BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

TINJAUAN PUSTAKA. terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan yang serasi bagi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan siklus hidup rayap dapat dilihat gamabar dibawah ini: Gambar 1. Siklus hidup rayap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Amomum cardamomum Willd

TINJAUAN PUSTAKA. (C curvinagthus Holmgren) adalah sebagai berikut : Gambar 1 : Siklus hidup rayap Sumber :

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

Mutu dan Ukuran kayu bangunan

TINJAUAN PUSTAKA. Keawetan alami kayu adalah suatu ketahanan kayu secara alamiah

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA

Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

Gambar 1. Koloni Trigona sp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Rayap Rayap adalah serangga sosial yang termasuk ke dalam ordo Blatodea, kelas heksapoda yang dicirikan dengan metamorfosis sederhana, bagian-bagian mulut mandibula. Rayap hidup secara koloni dan diklasifikasikan ke dalam tujuh famili diantaranya famili Mastotermitidae, Kalotermitidae, Termopsidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, Termitidae (Nandika et al. 2003). Klasifikasi rayap menurut Borror et al. (1992) ialah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Heksapoda Ordo : Blatodea Famili : Mastotermitidae Famili : Kalotermitidae Famili : Termopsidae Famili : Hodotermitidae Famili : Rhinotermitidae Famili : Serritermitidae Famili : Termitidae Ciri-ciri dari masing-masing famili rayap adalah sebagai berikut: Famili Kalotermitidae. Ada 16 spesies rayap termasuk rayap kayu kering, kayu basah dan bubuk. Rayap ini tidak memiliki kasta pekerja, sehingga yang melakukan pekerjaan koloni yaitu rayap-rayap muda dari kasta-kasta lain. Rayap kayu kering menyerang kayu kering yang tidak bersentuhan dengan tanah. Kebanyakan rayap yang terdapat dalam famili ini beraktivitas di dalam gedunggedung, perabotan rumah tangga, tiang-tiang (Borror 1992). Rayap bubuk menyerang kayu-kayu kering yang kontak maupun tidak dengan tanah. Rayap spesies ini menyerang kayu-kayu kering yang kemudian direduksi menjadi bubuk. Berbagai barang yang diserang rayap ini diantaranya:

4 perabotan rumah tangga, buku-buku, kertas-kertas, barang-barang kering dan kayu-kayu bangunan (Borror 1992). Famili Mastotermitidae adalah rayap yang tinggal bawah tanah dari sarang interkoneksi oleh bagian-bagian yang dekat dengan permukaan. Mastotermes darwiniensis spesies yang masih hidup hanya dari keluarga Mastotermitidae rayap. Rayap ini ditemukan di Australia Utara (Tyler 2012). Famili Termopsidae adalah keluarga dampwood rayap yang berada tempat-tempat yang lembab dan kayu busuk di atas tanah. Rayap ini tumbuh subur dengan koloni kecil sehingga tidak menyebabkan banyak kerusakan ekonomi (Tyler 2012). Famili Hodotermitidae. Merupakan rayap kayu basah. Rayap ini menyerang kayu-kayu mati, dan walaupun mereka tidak memerlukan kontak dengan tanah, sejumlah kelembaban dalam kayu diperlukan. Rayap yang termasuk dalam famili ini biasanya dapat ditemukan di kayu-kayu gelondongan yang sudah membusuk, lembab dan mati, namun sering pula merusak gedunggedung terutama di daerah pantai yang cukup kabut (Borror 1992). Famili Rhinotermes. Kelompok ini diwakili rayap-rayap di bawah tanah dan rayap-rayap kayu lembab dalam genus Prorhinotermes. Coptotermes formosanus Shiraki, satu nama yang merusak didaratan China dan Taiwan. Sarang di bawah tanah atau di dalam kayu (Borror 1992). Famili Serritermitidae keluarga merupakan salah satu taksa paling misterius. Salah satu anggota dari famili ini yaitu Glossotermes ocolutas. G. oculatus memiliki tiga kelenjar yaitu kelenjar labral, frontal, dan bibir (Sobotnik 2012). Famili Termitidae. Kelompok ini mencakup rayap-rayap tanpa prajurit, dan rayap-rayap berhidung panjang (Nasutitermes dan Tenuirostriter). Rayaprayap tanpa prajurit membuat lubang di bawah kayu. Rayap-rayap ini menyarang pohon-pohon dan benda lain di atas tanah (Borror 1992). Rayap tidak hidup secara soliter namun rayap hidup secara koloni, dalam koloninya rayap terbagi atas tiga kasta yang masing-masing memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta pekerja, kasta prajurit dan kasta reproduktif. Pada dasarnya kasta pekerja mendominasi dari segi jumlah

