PROGRAM PRIORITAS SUBDIT KESHARLINDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

OBJEK PERMOHONAN Permohonan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN HUKUM PROFESIONALISME GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

05/PP/DITDIKTENDIK/2013 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (GPAI) SEKOLAH DASAR (SD) BERPRESTASI TAHUN 2012

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Pembantu Rektor II UB

2 Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

05/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PNGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

05/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

02/PP/DITDIKTENDIK/2014 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

05/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN LABORAN BERPRESTASI

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Karier dan Kompetensi SDM. Bunyamin Maftuh NIP

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH DASAR BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

06/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN TENAGA ADMINISTRASI AKADEMIK BERPRESTASI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB I P E N D A H U L U A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UMUM PEMILIHAN TENAGA ADMINISTRASI AKADEMIK BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN KENDAL

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

02/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI

KODE ETIK GURU INDONESIA

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

Capaian Pembelajaran Profesi Gizi terhadap Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

02/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN KETUA PROGRAM STUDI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH DASAR (SD) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

PEDOMAN PEMILIHAN GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH/MADRASAH BERPRESTASI TAHUN 2016

Transkripsi:

PROGRAM PRIORITAS SUBDIT KESHARLINDUNG PEMILIHAN TENDIK BERPRESTASI LOMBA BEST PRACTISEE UNTUK KEPSEK/PENGAWAS DAN WIDYAISWARA BANTUAN PERLINDUNGAN BAGI TENDIK BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI TENDIK BERPRESTASI PENGHARGAAN TENDIK BERPRESTASI MENGIKUTI PELATIHAN SINGKAT DI LUAR NEGERI PENERBITAN BUKU BUNGA RAMPAI TENDIK BERPRESTASI

PEMILIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BERPRESTASI Pengawas Sekolah Berprestasi Kepala Sekolah Berprestasi Tenaga Administrasi Sekolah Berprestasi Tenaga Laboran Sekolah Berprestasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Berprestasi

MEKANISME PEMILIHAN TENDIK BERPRESTASI Penyusunan pedoman Publikasi Penerimaan usulan calon Pelaksanaan Penetapan pemenang

PROSEDUR PENILAIAN TENDIK BERPRESTASI Seleksi Administrasi Penilaian Portofolio dan Video Penilaian Esensi dan Similarity Penetapan Pemenang Penilaian Presentasi dan wawancara Tes tertulis dan Kepribadian

Persyaratan Peserta Peserta Pemilihan Berprestasi Tahun 2017 seperti berikut: Persyaratan Umum Berkualifikasi akademik sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) atau Diploma IV(D-IV); Memiliki sertifikat pendidik; Memiliki NUPTK; Berpengalaman sebagai pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 tahun; Belum pernah mengikuti pemilihan pengawas sekolah/madrasah berprestasi tingkat kementerian; Tidak sedang dalam proses alih tugas ke jabatan struktural atau jabatan lain; Tidak sedang dalam proses hukum karena pelanggaran; Memiliki hasil Penilaian Prestasi Kerja (PKPS) tahun 2016 sekurang-kurangnya berkategori baik; TMT kenaikan pangkat terakhir tidak lebih dari 4 tahun terhitung sampai dengan tahun 2017.

Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan Berprestasi No Kegiatan Rincian Kegiatan Estimasi Waktu 1. Sosialisasi Media (Web, Leaflet, Poster, Februari 2017 Running Text) 2. Pemilihan Pendaftaran 3 8 April 2017 Kabupaten Pelaksanaan 17 25 April 2017 Pengumuman Pemenang 2 Mei 2017 3. Pemilihan Provinsi Pendaftaran 3 8 Mei 2017 Pelaksanaan 12 16 Mei 2017 Pengumuman pemenang (berita acara Pemenang) 1 5 Juli 2017 Pembekalan dan penyiapan 6 25 Juli 2017 dokumen soft copy 4 Pemilihan Nasional Pendaftaran Batas akhir 31 Juli 2017 Pelaksanaan 12 19 Agustus 2017

