BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMPANG BER-APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, saat ini sedang mengalami

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB III METODA PENELITIAN

EVALUASI DAN PERENCANAAN LAMPU LALU LINTAS KATAMSO PAHLAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

ANALISA PENENTUAN FASE DAN WAKTU SIKLUS OPTIMUM PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL ( STUDI KASUS : JL. THAMRIN JL. M.T.HARYONO JL.AIP II K.S.

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dijabarkan dalam sebuah bagan alir seperti gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODA PENELITIAN. pengamatan langsung dilapangan dengan maksud untuk mengetahui :

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN CIPAGANTI BAPA HUSEN BANDUNG

PENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan merupakan simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

STUDI ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN ACEH JALAN BANDA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil studi di kawasan sekitar Jalan Sardjito. Lokasi ini dipengaruhi oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

EVALUASI SIMPANG BERSINYAL ANTARA JALAN BANDA JALAN ACEH BANDUNG

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 2.1 Rambu yield

BAB III METODELOGI PENELITIAN

KAJIAN LALU LINTAS DI KAWASAN PINTU GERBANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA JALAN VETERAN KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9)

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL ANTARA JALAN BANDA JALAN ACEH, BANDUNG, DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK KAJI

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

BAB IV METODE PENELITIAN

periode pengamatan. Simpang bersinyal Jokteng Kulon Yogyakarta merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. Semolowaru-Jl. Klampis Semolo Timur-Jl.Semolowaru- Jl.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

PENGARUH HAMBATAN SAMPING PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDY KASUS : SIMPANG TANAH JUA BUKIT TINGGI)

TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN RAYA GEDANGAN JALAN LETNAN JENDERAL S. PARMAN JALAN RAYA KETAJEN JALAN KH.

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL JL. RADEN MOHAMMAD MANGUNDIPI - JL. LINGKAR TIMUR SIDOARJO TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Uraian Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita jumpai setiap hari di beberapa kota besar di Indonesia ada yang sudah berada pada tahap yang sangat kritis. Kota yang berpenduduk dari 1-2 juta jiwa pasti mempunyai permasalahan transportasi. Pada akhir tahun 2012, diperkirakan hampir semua ibukota propinsi dan beberapa ibukota kabupaten akan berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa dihindarkan (Ofyar.Z.Tamin, 2003). Dengan semakin bertambahnya penduduk akan mengacu pada aktifitas penduduk. Sarana dan prasarana transportasi akan sangat dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas penduduk. Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan dan hubungan ekonomi, pendidikan, sosial budaya antar daerah. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi, dan sosial politik suatu negara. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang, tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pembangunan berbagai aspek dari suatu negara. Penataan sistem transportasi yang terpadu baik diwilayah perkotaan, pedesaan, maupun antar kota sangat menentukan tercapainya pembangunan nasional. Sehingga, transportasi itu adalah kebutuhan turunan (derived demand). Artinya, seseorang tidak akan melakukan perjalanan kecuali akibat adanya kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang berbeda dengan tempat yang bersangkutan berada,

