Penomoran
Sistem Penomoran Latar belakang penomoran mrpk sbr daya terbatas perlu pengaturan Tujuan : memberi alamat (nomor) yang unik (unique) di tingkat : lokal, nasional maupun internasional Cakupan : Pelanggan tetap (fixed) : pelangg biasa, PABX (DDI), pelayanan khusus/darurat Pelanggan bergerak (mobile) Nomor pribadi (personal numbering) spt UPT (Universal Personal Telecommunication) Nomor pelayanan IN (spt free phone, credit card calling, premium call dll) 2
Pola Penomoran A=6 A=7 A=5 A=4 A=9 A=2 A=3 B = 1 B = 5 B = 2 B = 3 B = 6 B = 8 B = 9 B = 7 3
Peta Wilayah Untuk pengalokasian Kode Wilayah, wilayah Republik Indonesia dibagi dalam 7 distrik penomoran, masing-masing ditandai oleh digit-a. Untuk Kode Wilayah digunakan digit-a = 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 9, seperti ditunjukkan dalam gambar peta diatas
Struktur/pola penomoran (ITU-T : E.164) Kode Negara (CC) Kode Tuj Nas (NDC) Nomor Pelanggan (SN) 1-3 digit Nomor (Signifikan) Nasional Nomor Internasional (maks : 15 digit) - CC (Country Code), utk Ind : 62 maks N(S)N = 13 digit - NDC (National Destination Code) 2 kategori tujuan Mengand info GEOGRAFIS Kode Wilayah (area code) Kode Tuj Nas (NDC) Tdk mengand info GEOGRAFIS Kode akses jaringan/ Pelayanan 5
Implementasi Rek. E.164 di Indonesia Jaringan tetap (PSTN/ISDN) Tingkat Lokal Tingkat Nasional NDC (Kode Wilayah) Nomor Pelanggan Nomor Pelanggan Tingkat Internasional Kode NDC Nomor Negara (Kode Wilayah) Pelanggan Jaringan bergerak (PLMN/selular) Tingkat Nasional NDC (Kode Akses Jar) Nomor Pelanggan Tingkat Internasional Kode NDC Nomor Negara (Kode Akses Jar) Pelanggan Layanan IN : Tingkat Nasional NDC (Kode Akses Lay) Nomor Pelanggan Tingkat Internasional Kode NDC Nomor Jaringan Negara Telekomunikasi (Kode Akses Lay) Pelanggan 6
jasa teleponi dan ISDN melalui jaringan tetap Tingkat lokal - Nomor Pelanggan Tingkat nasional - NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan Tingkat internasional - Kode Negara + NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan Misalkan : +62 22 2534133 62 kode negara Negara Indonesia 22 kode wilayah bandung 2534133 nomor pelanggan
Untuk penyelenggaraan jasa teleponi melalui jaringan bergerak Tingkat nasional - NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan Tingkat internasional - Kode Negara + NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan N(s)N Mobile= NDC+Nomor Pelanggan
jasa teleponi melalui jaringan bergerak cont... Sebagai contoh : +62 811 1932258 62 adalah kode Negara Indonesia 811 adalah kode Akses untuk operator seluler Telkomsel 1932258 adalah nomor Pelanggan
Prosedur Pemanggilan Untuk Jaringan Tetap (PSTN/ISDN) Nomor Pelanggan Panggilan lokal Cat : Panggilan ke nomor layanan khusus/darurat lokal spt : gangguan, polisi, pemadam kebakaran, ambulance dll : langsung menekan nomor layanan tanpa prefix. Nomor darurat tidak dapat dipanggil secara SLJJ Panggilan SLJJ - Cara Pemilihan Jaringan : Dlm lingkungan multi penyelenggara, dimungkinkan pelanggan memilih jaringan tdpt 3 cara: 10
Prosedur Panggilan Cara a) perlu pengaturan tersendiri oleh regulator (Ditjen POSTEL) Sementara ini yang berlaku cara b) dan c) Cara b) Cara c) Prefix SLJJ + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan Prefix Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan Cat : Panggilan nasional melalui operator (interlokal), prosedur yg dilakukan operator sama dengan SLJJ dg prefix Nasional 11
Panggilan Internasional Panggilan langsung / SLI (tanpa operator) Tanpa info biaya Dengan info biaya Prefix SLI + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional (neg tujuan) (negara tujuan) Prefix SLI + 0 + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional (neg tujuan) (negara tujuan) Dengan bantuan operator Langsung ke nomor tujuan (tanpa bentuan operator negara tujuan) Kode + Nomor (Signifikan) Nasional + Akhir informasi Negara (kode 15) Melalui operator neg tujuan (hubungan antar operator internasional) Kode + Digit Bahasa + Kode Akses Penyelenggara + Akhir Informasi Negara (L) (kode 11 atau 12) (kode 15) 12
