KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI BATANG SINGKONG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PELAPISAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG SAGU DAN PLASTIK POLIPROPILENA (PP) BERLAPIS FINIR DAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT BERLAPIS FINIR DARI SABUT KELAPA DAN PLASTIK POLIETILENA DAUR ULANG: VARIASI UKURAN PARTIKEL SABUT KELAPA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

METODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

17 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

Luthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Bahan

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK

PENGARUH RASIO SEMEN DAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH PARTIKEL INDUSTRI PENSIL

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN PARTIKEL KELAPA SAWIT DAN SERUTAN MERANTI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN PARTIKEL JERAMI PADI Mechanical and physical properties of particleboard rice straw

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

KARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL BAMBU BETUNG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

PEMANFAATAN SERAT SABUT KELAPA DAN PLASTIK DAUR ULANG UNTUK PAPAN KOMPOSIT BERLAPIS ANYAMAN BAMBU DINA SETYAWATI

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI TIGA JENIS BAMBU DENGAN PENAMBAHAN KATALIS MAGNESIUM KLORIDA (MgCl 2 )

LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA BERBAGAI VARIASI RASIO DAN PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRID

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN SERAT KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN TEKANAN BERBEDA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKELDARI KAYU SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA. L) DAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA.L)

PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR KULIT DURIAN (Durio zibethinus murr.)

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM KLORIDA

OPTIMASI KADAR HIDROGEN PEROKSIDA DAN FERO SULFAT

Kiki Sinaga, M. Dirhamsyah Dan Ahmad Yani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

PAPAN SEMEN-GYPSUM DARI CORE-KENAF (Hibiscus cannabinus L.) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERASAN AUTOCLAVE

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BATANG PANDAN MENGKUANG (Pandanus atrocarpus Griff) BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL DAN KONSENTRASI UREAFORMALDEHIDA

METODE PENELITIAN. Kualitas Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba M.) dilaksanakan mulai dari bulan. Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.

Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Pascasarjana IPB, Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak. 2

Suherti, Farah Diba, Nurhaida Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI SUHU DAN WAKTU PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN

PENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult.

KUALITAS PAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG DARI AKASIA DAN ISOSIANAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN AKHIR. PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT TANDAN KELAPAA SAWIT (Elaeis Guineensis) POLYPROPYLENE (RPP) DENGAN VARIASI MASSAA

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO

PENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK KAYU GERGAJIAN DAN AMPAS TEBU TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA FATHIMA TUZZUHRAH ARSYAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Effect of Particle Layerson Mechanical Characteristics (MoE And MoR) Of Particle Board Of Ulin Wood (Eusideroxylon Zwageri T.Et.B)

PENGARUH BESARAN KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN KAYU. (The Effect of Pressing Rate on Wood Shaving Particleboard Properties)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Nilai kerapatan papan semen pada berbagai perlakuan Anak petak

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS NATRIUM SILIKAT

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT UREA FORMALDEHIDA DAN BAHAN PENGISI STYROFOAM TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Medan (Penulis Korespondensi : 2 Staf Pengajar Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN PARTIKEL TANPA PEREKAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis acq)

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

(Penulis Korespondensi: 2 Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera L.) SKRIPSI

CANGKANG BUAH KARET DENGAN PEREKAT LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI ALTERNATIF PAPAN PARTIKEL. Abstrak

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT YANG TERBUAT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON DAUR ULANG

Abstract. oil palm trunk waste, mahogany s, phenol formaldehyde, physical and mechanical properties, particle board.

TINJAUAN PUSTAKA. Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS ALUMUNIUM SULFAT SKRIPSI

Sifat-sifat papan semen partikel yang diuji terdiri atas sifat fisis dan mekanis. Sifat fisis meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal dan

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN SERAT BATANG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca. L) PADA BERBAGAI SUHU DAN WAKTU KEMPA

Ira Lestari Simbolon 1, Tito Sucipto 2, Rudi Hartono 2 1 Alumni Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl.

