Jernih - (sesuai) 5 0,001x 0,005% Biru jernih - (Sesuai) 6 0,3x 1,675% Jingga +++ (sesuai) 7 0,03x 0,1675% Biru kekuningan + ( Tidak sesuai) 8 0,003x 0,01675% Biru kekuningan jernih + (sesuai) 9 Factor 2 12,5% Jingga ada endapan ++++ (sesuai) 10 Factor 4 1,25% Jingga +++ (Sesuai) 11 Factor 8 0,625% Biru Jernih - ( tidak sesuai) 12 Faktor 16 0,3125% Biru Jernih - (tidak sesuai)

INTERPRETASI Warna Penilaian Kadar kh (khusus reaksi Benedict) Biru Jernih Negatif 0 Hijau/kuning hijau + < 0,5% Kuning/Kuning Kehijauan ++ 0,5 1,0% Jingga +++ 1,0 2,0% Merah (Ada Endapan) ++++ >2.0% E. Kesimpulan 1. Dari percobaan pengukuran ph larutan Na2HPO4 perlu diperhatikan teknik ketepatan penggunaan alat (ph meter) agar hasil ukur yang diperoleh lebih akurat. Karena apabila penggunaan alat tidak tepat dapat memepengaruhi hasil ukur yang salah (misalnya: Probe menyentuh dinding/dasar wadah larutan yang diukur ph nya). 2. Segera setelah larutan digunakan,pastikan botol penyimpanannya tertutup sebagai upaya pencegahan berubahnya ph larutan 3. Pada percobaan reaksi buffer diperlukan perhatian dalam proses penambahan larutan buffer yang tepat sehingga diperoleh hasil ukur ph (akurasi) yang diinginkan 4. Untuk latihan percobaan pengenceran ketepatan perhitungan konsentrasi larutan sangat dibutuhkan karena apabila perhitungan tidak tepat maka hasil yang diencerkan akan salah. Dan juga dibutuhkan teknik ketepatan penggunaan pipet mohr untuk menunjang akurasi dalam pengenceran larutan. 5. Untuk latihan percobaan pengenceran benedict ditemukan hasil interpretasi yang tidak sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan, hal ini mungkin disebabkan Pipet tetes yang digunakan kurang memenuhi standar (karet penjepit tidak konstans), sehingga volume pertetes lebih atau kurang dari seharusnya. F. Saran 1. Kepada praktikan selanjutnya dianjurkan untuk lebih memahami prosedur kerja percobaan agar dapat diperoleh interpretasi yang lebih akurat pada setiap percobaan. 2. Untuk praktikum selanjutnya agar disediakan jumlah tabung da peralatan lain yang lebih banyak agar sehingga mempermudah pelaksanaan praktikum oleh semua praktikan. 3. Dianjurkan juga agar tetap memperhatikan kesiapan alat yang layak digunakan sebelum percobaan dimulai, dengan cara terlebih dahulu melakukan kalibrasi terhadap alat-alat yang digunakan sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan akurasi yang diharapkan.