Jaringan Bergerak Seluler (STBS) Ke Terminal STBS Prefix Nasional + Kode Akses Jaringan + Nomor Pelanggan Cat : Dlm hal pangg. mel. jar. SLJJ maka pemilihan jaringan SLJJ dilakukan oleh sentral lokal asal atau sentral STBS asal Untuk panggilan dari PSTN/ISDN, pelanggan dapat memilih jaringan SLJJ dengan menggunakan prefix SLJJ (bukan prefix Nasional) Prefix S L J J + Kode Akses Jaringan + Nomor Pelanggan 13
Jaringan Bergerak Seluler Dari Terminal STBS Ke PSTN/ISDN Prefix Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan Cat : Dlm hal pangg. mel. jar. SLJJ maka pemilihan jaringan SLJJ dilakukan oleh sentral STBS asal Jika interkoneksi telah memungkinkan, pelanggan dapat memilih jaringan SLJJ dengan menggunakan prefix SLJJ (bukan prefix Nasional) Ke Pelayanan Darurat : langsung memilih nomor darurat tanpa prefix (oleh MSC akan diarahkan ke pelayanan darurat terdekat dari lokasi pemanggil) Prefix S L J J + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan 14
Panggilan Pelayanan Layanan IN Baik dari terminal PSTN/ISDN maupun dari STBS : Prefix Nasional + Kode Akses Pelayanan + Nomor Pelanggan Layanan VoIP Adalah pangg. SLJJ/Nasional atau Internasional yang dilewatkan melalui jaringan Internet atau jaringan lain yg menggunakan protokol IP. Untuk saat ini pelayanan VoIP adalah untuk PSTN, namun tdk menutup kemungkinan untuk STBS. Terminal PSTN/ISDN STBS Gerbang VoIP JARINGAN IP Gerbang VoIP PSTN/ISDN STBS Terminal Prosedur panggilan dari/ke PSTN/ISDN/STBS melalui jaringan IP pada prinsipnya tidak mengubah struktur nomor PSTN/ISDN/STBS (hanya mengubah prefix dengan Prefix VoIP) sebab Gerbang VoIP akan mengkonversi sistem penomoran PSTN/ISDN/STBS ke sistem addressing IP. 15
Panggilan Pelayanan VoIP Panggilan ke Terminal PSTN/ISDN Prefix VoIP + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan Panggilan ke Terminal STBS Prefix VoIP + Nomor (Signifikan) Nasional - Mobile Panggilan Internasional Prefix VoIP + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional 16
Format dan Alokasi Penomoran Untuk penomoran pelanggan, prefix, kode wilayah, kode akses dll digunakan angka 0,1. 9 Angka 11, 12, 15 hanya untuk komunikasi antar operator dan tujuan pengetesan Angka dan digunakan untuk layanan suplementer dan sub address pada ISDN 17
Prefiks Prefix Internasional : 00 Prefix SLI : 00X X = 1... 8 menunj operator/penyelenggara jaringan SLI. Jika penyelenggara melebihi kapasitas, maka utk 10 penyelenggara berikutnya menggunakan : 009X X = 0,1 9 Prefix Nasional : 0 Prefix SLJJ : 01X X = 1... 9 menunj operator/penyeleng jaringan SLJJ. Jika penyelenggara melebihi kapasitas, maka digunakan : 010XY Kombinasi XY menunj penyelenggara SLJJ dimana X = 0,1 9 dan Y = 1 9. (Cat : format XY ini digunakan bersama dg penyeleng VoIP) Prefix VoIP : 01XYZ XY = penyelenggara VoIP (dengan Y 0) Z = jenis jasa, misal : Z=0 : samb jarak jauh nasional Z=1 : samb internasional Cat : XY harus dipilih yg blm digunakan prefix SLJJ Jika penyeleng VoIP melampaui kap, gunakan : 01X0YZ dimana X0Y = penyelenggara dan Z sama spt di atas 18
Penomoran berdasarkan Rekomendasi ITU-T X.121 DNIC (4 digit) NTN (Nomor Terminal Nasional, maks 10 digit) Nomor Data Internasional (Int. Data Number), maks 14 digit Atau DCC (3 digit) ND (1 digit) Nomor Nasional (National Number), maks 11 digit Nomor Data Internasional (Int. Data Numer), maks 14 digit DNIC Data Network Identification Code DCC Data Country Code NTN Network Terminal Number ND Network Digit Gambar 2 : Struktur Penomoran dan Pengadresan Pelanggan PDN
Pola Penomoran N(S)N Prefix VoIP + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional Cat : Panggilan ke nomor layanan khusus/darurat lokal spt : gangguan 8 1 7 3/4 9 8 2 5 6 20
Penetapan DNIC untuk Jaringan Data Indonesia Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) Frame Relay Store Forward Fax VSAT Cadangan : : : : : 5101 5104 5105 5106 510X (X 1,4,5,6) DCC yang dialokasikan ITU kepada Indonesia adalah 510 (Annex D, Rekomendasi ITU-T X.121). Berdasarkan alokasi tersebut Ditjen POSTEL telah menetapkan DNIC untuk jaringan data di Indonesia seperti gambar diatas. (lebih detail lihat lampiran)