BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

dokumen-dokumen yang mirip
protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

Kelompok Perlakuan 1 Latihan Standing Dumbble Triceps Extension dan Latihan Cable Pushdown

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman era globalisasi yang sudah berkembang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta BPS, Proyeksi

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Potter dan Perry (2005) Pertumbuhan dan perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat berarti seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Manusia sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dilakukan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia,

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang serba berkembang ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas sehari-hari tidak akan pernah lepas dari proses gerak. Hidup dan gerak memiliki korelasi yang tidak terpisahkan bagi setiap mahkluk hidup selama masa hidupnya, gerak dimulai dari tingkatan intrasel sampai pada gerak aktual yang dilakukan setiap hari oleh manusia untuk beraktifitas. Setiap manusia menginginkan tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial. Semua aspek tersebut akan mempengaruhi penampilan atau performance setiap individu, dalam melakukan aktifitas sehari hari. Oleh karena itu setiap individu berhak dan harus selalu menjaga kesehatan yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, dan bahagia. Salah satu perubahan yang mulai terasa adalah beraneka ragamnya aktifitas kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan pada masyarakat jaman sekarang, terutama mahasiswa yang banyak melakukan aktifitas baik untuk prestasi maupun kesenangan dan gaya hidup seperti olahraga bermain bola basket, bulu tangkis, tennis, berenang, dan sebagainya. Dimana aktifitas tersebut memerlukan kekuatan otot yang baik. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain 1

2 yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa adalah mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005). Untuk melakukan kegiatannya mahasiswa membutuhkan kekuatan otot yang baik. Kekuatan otot ini diperlukan untuk memudahkan aktifitas keseharian seperti mendorong, menekan, berkendara, mengangkat benda atau barang secara berulang-ulang. Selain itu, postur tubuh dan gaya hidup mahasiswa masa kini juga tidak terlepas dari penguatan otot. Maka dari itu diperlukan latihan yang teratur agar kuat dan tidak mudah cidera. Dapat dikatakan sehat jika memiliki kekuatan otot yang baik. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini didasarkan pada tiga alasan, yaitu karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, kekuatan mempunyai peranan penting dalam melindungi dari kemungkinan cidera, dan dengan kekuatan akan dapat melakukan aktifitas lebih efisien dengan demikian dapat membantu stabilitas sendi-sendi. Pengertian kekuatan otot adalah meningkatnya performance otot serta kekuatan maksimalnya yaitu kemampuan suatu otot untuk menghasilkan gaya dalam suatu kontraksi otot atau yang dikenal dengan istilah muscle strength dan daya tahan otot dalam mempertahankan kontraksi atau disebut juga muscle endurance (Kisner, 2007). Kekuatan otot melibatkan struktur-struktur otot seperti badan otot, fasciculus, myofibril, myofilaments, aktin dan myosin serta komponen jaringan otot yang terdiri dari 20% protein, 75% air, dan 5% mineral. Peningkatan kekuatan otot selain dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor seperti faktor stabilitas sendi

3 siku, fleksibilitas sendi siku, leverage, recruitmen motor unit, tipe kontraksi otot, jenis serabut otot. Kekuatan otot akan meningkat sesuai dengan pertambahan umur. Selain ditentukan oleh pertumbuhan fisik, kekuatan otot ini ditentukan oleh aktifitas ototnya. Pada umur 20-30 tahun, baik laki-laki maupun perempuan akan mencapai puncak kekuatan ototnya. Di atas umur ini kekuatan otot akan mengalami penurunan, kecuali diberikan pelatihan. Walaupun demikian, diatas umur 65 tahun kekuatan ototnya sudah berkurang sebanyak 20% dibanding sewaktu muda (Nala, 2011). Kekuatan otot akan meningkat bila seorang melakukan latihan beban dengan dosis tertentu atau program latihan tertentu. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot mempunyai prinsip overload, specifity, progresive dan keteraturan latihan (Arief, 2011). Pada latihan kekuatan otot, prinsip latihan yang sangat penting ialah progressive overload principle. Maksud prinsip ini adalah agar otot dapat meningkat kekuatannya harus diberi beban kerja diatas beban kerja yang biasa dilakukan oleh otot tersebut, dan selanjutnya jika otot tersebut telah lebih kuat maka beban yang diberikan harus lebih tinggi lagi untuk menghasilkan kemampuan yang lebih meningkat. Dengan menerapkan latihan seperti ini maka otot senantiasa akan memperoleh rangsang yang memungkinkannya berubah atau dengan kata lain mengalami adaptasi latihan. Pada program latihan peningkatan kekuatan otot akan terjadi adaptasi neurologi yang dikaitkan dengan motor learning dan improved coordination serta peningkatan recruitment motor unit, perubahan ini terjadi oleh karena penurunan dalam fungsi penghambat sistem saraf pusat, penurunan sensitivitas golgi tendon organ, dan perubahan myoneural junction