Transkripsi:

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN NaOH Quality of Composite Board Made from Coconut Fiber and Waste Plastic with Bamboo Matting Layers : Varios of NaOH Immersion Treatments and Density Level Ovythia Anggrainie, Dina Setyawati, Nurhaida Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jalan Imam Bonjol 78124 e-mail : ovythia989@gmail.com ABSTRACT The aim of this research is to investigate the varios of NaOH immersion treatments and the density of optimal and the best composite board mechanic and physical. Factor of research were the varios of NaOH immersion treatments (control, 2 hour, 4 hour, 6 hour) and varios density (,6 gr/cm 3 and,7 gr/cm 3 ). The composite board were mixed manually with weight both of polyprophylene s plastic and coir fibres to all of composite board comparison 5 : 5 after were reduced weight of bamboo slats. The composite board s were made with dimension 3 cm 3 cm x 1 cm, where the bamboo s were made become face and back of board then both plastic and coir fibres were core board. The recycle polyprophylene s plastic distributed were devided by three parts, those were face layer 15 %, core layer 7 %, and back layer 15 % of plastic s weight. The pressure was done with hot press temperature 18 o C for 2 minute with pessure ± 25 kg/cm². Results of research have showed that physical and mechanical properties oof composite board were increased with the addition of density composite board and reduced of NaOH immersion treatments. Composite board without NaOH s immersion with density,7 gr/cm 3 is the best and optimum result of composite board. Key words : composite board, coconut fiber, recycled polyprophylene, bamboo layers PENDAHULUAN Produktivitas hutan Indonesia semakin hari makin menurun, padahal kebutuhan manusia akan bahan baku kayu semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan pemanfaatan bahan berlignoselulosa selain kayu untuk dijadikan bahan baku pengganti kayu dalam pembuatan papan komposit. Limbah sabut kelapa merupakan bahan yang mengandung lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan baku pembuatan papan partikel (Sudarsono dkk, 21). Akan tetapi serat sabut kelapa memiliki lignin, zat ekstraktif, hemiselulosa dan kotoran-kotoran lainnya yang dapat menghalangi perekat untuk bereaksi dengan selulosa. Zat ekstraktif berpengaruh terhadap konsumsi perekat, laju pengerasan perekat dan daya tahan papan partikel yang dihasilkan. Selain itu bahan ekstraktif yang menguap dapat menyebabkan terjadinya blowing atau deliminasi pada proses pengempaan (Maloney, 1997 dalam Lukman, 28). Pemberian perlakuan awal pada serat sabut kelapa berupa perlakuan perendaman diketahui dapat melarutkan zat ekstraktif yang diharapkan dapat menambah kualitas papan komposit yang dihasilkan. Menurut Skrekala et al. (1997) dalam Hakim et al. (25) 48

