ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK INDUSTRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTEK INDUSTRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

ABSTACT. Keywords: The Achievements Of Industrial Work Practicum, The Achievements Of Entrepreneurship, Entrepreneurial Interests.

Keywords :Achievement Training Industry, Prakerin, SMK Gajah Mungkur Wonogiri

Afif Eko Saputra - Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik...

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1

Kajian Pustaka Untuk menghadapi tantangan dimasa depan maka diperlukan sumber daya manusia yang handal

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DAN KONDISI EKONOMI KELUARGA

Journal of Mechanical Engineering Learning

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2008 FKIP UNS. Hal ini terbukti dari hasil analisis korelasi yang memperoleh r hitung sebesar 0,283

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH NILAI MATA KULIAH PRASYARAT DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP PENGAMBILAN KONSENTRASI OTOMOTIF PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

RATIH DEWI PUSPITASARI K

Economic Education Analysis Journal

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DAN MINAT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH SURUH KABUPATEN SEMARANG ABSTRACT

*Hp: /

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

Febriyanto Kusnendar, Suwachid, dan Danar Susilo Wijayanto

HUBUNGAN PENGETAHUAN TEORI TEKNIK PEMESINAN DAN KEMAMPUAN PRAKTIK TEKNIK PEMESINAN DENGAN KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Mitra Dhani Pinem*, Cicik Suriani

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Hilman Firmansyah, 2015

ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

Abstrak. Hubungan Tingkat Pendapatan (Vera Widyastuti)1. Oleh : Vera Widyastuti, Universitas Negeri Yogyakarta,

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

FORTECH 1 (1) 2016 FORTECH.

HUBUNGAN SARANA PRASARANA DAN MINAT PRAKTIK DENGAN HASIL UJI KOMPETENSI KEAHLIAN SISWA JURUSAN TITL SMK NEGERI 5 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA BOARDING SCHOOL MAN 1 SURAKARTA. Rita Rahmawati, Siswandari, Elvia Ivada

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

PERANAN PRESTASI MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN KESIAPAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

INJAUAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

Journal of Sport Sciences and Fitness

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh : Taufiana C. Muna. Bambang Sutjiroso PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SPIL DAN PERENCANAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DASAR KOMPETENSI KEJURUAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG

Sri Aji Gularko * & Tarto Sentono ** ABSTRACT. Keywords: Learning Achievement, Disciplinary of Learning, Interests.

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Di SMP 21 Rendani Manokwari. Insar Damopolii, Paskalina Th. Lefaan, Melda Manga

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

Oleh: Muhammad Ardiansyah dan Martubi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN TATA HIDANG SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 3 PURWOREJO SKRIPSI

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci: Pendidikan kewirausahaan, praktik kerja industri, minat berwirausaha

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR BAGAN...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

: KASIH ERLIANA K

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) FITRIYANI NPM:

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Economic Education Analysis Journal

Keywords: Learning Achievement, Parental Support, job Choice

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Transkripsi:

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK INDUSTRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS Gilang Paramytha, Danar Susilo Wijayanto, dan Ngatou Rohman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP, UNS Kampus UNS Pabelan JL. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 718419 email : mytha_cheers@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this research was to know the students readiness of Mechanical Engineering Education Study Program JPTK FKIP UNS in implementating industry practice and the value of indicators which obtained. This research is a quantitative descriptive. Research subjects were students of Mechanical Engineering Education Study Program JPTK FKIP UNS 2009, as many as 56 students. The research sample as many as 48 students. Sampling technique was proportionate random sampling. Sampling technique was proportionate random sampling. Techniques of data collection are by questionnaire and interview. Testing of the validity instrument was conducted based on the Pearson's Product Moment Correlation. Reliability test instrument used Cronbach's Alpha. The results showed that students readiness of Mechanical Engineering Education Study Program JPTK FKIP UNS 2009 in implementating industry practice in terms of condition tonus of the body was 78,65 (high), state of body function was 85,00 (very high), intelligence was 79,90 (high), motivation was 72,08 (high), interests was 80,83 (very high), attitudes was 73,17 (high), and talents was 73,85 (high). In general, the student of Mechanical Engineering Education Study Program JPTK FKIP UNS 2009 ready to implemented Industry Practices. Key words: Student Readiness, Industry Practice, Mechanical Engineering Education Study Program A. PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat yang makin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat strategis dalam membangun peradaban bangsa Indonesia. Usaha yang dilakukan dalam sektor pendidikan telah banyak dilakukan tetapi hasilnya belum cukup membesarkan hati. Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menyangkut masalah kualitas pendidikan yang masih rendah dan kurang relevannya antara mutu hasil pendidikan dengan tuntutan pembangunan akan tersedianya tenaga kerja yang terampil dalam jumlah memadai untuk mengisi kesempatan kerja yang terbuka ataupun mampu membuka lapangan kerja baru. Mahasiswa Program Pendidikan S-1 lebih banyak dibekali kemampuan teoritis, sehingga belum mampu mengaplikasikan teori tersebut di dunia usaha/dunia industri, maka timbullah kesenjangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dan Praktik kerja di lapangan. Atep Afia (mengutip Soenjono. 1992) mengemukakan bahwa Perguruan Tinggi (PT) di negara berkembang seperti Indonesia harus mengambil jalan tengah, agar dalam kurikulum program sarjana (S1), hendaknya disajikan pula mata kuliah yang bersifat praktis, disamping mata kuliah keilmuan yang teoritis (1996). NOSEL Vol. 1 No. 1, Juli 2012 41

