BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi tahun Tahun Angka pertumbuhan (%) , , , , ,3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI SCONE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KULIT TELUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas Menurut Cabang Industri

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. asupan zat gizi makro yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PEMBUATAN MIE KERING DARI TEPUNG KOMPOSIT (TERIGU DAN SERBUK UBI KAYU) YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG KACANG TUNGGAK

BAB 1 PENDAHULUAN. atau jajanan yang menggunakan pewarna makanan. Penambahan pewarna

KAJIAN PENGARUH PROPORSI TEPUNG SUKUN TEPUNG MAIZENA TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA DAN OAGANOLEPTIK "BISKUIT MANIS" SKRIPSI 0 LE H :

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan toko kue di daerah ibukota Jakarta terus mengalami peningkatan hal

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

I. PENDAHULUAN. pembuatan makanan dapat menghemat devisa negara (Herlina, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan tepung terigu sebagai bahan baku utama dalam proses produksinya.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan makanan pokok kedua setelah nasi. Budaya makan roti sendiri sudah

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukan arah yang positif. Hal ini ditandai dengan banyaknya industri yang berkembang, baik industri yang berskala kecil maupun berskala besar. Salah satu industri yang tetap ramai dan berkembang sampai saat ini adalah industri makanan dan minuman. Industri ini mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk ketika krisis perekonomian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, pertumbuhan industri makanan dan minuman dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan sebanding dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga semakin meningkat. Walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun-tahun tertentu, namun penurunan tersebut tidak begitu besar. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi tahun 2008-2012. Tahun Angka pertumbuhan (%) 2008 6,0 2009 4,6 2010 6,2 2011 6,5 2012 6,3 Sumber: Badan Pusat Statistik.

2 Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Produksi per Tahun Industri Makanan Sumber: Kementrian Perindustrian, Estimasi IFT Dari data-data di atas dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan makanan dan minuman semakin meningkat sesuai dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia yang juga semakin meningkat. Data ini menunjukkan relevansinya jika kita melihat pertumbuhan industri makanan dan minuman saat ini. Pada tahun 2011 Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mencatat bahwa nilai penjualan makanan dan minuman mencapai 660 triliun sedangkan tahun 2012 meningkat hingga 700 triliun. Tidak bisa dipungkiri, walaupun hanya sedikit industri besar yang bergerak dalam bisnis bakery, ternyata prospek bisnis bakery cukup besar. Hal ini terlihat dengan menjamurnya outlet dan butik bakery di berbagai kota di Indonesia. Perkembangannya cukup pesat, padahal harga terigu di pasar dunia cukup berfluktuasi. Industri bakery dihadapkan untuk membuat produk bakery yang lebih sehat. Untuk kepentingan ini, beberapa suplier telah menyediakan zat gizi yang cocok digunakan dalam fortifikasi produk bakery. Tren lainnya adalah formulasi dengan menggunakan tepungtepung lokal. Walaupun belum berkembang dengan pesat, namun terlihat

3 beberapa outlet bakery yang mulai memodifikasi formulasinya menggunakan tepung garut, misalnya. Sebuah ide untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor tepung terigu. Penggunaan tepung pengganti sudah banyak diimplementasikan ke berbagai produk bakery dan pastry baik produk lokal maupun produk internasional. Salah satu contoh produk bakery adalah scones. Scones adalah sejenis roti yang proses pembuatannya cepat (quick bread). Roti ini merupakan roti khas Inggris walaupun roti ini aslinya berasal dari Skotlandia. Scones memiliki tekstur yang crunchy pada bagian luarnya namun lembut dan renyah pada bagian dalamnya, seperti perpaduan dari biskuit dan roti. Scones disebut juga sebagai biskuit karena dimakan sebagai hidangan sarapan atau teman minum teh. Biasanya scones dihidangkan manis dengan ditambahkan sultana atau kismis, dapat juga ditambahkan keju untuk menambahkan rasa asin. Produk scones biasanya dihidangkan sebagai salah satu item breakfast di hotel-hotel bintang 5 (lima) Jakarta. Scones dapat dimakan sebagai pengganti nasi atau roti. Di Jakarta, scones dapat ditemukan di hotel The Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, The Ritz-Carlton Kuningan Jakarta, J. W. Marriot, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Hotel Shangri-La Jakarta, dan masih ada beberapa hotel bintang lima lainnya di Jakarta. Tetapi jika di toko-toko atau outlet pastry dan bakery yang ada di Indonesia, belum ditemukan adanya penjualan scones sehingga masyarakat Indonesia belum begitu mengetahui keberadaan scones. Tepung terigu adalah salah satu bahan utama dalam pembuatan kue dan pastry. Tepung terigu diolah dari biji gandum melalui proses penggilingan yang kemudian diolah kembali menjadi berbagai aneka ragam makanan. Karena kandungan protein yang tinggi dan baik bagi kesehatan, tepung terigu sering digunakan untuk membuat kue, biskuit, produk pastry dan bakery lainnya. Produk yang paling dikenal dan

4 dikonsumsi berbagai negara termasuk Indonesia adalah roti dan mie. (http://www.bogasari.com. Seputar Tepung Terigu, April 5, 2013). Telur merupakan produk yang dihasilkan oleh unggas dan merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Telur termasuk ke dalam golongan dairy product yang artinya produk ini harus segera digunakan karena memiliki umur penyimpanan yang singkat atau tidak dapat disimpan terlalu lama. Telur yang paling sering digunakan merupakan telur ayam, karena selain mudah didapatkan di pasaran, telur ayam juga memiliki gizi yang tinggi bagi kesehatan. Sering kali bagian yang digunakan dalam pembuatan produk adalah isi telur yaitu putih telur dan kuning telur. Sedangkan cangkang atau kulit telur langsung dibuang, padahal kulit telur masih dapat digunakan atau diolah kembali, misalnya dibuat menjadi cetakan agaragar atau dapat pula dibuat menjadi tepung kulit telur. Berdasarkan data-data di atas, penulis memilih untuk melakukan penelitian dengan judul Uji Organoleptik Hasil Jadi Scones Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kulit Telur. Penulis melakukan penelitian dengan melakukan pembuatan scones dengan menggunakan tepung terigu dengan proporsi 100% dan melakukan pembuatan scones dengan menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur. Penulis memilih menggunakan kulit telur yang dijadikan tepung kulit telur untuk mengoptimalkan pemakaian bahan yang reusable. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin mengenalkan keberadaan scones kepada masyarakat Indonesia dan menguji aroma, bentuk, rasa, tekstur, rasa dan warna pada scones yang akan diuji.

