BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi

Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

KECENDERUNGAN SENTIMEN EKONOMI- POLITIK 2008

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

MENDENGARKAN HATI NURANI

PRESENTASI KEPRIBADIAN CAPRES. Keterpilihan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden tahun

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

Kriteria Presiden Indonesia Dalam Pandangan Islam (576/M) Oleh : Zulkarnain Senin, 16 Juli :50

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

Kwin Kian Gie Tentang Kontroversi Pilkada Langsung

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

Silakan isi identitas Anda berikut ini. Nama : Pekerjaan : L/P : Pendidikan terakhir : Usia :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

Lantas, bagaimanakah mencari sosok-sosok pemimpin terbaik yang akan berkumpul. DPR, Para Pemimpin Terbaik Untuk Kemajuan Indonesia (322/S)

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat, dibuktikan semenjak paska reformasi terdapat pergeseran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

Template for Microsoft PowerPoint

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

Tentu saja bukan hanya Amerika, menurut saya banyak negara, bahkan negara sekecil Singapura saja punya kepentingan.

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

PENDAPAT FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP TENTANG RUU TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD DAN RUU PEMILU PRESIDEN

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

I. PENDAHULUAN. demokrasi. Hal ini dipertegas oleh Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV FAKTOR PENENTU KEMENANGAN MEGAWATI DALAM PILPRES 2009

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

Leader Class sebagai Solusi Krisis Kualitas Kepemimpinan. di Indonesia

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

KONSTRUKSI PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik

Good Party Governance Solusi Tuntas Menuju Indonesia Baru

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY

DI BALIK POLITIK PENCITRAAN. Oleh. Yoseph Andreas Gual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

RASIONALITAS PEMILIH: KONTESTASI PARTAI MENJELANG PEMILU 2009

BAB l PENDAHULUAN. Bergulirnya era reformasi yang dipicu peristiwa Mei 1998 diantaranya telah

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor Penyabab Masyarakat Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

Visi & Misi Kepemimpinan Nasional dalam Pembangunan

Transkripsi:

BAB V PENUTUP Sebuah kesalahan adalah hal yang selalu mengiringi dimensi kemanusiaan. Namun, memperkecil kesalahan merupakan usaha terbaik yang harus terusmenerus dilakukan. Dari penulisan penelitian yang begítu singkat ini, masih ada celah untuk melakukan evaluasi sebagai kata akhir yang berisi beberapa kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan. Dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan penelitian dan saran-saran penulis untuk perkembangan ilmu pengetahuan sosial kedepan. Khususnya mengenai komunikasi politik dan segenap dinamikannya. Dalam kesimpulan akan dijabarkan mengenai bentuk politik pencitraan yang dilakukan oleh masingmasing kandidat dan hal-hal yang membedakan politik pencitraan dari masingmasing kandidat. A. Kesimpulan Sesuai dengan pertanyaan dalam rumusan masalah mengenai apa perbedaan politik pencitraan yang dilakukan oleh ketiga pasang kandidat dalam pemilu presiden tahun 2009 dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Ditemukan bahwa ada perbedaan politik pencitraan yang dilakukan oleh masing-masing kandidat. Dimensi politik pencitraan dalam iklan dengan muatan perfomance based-traits adalah iklan milik pasangan Mega- Prabowo dengan judul kenaikan harga dan bangkrut. Sisi yang ditonjolkan oleh pasangan Mega-Prabowo adalah competence. Adapun iklan milik pasangan JK-Wiranto yang berjudul mampu. Sisi yang ditonjolkan pasangan ini adalah strength. Sedangkan pasangan SBY- Budiono dengan judul dari sabang sampai Merauke. Sisi yang ditonjolkan oleh pasangan ini adalah competence dan lidership. Iklan dengan muatan dimensi pencitraan personal characteristic milik pasangan JK-Wiranto dengan judul humble. Sisi yang menonjol adalah other special qualities, warmth/personal qualities dan trust/hoensty. Adapun pasangan SBY-Budiono dengan judul dari rakyat untuk rakyat. Sisi yang menonjol adalah althruisme, warmth/personal qualities, other special 122