Untuk itu, sebagai salah satu upaya yang ditempuh Perguruan Tinggi untuk mengantisipasi permasalahan di atas adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswanya untuk mengikuti Program Kerja Praktik di suatu lembaga, instansi atau perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, yang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin (PTM) JPTK FKIP UNS mengaplikasikan Program Kerja Praktik pada salah satu mata kuliah yaitu Praktik Industri dengan bobot mata kuliah 2 SKS dan dibebankan pada semester 7. Mata kuliah Praktik Industri ini merupakan mata kuliah penerapan atau aplikasi dari beberapa mata kuliah teori dan praktik yang didapatkan oleh mahasiswa pada semester-semester sebelumnya. Di tempat Praktik Industri ini mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan beberapa mata kuliah yang didapatkan diperkuliahan yang berhubungan dengan mata kuliah Praktik Industri. Persiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS terhadap pelaksanaan Praktik Industri telah diatur dalam rangkaian perkuliahan mahasiswa selama enam semester sebelumnya. Pada kenyataannya, tidak sedikit dijumpai adanya ketidaksiapan mahasiswa dalam pelaksanaan Praktik Industri. Berdasarkan pengalaman pribadi dan mahasiswa lain, terdapat beberapa masalah mengenai kesiapan Praktik Industri seperti mahasiswa tidak percaya diri dengan kemampuannya untuk terjun ke dunia industri, mahasiswa ragu tidak akan bisa mengaplikasikan teori kuliah dengan keadaan dunia industri, dan sebagainya. Memang dapat diakui bahwa Praktik Industri memiliki tujuan yang baik demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi perlu juga diperhatikan sejauh mana kesiapan mahasiswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Berapa tinggi nilai yang diperoleh indikator kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS? 2. Sejauh mana kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS? Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingginya nilai yang diperoleh indikator kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 2. Untuk memperoleh gambaran sejauh mana kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. Slameto menyatakan bahwa Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (2010: 113). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kesiapan adalah suatu keadaan bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu (1999). Menurut Pedoman Pelaksanaan Praktik Industri Praktik Industri merupakan salah satu mata kuliah berbobot 2 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin pada semester VII (Kurikulum 2009) (2003). Bentuk perkuliahan dilaksanakan dengan praktik kerja langsung oleh mahasiswa pada suatu perusahaan/industri yang memproduksi barang dan atau jasa yang relevan dengan program studi Pendidikan Teknik Mesin yang terdiri dari konsentrasi keahlian Mesin Produksi dan Mesin Otomotif. NOSEL Vol. 1 No. 1, Juli 2012 42

Kesiapan Praktik Industri dibagi menjadi beberapa aspek kesiapan yaitu : 1. Kesiapan Fisiologis Kesiapan fisiologis adalah kesiapan-kesiapan yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kesiapan ini dibedakan menjadi dua macam : a. Keadaan tonus jasmani Keadaan tonus (tegangan otot) jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. b. Keadaan fungsi jasmani Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,panca indra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik pendidik maupun peserta didik perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang, bersifat kuratif. 2. Kesiapan Psikologis Kesiapan psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap, dan bakat. a. Kecerdasan atau inteligensi peserta didik Syah mengemukakan bahwa pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat (2004: 133). Walter B. Kolensik (1979) mengatakan bahwa In most cases there is a fairly high correlation between one s IQ, and his scholastis success. Usually, the higher a person s IQ. The higher the grades he receives (Slameto, 2010: 128). Kecerdasan merupakan kesiapan psikologis yang paling penting dalam proses belajar peserta didik, karena itu menentukan kualitas belajar peserta didik. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar b. Motivasi Menurut Ahmadi & Widodo motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya (2004: 83). Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal NOSEL Vol. 1 No. 1, Juli 2012 43

dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik). Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar seperti, pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, dan sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah. c. Minat Secara sederhana, Syah mengungkapkan minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (2004: 136). Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Kegiatan yang diminati sesorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. d. Sikap Triandis mendefinisikan sikap sebagai berikut An attitude is an idea charged with emotion which predisposes a class to a particular class of social situation (Slameto, 2010: 188).Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda, begitu pula dengan kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sikap belajar mempengaruhi intensitas seseorang dalam belajar. Bila sikap belajar positif, maka kegiatan intensitas belajar yang lebih tinggi. Sikap peserta didik terhadap mata kuliah harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. e. Bakat Ahmadi & Widodo mengungkapkan bahwa Mahasiswa yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya (2004:81). Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanitatif melalui jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode ilmiah berdasarkan fakta menggunakan data kuantitatif atau yang dikuantitatifkan. Pengumpulan data melalui kuesioner (angket) dan wawancara. Peneliti menggunakan angket dengan pertanyaan tertutup yang akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur di mana peneliti menggunakan pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kajian pustaka, kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS terbagi menjadi beberapa aspek kesiapan yaitu: 1. Keadaan tonus jasmani 2. Keadaan fungsi jasmani 3. Inteligensi NOSEL Vol. 1 No. 1, Juli 2012 44

