PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Uraian Hasil Kriteria Interpretasi Keterampilan

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 BATANGHARI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

PENGARUH COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

Widiya Sholichah 1 Sudarno Herlambang 2 Purwanto 3 Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL INQUIRY TERHADAP BERPIKIR KRITIS MAHASISWA GEOGRAFI IKIP-PGRI PONTIANAK

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

Rata-rata UN SMP/Sederajat

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

(1) Achmad Fandir Tiyansyah, (2) Dwiyono Hari Utomo, (3) Sudarno Herlambang Universitas Negeri Malang

PENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI SMA

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 803

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERMACAM- MACAM BENTUK TULANG DAUN DI SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

Fajar Jefri Irawan 1) Ningrum 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR FLEKSIBEL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2 Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang ABSTRACT: Group Investigation is a cooperative learning involving small groups, using cooperative inquiry then present invention can improve critical thinking skills. Critical thinking is a mental activity in scrutinizing a question and thought that emphasizes making decisions about alternative correct answers. The purpose of this study was to determine the influence of the Group Investigation model of learning critical thinking skills class X SMA Negeri 1 Mejayan Madiun. The results of research is the model of learning Group Investigation (GI) influence of critical thinking skill student X Senior High School of 1 Mejayan Madiun. Key Words: Group Investigation, Critical Thingking Skill Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang penting bagi manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menyempurnakan kurikulum. Penyempurnaan tersebut adalah dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) yang menggunakan paradigma pembelajar aktif (Student Centered) yang mengacu pada pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bersifat konstruktivistik. Holubec (2001 dalam Nurhadi dkk, 2004:60) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa 1 2 Wahyu Wijayanti adalah mahasiswa jurusan geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Sudarno Herlambang dan Marhadi Slamet K adalah dosen geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif dipilih yaitu model Group Investigation (GI). Group Investigation (GI) menurut Sumarmi (2012: 123) merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil, siswa menggunakan inkuiri kooperatif (perencanaan dan diskusi kelompok) kemudian mempresentasikan penemuan mereka di kelas. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok (Group Process Skills) (Nurhadi, dkk, 2004:64). Model pembelajaran dirancang untuk membimbing siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai masalah, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk membangun kemampuan berfikir secara mandiri dan kritis serta melatih siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam kelompok. Tahapan dalam menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) menurut Slavin (2010:216-229) adalah sebagai berikut: 1) tahap pengelompokan dan pemilihan topik, 2) tahap perencanaan, 3) tahap investigasi, 4) tahap pengorganisasian, 5) tahap presentasi, dan 6) evaluasi. Setiap tahapan dalam model pembelajaran tersebut mengarahkan siswa untuk berpikir kritis. Model pembelajaran Group Investigation (GI) memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya. Kelebihan Group Investigation (GI) menurut Sharan (dalam Sumarmi, 2012:127) yaitu: 1) siswa yang berpartisipasi dalam GI cenderung berdiskusi dan menyumbangkan ide tertentu, 2) gaya bicara dan kerjasama siswa dapat diobservasi, 3) siswa dapat belajar kooperatif lebih efektif, dengan demikian dapat meningkatkan interaksi sosial mereka, 4) GI dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat ditransfer ke situasi diluar kelas, 5) GI mengijinkan guru untuk lebih informal, 6) GI dapat meningkatkan penampilan dan prestasi belajar siswa. Menurut Sumarmi (2012:132) kelemahan dari model pembelajaran Group Investigation (GI) yaitu: 1) GI tidak ditunjang oleh adanya hasil penelitian yang khusus, 2) proyek-proyek kelompok sering melibatkan siswa-siswa yang mampu,

3) GI terkadang memerlukan pengaturan situasi dan kondisi yang berbeda, jenis materi yang berbeda, dan gaya mengajar yang berdeda pula, 4) keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik yang baik bagi kelompok, dan 5) keberhasilan model GI bergantung pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri. Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang salah satunya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah kegiatan mental dalam mencermati suatu pertanyaan dan berpikir yang menekankan pembuatan keputusan tentang jawaban alternatif yang benar. Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan pada siswa yang bermanfaat untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pelajaran. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis hendaknya dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kemampuan berpikir kritis memiliki beberapa keterampilan yang dijadikan sebagai landasan. Menurut Glaser (dalam Fisher, 2009:7) keterampilan berpikir kritis yaitu: (1) mengenal masalah, (2) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (3) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (4) menganalisis data, (5) menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan, (6) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (7) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan, (8) menguji kesamaan dan kesimpulan yang diambil, dan (9) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Indikator berpikir kritis menurut Ennis (1991:9) adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi inti dari masalah, pertanyaan, atau kesimpulan, (2) menganalisis argumen, (3) memberikan klarifikasi terhadap pertanyaan atau jawaban yang dianggap salah, (4) mendefinisikan istilah, dan menyimpulkan definisi dari istilahistilah tersebut dengan pemahamanya sendiri, (5) mengidentifikasi suatu asumsi, (6) menetapkan sumber yang relevan, (7) mengobservasi dan menentukan hasil observasi, (8) membuat induksi dan menilai induksi, (9) menentukan deduksi dan menilai deduksi, (10) membuat dan menilai keputusan, (11) mempertimbangkan dasar pemikiran, alasan, asumsi, anggapan, dan saran lainnya, (12) mengintegrasi kemampuan lain yang dapat memepertahankan keputusan.