qualities. Sedangkan milik pasangan Mega-Prabowo tidak ada yang secara umum mencerminkan dimensi ini. 2. Selanjutnya ditemukan bahwa perbedaan jenis iklan. Iklan yang berjenis positif adalah dari rakyat untuk rakyat, mampu, humble dan dari Sabang sampai Merauke. Iklan JK-Wiranto dengan judul mampu berisi tentang program yang akan dilakukan oleh pasangan ini untuk mengurangi kemiskinan dan penganguran. Mampu adalah sebuah singkatan dari modal usaha. Pasangan ini akan mengucurkan kredit tanpa bunga untuk membantu usaha masyarakat miskin. Sedangkan iklan JK- Wiranto dengan judul humble lebih banyak menampilkan sosok dan kepribadian JK, dimana JK merupakan orang yang mampu bekerja dengan cepat dan tangkas. Sehingga program dan proses mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan cepat pula. Selain itu sosok perawakan JK yang kecil sangat jauh berbeda dengan SBY, rivalnya. SBY adalah sosok yang gagah dan tampan. Maka JK menonjolkan sisi kecepatannya. Untuk iklan pasangan SBY-Budiono dengan judul dari rakyat untuk rakyat merupakan iklan yang mengilustrasikan bahwa SBY adalah sosok yang merakyat. Mengingat SBY terkesan orang yang sangat protokoler dan prosedural. Maka iklan ini dimunculkan. Selain itu ilustrasi rekam jejak SBY-Budiono dimunculkan juga untuk meyakinkan publik bahwa pasangan ini mampu mengemban amanah sebagai presiden dan wakil presiden. Untuk iklan yang berjudul dari Sabang sampai Merauke, adalah iklan untuk menunjukan sosok SBY-Budiono adalah sosok yang mampu membuat rakyat sejahtera dan mampu melindungi segenap suku bangsa dan berbagai latarbelakang budaya yang beraneka ragam. Kesejahteraan dalam iklan ini muncul ketika visualisasi pasar terapung, dimana banyak pedagang yang ceria menjajakan dagangannya dibawah bendera merah putih yang berkibar. Iklan yang berjenis komparatif adalah kenaikan harga,. Iklan ini milik pasangan Mega-Prabowo. Bentuk komparatif atau perbandingan yang dilakukan adalah mengenai kebijakan yang diambil oleh pasangan Megawati semasa menjabat sebagai presiden dengan masa SBY. 123

Megawati dan Prabowo mengklaim pada masa kepemimpinan Mega semasa menjabat presiden harga sembako, BBM terjangkau dan murah. Jika dilihat dari segi nominal rupiah memang masa SBY lebih mahal, namun pasangan Mega-Prabowo sengaja mengelabui publik dengan tidak mencantumkan nilai inflasi dan segi ekonomi lainnya. Adapun iklan yang berjenis menyerang adalah bangkrut,. Iklan ini menyerang incumbent. Masa pemerintahan SBY dikatakan telah mengalami kebangkrutan. Dengan stempel bangkrut diwajah SBY. Pasangan Mega-Prabowo menunjukan data bahwa hutang luar negeri terus meningkat dimasa pemerintahan SBY. Apabila hutang tersebut dibagi keseluruh rakyat maka setiap warga negara akan menanggung beban sebesar tujuh juta rupiah. Tentu bila dibandingkan hutang luar negeri dimasa SBY dan Megawati memang lebih banyak dimasa SBY. Namun hal itu tidak lantas serta merta pemerintah dimasa kepemimpinan SBY dapat dikategorikan dengan bangkrut. Karena, jika negara bangkrut tentu kejadian krisis ekonomi ditahun 1998 pasti sudah terjadi. Bahkan jika benar-benar bangkrut bisa lebih parah dari tahun 1998. 3. Dalam melakukan iklan, kandidat pilpres 2009 memiliki beberapa karakteristik. Kandidat Mega-Prabowo cenderung menyerang pasangan SBY-Budiono dengan mengungkapkan sejumlah data. Yaitu terkait kenaikan harga BBM, kenaikan harga sembako, jumlah utang luar negeri dan klaim negara bangkrut. Hal ini dilakukan oleh pasangan Mega- Prabowo tak lepas dari perbandingan masa kepemimpinan Mega sewaktu menjadi presiden dan juga dikarenakan selama tahun 2004-2009 Megawati dan Prabowo tidak memegang tampuk kekuasaan. Pasangan JK-Wiranto iklan yang ditampilkan cenderung mengklaim keberhasilan JK sebagai wakil SBY, selain itu juga banyak menyerang pemerintahan yang dipimpin oleh SBY, padahal antara JK dan SBY adalah satu paket dalam pemerintahan. Indikasi ini terlihat ketika iklan JK-Wiranto menyoroti tingkat kesejahteraan rakyat yang belum baik dan meningkat. Sehingga JK mengulirkan program mampu, atau modal usaha untuk para pemuda putus sekolah, para pengangguran dan rakyat 124

