PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA WID FLORIST BOGOR

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. penggerak ekonomi di daerah. Usaha budidaya tanaman hias telah dilakukan sejak

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

BAB I PENDAHULUAN. harus bertumpu pada bidang pertanian, salah satunya hortikultura.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan bisnis atau peluang usaha yang menjanjikan.tingginya minat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

BAB I FLORIKULTURA DAN SEJARAH TANAMAN HIAS (Pertemuan Minggu 1)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Nilai PDB (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan (%)

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi untuk mengusahakan dan mengembangkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

II TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Florikultura

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan masa-masa lalu. Tantangan

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia diperuntukan sebagai lahan pertanian, dan

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki aneka produk hortikultura, dengan ragam plasma nutfah dan varietas yang memungkinkan bagi upaya pengembangan buah, sayuran dan bunga. Namun hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus antara lain : 1 1) Mudah atau cepat busuk (perishable), tetapi selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Sejak panen sampai pasar memerlukan penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas dan harga pasar. 2) Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum. Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, namun dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat diatasi. 3) Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang tahun. 4) Memerlukan volume ( ruangan volumenes) yang besar, menyebabkan ongkos angkut menjadi besar pula dan harga pasar menjadi tinggi. 5) Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut agroklimat tertentu. Beberapa komoditi yang termasuk dalam produk hortikultura adalah tanaman hias, buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman obat. Tanaman hias dikelompokkan ke dalam empat kelompok yakni; 1) bunga potong, 2) daun potong, 3) tanaman hias pot dan 4) tanaman hias untuk pertamanan lansekap 2. Kelompok tanaman hias bunga potong umumnya lebih banyak diminati karena bernilai ekonomis tinggi dengan warna bunga yang menarik dan volume bunga yang dapat mencapai jumlah yang besar. Tanaman hias yang bernilai ekonomis sebagai bunga potong harus memenuhi persyaratan yakni: 1) Berwarna indah, mulus, bersih, tidak bernoda dan baunya wangi tidak menyengat, 2) Bunga dapat bertahan lama setelah dipotong, 3) Tangkai bunga cukup panjang dan kuat, 4) Bunga tidak mudah rusak dalam pengepakan dan 5) Bunga 1 Departemen Pertanian. Direktorat Jendral Penanganan Pasca Panen.2010. Jakarta 2 Hananan PR.2004. Trend Tanaman Hias yang Mempengaruhi Pola Hidup. Trubus. Jakarta

dihasilkan oleh tanaman yang subur dan mudah berbunga tanpa mengenal musim. Beberapa jenis bunga potong yang terkenal di Indonesia adalah Anggrek, Krisan, Mawar, Anyelir, Gladiol, Gerbera dan lain lain 3. Hasil eksplorasi yang dilakukan berbagai pihak memberikan informasi bahwa beberapa jenis plasma nutfah yang dikoleksi mempunyai potensi untuk dijadikan tanaman hias. Beberapa suku dan marga tumbuhan asal hutan belantara Indonesia juga cukup indah sebagai tanaman hias pot dan sebagian telah dibudidayakan, namun belum dikembangkan lebih lanjut. Balai Penelitian Tanaman Hias telah mengoleksi berbagai jenis tanaman hias yang dari tahun ke tahun terus bertambah, baik jenis maupun jumlahnya. Tanaman hias dan bunga pun selain dikonsumsi sebagai tanaman hias dalam pot juga di perjual belikan sebagai bunga potong, dan daun potong yang berfungsi mememiliki nilai tambah estetika. Florikultura merupakan salah satu bagian dari produk hortikultura yang juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Negara Indonesia terkenal memiliki kekayaan flora yang melimpah dan berpotensi sebagai tanaman hias. Dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan, flora Indonesia mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani tanaman hias dan devisa negara. Sektor florikultura pun memberikan pendapatan bagi negara, hal tersebut ditunjukkan bahwa Indonesia sudah mengekspor tanaman hias dan bunga potongnya ke mancanegara. Saat ini Indonesia mengekspor bunga potong kurang lebih sekitar lima juta US dollar per tahunnya yang menempatkan Indonesia pada posisi ke 33 di dunia sebagai negara pengekspor bunga potong 4. Produktivitas tanaman bunga berfluktuasi tergantung dengan trend bunga yang ada pada tahun tersebut, para petani dan distributor sangat memperhatikan trend bunga yang sedang berlaku, karena kebutuhan masyarakat akan bunga tergantung pada gaya hidup mereka, dan jenis bunga yang dibeli pun tergantung pada pola dan gaya hidup yang sedang berjalan pada tahun tersebut 5. Seperti contohnya Anthurium yang mulai terkenal pada beberapa tahun belakangan ini, hal tersebut merupakan contoh bahwa 3 Ibid, hlm 3 4 [USAID] United State Agency International Development.2010.Penilaian Rantai nilai sektor Florikultur Tropis di Indonesia. www.florably.multiply.com. [02 Mei 2011] 5 Sabar LK. Analisis Pengembangan Usaha Tanaman Hias Anggrek.2007. http://skripsi.umm.ac.id. [ 19 Februari 2011]