5 1.2 Formulasi Masalah Rumusan permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Bagaimana perbedaan organoleptik pada scones yang menggunakan 100% tepung terigu dengan scone yang menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur? 2. Bagaimana daya terima masyarakat terhadap scone yang menggunakan tepung terigu dengan scone yang menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur? 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah untuk mencari alternatif baru dalam pembuatan scones menggunakan tepung yang berbeda. Dalam hal ini, tepung yang akan digunakan adalah tepung kulit telur. Pada umumnya scones dibuat dengan menggunakan tepung terigu. Tepung terigu mudah didapatkan di toko-toko atau toserba yang ada di Indonesia, namun harganya relatif mahal. Jadi, penulis membuat alternatif tepung lain yang dapat diimplementasikan ke dalam produk scones ini, yakni tepung kulit telur. Dalam penelitian yang lebih terarah dan terfokus, maka dibatasi pembahasan masalah sebagai berikut: 1. Mengadakan uji coba pembuatan scones yang menggunakan tepung terigu 100%. 2. Mengadakan uji coba pembuatan scones yang menggunakan tepung terigu 50% dan tepung kulit telur 50%. 3. Mengadakan uji coba pembuatan scones dengan menggunakan tepung terigu dan tepung kulit telur untuk mengetahui perbedaan uji organoleptik pada kedua produk tersebut. 4. Menganalisa hasil uji organoleptik dengan menyebarkan kuesioner dan menganalisis hasil kuesioner menggunakan SPSS.

6 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan organoleptik pada scones yang menggunakan tepung terigu dengan scone yang menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur. 2. Untuk mengetahui daya terima masyarakat terhadap scones yang menggunakan tepung terigu dengan scone yang menggunakan proporsi 50% tepung terigu dan 50% tepung kulit telur. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Mengenalkan produk scones kepada pembaca. 2. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan produk yang re-usable, dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan kulit telur yang didaur ulang menjadi tepung kulit telur. 3. Mengetahui pengaruh penggunaan tepung kulit telur sebagai pengganti tepung terigu pada aroma, bentuk, rasa, tekstur dan warna pada scones. 1.6 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dalam jurnal Uji Coba Pembuatan Cookies Dengan Tepung Kulit Telur Ayam Sebagai Pengganti Tepung Terigu oleh Djoni Wibowo (2012), penulis melakukan substitusi tepung terigu dengan menggunakan tepung kulit telur. Biasanya orang membuat cookies atau kue kering dengan menggunakan tepung terigu, tetapi dalam rangka mengubah cara pandang orang tentang kulit telur ayam yang tidak bisa dipakai lagi sebagai bahan untuk pembuatan makanan, maka penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan cookies dengan menggunakan tepung yang berbeda, banyak orang berfikir bahwa kulit telur ayam sudah tidak bisa dipakai dalam pembuatan cookies atau kue kering. Dalam hal ini peneliti ingin

7 memakai kulit telur ayam, yang biasanya digunakan untuk pembuatan souvernir dari kulit telut sebagai hiasan, tetapi peneliti ingin menggunakan kulit telur ayam dalam pembuatan cookies atau kue kering, dalam hal ini kulit telur diubah lebih dahulu menjadi tepung. Penggunaan tepung kulit telur ayam dalam pembuatan cookies sebagai bahan penambahan tepung terigu memperkaya kandungan gizi pada cookies. (Djoni Wibowo, 2012) 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari enam bab, dengan pembagian uraian sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bagian pendahuluan merupakan landasan pemikiran secara garis besar yang menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan. Pendahuluan berisi tentang latar belakang permasalahan, formulasi masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dari bab 1 dapat diketahui secara garis-garis besar alasan-alasan dipilihnya topik ini. BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori berisi tentang teori-teori dan referensi yang digunakan dari hasil penelitian kepustakaan untuk membantu penulis dalam menyusun tugas akhir. BAB 3 METODE PENELITIAN Disini akan dibahas mengenai metodelogi penelitian yang akan digunakan oleh penulis, penjelasan metodelogi yang digunakan dan alasan mengapa penulis menggunakan metodelogi tersebut untuk memulai penulisan tugas akhir.

8 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN Bagian ini akan menjelaskan hasil uji coba dan bahasan yang dilakukan dengan penekanan pembuktian hipotesis (penelitian kuantitatif), jawaban atas permasalahan (penelitian kuantitatif) dan penjelasan hasil berupa produk yang akan diuji coba dan dibahas secara komprehensif. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dapat diambil dari keberhasilan uji coba pembuatan scones yang menggunakan tepung kulit telur. Kendala-kendala yang dialami pada saat melakukan uji coba, tanggapan-tanggapan yang didapat dari konsumen akan produk hasil uji coba juga akan dimuat pada bagian ini. Saran dari konsumen juga diterima guna untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari produk yang diuji coba. BAB 6 LAMPIRAN Lampiran akan berisi hasil dokumentasi uji coba.