PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi:

No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2016, NTP BALI TURUN 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Maret 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,54 persen, dari 105,42 pada bulan Februari 2016, menjadi 104,86. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat penurunan sebesar 0,26 persen, dari 127,26 di bulan sebelumnya menjadi 126,93. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,28 persen, dari 120,71 menjadi 121,04. Pada bulan Maret 2016, tercatat penurunan NTP hampir di semua subsektor, kecuali peternakan. Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan terbesar mencapai 1,59 persen. Sedangkan Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Perikanan masing-masing turun sebesar 0,73 persen, 0,27 persen, dan 1,49 persen. Subsektor Peternakan tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen. NTP Nasional bulan Maret 2016 mencapai 101,32, mengalami penurunan sebesar 0,89 persen terhadap bulan sebelumnya. Penurunan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang turun sebesar 0,22 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Maret 2016, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 0,33 persen. Sedangkan secara nasional, daerah perdesaan mengalami inflasi yang lebih tinggi, yaitu 0,95 persen. Bulan Maret 2016, tercatat inflasi perdesaan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,82 persen, dan terendah di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,05 persen. NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Maret 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,54 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 105,42, menjadi 104,86. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat penurunan sebesar 0,26 persen, dari 127,26 di bulan sebelumnya menjadi 126,93. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,28 persen, dari 120,71 menjadi 121,04. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 1

1. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P) NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Maret 2016 kembali mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 99,62 menjadi 98,04 atau turun sebesar 1,59 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan masih berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangannya tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tagga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 1,21 persen. Penurunan ini terjadi pada kelompok Padi mencapai 2,64 persen, kendatipun terjadi kenaikan pada Palawija sebesar 2,87 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,38 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masingmasing sebesar 0,39 persen dan 0,36 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami penurunan pada bulan Maret 2016, yaitu sebesar 0,73 persen dari 104,96 pada bulan lalu menjadi 104,20. Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,45 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,28 persen. Penurunan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh turunnya harga di kelompok buah-buahan sebesar 1,82 persen, meskipun terjadi kenaikan pada kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat masing-masing sebesar 2,28 persen dan 0,99 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan pada It, antara lain jeruk, pisang, wortel, salak, kol/kubis, dan mangga. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,31 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,21 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Maret 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,27 persen dari 99,94 menjadi 99,67. Secara umum, penurunan NTP-Pr dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,03 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan lebih besar, yaitu 0,30 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu kelapa, kopi, dan biji jambu mete. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan masingmasing sebesar 0,25 persen dan 0,49 persen. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Februari 2016 - Maret 2016 (2012=100) Subsektor Bulan Persentase Februari 2016 Maret 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTP-P) 99.62 98.04-1.59 a. Indeks Diterima Petani 123.94 122.45-1.21 - Padi 123.20 119.95-2.64 - Palawija 126.12 129.73 2.87 b. Indeks Dibayar Petani 124.42 124.90 0.38 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 125.67 126.16 0.39 - Indeks BPPBM 118.62 119.05 0.36 2. Hortikultura (NTP-H) 104.96 104.20-0.73 a. Indeks Diterima Petani 127.59 127.02-0.45 - Sayur-sayuran 138.28 141.43 2.28 - Buah-buahan 122.87 120.63-1.82 - Tanaman Obat 123.79 125.01 0.99 b. Indeks Dibayar Petani 121.56 121.90 0.28 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 124.36 124.74 0.31 - Indeks BPPBM 113.96 114.20 0.21 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) 99.94 99.67-0.27 a. Indeks Diterima Petani 120.77 120.81 0.03 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 120.77 120.81 0.03 b. Indeks Dibayar Petani 120.84 121.20 0.30 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 124.94 125.25 0.25 - Indeks BPPBM 108.52 109.05 0.49 4. Peternakan (NTP-Pt) 114.13 114.33 0.17 a. Indeks Diterima Petani 133.90 134.34 0.33 - Ternak Besar 137.72 138.68 0.70 - Ternak Kecil 131.30 131.06-0.19 - Unggas 132.12 131.47-0.49 - Hasil Ternak 119.84 119.59-0.21 b. Indeks Dibayar Petani 117.32 117.50 0.16 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 124.98 125.42 0.35 - Indeks BPPBM 110.60 110.57-0.02 5. Perikanan (NTP-Pi) 102.66 101.13-1.49 a. Indeks Diterima Petani 125.98 124.78-0.96 - Tangkap 137.22 135.68-1.12 - Budidaya 109.33 108.61-0.66 b. Indeks Dibayar Petani 122.72 123.38 0.54 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 128.98 129.98 0.77 - Indeks BPPBM 110.80 110.79-0.01 NTP Gabungan 105.42 104.86-0.54 a. Indeks Diterima Petani 127.26 126.93-0.26 b. Indeks Dibayar Petani 120.71 121.04 0.28 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 125.03 125.45 0.33 - Indeks BPPBM 112.68 112.94 0.23 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 3