aktifitas yang dimaksudkan tidak dapat dijalankan atau tidak dapat secara sempurna dijalankan. Dengan demikian jelaslah bahwa transportasi itu bukan merupakan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Jalan raya mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelancaran jasa distribusi serta arus transportasi jasa dan barang dalam pembangunan nasional Indonesia. Kelancaran lalu lintas ditandai dengan waktu tempuh yang pendek dan kecepatan yang tinggi sesuai dengan klasifikasi jalalnnya. Oleh karena itu, penanganan jalan pada umumnya bertujuan untuk mencapai kondisi seperti diatas dengan mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan di jalan raya sehingga dapat waktu tempuh yang rendah dan tentunya biaya transportasi yang rendah pula. Kota Medan sebagai kota yang dinamis yang mengalami perkembangan dan pertambahan penduduk yang pesat, yang akan memicu peningkatan aktifitas penduduk itu sendiri. Aktifitas penduduk perkotaan terjadi akibat adanya kawasan penarik dan kawasan bangkitan yang meningkatnya tuntutan lalu lintas (traffic demand). Peningkatan tuntutan lalu lintas akan menambah masalah kemacetan lalu lintas pada ruas jalan dan persilangan jalan, termasuk pada simpang bersinyal. Didalam jaringan transportasi, persimpangan merupakan titik rawan akan terjadinya kemacetan lalu lintas oleh adanya konflik konflik pergerakan arus, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan kapasitas dan kinerjanya dengan tetap memperhatikan keselamatan para pengendara dan pejalan kaki. Yang mengakibatkan antrian panjang, waktu tunda yang besar, pelanggaran lalu lintas dan sebagainya. Ketidak seimbangan antara fasilitas-fasilitas lalu lintas

dengan peningkatan jumlah arus lalu lintas dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi pada persimpangan. Untuk mengurangi konflik dipersimpangan telah dilakukan berbagai upaya seperti pemasangan rambu rambu jalan, menempatkan beberapa petugas kepolisian, membatasi pergerakan kendaraan. Namun pada kondisi arus yang meningkat sedemikian besar, upaya tersebut tidak bisa lagi dipertahankan, tetapi harus dilakukan upaya lain yaitu pemasangan lampu lalu lintas. Keuntungan secara optimal hanya dapat dihasilkan, jika lampu lalu lintas dipasang pada lokasi yang tepat, terdapat peraturan yang mendukung operasi, dan dioperasikan mengikuti kaidah efisiensi ( Farida Juwita, ST, MT, 2011). Pengaturan lampu lalu lintas yang kurang tepat dapat mengganggu kelancaran sistem lalu lintas secara keseluruhan seperti bertumpuknya kendaraan pada satu atau beberapa ruas jalan. Berdasarkan hal-hal diatas, tulisan ini diangkat dalam tugas akhir (TA) dengan judul: ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus: Jalan K. H Wahid Hashyim-Jalan Gajah Mada). I.2. Latar Belakang Kota Medan yang merupakan salah satu kota besar yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang, menuntut ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik. Melihat kondisi tersebut dan memperhatikan tingkat perkembangan kota serta pertumbuhan lalu lintas, diperlukan perencanaan dan pengendalian arus lalu lintas sehingga diharapkkan mampu melayani arus lalu lintas yang lewat. Namun kemacetan masih saja merupakan pemandangan yang wajib pada setiap harinya, terutama pada daerah persimpangan. Pada dasarnya

persimpangan yang menanggung volume kendaraan yang besar tidak dapat dikendalikan secara aman dan memuaskan tanpa lampu lalu lintas. Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-peningkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas. Persimpangan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu jaringan jalan. Hal ini berhubungan dengan pengaruhnya terhadap pergerakan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Penempatan persimpangan ditentukan oleh lokasi, perencanaan, peranan persimpangan dengan pengaturan dan kontrol pergerakan arus lalu lintas. Persimpangan juga merupakan titik konflik pergerakan lalu lintas terbanyak pada persimpangan yang sering menimbulkan berbagai hambatan-habatan lalu lintas. Hambatan-hambatan tersebut timbul akibat persimpangan adalah tempat bertemunya kendaraan-kendaraan dari berbagai arah dan merupakan tempat bagi kendaraan yang merubah arah. Sebagian besar hambatan kelancaran lalu lintas terjadi di jalan perkotaan yang disebabkan oleh tingkat kinerja persimpangan yang kurang memadai. Persimpangan merupakan bagian terpenting dari jaringan jalan perkotaan sebab kelancaran, keamanan, kecepatan efisiensi, biaya operasi dan kapasitas lalu lintas sangat tergantung pada perencanaan persimpangan. Fungsi utama lampu lalu lintas adalah untuk mengurangi konflik-konflik yang terjadi pada persimpangan dengan menghentikan pergerakan beberapa arus kendaraan pada saat yang sama memberikan kesempatan bagi arus kendaraan

