Endah Rahmani Sunardi Emy Wuryani. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Agus Suprijono Cooperative Leraning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

B. KETERBATASAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DI KELAS IV SDN 03 KARANGTALUN KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI BANDAR KLIPPA

Umi Masitah Pendidikan Ekonom, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA IPA DI KELAS IV SD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran college ball terhadap

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted. siklus II naik menjadi 76,92%.

BAB V PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Cara Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

Pada Siklus I, penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Mulyana, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB V PENUTUP. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif terhadap minat belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan pembelajaran Aktif dengan teknik Everyone Is a Teacher Here,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Minat Belajar terhadap Prestasi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Advance Organizer (AO) dibandingkan. 5% yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Metode Diskusi Berbantuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Disusun Oleh: PANJANG MURYONO A

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel

PENERAPAN THE LEARNING CELL PADA POKOK BAHASAN PETA DAN BENTUK POLA POLA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (IPS) SISWA SMP

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI

BAB V PENUTUP. dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Geografi XI IPS 1 di. SMA N 1 Pleret, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

PENERAPAN PEER LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Majid. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa penerapan model pembelajaran matematika di luar kelas ( Outdoor

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh:

SKRIPSI. Oleh : JULIANA WIDYOWATI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika. Toheri,Nia Yuniawati

Strategi Pembelajaran Peningkatan...I Nyoman Rida 96

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Studi (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Pembelajaran langsung. PENDAHULUAN Hasil belajar peserta didik di hampir setiap lembaga pendidikan masih banyak yang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil pada Penelitian Tindakan Kelas ini

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SDN REMBANGKEPUH KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Firing Line pada

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV dapat dikemukakan simpulan penelitian yaitu penerapan metode

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BELAJAR EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS XI IIS 1 SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015 Endah Rahmani Sunardi Emy Wuryani Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. Penelitian dilakukan di kelas XI IIS 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada awal atau Prasiklus hanya terdapat 20 atau 76,93% siswa yang telah tuntas dalam belajarnya dengan rata-rata klasikal 78, pada siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 24 atau 84,62% dengan rata-rata klasikla 81 dan pada siklus II meningkat menjadi 26 atau 100% dengan rata-rata klasikal 85. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Everyone is a Teacher Here dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IIS 1 di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Everyone is a Teacher here PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 7). Pendidikan adalah proses membimbing, melatih dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan. (Sudarwan Danim, 2010: 2). Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan yang juga merupakan salah satu unsur penting bagi setiap negara. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karenanya pendidikan menjadi suatu prioritas dalam pelaksanaan pembangunan. Setiap manusia bahkan membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan juga dimanapun ia berada. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Dalam UU-RI No. 1 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa Pendidikan 24

Widya Sari Vol. 17, No. 4, September 2015: 24-29 adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Penekanan pada bagian terakhir tersebutlah yang menyebabkan pendidikan itu dilukiskan sebagai merumuskan masa depan. Oleh karena itu pendidikan haruslah diperhatikan dengan sungguh-sungguh terutama keterkaitan antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Tujuan pendidikan nasional yang dimaksudkan disini adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia dan telah dikatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara yang bersangkutan. (Ngalim Purwanto, 2012: 36). Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicitacitakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai inti dari bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagain pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 156). Kurikulum diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyuluruh. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran.penilaian kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh dan proposional, sesuai dengan kompentensi inti yang telah ditentukan. Penilaian aspek pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan dan daftar isian pernyataan. Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik sendiri. Adapun penilain aspek sikap, dapat dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) diri sendiri, dan daftar isian sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti. Pelaksanaan pendidikan nasional tidak lepas dari peran kurikulum dan 25

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Model Belajar Everyone Is A Teacher Here (Endah Rahmani, Sunardi, Emy Wuryani) metode pembelajaran dalam mengimplementasikan pendidikan secara praktis. Metode-metode yang digunakan dalam proses belajar-mengajar pada pelaksanaannya sering menggunakan alat peraga sebagai alat bantu, sehingga siswa dapat memahami secara mendalam akan sebuah mata pelajaran. Penggunaan model pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan atau pemahaman siswa terhadap mata pelajaran. Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tujuan menjadikan dan mempersiapkan siswanya untuk mengembangkan kehidupan pengetahuannya sebagai pribadi yang mandiri dan menjadi lebih baik dalam mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Maka untuk itulah kemudian proses belajar mengajar perlu dipersiapkan secara matang, sehingga tujuan dari pelaksanaan pendidikan menjadi terwujud dan tepat sasaran. Pengajaran sejarah memiliki tujuan dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran nasionalisme. Tanpa mengetahui sejarahnya, tidak mungkin bangsa tersebut mengenal dan memiliki identitas. (Yansen Kasedu, 2012: 2).Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran sejarah mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal dan bermoral. Dalam pembelajaran sejarah di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali guru masih menggunakan metode konvensional, pembelajaran sejarah dikelas belum dapat menuntaskan pencapaian. Terdapat 6 siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran sejarah yaitu 75. Melihat kenyataan tersebut, peneliti bersama dengan guru berusaha menyelesaikan masalah yang ada di kelas, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitan ini dilakukan di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IIS 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Siswa kelas berjumlah 26 orang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki, yang mempunyai karakteristik pada awal semester 1 Tahun ajaran 2014/2015 belum semua tuntas dalam mata pelajaran sejarah sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Adapun bentuk penelitian ini adalah tindakan kelas yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata pelajaran sejarah, untuk bersamasama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru mata pelajaran sejarah bertindak sebagai observer Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar sejarah siswa dan angket untuk mengukur keaktifan belajar siswa. Terdapat tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yaitu post test. Masing-masing berupa soal pilihan ganda 25 butir soal dan uraian yang terdiri dari 5 butir soal. 26