miskin. Selain itu, mengingat JK bukan orang Jawa padahal mayoritas pemilih adalah orang Jawa maka JK cenderung mengambil dan menonjolkan kelebihannya semasa menjadi wakil presiden SBY. Yaitu sisi kecepatan dan kesigapan mengambil keputusan. Adapun SBY sendiri dalam iklan cenderung berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat dan juga mengklaim keberhasilan pemerintahannya. Hal ini terungkap dari isi iklan pasangan SBY-Budiono yang mengangkat isu multikulturalis dengan menampilkan berbagai kesenian dan budaya daerah. Selain itu tingkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat juga ditampilkan sebagai klaim keberhasilan masa kepemimpinan SBY sebagai presiden. Kemudian asal-usul dan sejarah hidup SBY-Budiono juga diangkat untuk mempertegas bahwa pasangan ini memiliki rekam jejak yang baik sehingga mampu memimpin bangsa ini selama lima tahun kedepan. 4. Dari penelitian ini juga ditemukan identitas politik yang dimunculkan oleh masing-masing kandidat. Politik identitas ini muncul ketika iklan diuraikan dengan pendekatan sosial, budaya dan politis yang menjadi latarbelakang masing-masing kandidat. Baik secara visualisasi gambar maupun suara. Politik identitas yang muncul dalam iklan adalah negarawan, kemiskinan, kesejahteraan, multikulturalisme dan merakyat. Politik identitas negarawan dilakukan oleh pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Hal ini didasarkan pada pakaian yang dikenakan Mega- Prabowo selama melakukan iklan senantiasa mirip dengan pakaian yang dikenakan oleh mantan presiden Soekarno. Yaitu baju safari dengan saku empat buah. Itu semua tentu mempunyai maksud dan tujuan. Namun yang penting sebenarnya bukan pakaian seseorang yang menentukan sukses dan tidaknya sebuah kepemimpinan, atau dengan bahasa lain pakaian tidak lantas menjadi penyebab kesejahteraan meningkat, bangsa menjadi kuat berwibawa atau negara menjadi maju. Tetapi kebijakan yang sesuai adalah kunci menyelesaikan bangsa. Selain Mega-Prabowo, identitas negarawan juga dimunculkan dalam iklan JK-Wiranto ketika pasangan ini mengambil seting tugu proklamasi sebagai latar iklan. Sama 125