pemberian perlakuan perendaman NaOH pada bahan berlignoselulosa biasanya mampu mengubah struktur kimia dan fisik permukaan serat. Kegunaan NaOH adalah untuk menghilangkan lignin, silika, pati, dan zat ekstraktif dari serat agar memiliki impregnasi lebih baik antara serat dan matriks dan meningkatkan kekasaran permukaan serat agar dapat terjadi interaksi yang lebih baik yang menjadi tujuan utama pengolahan secara kimia (Abrido et al, 212). Selain pemberian perlakuan pendahuluan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas papan komposit adalah kerapatan. Pada umumnya semakin tinggi kerapatan papan partikel, maka akan semakin baik pula sifat fisik mekaniknya, akan tetapi bahan baku yang diperlukan semakin banyak sehingga biaya produksi semakin besar. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan kerapatan yang optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas papan komposit dari serat sabut kelapa dan limbah plastik polipropilena (PP) daur ulang berlapis bambu dengan variasi kerapatan dan lama perendaman NaOH, sehingga diketahui papan komposit yang menghasilkan sifat fisik dan mekanik yang terbaik. METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sabut kelapa yang sudah dibersihkan dari gabusnya. Serat sabut kelapa kemudian dipotong-potong dengan ukuran ± 5 cm. Kemudian dikeringkan sehingga mencapai kadar air ± 5 %. Plastik polipropilena (PP) daur ulang berukuran ± 1 cm digunakan sebagai perekat dengan kadar 5 % dari berat beban komposit. Sebagai bahan pelapisnya digunakan bilah bambu yang sudah dipotong dengan ukuran 3 cm x 1 cm x 1,5 mm. Kemudian dikeringkan sehingga mencapai kadar air ± 5 %. Papan komposit dibuat dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 1 cm dengan target kerapatan,6 dan,7 gr/cm 3. Pencampuran sabut kelapa dan plastik dilakukan secara manual, dimana distribusi polipropilena daur ulang dibagi menjadi tiga yaitu lapisan atas sebanyak 15 %, lapisan tengah 7 %, dan bagian bawah 15 % dari berat plastik. Bahan-bahan yang telah dicampur tersebut dimasukan ke dalam cetakan berukuran 3 cm x 3 cm x 1 cm yang sudah diberi alas plat seng dan diberi bambu pada sisi face dan back. Selanjutnya permukaannya ditutup dan kemudian diberi tekanan pendahuluan dengan cara diinjak-injak dengan kaki selama beberapa menit sampai campuran padat. Cetakan diangkat perlahan-lahan kemudian keempat sisi cetakan diberi plat baja setebal 1 cm untuk memperoleh ketebalan yang diinginkan. Pengempaan dilakukan dengan suhu 18 C selama 2 menit dengan tekanan ± 25 kg/cm². Setelah dikempa, papan komposit masih dalam keadaan panas dan lunak. Oleh sebab itu sebelum dikeluarkan dari cetakan, papan tersebut dibiarkan beberapa saat agar terjadi pendinginan dan pengerasan. Untuk menyeragamkan kadar air papan komposit dan melepaskan tegangan sisa yang terdapat dalam lembaran sebagai akibat 49

pengempaan panas, maka dilakukan pengkondisian selama satu minggu. Kualitas papan komposit yang diuji meliputi sifat fisik dan mekanik, yaitu : kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, daya serap air, keteguhan lentur (MOE), keteguhan patah (MOR), keteguhan rekat (IB), kuat pegang sekrup. Pengujian dilakukan berdasarkan standar JIS A 598-23 papan komposit vinir. Penelitian menggunakan rancangan acaka lengkap dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik Papan Komposit Nilai kerapatan papan komposit pada penelitian ini dicantumkan dalam Gambar 1. (kg/cm³) 1.8.6.4.2.8.69.73.77.8.69.72.6.7.79 JIS A 598-23 papan partikel vinir (,4-,9 kg/cm 3 ) Gambar 1. Grafik Papan Komposit (Graph Density of the Composite Board) Hasil pengujian kerapatan papan komposit pada penelitian ini relatif seragam pada setiap target kerapatan dengan kisaran,69,8 gr/cm 3. JIS A 598 23 menetapkan kerapatan papan komposit sebesar,4,9 gr/cm 3. Dengan demikian kerapatan papan komposit yang dihasilkan semuanya memenuhi standar. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa lama perendaman NaOH tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan. Pada penelitian ini jumlah dan kerapatan bahan baku yang digunakan untuk setiap target kerapatan sama sehingga kerapatan yang didapat juga relatif sama pada setiap target kerapatan. Kadar Air Nilai kadar air papan komposit pada penelitian ini dicantumkan dalam Gambar 2. 41