perkembangan tanaman hias khususnya bunga tergantung dari trend dan gaya hidup masyarakat. Budidaya bunga potong dan tanaman hias sudah banyak dilakukan di Indonesia hal tersebut ditunjukan dengan keanekaragaman sumberdaya florikultura yang cukup besar, baik jenis florikultura dataran rendah maupun dataran tinggi. Keragaman tersebut memungkinkan untuk memenuhi hampir semua segmen pasar florikultura internasional. Indonesia masih memiliki lahan yang relatif luas sehingga ruang gerak pengembangan agribisnis yang relatif bersifat land based seperti umumnya florikultura masih cukup besar. Prospek agribisnis florikultura masih cukup cerah baik di pasar domestik maupun pasar mancanegara. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan cenderung pendapatannya meningkat merupakan pasar yang besar. Apalagi saat ini Indonesia masih tergolong negara dengan konsumsi per kapita florikultura terendah di dunia 6. Tanaman florikultura, khususnya bunga potong (cut flower) merupakan komoditi yang sangat khas, di mana para pengusaha dituntut untuk lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas ketrampilan seni, ketrampilan dalam hal penguasaan teknologi budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi. Pengusaha bunga potong juga dituntut dapat untuk memperdagangkan produksinya dalam keadaan segar dan menampilkan bentuk dan warna produksinya yang secara artistik mampu menarik calon konsumen. Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, maka konsumsi bunga potong akan cenderung meningkat. Persepsi masyarakat terhadap bunga potong semakin positif sehingga penggunaan bunga potong tidak hanya terbatas untuk sekedar hiasan belaka, tetapi juga dapat diberikan untuk ucapan selamat, ucapan simpati, kegiatan keagamaan, upacara perkawinan, dan sebagainya. Dengan makin luasnya penggunaan bunga potong, maka persaingan dalam pengembangan komoditi ini juga semakin meningkat. Pengembangan teknologi yang memungkinkan untuk menghasilkan bunga potong berwarna-warni, bentuk yang menarik, tahan lama dan harganya relatif terjangkau. Adanya segmen pasar untuk masyarakat golongan tertentu yang mempunyai selera eksklusif dan fanatik terhadap jenis bunga tertentu yang belum dapat dihasilkan 6 Jaya, Untung. 2009. Mengapa bisnis florikultura. Agrina.2009

di dalam negeri menyebabkan semakin meningkatnya impor bunga potong. Di lain pihak, lembaga-lembaga penelitian dan para nursery di dalam negeri telah mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing yang kuat dengan produk impor, juga dengan adanya teknologi budidaya yang semakin dikuasai dan efisien menyebabkan harga jual bunga potong mampu bersaing dengan produk impor. Usaha dalam bidang florikultura khususnya bunga potong dapat dilakukan dalam dua jenis yang pertama sebagai produsen atau usaha budidaya bunga potong dan yang kedua adalah distributor atau dalam bentuk florist. Florist menjadi distributor dari petani budidaya bunga potong dengan memberikan nilai tambah bunga potong kepada konsumen berupa bentuk rangkaian ataupun tambahan hiasan lain. Selain itu usaha florist tidak membutuhkan modal yang terlalu besar bila dibandingkan dengan budidaya, akan tetapi dibutuhkan pengetahuan mengenai minat konsumen dan trend bunga potong yang sedang banyak disukai. Bunga potong banyak digunakan untuk hiasan dan dekorasi, fungsinya secara umum sama yaitu memberikan keindahan dan nilai tambah estetika, akan tetapi bunga potong biasanya tidak bertahan lama dan hanya dapat digunakan untuk satu kali pemakaian. Walaupun demikian bunga potong merupakan bisnis yang sangat menguntungkan karena dengan berkembangnya zaman dan pola pikir, keindahan menjadi suatu hal yang sangat diperhitungkan. Perubahan pola pikir ini yang menjadikan bunga sebagai salah satu tanda ungkapan, misalnya pada beberapa moment seperti karangan bunga untuk ucapan selamat, tanda kasih sayang, bahkan untuk belasungkawa orang-orang mengungkapkannya dengan menggunakan bunga. Berikut ini adalah potensi pembelian bunga potong masyarakat Indonesia dari tahun 2006 tahun 2009. Tabel 1. Pembelian Beberapa Jenis Bunga Potong oleh Masyarakat Indonesia pada Tahun 2006 2009. No Jenis Tanaman (dalam bentuk batang/tangkai) Tahun 2006 2007 2008 2009 1 Anggrek 3.260.858 4.450.787 4.995.735 6.904.109 2 Tulip 583.728 773.299 1.006.075 1.263.770 3 Gladiol 4.843.188 4.448.199 10.876.948 17.114.382