5 koloni dibandingkan dengan kasta yang lainnya, tidak kurang dari 80 90% merupakan kasta pekerja (Prasetyio & Yusuf 2005). Kasta pekerja memiliki warna pucat dan memiliki penebalan di daerah kutikulanya (Prasetyio & Yusuf 2005). Kasta ini tidak memiliki sayap, mandul dan terdiri dari dua spesies kelamin (Borror 1992). Kasta pekerja memiliki tugas mencari makan, bekerja membangun sarang, memelihara ratu, rayap muda, dan telur. Kasta inilah yang paling bertanggung jawab atas berbagai kerusakan yang terjadi. Kasta prajurit memiliki ciri morfologi kepala yang besar, sedikit keras dan memiliki rahang yang lebih besar dibandingkan kasta yang lain (Sigit & Hadi 2006). Ciri khas mendibula ini yang dapat digunakan sebagai identifikasi (Borror 1992). Beberapa spesies rayap diantaranya Macrotermes, Odontotermes, Rhinotermes dan Schedorhinotermes dijumpai ukuran kasta prajurit yang berbeda. Raya prajurit berukuran besar (prajurit major), berukuran kecil (prajurit minor) dan ada yang berukuran sedang (prajurit intermediet) (Nandika et al. 2003). Kasta perajurit bertugas menjaga dan mempertahankan koloni dari serangan musuh atau predator (Sigit & Hadi 2006). Kasta reproduktif terdiri dari individu-individu seksual yaitu betina (ratu) dan jantan (raja). Kasta ini terbagi atas dua bagian yaitu kasta reproduktif suplemen (sekunder) dan kasta reproduktif primer (laron). Kasta reproduktif supleman (sekunder) terdiri atas jantan dan betina yang keduanya tidak memiliki sayap, bilapun ada sayap berukuran kecil dan relatif tidak berfungsi. Kasta reproduktif sekunder ini terbentuk dengan tujuan sebagai cadangan ratu primer bila suatu saat ratu primer mati atau sakit. Kasta reproduktif primer (laron) memiliki ciri khusus diantaranya memilki sayap (Sigit & Hadi 2006). Ukuran dan bentuk pada bagian sayap depan dan belakang sama. Ratu rayap dapat berumur mencapai 20 tahun bahkan 50 tahun lebih lama dibandingkan dengan umur Raja. Ukuran badan sang Ratu lebih besar dibandingkan Raja pada bagian abdomen (Prasetyo & Yusuf 2005), hal ini karena pertumbuhan ovari, usus, dan penambahan lemak tubuh akibat kapasitas telur yan meningkat (Borror 1992). Rayap dalam aktivitas dan distribusinya dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan diantaranya suhu, kelembaban dan curah hujan. Suhu memiliki

6 peranan penting dalam aktivitas dan perkembangan rayap. Sebagian besar serangga memiliki suhu optimum berkisar antara 15 38%. Kelembaban cukup memiliki peranan dalam aktivitas jelajah rayap. Rayap tanah seperti Coptotermes, Macrotermes, Odontotermes memerlukan kelembaban yang tinggi (75 90%). Curah hujan memiliki peran dalam hal perkembangbiakan eksternal dan merangsang keluarnya kasta reproduksi keluar dari tanah. Laron tidak akan keluar bila curah hujan rendah (Nandika et al. 2003). Rayap dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan habitatnya yaitu rayap yang hidup di dalam tanah, kayu basah dan kayu kering. Rayap tanah hidup di atas permukaan tanah, di batang-batang pohon dan dalam kayu. Genus yang termasuk ke dalam kelompok rayap tanah salah satu diantaranya Macrotermes dan Odontotermes (Rismayadi 2007). Rayap kayu basah bersarang pada kayu lembab dan lapuk, kelompok ini diwakili oleh genus Glypototermes dan Protermes. Rayap kayu kering bersarang pada kayu-kayu kering dengan kadar air rendah dan kelembaban yang rendah. Rayap ini hidup pada pohon-pohon hidup seperti pada rayap genus Neotermes (Rismayadi 2007). Keberadaan rayap di muka Bumi sering memberikan dampak negatif bagi manusia. Rayap sering menyerang kayu dan bangunan gedung sehingga merugikan dari segi ekonomi bagi manusia. Namun demikian rayap memberikan berbagai manfaat yang dapat kita rasakan diantaranya membuat lorong-lorong di dalam tanah dan mengakibatkan tanah menjadi gembur sehingga baik untuk pertumbuhan tanaman (Sigit & Hadi 2006), membantu manusia sebagai dekomposer dengan cara menghancurkan kayu atau bahan organik lainnya dan mengembalikannya sebagai hara ke dalam tanah (Nandika et al. 2003). Keberadaan rayap di tanah mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Ketersediaan nutrisi tanah, porositas, aerasi dan lain-lain, tidak terlepas dari peran rayap di muka bumi (Rismayadi 2007).