12 Kadar Air (%) 1 8 6 4 2 4.73 5.6 4.73 4.12.6 3.1 3.82 3.43 2.72.7 JIS A 598-23 papan partikel vinir (5-13 %) perendamann NaOH 2 jam perendamann NaOH 4 jam perendamann NaOH 6 jam Gambar 2. Grafik Kadar Air Papan Komposit (Graph Moisture Composite Board) Content of the Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai rerata kadar air papan partikel berkisar antara 2,72 % - 5,6 %. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kerapatan memberikan pengaruh sangat nyata, sedangkan lama perendaman NaOH tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air papan komposit yang dihasilkan. Semakin tinggi kerapatan maka semakin rendah pula kadar air yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan dengan semakin tingginya kerapatan maka jumlah partikel yang menyusun papan partikel juga semakin banyak dan membuat papan partikel semakin terpadatkan. Papan partikel yang padat karena jumlah partikel yang banyak menyebabkan celah-celah dari papan partikel menjadi berkurang sehingga penyerapan uap air pada saat pengkondisian juga berkurang. Kadar air yang didapat padaa penelitian ini lebih rendah dari standar yang disyaratkan JIS A 598 23. Pengembangan Tebal dan Daya Serap Air Nilai pengembangan tebal dan daya serap air papan komposit setelah direndam selama 24 jam dicantumkan dalam Gambar 3. Pengembangan Tebal (%) dan Daya Serap Air (%) 5 4 3 2 1 11.24 12.2 11.47 12.19.6 PT 7.48 7.67 12.38 1.75 35.4 45.62 41.43 46.23 24.3 25.55 31.39 25.65.7.6.7 DSA JIS A 598-23 pengembangan tebal papan partikel vinir (12%) Gambar 3. Grafik Pengembangan Tebal dan Daya Serap Air Papan Komposit (Graph Thickness Swelling and Water Absorpsion of the Composite Board) 411

Daya serap air tidak disyaratkan dalam standar JIS A 598 23. Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai rerata pengembangan tebal papan partikel berkisar antara 7,48 % - 12,38 % dan nilai rerata daya serap air papan komposit berkisar antara 24,3 % - 46,23%. Gambar 3 menunjukkan bahwa daya serap air papan komposit semakin kecil dengan semikin tingginya kerapatan. Hal ini karena papan komposit dengan kerapatan tinggi, air sulit untuk masuk ke dalam pori-pori sehingga daya serap airnya rendah. Semakin lama perlakuan perendaman sabut kelapa dalam larutan NaOH, daya serap air papan juga makin meningkat, akibatnya pengembangan tebal juga semakin meningkat. Hal ini dikarenakan makin lama perendaman, lapisan lilin yang ada pada sabut kelapa makin hilang, sehingga air mudah masuk ke dalam pori-pori sabut kelapa. Penyerapan air akan menyebabkan mengembangnya dinding sel serat, sedangkan rongga serat yang mengecil pada saat pengempaan mudah kembali keukuran semula karena perekat tidak dapat memasuki rongga serat dan mengikatnya dengan baik. Menurut Setyawati et al. (28) walaupun PP daur ulang yang digunakan sebagai perekat bersifat hidrofobik, namun karena serat sabut kelapa yang digunakan berukuran besar maka kemungkinan tidak seluruh sabut tertutup oleh perekat sehingga air masih dapat masuk baik melalui ronggarongga bambu, pori-pori serat sabut kelapa maupun bahan pelapis. Hasil dari penelitian hampir semua papan komposit yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 598 23. Sifat Mekanis Papan Komposit Keteguhan Lentur (MOE) Nilai keteguhan lentur papan komposit pada penelitian ini dicantumkan dalam Gambar 4. MOE (kg/cm2) 7. 6. 5. 4. 3. 2. 1.. 3526.72 36914.21 25549.31 24439.48 57839.86 56577.6 4824.88.6.7 3176.45 JIS A 598-23 papan partikel vinir (48 kg/cm 2 ) Gambar 4. Grafik Keteguhan Lentur Papan Komposit (Graph Modulus of Elasticity Composite Board) Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai rerata keteguhan lentur (MOE) papan komposit berkisar antara 24439,48 kg/cm 2-57839,86 kg/cm 2. Nilai MOE papan komposit cenderung menurun dengan makin lama 412