yang lain bergerak. Sehingga, pengemudi tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Dari masalah tersebut terlihat betapa pentingnya pengaturan waktu siklus lampu lalu lintas yang tepat guna menghasilkan kinerja simpang yang optimum. Kemacetan yang terjadi di simpang Jalan Gajah Mada - Jalan K. H Wahid Hasyim adalah akibat tidak teraturnya kendaraan yang melintas pada persimpangan. Persimpangan ini menggunakan persimpangan 2 fase. Penulis merasa tertarik melakukan analisa terhadap persimpangan ini dimana banyaknya kendaraan yang belok kanan pada saat terjadi lampu hijau. I.3. Pemasalahan Permasalahan yang sering terjadi pada persimpangan Jalan Gajah Mada - Jalan K. H Wahid Hasyim adalah: 1. Besarnya kendaraan yang melakukan belok kanan pada persimpangan tersebut, dengan adanya rute angkutan umum (KPUM 52 dan KPUM 64) yang datang arah Jalan Gajah Mada menuju Jalan K H Wahid Hasyim yang mengakibatkan terjadinya konflik lalu lintas.. 2. Sering terjadi kemacetan saat jam sibuk. I.4. Tujuan Adapun tujuan penelitian tugas akhir ini adalah mengevaluasi kinerja persimpangan berlampu lalu lintas. Variabel kinerja simpang yang akan dievaluasi adalah kapasitas simpang, panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan serta

tingkat pelayanan simpang dengan menggunakan pendekatan MJKI 1997 dan HCM 2000. I.5. Pembatasan Masalah Seperti pada lazimnya penulisan karya ilmiah perlu diadakan pembatasan masalah atau ruang lingkup yang akan dibahas dalam masalah ini. Kesemuanya ini untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dari materi pokok permasalahan yang dibahas. Maka dalam hal ini penulis membatasi penelitian ini meliputi: 1. Lokasi penelitian yang ditetapkan adalah pertemuan simpang Jalan Gajah Mada dengan Jalan K H Wahid Hasyim. 2. Data yang diperoleh langsung melalui survei yang di lakukan di lokasi penelitian. 3. Survei dilakukan selama 4 hari yaitu mewakili hari kerja pengambilan datanya dilakukan pada hari senin, hari rabu dan hari jum at, serta mewakili hari libur pengambilan datanya dilakukan pada hari sabtu. 4. Analisis data untuk mengevaluasi kinerja simpang menggunakan pendekatan MKJI (1997), dan HCM 2000. I.6. Metologi Penelitian I.6.1. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan untuk pengmbilan data volume lalu lintas persimpangan dilakukan dengan cara manual atau pencatatan langsung di lapangan yaitu dengan cara survei gerakan terus dan membelok. Sedangkan untuk

pengambilan data inventaris persimpangan dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran fisik jalan seperti geometrik, lingkungan, perlengkapan, rambu lalu lintas. I.6.2. Prosedur Pengambilan Data I.6.2.1. Data Volume Lalu Lintas Persimpangan Pencatatan kendaraan yang melalui persimpangan dilakukan selama 6 jam/hari pada jam-jam puncak. Adapun jam-jam puncak ini adalah: Pagi hari, dari pukul 07.00-09.00 Siang hari, dari pukul 11.00-13.00 Sore hari, dari pukul 16.00-18.00 Secara umum waktu survei yang dipilih tidak boleh hari libur umum yang akan mempengaruhi volume lalu lintas setempat. Pelaksana survei ditempatkan pada masing-masing lengan persimpangan dan menghitung kendaraan yang keluar dari lengan persimpangan dengan arah belok kiri, terus, dan belok kanan. Perhitungan kendaraan dilakukan dengan klasifikasi yaitu kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor dengan intervalwaktu 15 menit selama waktu survei. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, formuli dan stopwatch. Waktu siklus sinyal lalu lintas (dalam satuan detik) dihitung dengan menggunakan stopwatch.