4. Motivasi 5. Minat 6. Sikap 7. Bakat Berikut hasil analisis deskriptif dari data kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Industri Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS yang telah diperoleh melalui angket: Tabel 1. Nilai Masing-masing Indikator Kesiapan Praktik Industri No Faktor Indikator 1. 2. Faktor Fisiologis Faktor Psikologis Skor yang Nilai Dicapai Kesiapan Kesimpulan a. Keadaan Tonus 878 73,17 Kesiapan Tinggi Jasmani b. Keadaan 776 80,83 Kesiapan Sangat Fungsi Jasmani Tinggi a. Inteligensi 692 72,08 Kesiapan Tinggi b. Motivasi 767 79,90 Kesiapan Tinggi c. Minat 1020 85,00 Kesiapan Sangat Tinggi d. Sikap 755 78,65 Kesiapan Tinggi e. Bakat 709 73,85 Kesiapan Tinggi Jika disajikan dalam bentuk histogram data akan diperoleh gambaran sebagai berikut: Kesiapan 90 85 80 75 70 65 73,17 80,83 72,08 79,9 Gambar 1. Histogram Data Nilai Masing-masing Indikator Kesiapan Praktik Industri 85 Indikator Kesiapan 78,65 73,85 Keadaan Tonus Jasmani Keadaan Fungsi Jasmani Kecerdasan Motivasi Minat Sikap Bakat Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai kesiapan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS Angkatan Tahun 2009 dalam melaksanakan Praktik Industri ditinjau dari keadaan tonus jasmani sebesar 78,65, keadaan fungsi jasmani sebesar 85,00, kecerdasan sebesar 79,90, motivasi sebesar 72,08, minat sebesar 80,83, sikap sebesar 73,17, dan bakat sebesar 73,85. Temuan ini menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS Angkatan Tahun 2009 memiliki kesiapan dalam melaksanakan Praktik Industri. Hal ini disebabkan sebagian kecil responden mengalami gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, tidak memperhatikan pola makan, waktu istirahat yang kurang, tidak dapat menyelesaikan permasalahan Praktik, tidak NOSEL Vol. 1 No. 1, Juli 2012 45

memiliki pengalaman belajar Praktik, minat yang kurang terhadap Praktik Industri, merasa rendah diri menghadapi Praktik Industri. Kondisi mahasiswa yang belum sepenuhnya siap dalam melaksanakan Praktik Industri lamban dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan kurang percaya diri dalam melaksanakan Praktik Industri. Sejalan dengan pendapat Fatchurrochman (2011) bahwa Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasilnya akan jauh lebih baik (64). Mahasiswa yang belum sepenuhnya memiliki kesiapan tidak akan terlaksana proses belajar yang optimal. Kondisi mahasiswa yang telah memiliki kesiapan dalam melaksanakan Praktik Industri akan lebih tanggap dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi, lebih cepat menyelesaikan pekerjaan, hasil pekerjaan (kualitas) yang lebih baik, dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat Slameto yang menyatakan bahwa Kesiapan adalah seluruh kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (2010: 113). D. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS Angkatan Tahun 2009 dalam melaksanakan Praktik Industri berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa siap untuk melaksanakan Praktik Industri baik mahasiswa konsentrasi produksi maupun otomotif. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan untuk meningkatkan kesiapannya dalam melaksanakan Praktik Industri dan segera melaksanakan Praktik Industri. E. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak universitas dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS Angkatan Tahun 2009 yang telah membantu kelancaran dalam pengambilan data penelitian ini. F. DAFTAR PUSTAKA Afia, Atep. (1996). Perguruan Tinggi dan Pengembangan SDM. Jurnal DIGNA, 3 (09), 5-7. Diperoleh 4 Februari 2012, dari http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/j urnal/399657.pdf Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fatchurrochman, Rudy. (2011). Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI. Jurnal Edisi Khusus, 2, 60-69. Diperoleh 4 Februari 2012, dari http://jurnal.upi.edu/file/7- Rudy_Fatchurrochman-edit.pdf PTM FKIP UNS. (Ed). (2003). Pedoman Praktek Industri. Surakarta: Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas Sebelas Maret. Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. NOSEL Vol. 1 No. 1, Juli 2012 46