Nama : Yuningsih NPM : 27212967 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sundari, SE., MM Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul
LATAR BELAKANG Persaingan didunia usaha sekarang ini semakin ketat. Setiap perusahaan bersaing untuk dapat menemukan keunggulan masing-masing untuk mempunyai nilai lebih dari pesaingnya. Peranan akuntansi biaya dalam sebuah perusahaan sangatlah penting karena dapat memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh perusahaan, agar setiap peristiwa yang terjadi dalam perusahaan dapat diterima oleh pihak manajemen sehingga dapat membantu dalam memberikan pertanggungjawaban atas keuangan perusahaan. Keunggulan ini dapat diraih dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan menilai keakuratan harga pokok produk. Penilaian harga pokok produk yang akurat ini akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam perusahaan. Harga pokok produksi adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan produk yang akan dipasarkan. Biaya-biaya ini akan menjadi dasar dalam penentuan Harga Pokok Produksi. Activity Based Cost (ABC) System merupakan sistem yang menyediakan informasi yang berguna untuk dapat menghitung harga pokok produk secara akurat, karena mengidentifikasikan biaya berdasarkan berbagai aktivitas yang dikerjakan oleh organisasi. Sistem ini memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi produk yang bersangkutan.
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH Rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana penentuan harga pokok produksi Fiber Glass pada PT. Barata Pratama Unggul? 2. Bagaimana penentuan harga pokok produksi menggunakan Activity Based Costing System pada PT. Barata Pratama Unggul? Penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas ini yaitu perhitungan harga pokok produksi Fiber Glass menggunakan sistem Activity Based Costing pada PT. Barata Pratama Unggul periode 2016 khususnya pada produk lining dan tanki air.
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi Fiber Glass pada PT. Barata Pratama Unggul. 2. Untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi menggunakan Activity Based Costing System pada PT. Barata Pratama Unggul.
METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Pada awalnya perusahaan didirikan pada tahun 2011 di Cikarang. Yang beralamat di Jalan Raya Serang, Cibarusah, Desa Sindang Mulya RT07/RW14. Dengan luas tanah 900 m² dan luas bangunan 500 m². Perusahaan fiberglass tersebut didirikan oleh seorang pengusaha yang bernama Bapak Ir. H. Nursalim. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer adalah data yang diambil langsung diambil dari pihak perusahaan yang merupakan objek penelitian dalam melakukan penulisan, diantaranya observasi, wawancara, dan diskusi terfokus. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari PT Barata Pratama Unggul, diantaranya laporan, jurnal, catatan, dan dokumen yang terkait dengan perusahan.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penentuan harga pokok produksi dengan sistem konvensional dimana dalam Lining yang dilaporkan dengan menggunakan sistem konvensional adalah sebesar Rp 47.719.430 sedangkan dalam Tangki air yang dilaporkan dengan menggunakan sistem konvensional adalah sebesar Rp 18.116.072 2. Penentuan harga pokok produksi batik cap menggunakan sistem activity based costing lebih akurat dan tepat apabila dibandingkan dengan sistem tradisional. Harga pokok produksi menggunakan sistem activity based costing menghasilkan harga pokok produksi sebesar Rp 52.156.097 perhitungan dengan sistem activity based costing menghasilkan harga pokok produksi sebesar Rp 19.732.739. 3. Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi dengan menggunakan sistem konvensional dengan sistem Activity Based Costing mengalami selisih yaitu sebesar Rp 4.236.667 untuk Lining dan untuk Tanki air mengalami selisih sebesar Rp 1.616.667, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem konvensional biaya pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead pabrik. Pada sistem Activity Based Costing, biaya overhead pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Driver, sehingga Activity Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Penentuan harga pokok produksi lining dan tanki air menggunakan sistem activity based costing lebih akurat dan tepat apabila dibandingkan dengan sistem konvensional.
SARAN 1. Bagi manajemen perusahaan agar dapat mempertimbangkan menggunakan perhitungan Harga Pokok Produksi dengan sistem Activity Based Costing. Metode ini dapat membantu manajemen dalam mengalokasikan biaya overhead secara akurat. Selain itu dapat menelusuri biaya-biaya secara lebih menyeluruh, tidak hanya ke unit produk, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk. Penggunaan metode ini akan mampu memberikan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat bagi perusahaan. 2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan dapat menambahkan metode lain dalam perhitungan harga pokok produksi sehingga diperoleh lebih banyak alternatif untuk mendapatkan harga pokok produksi yang terakurat dan efisien.