I.6.2.2. Data Geometrik dan Inventaris Jalan Data geometrik yang dibutuhkan seperti: tipe lokasi, jumlah lajur, lebar jalan, grade, keberadaan jalur belok kiri khusus dan belok kanan khusus, dimensi persimpangan. Data geometrik dan inventaris jalan diperoleh dengan menggunakan metode: 1. Pengamatan untuk melihat ada tidaknya perlengkapan jalan seperti: median, zebra cross, garis henti dan lain lain. 2. Mengukur jarak (dalam satuan meter) dengan menggunakan meteran yaitu lebar jalan dan lebar pendekat. Data-data ini juga dilengkapi dengan sket situasi (lay out) pada lokasi persimpangan yang dimaksud. I.6.2.3. Data Sekunder Data-data sekunder didapatkan dari lembaga-lembaga atau instansi pemerintah yang diperlukan seperti jumlah data kependudukan kota Medan. I.6.3. Analisis Data I.6.3.1. Volume lalu lintas persimpangan Arus lalu lintas untuk setiap gerakan (belok kiri, terus, dan belok kanan) dikonversi dari kendaraan per/jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) per jam dengan mengalikan ekivalen kendaraan penumpang (emp) untuk masingmasing kendaraan. Ekivalen mobil penumpang adalah faktor dari berbaga tipe kendaraan dengan berbagai keperluan waktu hijau untuk keluar dari antrian apabila dibandingkan dengan seuah mobil penumpang. Sedangkan satuan mobil

penumpang adalah satuan arus lalu lintas yang diubah menjadi kendaraan ringan dengan menggunakan faktor emp. I.6.3.2. Prosedur Perhitungan Prosedur yang digunakan untuk perhitungan waktu sinyal, kapasitas dan tingkat kinerja persimpangan sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dapat dilihat dalam urutan berikut: Langkah A: Data masukan A-1: geometrik, pengaturan lalu lintas dan kondisi lingkungan. A-2: kondisi arus lalu lintas. Langkah B: Penggunaan sinyal B-1: fase sinyal B-2: waktu antar hijau dan waktu antar hilang. Langkah C: Penentuan waktu sinyal C-1: tipe pendekat C-2: lebar pendekat efektif C-3: arus jenuh dasar C-4: faktor-faktor penyesuaian C-5: rasio arus/ arus jenuh C-6: waktu siklus dan waktu hijau Langkah D: Kapasitas D-1: kapasitas D-2: keperluan dan perubahan Langkah E: Tingkat kinerja

E-1: persiapan E-2: panjang antrian E-3: kendaraan terhenti E-4: tundaan I.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk memperjelas alur pengerjaan penulisan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: I.7.1. Bab. I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metodologi pengumpulan data dan analisis, serta sistematika penulisan, yang akan dipakai dalam penulisan ini. I.7.2. Bab. II Tinjauan Pustaka Merupakan kajian literatur serta hasil studi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini diuraikan pengertian dari simpang, jenis persimpangan, kriteria dalam perencanaan persimpangan dan lain-lain. I.7.3. Bab. III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang tahapan penelitian yang menyangkut lokasi penelitian, pengumpulan, baik data sekunder maupun observasi lapangan, penyajian data dan penggunaan metode yang dipakai untuk menganalisis data. I.7.4. Bab. IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan dan pengolahan data membahas perhitungan volume, kapasitas, waktu siklus dan lain-lain berdasarkan persamaan MKJI dan HCM 2000 untuk mencapai tujuan dan sasaran studi yang dimaksud.

I.7.5. Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran yaitu memberikan hasil dari karaktristik parkir pada lokasi penelitian, dan untuk dijadikan pertimbangan serta saran tindak lanjut terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian ini.