d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan pada bulan Maret 2016, yaitu sebesar 0,17 persen, yaitu dari 114,13 menjadi 114,33. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,33 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih kecil, yaitu 0,16 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga di kelompok ternak besar mencapai 0,70 persen, meskipun kelompok ternak kecil, unggas dan ternak besar mengalami penurunan. Secara umum, beberapa komoditas peternakan yang mendorong kenaikan It, antara lain sapi potong, telur itik, telur ayam buras dan itik / bebek. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,35 persen meskipun indeks BPPBM turun sebesar 0,02 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi) Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Maret 2016, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 1,49 persen, dari 102,66 menjadi 101,13. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,96 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen. Penurunan It dipicu oleh turunnya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan masing-masing sebesar 1,12 persen dan 0,66 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain tongkol, rumput laut, lemuru, lele, nila, dan pari. Sementara itu, kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen sekalipun terjadi penurunan indeks BPPBM sebesar 0,01 persen. 2. Perbandingan Terhadap Angka Nasional Pada bulan Maret 2016, NTP gabungan secara nasional mengalami penurunan sebesar 0,89 persen. Secara umum, penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami penurunan sebesar 0,22 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat naik sebesar 0,68 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Februari 2016 - Maret 2016 (2012=100) Indeks Provinsi Bali Nasional Februari 2016 Maret 2016 % Februari 2016 Maret 2016 % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Indeks yang Diterima Petani 127.26 126.93-0.26 125.08 124.81-0.22 Indeks yang Dibayar Petani 120.71 121.04 0.28 122.35 123.18 0.68 NTP 105.42 104.86-0.54 102.23 101.32-0.89 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016

3. Perbandingan NTP di Jabalnusra Pada bulan Maret 2016, dari sembilan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra), seluruhnya tercatat mengalami penurunan nilai NTP. Provinsi dengan penurunan NTP terbesar tercatat di Provinsi Banten (1,72 persen) sedangkan penurunan terkecil tercatat di provinsi Nusa Tenggara Timur (0,40 persen). NTP di Jabalnusra lebih lengkap disajikan pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Antar Provinsi di Jabalnusra Februari 2016 - Maret 2016 (2012=100) Provinsi Bulan Persentase Februari 2016 Maret 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) DKI Jakarta 99.57 98.88-0.70 Jawa Barat 107.42 105.84-1.47 Jawa Tengah 100.53 99.40-1.12 Yogyakarta 103.90 102.57-1.28 Jawa Timur 105.32 103.77-1.48 Banten 106.57 104.74-1.72 Bali 105.42 104.86-0.54 NTB 104.85 104.38-0.44 NTT 101.13 100.73-0.40 4. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Kondisi NTUP Maret 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,49 persen, dari 112,94 pada bulan sebelumnya menjadi 112,39. Penurunan NTUP terjadi hampir di semua subsektor, kecuali Peternakan yang mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen. Sementara itu, NTUP Subsektor Tanaman Pangan tercatat mengalami penurunan terbesar, mencapai 1,56 persen, disusul oleh Perikanan sebesar 0,95 persen, Hortikultura 0,66 persen, dan Tanaman Perkebunan Rakyat 0,46 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 5

Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Februari 2016 - Maret 2016 (2012 = 100) Subsektor Bulan Februari 2016 Maret 2016 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 104.49 102.85-1.56 2. Hortikultura 111.97 111.23-0.66 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 111.29 110.78-0.46 4. Peternakan 121.07 121.50 0.35 5. Perikanan 113.70 112.62-0.95 a Perikanan Tangkap 121.56 120.29-1.04 b. Perikanan Budidaya 101.49 100.73-0.75 Gabungan 112.94 112.39-0.49 5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,95 persen. Berdasarkan pengamatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di perdesaan pada bulan Maret 2016, tercatat seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Inflasi perdesaan tertinggi tercatat di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,82 persen dan terendah di Sulawesi Barat sebesar 0,05 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Maret 2016 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016