dengan pasangan Mega-Prabowo, pasangan JK-Wiranto ingin dicitrakan sebagai seorang negarawan. Sosok negarawan memang penting sebagai sebuah pemimpin bangsa yang besar seperti Indonesia. Namun sekali lagi bahwa sosok negarawan tidak bisa diukur dengan pakaian maupun tempat latarbelakang seseorang mengambil gambar untuk iklan politik. Sedangkan isu kemiskinan dan kesejahteraan dilakukan oleh pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Hiperrealitas multikulturalis dilakukan oleh pasangan SBY-Budiono. Kedua pasangan ini lebih mudah mengklaim ketidak mampuan dan ketidak berhasilan pasangan SBY selaku presiden incumbent. Dan salahsatu ketidak berhasilannya adalah masih banyaknya warga yang miskin atau belum sejahtera. Hal ini dikarenakan Mega merasa tidak bertanggungjawab selama kepemimpinan SBY. Adapun JK walau merasa ikut bertanggung jawab karena sebagai wakil presiden tetapi tanggungjawab utama ada di presiden, yaitu SBY. Hal ini terlihat dari iklan Mega-Prabowo yang menyerang SBY dan JK dengan iklan berjudul mampu merasa masih banyak warga yang belum sejahtera alias miskin. Dan isu atau identitas merakyat dilakukan oleh pasangan Mega- Prabowo, JK-Wiranto dan SBY-Budiono. Pasangan Mega-Prabowo mengilustrasikan kedekatan mereka dengan warga di pasar maupun dengan para petani di sawah. Begitu juga dengan pasangan JK-Wiranto yang berdialog dengan warga miskin. Sedangkan SBY bercengkrama dengan anak-anak. Bahkan anak-anak tersebut merangkul dan sangat akrab dengan SBY. Memang salah satu isu yang menarik dan mudah untuk meningkatkan elektabilitas selain isu kemiskinan adalah sosok yang dekat dengan rakyat. Tidak saja di Indinesia, dibanyak negara kedekatan seorang pemimpin dengan rakyatnya merupakan faktor penting dalam mendongkrak suara. Hal ini dilatarbelakangi bahwa para pemilih ingin semua permasalahannya diketahui oleh calon presiden dan wakilnya untuk dicarikan solusinya. Selain itu jika ada kedekatan maka komunikasi dengan pemimpin juga mudah dilakukan. 126

B. Saran Dalam penelitian ini, setelah mengkaji dan mencermati proses dan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu: 1. Dalam tesis ini telah diuraikan mengenai dimensi politik pencitraan dan juga bentuk-bentuk isu atau politik identitas yang dimunculkan dalam iklan yang dilakukan ketiga pasang kandidat calon presiden pada pemilu 2009. Politik pencitraan menurut penulis adalah sebuah isu politik yang masih penting untuk diperdalam dengan mengaitkan berbagai macam dimensi dan sudut pandang. Hal ini dikarenakan sistem presidensiil dalam pemerintahan Indonesia masih berlangsung yang memungkinkan kandidat akan terus melakukan langkah-langkah untuk selalu dekat, populer dengan rakyat. Disisi lain, para peneliti perlu mengungkap lebih mendalam dan komprehensif mengenai dimensi politik pencitraan yang bisa dijadikan oleh publik. Acuan untuk menentukan mana kandidat yang benar-benar tulus untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran, atau hanya sekedat tebar janji dan citra untuk mendongkrak popularitas demi kekuasaan. 2. Politik pencitraan selama ini menjadi isu dalam politik dan demokrasi Indonesia dewasa ini. Namun batasan antara politik pencitraan dan bukan pencitraan belum ada garis merah yang jelas. Para ilmuwan yang mendalami komunikasi politik perlu mengkaji hal ini lebih lanjut demi kedewasaan dan kematangan masyarakat dalam menentukan kandidat yang akan menjadi pemimpin mereka. Selain itu, media juga harus diteliti lebih mendalam agar kedepan media tidak diombang-ambing oleh politik. Atau dengan bahasa lain ditunggangi oleh kepentingan politik. Hal ini penting mengingat media menjadi salah satu sumber utama refrensi masyarakat dalam menentukan calon presiden. 3. Para kandidat ataupun tim sukses calon presiden dan wakil presiden hendaknya mengutamakan norma dan nilai dalam melakukan kampanye. Yaitu kejujuran, keadilan, kebenaran, tidak menyebar kampanye hitam (black campaign) atau yang berbau fitnah dan sara. Ini penting demi 127

terciptanya kedewasaan demokrasi dan kemajuan bangsa. Walaupun hal ini terasa utopis namun niatan itu bisa terwujud jika ada keinginan dari semua pihak. Baik eksekutif, legislatif, yudikatif dan masyarakat sipil. Tentu dengan peran masing-masing. 4. Apa yang telah dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah hanya sumbangan kecil dalam dunia keilmuan. Sumbangan kecil ini akan menjadi berharga karena keinginan kuat, ketekunan, serta kejujuran penulis dalam menyelesaikannya. Semoga kelak, akan datang ilmuwan dan peneliti dengan seperangkat teknologi dan penemuan-penemuan baru yang terus-menerus memperbaiki, melengkapi, serta memperkuat kajian dibidang ini. 128