LOMBA BEST PRACTICE TENDIK Pengawas Sekolah Kepala Sekolah Widyaiswara

MEKANISME LOMBA BEST PRACTICE TENDIK Penyusunan pedoman Publikasi Penerimaan usulan peserta lomba Pelaksanaan Lomba Penetapan pemenang Lomba

PROSEDUR PENILAIAN LOMBA BEST PRACTICE TENDIK Test Similarity Best Practice < 40 % Penilaian Administrasi oleh Panitia Penilaian Esensi Best Practice oleh Tim Juri Presentasi, wawancara, dan Verifikasi Best Practice oleh Tim Juri Naskah layak secara administrasi Naskah layak untuk menjadi nominator (10 nominator untuk setiap jenjang pendidikan) Dipilih 3 terbaik untuk masing-masing jenjang pendidikan

Persyaratan Peserta : Pengawas /Kepala sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang masih aktif. Memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma IV (D-IV) atau Sarjana (S1). Memiliki sertifikat pendidik. Karya best practice belum pernah di diajukan dalam lomba ataupun kompetisi pemilihan berprestasi. Memiliki pengalaman kerja sebagai pengawas sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun Tidak sedang dalam proses hukum karena pelanggaran. Tidak sedang dalam proses alih tugas ke jabatan lain. Batas usia maksimal 57 tahun saat mengikuti lomba ini. Belum pernah menjadi juara 1/juara 2/juara 3 lomba best practice di lingkungan Kemendikbud.

PERLINDUNGAN TENDIK Perlindungan Hukum Perlindungan Keselamatan kerja Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN BEST PRACTISE Penerimaan naskah 10 Maret 10 April 2017 Seleksi administratif dan penilaian substantif Presentasi dan wawancara 25-27 April 2017 28-30 April 2017 Pemberian penghargaan 2 Mei 2017

MEKANISME BANTUAN PERLINDUNGAN TENDIK Penyusunan pedoman Publikasi Penerimaan usulan proposal bantuan Pengkajian Proposal bantuan Penetapan pemberian bantuan

PAKET BANTUAN PERLINDUNGAN 1. 30 JUTA UNTUK PERORANG PERPAKET 2. DISEDIAKAN UNTUK 15 PAKET

PERLINDUNGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI INDONESIA

Latar Belakang Perlindungan hukum merupakan suatu hak dasar yang dimiliki setiap individu manusia. Undang-Undang Dasar 1945 dalam kaitannya dengan perlindungan hukum, telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di muka hukum (equality before the law). Hal ini mengandung makna bahwa tidak ada perlakuan diskriminatif bagi setiap warganegara termasuk perlindungan hukumnya

Dalam konteks peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, selain aspek penghargaan dan kesejahteraan, maka aspek perlindungan hukum merupakan hal yang sangat penting Karena dengan adanya rasa aman dan nyaman dalam menjalankan profesinya dapat membentuk karakter dan pribadi yang secara kondusif dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan profesinya

Dasar hukum Pasal 40 Ayat (1) butir (d) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Harmonisasi Hukum Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Jenis Perlindungan Perlindungan Hukum Perlindungan Profesi Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual

Perlindungan hukum bagi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) UUGD mencakup perlindungan hukum terhadap Tindak kekerasan Ancaman Perlakuan diskriminatif Intimidasi, atau perlakuan tidak adil

1. Tindak Kekerasan Tindakan kekerasan yang dimaksud dapat berupa pemukulan, penganiayaan yang dapat menyebabkan cacat fisik, sehingga guru tidak dapat maksimal dalam menjalankan aktivitasnya. (Perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur yang diatur di dalam ketentuan KUHPidana Buku Kedua, BAB XX, Tentang PENGANIAYAAN.)

2. Ancaman Dalam menjalankan tugasnya guru tidak luput dari ancaman (fisik maupun psikologis) yang mengakibatkan ketakutan, kecemasan dan tekanan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik (Perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur yang diatur di dalam ketentuan KUHPidana Buku kedua, BAB XXIII, Tentang PEMERASAN DAN ANCAMAN).