Pada Maret 2016, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,33 persen yang disebabkan oleh naiknya rata-rata harga di semua kelompok komoditas, Inflasi tertinggi tercatat di kelompok makanan jadi mencapai 0,57 persen. Sementara itu kelompok komoditas bahan makanan, perumahan, sandang, kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga serta kelompok transportasi dan komunikasi tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,41 persen, 0,11 persen, 0,51, persen, 0,42 persen, 0,001 persen dan 0,09 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Maret 2016, antara bawang merah, cabai rawit, bawang putih, ikan pindang tongkol, rokok putih filter, dan cabai merah. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Maret 2016 Perubahan IHK Perdesaan (%) Kelompok Bali Nasional (1) (2) (3) Bahan Makanan 0.41 1.88 Makanan Jadi 0.57 0.48 Perumahan 0.11 0.18 Sandang 0.51 0.25 Kesehatan 0.42 0.29 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0.001 0.09 Transportasi dan Komunikasi 0.09 0.03 Gabungan 0.33 0.95 6. Harga Gabah Bulan Maret 2016 Turun Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Maret 2016, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 7,71 persen, dari Rp 4.768,84 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.401,26 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan turun sebesar 7,64 persen dari Rp 4.837,17 per kg menjadi Rp 4.467,46 per kg. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Karangasem sebesar Rp 4.885,71 per kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp 4.060,00/Kg untuk varietas yang sama. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 7

Mar '15 Apr '15 Mei '15 Jun '15 Jul '15 Ags '15 Sep '15 Okt '15 Nov '15 Des '15 Jan '16 Feb '16 Mar '16 Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Maret 2015 Maret 2016 5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00 3,000.00 Tk. Petani Tk. Penggilingan HPP Tk. Petani HPP Tk. Penggilingan No Bulan Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Maret 2015 Maret 2016 Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Perubahan (%) Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Maret 2015 4,310.36-2.46 4,456.36-0.68 2 April 2015 3,785.53-12.18 3,857.96-13.43 3 Mei 2015 3,797.24 0.31 3,861.71 0.10 4 Juni 2015 4,161.03 9.58 4,217.76 9.22 5 Juli 2015 4,281.91 2.90 4,349.42 3.12 6 Agustus 2015 4,363.01 1.89 4,424.41 1.72 7 September 2015 4,515.38 3.49 4,622.89 4.49 8 Oktober 2015 4,642.89 2.82 4,709.09 1.86 9 Nopember 2015 4,654.41 0.25 4,727.68 0.39 10 Desember 2015 4,735.63 1.74 4,802.57 1.58 11 Januari 2016 4,816.54 1.71 4,890.96 1.84 12 Februari 2016 4,768.84-0.99 4,837.17-1.10 13 Maret 2016 4,401.26-7.71 4,467.46-7.64 *) HPP GKP (Mulai Maret 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016

Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2014 2015 Tahun Bali Nasional Bulanan Kumulatif Bulanan Kumulatif (1) (2) (3) (4) (5) 2014 Januari 0.88 0.88 1.16 1.16 Februari 0.32 1.20 0.45 1.62 Maret 0.42 1.63 0.19 1.81 April 0.05 1.68-0.05 1.76 Mei 0.39 2.07 0.23 1.99 Juni 0.36 2.44 0.74 2.74 Juli 0.56 3.01 0.82 3.58 Agustus 0.49 3.51 0.37 3.96 September 0.49 4.02 0.45 4.43 Oktober 0.24 4.27 0.43 4.88 November 1.52 5.85 1.49 6.41 Desember 2.85 8.86 2.72 9.30 2015 Januari -0.90-0.90-0.03-0.03 Februari -0.53-1.42-0.73-0.76 Maret 0.88-0.55 0.48-0.29 April 0.25-0.30 0.21-0.08 Mei -0.20-0.49 0.60 0.52 Juni 0.17-0.32 0.82 1.35 Juli 0.64 0.31 0.89 2.24 Agustus 0.64 0.96 0.47 2.72 September 0.52 1.48-0.02 2.70 Oktober -0.02 1.46-0.04 2.66 November 0.41 1.88 0.43 3.10 Desember 1.08 2.98 1.14 4.28 2016 Januari 1.01 1.01 0.83 0.83 Februari 0.38 1.40 0.09 0.92 Maret 0.33 1.73 0.95 1.88 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 25/04/51/Th. X, 1 April 2016 9