4 Gerbera 384.464 448.338 797.139 681.920 5 Krisan 2.281.125 7.387.737 25.804.630 27.406.464 6 Mawar 78.147.515 84.951.741 86.708.137 95.766.656 7 Sedap Malam 13.273.441 11.482.190 19.666.425 16.139.563 8 Melati 15.134.842 19.524.815 18.233.644 15.740.955 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010. Berdasarkan Tabel 1 dapat terlihat bahawa seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat maka kebutuhan akan estetika semakin tinggi pula. Pembelian masyarakat yang semakin meningkat tiap tahunnya dapat dijadikan penyebab banyaknya bisnis Florist yang berkembang saat ini. Salah satu florist yang ada di Kota Bogor adalah Wid Florist yang terletak di Jalan Salak, Wid Florist merupakan florist yang meyediakan bunga potong dan pemesanan rangkaian bunga, kios tempat Wid Florist menjual produknya memiliki konsep yang mewah dan elegan. Wid Florist adalah satu-satunya florist di Kota Bogor yang menawarkan konsep kios yang berbeda dengan florist-florist lainnya yang ada di Kota Bogor. Produk bunga potong yang dijual di Wid Florist tidak hanya bunga lokal, akan tetapi juga menjual bunga impor dan bunga potong musiman. Selain menjual bunga potong juga menawarkan jasa berupa merangkai bunga dan menjual peralatan hiasan tambahan untuk bunga potong, seperti vas bunga, hiasan daun, dan berbagai hiasan lain yang dapat mempercantik rangkaian bunga potong. Hal menarik dari Wid Florist ini adalah Wid Florist memiliki kegiatan yang bernama create your own flowers yaitu konsumen dapat merangkai bunga yang telah dipilihnya sendiri menurut kreatifitas masing konsumen sehingga rangkaian bunga yang dihasilkan adalah kreasi konsumen itu sendiri, tentu saja dengan sarana yang telah disediakan di Wid Florist. Sarana-sarana yang disediakan yaitu berupa peralatan hias dan tempat duduk yang nyaman untuk konsumen. Sehingga selain membeli bunga potong para konsumen pun dapat menata sendiri bunga potong yang mereka inginkan. Metode tersebut yang membuat Wid Florist lebih menarik dibandingkan dengan floristflorist lain yang ada di Kota Bogor.