perendaman sabut kelapa dalam larutan NaOH. Papan komposit yang diberi perlakuan memiliki nilai MOE terendah, hal ini diduga karena terjadinya penurunan kekuatan serat akibat perendaman yang terlalu lama. Hasil penelitian Hariyanto (21) tentang pengaruh perlakuan alkali pada serat rami dengan variasi perendaman 2, 4, 6, dan 8 jam menunjukkan bahwa penambahan waktu perlakuan alkali (NaOH) 5% menurunkan kekuatan bending dan kekuatan impak pada papan komposit. Perlakuan NaOH yang lebih lama dapat mengakibatkan kerusakan pada unsur selulosa. Akibatnya serat yang dikenai perlakuan alkali terlalu lama mengalami degradasi kekuatan yang signifikan sehingga kekuatannya semakin rendah. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor lama perendaman NaOH dan kerapatan berpengaruh sangat nyata terhadap MOE papan komposit. Semakin tinggi kerapatan maka kekuatan papan juga semakin meningkat. Hal ini diduga karena semakin besar kerapatan maka lebih padat susunan partikelnya sehingga pada saat beban diberikan, kemampuan papan untuk menahan beban lebih lama sehingga memberikan nilai MOE yang tinggi. Akan tetapi makin lama perendaman sabut kelapa dalam larutan NaOH maka kekuatan papan komposit makin menurun. Dalam penelitian ini ada 3 papan komposit yang menghasilkan nilai MOE yang memenuhi standar JIS A 598-23 papan partikel vinir yaitu papan komposit kontrol dengan kerapatan,7 gr/cm 3, papan komposit perendaman 2 jam dengan kerapatan,7 gr/cm 3, dan papan komposit perendaman 4 jam dengan kerapatan,7 gr/cm 3. Keteguhan Patah (MOR) Nilai keteguhan patah papan komposit pada penelitian ini dicantumkan dalam Gambar 5. MOR (kg/cm 2 ) 6 5 4 3 2 1 365.87 43.53 328.31 261.82 521.19 537.43 455.74.6.7 348.32 JIS A 598-23 papan partikel vinir (36 kg/cm 2 ) Gambar 5. Grafik Keteguhan Patah Papan Komposit (Graph Modulus of Rupture Composite Board) Gambar 5 menunjukkan nilai MOR papan komposit cenderung menurun dengan makin lama perendaman sabut kelapa dalam larutan NaOH, sebagaimana yang terjadi pada MOE. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor lama perendaman NaOH dan kerapatan 413

memberikan pengaruh sangat nyata terhadap MOR papan komposit. Japanesse Industrial Standard (JIS) A 598-23 mensyaratkan nilai MOR papan partikel minimal 36 kg/cm 2. Hasil pengujian papan komposit didapat nilai MOR papan komposit berkisar antara 261,82 kg/cm 2-537,43 kg/cm 2. Jadi hampir semua papan komposit yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 598-23. Keteguhan Rekat (IB) Nilai keteguhan rekat papan komposit pada penelitian ini dicantumkan dalam Gambar 6. IB (kg/cm²) 5 4 3 2 1 1 2.87 2.38 1.76 1.86 1.94 1.6.6.7 4.8 JIS A 598-23 papan partikel vinir (3,1 kg/cm 2 ) Gambar 6. Grafik Keteguhan Rekat Papan Komposit (Graph Internal Bonding of the Composite Board) Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai rerata keteguhan rekat (IB) papan komposit berkisar antara 1, kg/cm 2-4,8 kg/cm 2. Pada penelitian ini, nilai IB yang didapat tergolong rendah. Hal ini disebabkan plastik PP yang berfungsi sebagai perekat tidak dapat menembus pori-pori dari bambu, akibatnya ketika dilakukan pengujian IB, bagian diantara lapisan bambu dan core menjadi lebih mudah terlepas karena tidak ada iokatan yang kuat. Jadi diantara lapisan bambu dan core sebaiknya komposisi plastik ditambah agar kekuatan antar sabut dan bambu semakin besar. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor lama perendaman NaOH dan kerapatan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap keteguhan rekat papan komposit. Japanesse Industrial Standard (JIS) A 598-23 mensyaratkan nilai IB papan partikel minimal 3,1 kg/cm 2. Dari hasil pengujian papan komposit hampir semuanya tidak memenuhi standar. Kuat Pegang Sekrup Nilai kuat pegang sekrup papan komposit pada penelitian ini dicantumkan dalam Gambar 7. 414