3. Perlakuan diskriminatif Perlakuan diskriminatif pada umumnya dialami oleh guru, sebagai akibat dari adanya suatu kebijakan atasan. Di mana dengan adanya perlakuan diskriminatif tersebut guru merasa haknya dilanggar. (Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia).

4. Intimidasi Pada dasarnya intimidasi adalah sama dengan ancaman, di mana guru mendapatkan tekanan, baik fisik maupun psikologis. Namun demikian, biasanya tindakan intimidasi dilakukan guna mencapai tujuan tertentu (Perbuatan tersebut memenuhi unsurunsur Sebagaimana diatur dalam ketentuan KUHPidana Buku kedua,bab XVIII, Tentang KEJAHATAN TERHADAP KEMERDEKAAN SESEORANG dan BAB XXIII, Tentang PEMERASAN DAN ANCAMAN)

5. Perlakuan tidak adil Perlakuan tidak adil merupakan tindakan yang melanggar rasa keadilan yang berlaku sebagaimana diamanatkan norma hukum dan norma sosial lainnya. Guru biasanya mendapatkan perlakuan tidak adil mengenai upah, tunjangan, promosi, dan hak-hak lainnya, yang bersifat materil maupun immateril (Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia)

Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud Pasal 39 ayat (4) UUGD mencakup perlindungan terhadap Pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemberian imbalan yang tidak wajar Pembatasan dalam menyampaikan pandangan Pelecehan terhadap profesi Pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

1. PHK yang tidak sesuai dengan peraturan perundang yang berlaku Pemutusan Hubungan Kerja bagi guru pada dasarnya harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku (Seperti diatur dalam Undang-undang Tentang Kepegawaian dan Ketenagakerjaan). Namun demikian pada kenyataannya Pemutusan Hubungan Kerja bagi guru tidak didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang ada, melainkan berdasarkan atas kebijakan atasan semata.

2. Pemberian imbalan yang tidak wajar Guru pada umumnya sering mendapatkan imbalan yang tidak wajar berkaitan dengan profesinya dan haknya sebagaimana telah ditentukan dalam ketentuan undang-undang atau perjanjian kerja baik di dalam maupun di luar kegiatan pokoknya sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang memerlukan tenaga dan pikiran.

3. Pembatasan dalam penyampaian pemandangan Pemandangan yang berbeda-beda ini berkaitan erat dengan Hak Asasi Manusia. Namun terkadang, guru mendapatkan pembatasan dalam penyampaian pemandangan. Hal ini akan menghambat daya kreatif dan inovatif guru. Dengan dibatasinya peyampaian pemandangan maka sumbangan pemikiran bagi kemajuan pendidikan akan terhambat (Sebagaimana diatur dalam Undangundang Dasar 1945, BAB XA, Tentang Hak Asasi Manusia).

4. Pelecehan profesi dan jabatan Guru Pelecehan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan kerap terjadi, sebagai contoh yaitu pencemaran nama baik dan penghinaan yang dilakukan oleh atasan, rekan sejawat maupun orangtua siswa, sehingga penghinaan tersebut telah melecehkan harkat dan martabatnya sebagai pendidik dan tenaga kependidikan (Perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur yang diatur dalam ketentuan KUHPidana Buku kedua BAB XVI, Tentang PENGHINAAN)

5. Pembatasan/pelarangan lain yang dpt menghambat dlm pelaksanakan tugas Pembatasan dan pelarangan lain yang dialami oleh guru sangatlah beragam, oleh karena itu perlu adanya penelitian lapangan dan pengkajian lebih jauh mengenai pembatasan/pelarangan yang dimaksud.

Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan kerja Guru berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap resiko: gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.