1.2 Perumusan Masalah Wid Florist adalah salah satu florist yang ada di Kota Bogor yang sudah sangat terkenal dan memiliki pelanggan. Konsep penjualan bunga yang ditawarkan oleh Wid Florist berbeda dengan konsep yang ditawarkan oleh florist lainnya. Wid Florist memiliki outlet yang dirancang khusus secara modern, sehingga pelanggan atau konsumen yang hendak membeli produk yang ada di Wid Florist merasakan nuansa elegan dan berkelas. Konsep modern dan berkelas tersebut yang dipertahankan oleh Wid Florist untuk menarik perhatian pelanggannya, dan hal tersebut juga yang membuat Wid Florist berbeda dengan florist lainnya. Konsep create your own flowers yang ditawarkan oleh Wid Florist pun merupakan salah satu nilai tambah yang dimiliki oleh florist ini dibandingkan engan florist-florist lain yang ada di Kota Bogor. Selain itu Wid Florist mempunyai produk bunga potong yang sangat beragam dan memiliki standar kualitas yang sangat tinggi untuk produk yang dijualnya. Konsumen yang biasa mengkonsumsi bunga potong sangat memperhatikan kesegaran bunga yang dibelinya, karena keindahan dari bunga potong terlihat dari kesegaran dan penatannya. Wid Florist merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan bunga potong dan dekorasi tentu saja memiliki permasalahan dalam menyikapi hal tersebut, karena di Kota Bogor ini perusahaan sejenis sudah banyak berkembang, maka persaingan merupakan masalah yang sangat diperhatikan oleh Wid Florist. Jenis usaha sejenis dan yang merupakan pesaing bagi Wid Florist di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perusahaan Bunga Potong, Tanaman hias dan Dekorasi yang ada di Kota Bogor No Nama Perusahan Jenis usaha Bunga Potong Tanaman hias Dekorasi 1 Fajar Florist 2 Susie Flower 3 Dandy Decoration 4 Kumpulan Pedagang Pasar Kembang (Pasar Anyar) 5 Nina Flower 6 Berseri Florist 7 Kumpulan pedagang bunga pasar Bogor 8 Cantik decoration 8 Lala Florist

Berdasarkan Gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa selama ini target penjualan yang ada belum mampu terpenuhi. Penjualan bunga potong tertinggi terlihat pada bulan Februari, karena pada bulan tersebut terdapat moment hari kasih sayang yang biasanya banyak orang yang mengungkapkannya dengan menggunakan bunga. Pembelian konsumen terhadap bunga potong dan tanaman hias bukan merupakan pembelian yang dilakukan setiap hari, oleh karena itu biasanya terdapat waktu-waktu tertentu dimana bunga potong dan tanaman hias dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Selama ini target penjualan yang ditetapkan oleh Wid Florist tiap bulannya pun berbeda-beda tergantung dengan kondisi pasar pada saat itu, baik kondisi pemasok maupun konsumen. Pada awal berdirinya yaitu tahun 2005 Wid Florist selalu dapat memenuhi target penjualannya bahkan terdapat permintaan yang masih belum bisa dipenuhi oleh wid Florist. Penjualan tiga tahun terakhir yaitu pada awal tahun 2009 mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan banyaknya pesaing di usaha sejenis yang menawarkan produk yang lebih inovatif dengan strategi pemasaran yang baik. Berikut ini adalah grafik perbandingan penjualan Wid Florist dari tahun 2006 2010 bar 2. Grafik Perbandingan Penjualan Wid Florist dari tahun 2006 2010 Gam Berdasarkan Gambar 2 semenjak tahun 2008 permintaan konsumen Wid Florist mulai menurun hal tersebut dikarenakan banyaknya pesaing yang bermunculan sementara target penjualan yang ditetapkan semenjak tahun 2008 hingga 2011 tetap hal tersebut mengakibatkan penurunan keuntungan untuk Wid Florist. Oleh karena itu Wid Florist memerlukan penerapan strategi pemasaran untuk memenuhi target penjualan yang telah direncanakan dan mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal. Untuk

memeperoleh strategi pemasaran yang tepat bagi Wid Florist maka diperlukan untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal yang ada dan mempengaruhi usaha Wid Florist. Wid Florist perlu untuk meminimalkan berbagai kelemahan dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, selain itu Wid Florist juga perlu untuk menghindari ancaman yang ada dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal yang dimiliki oleh Wid Florist? 2. Bagaimana strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wid Florist dan strategi pemasaran baru yang tepat untuk diterapkan oleh Wid Florist berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal? 3. Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pemasaran di Wid Florist sesuai dengan faktor internal dan eksternal yang dimiliki? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis kondisi lingkungan dan lingkungan eksternal yang dimiliki oleh Wid Florist dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada 2. Merumuskan alternatif startegi pemasaran untuk diterapkan di Wid Florist 3. Menyusun prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh Wid Florist untuk memasarkan produknya dan memenuhi target penjualannya. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk 1) Bagi pemilik usaha Wid Florist, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menjadi rujukan atau tambahan informasi untuk melakukan strategi pemasaran 2) Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi sumber literature dan perbandingan dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. 3) Bagi penulis untuk pengalaman, penambahan wawasan dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan materi-materi perkuliahan yang telah dipelajari, juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Ekstensi Agribisnis IPB.