Kuat Pegang Skrup (kg) 14 12 1 8 6 4 2 9.42 93.93 93.55 115.3 129.8 17.48 17.87.6.7 117.38 JIS A 598-23 papan partikel vinir (51 kg) Gambar 7. Grafik Kuat Pegang Sekrup Papan Komposit (Graph Strong Hold Spanner of the Composite Board) Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai rerata kuat pegang sekrup papan komposit berkisar antara 9,42 kg - 129,8 kg. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor kerapatan memberikan pengaruh nyata terhadap papan komposit. Semakin tinggi kerapatan, maka kuat pegang sekrup juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan papan komposit semakin kompak sehingga menambah kuat pegang sekrup. Sedangkan pada perlakuan lama perendaman NaOH tidak memberikan pengaruh terhadap kuat pegang sekrup. Penggunaan lapisan bambu pada permukaan papan komposit dapat meningkatkan kuat pegang sekrup dibanding papan komposit tanpa bahan pelapis. Dari hasil penelitian Setyawati et al. (28) diketahui bahwa nilai kuat pegang sekrup papan komposit tanpa bahan pelapis adalah 47,5 kg. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian ini, penggunaan bahan pelapis bambu dapat meningkatkan nilai kuat pegang sekrup mencapai 2-3 kali lipat dari papan komposit sabut kelapa tanpa diberi bahan pelapis. Japanesse Industrial Standard (JIS) A 598-23 mensyaratkan nilai kuat pegang sekrup papan partikel minimal 51 kg/cm 2. Hasil pengujian didapat nilai kuat pegang sekrup papan komposit semuanya memenuhi standar yang ditentukan. KESIMPULAN Secara umum lama perendaman NaOH berpengaruh nyata terhadap keteguhan lentur (MOE), keteguhan patah (MOR), dan keteguhan rekat (IB) papan komposit. Adapun faktor kerapatan memberikan kontribusi yang sangat nyata dalam peningkatan sifat fisik dan mekanik papan komposit. Berdasarkan hasil penelitian papan komposit tanpa perendaman, papan komposit dengan perendaman NaOH 2 jam dan 4 jam dengan kerapatan,7 gr/cm 3 telah memenuhi standar JIS A 598 23 papan komposit berlapis venir kecuali pada pengujian keteguhan rekat. DAFTAR PUSTAKA Abrido SH, Leonard SJ, Maulida. 212. Pengaruh penggunaan larutan alkali dalam kekuatan bentur dan uji degradasi pada komposit termoplastik berpengisi serbuk serabut kelapa. Jurnal Teknik 415

Kimia Usus. Article in press. Medan : Fakultas Teknik, USU. Hakim L, Febrianto F. 25. Karakteristik fisis papan komposit dari serat batang pisang (Musa. Sp) dengan perlakuan alkali. Peronema Forestry Science Journal 1(1). Hariyanto A. 21. Pengaruh perlakuan alkali pada rekayasa bahan komposit berpenguat serat rami bermatrik poliester terhadap kekuatan mekanis. Jurnal Media Mesin 11(1). JIS A 598-23. Particleboard. Japanese Industrial Association. Japan. Lukman A. 28. Karakteristik partikel tandan kosong sawit setelah perendaman air dingin, air panas, etanol-benzena [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Setyawati D, Hadi YS, Massijaya MY, Nugroho M. 28. Karakteristik papan komposit dari serat sabut kelapa dan plastik PP daur ualang berlapis anyaman bambu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1(1): 18-26 Sudarsono, Rusianto T, Suryadi Y. 21. Pembuatan Papan partikel Berbahan Baku Sabut Kelapa dengan Bahan Pengikat Alami (Lem Kopal). Jurnal Teknologi. Vol. 3(1) 416