Perlindungan atas HaKI Guru memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

GURU SEBAGAI SUBYEK HUKUM BUKAN SEBAGAI OBYEK HUKUM SUBYEK HUKUM ADALAH PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN

Hak Guru menurut Ps.14 ayat (1) UUGD Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan; Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan

Hak Guru menurut Ps.14 ayat (1) UUGD Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan; Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Kewajiban Guru menurut Ps. 20 UUGD 1. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

Kewajiban Guru menurut Ps. 20 UUGD 3. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; 4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan 5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Siapa yang mempunyai kewajiban dalam memberikan perlindungan? Apa konsekuensinya?

Siapa yang mempunyai kewajiban dalam memberikan perlindungan dengan tegas disebutkan dalam Pasal 39 ayat (1) UUGD : 1. Pemerintah 2. Pemerintah Daerah 3. Masyarakat 4. Organisasi Profesi 5. Satuan Pendidikan

Konsekuensi logis dari amanat pasal 39 tersebut di atas adalah bahwa ke 5 komponen tersebut diatas harus selalu pro aktif dan bersungguh-sungguh melaksanakan kewajibannya karena merupakan tuntutan undang-undang. Artinya, karena merupakan tuntutan undang-undang maka setiap guru dalam jabatannya berhak untuk meminta perlindungan kepada 5 komponen tersebut di atas baik berupa advokasi maupun bentuk bantuan hukum lainnya, pada saat mengalami permasalahan hukum

APA YANG TELAH DILAKUKAN OLEH KELIMA KOMPONEN TERSEBUT?

PEMERINTAH Sejalan dengan rencana strategis penghargaan dan perlindungan (Harlindung) pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana yang dicanangkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka sebagai strategi Implementasi untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan program-program kerja Harlindung tersebut, khususnya yang berkaitan dengan aspek perlindungan di daerah, telah di bentuk suatu kemitraan dengan unsur-unsur birokrat, perguruan tinggi, organisasi dan asosiasi profesi, praktisi hukum dan masyarakat

PEMERINTAH DAERAH Selain peran serta pemerintah pusat melalui bentuk kemitraan di atas, maka peranan dan tanggung jawab Pemerintah Daerah juga sangat besar dalam kewajibannya memberikan perlindungan kepada guru-guru di daerah. Namun demikian, satu hal yang sangat penting dalam rangka kepastian hukum, perlu kiranya diperhatikan persoalanpersoalan yang menyangkut harmonisasi dan sinkronisasi antara kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

ORGANISASI PROFESI Kewajiban organisasi profesi dalam memberikan perlindungan bagi guru secara tegas dinyatakan dalam Pasal 42 UUGD Organisasi profesi guru selain memiliki kewenangan dalam menetapkan dan menegakkan kode etik guru, juga memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan hukum kepada guru dan memberikan perlindungan profesi guru

PASAL 42 UUGD Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan: 1. menetapkan dan menegakkan kode etik guru; 2. memberikan bantuan hukum kepada guru; 3. memberikan perlindungan profesi guru; 4. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan 5. memajukan pendidikan nasional.

Sebagai mana yang telah ditentukan dalam UUGD, maka keberadaan suatu organisasi profesi guru dituntut untuk pro aktif memberikan perlindungan dan bantuan hukum/advokasi kepada guru melalui LKBH organisasi, di sisi lain guru yang mendapat permasalahan hukum dapat menuntut untuk meminta bantuan hukum/advokasi kepada LKBH organisasi profesi tersebut

Masyarakat Selain melalui organisasi profesi guru, pemerintah telah pula membentuk kemitraan dengan unsur praktisi dan atau/ masyarakat dalam memberikan perlindungan dan bantuan hukum/ advokasi kepada guru.

Satuan Pendidikan Diharapkan lebih pro aktif dan bersungguhsungguh dalam membantu memberikan perlindungan kepada guru

PENUTUP Sejalan dengan Pertama, kedudukan guru sebagai tenaga profesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Kedua, fungsi guru untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Ketiga, Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas, maka untuk mewujudkan eksistensi, fungsi, peran dan profesionalitas guru tersebut di atas diperlukan suatu kepastian hukum dan rasa keadilan bagi setiap guru dalam menjalankan profesinya

TERIMA KASIH