Widya Sari Vol. 17, No. 4, September 2015: 24-29 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Awal Sebelum Diberi Perlakuan Kondisi awal ini belum menggunakan model belajar Everyone is a Teacher Here, yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mempelajari materi sejarah kurang maksimal. Dilihat dari tabel di atas diperoleh data data bahwa siswa yang sudah tuntas dan memenuhi KKM (75) hanya berjumlah 20 siswa, sedangkan yang belum tuntas berjumlah 6 siswa. Daftar nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Nilai Klasikal Kondisi Awal No Aspek Nilai 1 Rata-Rata Klasikal 78 2 Nilai Terendah 56 3 Nilai Tertinggi 90 4 Persentase Ketuntasan (%) 76,93% Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dengan materi Perjuangan Bangsa Antara Perang dan Damai, terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Hal ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) maka peneliti masih melanjutkan peneliti melanjutkan ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini: Tabel 4 Nilai Klasikal Pra dan 1 No Aspek Nilai Peningkatan Pra I 1 Rata-Rata 78 81 3 Klasikal 2 Nilai Terendah 56 58 2 3 Nilai Tertinggi 90 96 6 4 Persentase Ketuntasan 76.93 84.62 7,69 Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan materi perkembangan dan tantangan awal kemerdekaan 27 ini sudah menerapkan model Everyone is a Teacher Here. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya peningkatan dar Pra, diperoleh hasil untuk nilai terendah 58 dengan peningkatan 2, rata-rata klasikal 81 terdapat peningkatan 7,69 dan ketuntasan klasikal dengan peningkatan 7,69%. Hasil belajar siswa pada siklus II di atas terlihat bahwa ada peningkatan prestasi belajar dan semua nilai siswa di atas KKM (75). Nilai klasikal siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini: Tabel 6 Nilai Klasikal I dan II No Aspek yang Nilai Peningkatan Diamati I II 1 Rata-rata 81 85 4 Klasikal 2 Nilai Terendah 58 76 18 3 Nilai Tertinggi 96 98 2 4 Persentase Ketuntasan (%) 84,62% 100 15,38 Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terndah 76, nilai tertinggi 98 dan rata-rata klasikal 85. Berdasarkan hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here mampu meningkatkan prestasi belajar ssiwa pada mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IIS 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Rata-rata hasil belajar siswa pada pada pra siklus mencapai 78 naik menjadi 81 pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 85 dengan persentase ketuntasan belajar pada pra siklus 76,93% naik menjadi 84,62% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here telah mengalami peningkatan. Nilai rata-rata klasikal dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Model Belajar Everyone Is A Teacher Here (Endah Rahmani, Sunardi, Emy Wuryani) Tabel 13.Nilai Klasikal Pra, I dan II No Aspek Nilai Pra I II 1 Rata-rata Klasikal 78 81 85 2 Nilai Terendah 56 58 76 3 Nilai Tertinggi 90 96 98 Pada tabel 7 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada pra siklus 78 menjadi 81 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 85 yang berarti terdapat kenaikan. Nilai terendah pra siklus 56 meningkat menjadi 58 di siklus I dan menjadi 76 di siklus II. Untuk nilai tertinggi pada pra siklus 90 menjadi 96 di siklus I dan 98 di siklus II. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IIS 1 di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali pada mata pelajaran sejarah, terbukti pada evaluasi dapat dilihat dari hasil rata-rata klasikal pra siklus 76,93% (belum menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here) menjadi 84,62% pada siklus I dan siklus II menjadi 100% dengan di atas KKM (75) setelah menggunakan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here. Ketuntasan belajar klasikal mencapai kesempurnaan dengan rata-rata klasikal 85. Penggunaan model pembelajaran Everyone is a Teacher Here terbukti menuntut keaktifan siswa, meningkatkan saling berinteraksinya siswa satu dengan dengan siswa lainnya, menambah dan mengembangkan kerjasama di kelas untuk saling membantu dalam memberi jawaban tambahan sesuai pengetahuan atau kemampuan di setiap siswa. 28 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Mohammad. 1963. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: Bhatara. Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas: Guru SD, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Baharrudin, dkk. 2010. Teori dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Depdiknas. 2007. Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Jakarta: Konsorsium program PJJ S1 PGSD. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muhibbin, Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendeketan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto M. Ngalim. 2012. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Silberman, Melvin L. 2012. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Slameto. 1986. Evaluasi Pendidikan. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.

Widya Sari Vol. 17, No. 4, September 2015: 24-29 Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sunardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiriatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya. Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. 29