SMA Negeri 1 Mejayan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang ada di Kabupaten Madiun. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan yang terdapat di Kabupaten Madiun. Meskipun demikian sekolah ini masih belum banyak menggunakan model pembelajaran dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran kelas X di SMA Negeri 1 Mejayan didomimasi oleh metode ceramah dan mengerjakan LKS guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dengan demikian pemahaman siswa hanya terbatas pada buku teks dan LKS saja. Siswa tidak pernah diajarkan untuk berpikir kritis mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, sedangkan pembelajaran bermakna tersebut yang seharusnya dikembangkan pada saat ini. Model pembelajaran Group Investigation (GI) diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis karena pada dasarnya model pembelajaran dapat menumbuhkan cara berpikir kritis siswa sehingga dapat membangun pemahaman siswa dengan maksimal. METODE Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. Berdasarkan tujuan yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre test-post test Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan. Kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil kemampuan berpikir kritis yang diperoleh melalui tes. Tes dalam penelitian ini berupa pre test yang diberikan diawal sebelum perlakuan dan post tes yang diberikan setelah perlakuan. Selisih antara pre test dan post test tersebut merupakan Gain score. Gain Score kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t. Sebelum di uji t terlebih dulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas. Jika data tidak homogen dan tidak normal maka dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik yaitu Man-Whitney U test.

HASIL Penelitian ini, dilakukan pada tanggal 22 Januari hingga 12 Februari 2013. Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan kecamatan Mejayan kabupaten Madiun yang berjumlah 64 siswa yang terdiri dari 32 siswa kelas kontrol dan 32 siswa kelas eksperimen. Data penelitian ini merupakan nilai kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah gain score yang diperoleh dari selisih kemampuan akhir kemampuan berpikir kritis siswa (post test) dan kemampuan awal kemampuan berpikir kritis siswa (pre test). Perhitungan gain score disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Kemampuan Awal, Kemampuan Akhir dan Gain Score Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Nilai rata-rata Kelas kontrol Kelas eksperimen Kemampuan awal siswa 51,02 53,09 Kemampuan akhir siswa 61,21 69,53 Gain Score 10,20 16,34 Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol sedangkan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Gain score kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai gain score kelas eksperimen sebesar 16,34 sedangkan kelas kontrol sebesar 10,20. Data gain score diuji prasyarat dengan uji homogenitas dan uji normalitas sebelum diuji dengan uji t. Berdasarkan perhitungan homogenitas dan normalitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Hasil perhitungan homogenitas didapatkan nilai Sig (0,709) > (0,05) maka data dinyatakan homogen. Hasil perhitungan normalitas didapatkan nilai Sig (0,171) > (0,05) maka data dinyatakan normal. Berdasarkan uji prasyarat yang telah dilakukan, data dinyatakan homogen dan normal. Hal ini berarti bahwa uji prasyarat untuk menggunakan uji t telah terpenuhi, sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji t.

Pengambilan keputusan berpedoman pada: 1) Jika sig < α dan nilai ratarata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol maka H 0 ditolak. Hal ini berarti model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. 2) Jika nilai sig > α dan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol maka H 0 tidak ditolak. Hal ini berarti model pembelajaran Group Investigation (GI) tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. Berdasarkan analisis uji t yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows bahwa nilai Sig (0,002) < (0,05) dan hasil perhitungan nilai rata-rata gain score kelas eksperimen sebesar 16,34 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 10,20, maka H 0 ditolak. Hal ini berarti model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. Hal ini karena proses pembelajaran Group Investigation lebih menekankan pada partisipasi siswa secara aktif dalam menentukan topik bahasan, menginvestigasi masalah, menganalisis hasil temuan dan menyampaikan hasil temuan. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan partisipasi siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) dengan menggunakan bantuan berbagai sumber belajar seperti buku pembelajaran yang relevan maupun dengan menggunakan internet. Membaca berbagai referensi maka secara langsung dapat menambah penegetahuan siswa sehingga dapat mendorong daya berpikir kritis. Dengan demikian perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan akibat pemberian perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran Group Investigation. Tahapan dalam model pembelajaran Group Investigation mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Pada tahap pengelompokan dan pemilihan topik mengarahkan siswa untuk dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam

kehidupan sehari-hari. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan topik dari permasalahan yang sedang terjadi sekitar kehidupan mereka. Pada tahap perencanaan dapat mendorong siswa untuk lebih bertoleransi dan bekerjasama antar anggota kelompok karena siswa membagi tugas kelompok masing-masing anggota kelompok. Tahap investigasi merupakan inti dari model pembelajaran Group Investigation karena siswa mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai sumber untuk menganalisis topik masalah yang mereka bahas. Sumber dapat diambil dari buku yang relevan, internet, media cetak maupun elektronik dan narasumber yang terpercaya. Setelah semua sumber terkumpul anggota kelompok saling bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan menganalisis semua gagasan/ide yang ada pada kelompok. Pada tahap ini aspek kemampuan berpikir kritis yang terbentuk adalah melakukan observasi. Melakukan observasi dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa karena mendapat masukan dari banyak referensi yang mereka peroleh. Tahap pengorganisasian, dimana anggota kelompok saling berkumpul untuk menyelesaikan laporan. Tiap anggota menentukan pesan penting dari topik yang diteliti. Pada tahap ini aspek kemampuan berpikir yang terbentuk adalah menentukan hasil observasi dan membuat keputusan. Tujuan dari diskusi untuk mengambil keputusan yang digunakan untuk penyususan laporan dan presentasi. Penyususan laporan hasil investigasi dikaji dengan konsep materi yang sebenarnya, sehingga dapat diterima secara ilmiah karena hasil analisis investigasi memiliki dasar yang kuat. Tahap presentasi dilakukan setelah kelompok melakukan kegiatan penyelidikan dan menarik kesimpulan, dilanjutkan dengan presentasi atau menyampaikan jawaban pada semua anggota kelas. Dalam tahap ini aspek kemampuan berpikir kritis yang terbentuk adalah memberikan pendapat, menentukan hasil presentasi dan menilai keputusan. Pada tahap ini dapat membentuk aspek kemampuan berpikir kritis karena kegiatan yang dilakukan sangat kompleks, dimana siswa saling bertukar pengetahuan yang ditandai dengan adanya tanya jawab, pemberian pendapat dan sanggahan.

Tahap evaluasi, dimana guru memberikan ulasan dan penjelasan secukupnya sebagai klarifikasi dari jawaban siswa. Tahap ini merupakan akhir dari pembentukan pemikiran kritis siswa karena pemikiran kritis siswa sudah terbentuk disini. Guru memberikan penguatan dari hasil presentasi sehingga kemampuan berpikir kritis siswa lebih tajam. Dalam penelitian ini model pembelajaran Group Investigation dapat berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis karena model pembelajaran ini memiliki kelebihan yaitu 1) memungkinkan siswa dalam menggunakan kemampuan inkuiri yang membuat siswa untuk lebih intensif dalam meneliti, mencari dan menemukan pemecahan dari suatu masalah, 2) siswa yang berpartisipasi dalam GI cenderung berdiskusi dan menyumbangkan ide, 3) mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, 4) mengijinkan guru untuk lebih informal, sehingga guru dapat segera memberikan bantuan, pujian, dan umpan balik, dan 5) meningkatkan penampilan dan prestasi belajar siswa. Kelebihan model pembelajaran ini juga membuat pemikiran siswa menjadi lebih terarah untuk menelaah dan mencari pemecahan suatu masalah sehingga dapat mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis. Kelemahan model pembelajaran Group Investigation dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian yaitu: 1) tahapan model pembelajaran tidak dapat diterapkan dalam satu kali pertemuan, 2) materi secara konsep kurang diberikan secara maksimal, dan 3) siswa yang kurang aktif cederung tidak dapat mengikuti tahapan model pembelajaran ini. Kelemahan ini dirasa tidak mengganggu selama siswa dapat menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Mejayan.

Saran Beberapa hal yang perlu disarankan, yaitu guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) karena dapat memperbaiki strategi pembelajaran dalam meningkatkan berpikir kritis siswa dan kualitas proses pembelajaran. Sekolah sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) karena dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran disekolah dan kemampuan berpikir kritis siswa. Bagi peneliti lain hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang serupa. DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2003.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online) (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/uu20-2003sisdiknas.pdf). Diakses pada tanggal 18 Juni 2012. Ennis, Robeth. 1991. Critical Thinking: A Streamlined Conception. Jurnal Thinking Philosophy, (Online) 14:1. (http://www.criticalthinking.net/testing /html), diakses 9 Desember 2012. Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar (Sagara, Gugi). Jakarta: Erlangga. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:Universitas Negeri Malang. Slavin, R. E. 2010. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media.