7 2.2 Vegetasi Pinus Pinus merkusii merupakan famili dari Pinaceae dan memiliki berbagai nama daerah diantaranya damar batu, damar bunga, huyam, kayu sala, kayu sugi, tusam uyam (Sumatra), pinus (Jawa). Pohon ini memiliki daerah penyebaran di Indonesia mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Suamatra Barat, dan seluruh wilayah Jawa. Pinus dapat mencapai tinggi 20 40 m dengan tinggi bebas cabang 2 23 m, sementara diameter dapat mencapai 100 cm. Pohon ini memiliki ciri khas secara visual dari penampakan luarnya diantaranya kulit luar kasar berwarna coklatkelabu sampai coklat tua, tidak mengelupas, beralur lebar dan dalam. Ciri-ciri umum yang lain dari pohon pinus kayu teras berwarna coklatkuning muda dengan pita dan gambar yang berwarna lebih gelap, kayu yang berdamar berwarna coklat atau coklat tua. Kayu gubal berwarna putih atau kekuning-kuningan, tebal 6 8cm. Kayu pinus memiliki kadar selulosa 54,9% dan lignin 24,3%. Kayu pinus masukan ke dalam kelas awet IV, daya tahan terhadap rayap kayu kering termasuk kelas awet V. Kayu tusam termasuk mudah dikeringkan, mudah mengalami pencekungan, retak, pecah ujung, retak permukaan dan sangat mudah diserang jamur biru (Martawijaya 1989). Agathis Agathis yang merupakan salah satu anggota dari famili Araucariaceae. Pohon ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia diantaranya Sumatra Barat, Sumatra Utara, seluruh Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya. Tinggi Pohon ini bisa mencapai 55 m, panjang batang bebas cabang 12 25 m, diameter 150 cm atau lebih, bentuk batang silindris dan lurus. Pohon ini memiliki ciri khas kayu teras berwarna keputih-putihan sampai kuning-coklat. Kayu gubal tidak berbeda dengan kayu teras. Kayu agathis termasuk ke dalam kelas awet IV. Daya tahan kayu agathis terhadap rayap Cryptotermes cyncocephalus termasuk ke dalam kelas V. Sifat kayu agathis bila dikaitkan dengan pengeringan kayu, kayu agathis mudah dikeringkan tanpa banyak cacat. Agathis tumbuh pada hutan primer pada tanah berpasir, berbatu-batu atau liat yang selamanya tidak tergenang air, dengan ketinggian 2 1.750 m dari permukaan laut (Martawijaya 1981).

8 Puspa Puspa dengan nama botanis Schima wallichii merupakan salah satu anggota dari famili Theaceae. Pohon ini tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, lampung, seluruh Jawa, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Pohon Puspa dapat mencapai tinggi 40 m dengan tinggi bebas cabang 25 m, diameter pohon ini bisa mencapai 250 cm dan tidak berbanir. Ciri lain dari pohon ini diantaranya kulit luar berwarna merah muda, merah tua sampai hitam, beralur dangkal dan mengelupas. Kayu teras berwarna coklat-merah atau coklat-kelabu. Sementara kayu gubal berwarna lebih muda dan tidak mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Kayu ini memiliki tekstur yang halus dan permukaan kayu yang licin. Memiliki kadar selulosa 51,2%. Kayu puspa termasuk ke dalam kelas awet III. Daya tahan terhadap serangan rayap termasuk ke dalam kelas II. Sifat kayu puspa bila dikaitkan dengan pengeringan kayu, kayu puspa termasuk sulit dan lambat untuk dikeringkan karena mudah mengalami perubahan bentuk seperti pencekungan dan pemilinan serta pecah pada mata kayu (Martawijaya 1989). Kapulaga Kapulaga terdapat dua macam di Indonesia yaitu dengan Eletta cardamaomum Maton berasal dari marga Eletrria dan Amomum cardamomum L berasal dari marga Amomum keduanya berasal anggota dari famili Zingiberacea. E. cardamaomum memiliki umbi batang yang agak besar atau gemuk, dari umbi batangnya ini tumbuh batang semu yang tingginya 2 3 m. Daun-daun E. cardamaomum berbentuk tombak, berujung runcing, berwarna hijau tua, agak licin atau sedikit berbulu, pajang kurang lebih 1 m, lebar antara 8 15 cm. Bunga 2 3 rangkai, kelopak bunga berwarna hijau panjang 3,5 cm. Mahkota bunga kecil melebar berwarna hijau muda dengan panjang 1,5 cm. Buah berbentuk bulat telur, agak memanjang, bersegi tiga. Buah terdiri dari tiga ruas dan tiap ruas terdiri dari 5 7 biji yang berwarna coklat dan beraroma harum (Indo 1987). A. cardamomum mempunyai umbi batang dalam tanah. batang semu berdaun agak banyak dan tinggi mencapai 1 1,5 m. Daun berbentuk pisau bedah, bunga tegak lurus ke atas dan tingginya mencapai 8 cm. Kuncup pada tangkai bunga dilindungi oleh kelopak-kelopak yang kemudian menjadi daun pelindung

9 bunga. Kelopak bunga terdiri atas 3 8 dan memiliki warna merah. Tangkai buah memiliki panjang 6 cm, buah memiliki bentuk pipih bersegi tiga terdiri atas tiga ruang, buah memilki panjang 1 1,2 cm dengan lebar 1 1,5 cm. Biji besar dengan ukuran 4 mm, berbentuk pipih, berwarna coklat (Indo 1987).