4 of the motor unit. Dalam suatu latihan kekuatan otot beban kerja diberikan dalam bentuk massa yang harus dipindahkan atau dilawan oleh gaya kontraksi otot. Dengan memperhatikan besar beban dan ulangan kontraksi otot dapat diatur. Peningkatan kekuatan otot dapat dicapai dengan latihan beban besar yang dilakukan kurang dari enam kontraksi otot. Setiap jenis latihan merupakan rangsang yang sifatnya spesifik yang akan menghasilkan suatu bentuk adaptasi otot yang juga bersifat spesifik. Salah satu otot yang penting dan harus kuat pada ekstrimitas atas adalah otot triceps. Otot triceps mempunyai tiga kepala yaitu, caput longum, caput medial, dan caput lateral. Ada berbagai jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot triceps misalnya dengan latihan cable pushdown, latihan standing dumbble triceps extension dan latihan push up. Fisioterapi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup baik masyarakat maupun individu, bukan hanya untuk orang sakit saja tetapi juga untuk orang sehat agar mencegah terjadinya cidera. Latihan cable pushdown adalah latihan yang digunakan untuk memperkuat otot triceps. Pada latihan cable pushdown memakai beban dari luar tubuh, hanya menggunakan satu sendi dan melibatkan satu otot sedangkan sendi shoulder berfungsi sebagai stabilisasi. Latihan standing dumbble triceps extension adalah latihan yang digunakan untuk memperkuat otot triceps. Latihan ini dilakukan posisi berdiri, satu dumbble diatas kepala dengan kedua tangan dibawah piring dumbble dengan cara siku di atas kepala, lengan bawah belakang, lengan atas dengan

5 meregangkan siku. Lenturkan pergelangan tangan di bagian bawah untuk meghindari memukul dumbble di belakang leher. Angkat dumbble hingga lebih dari kepala dengan memperpanjang siku sementara hyperextending pergelangan tangan. Latihan push up merupakan latihan penguatan fungsional, pada latihan penguatan fungsional dapat diartikan sebagai latihan yang dilakukan oleh tubuh kita guna menghasilkan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, latihan penguatan fungsional adalah latihan penguatan dengan menggunakan beban dari dalam tubuh sendiri, dimana lebih dari satu otot yang bekerja dan lebih dari satu sendi yang bekerja. B. Identifikasi Masalah Dalam kehidupan sehari-hari aktifitas fungsional merupakan gambaran kemampuan dan keterampilan gerak seseorang. Kualitas gerak seseorang tergantung dari efektifitas dan efisiensi dalam melakukan suatu gerakan. Pada dasarnya otot manusia bisa terus ditingkatkan kekuatannya, tetapi itu semua tergantung tiap individunya. Jika mereka ingin meningkatkan kekuatan otot mereka, maka bisa dicapai dengan suatu latihan. Pada individu tidak terlatih atau jarang berlatih maka akan sulit sekali mencapai gerak potensial. Hal ini terjadi karena kekuatan otot yang ada tidak mampu mencapai gerak potensial. Jika pada individu tidak terlatih atau jarang berlatih maka akan banyak sekali masalah yang timbul. Seperti penurunan kekuatan otot, kelemahan otot, gerak

6 dan fungsi menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot antara lain neurologi, metabolisme, psikologis, serabut otot, usia, jenis kelamin, ukuran otot, perubahan panjang otot saat kontraksi dan kecepatan kontraksi otot masing-masing individu. Pada otot triceps kemampuan berubah menjadi kuat dan besar dalam memberi respon terhadap berbagai bentuk pelatihan. Hipertrofi dan peningkatan kekuatan ini berupa adaptasi aktifitas kontraksi dalam latihan cable pushdown, latihan standing dumbble triceps extension, dan latihan push up. Pada upaya peningkatan kekuatan otot triceps permasalahan yang timbul antara lain penentuan jumlah beban, evaluasi bentuk gerakan yang benar, kecepatan melakukan gerakan, hubungan pernafasan dengan bentuk gerakan yang benar, waktu istirahat antar set dan lama waktu latihan. Masalah-masalah tersebut membutuhkan perhatian khusus dalam upaya untuk meningkatkan kekuatan otot, sehingga ada perancangan suatu program latihan dapat memberikan suatu hasil yang efektif dan efisien tanpa mengakibatkan suatu cidera. Program latihan peningkatan kekuatan otot harus berpedoman pada program latihan pembebanan, antara lain prinsip penambahan beban berlebih (overload), peningkatan terus menerus (progressive), prinsip urutan pengaturan suatu latihan (reversible) dan kekhususan program latihan (specific). Berdasarkan metode FITTR (Frekuensi, Intensitas, Time, Type, Repetition), jenis pemberian frekuensi yang tepat untuk meningkatkan kekuatan otot adalah antara 3-5 kali seminggu. Apabila latihan yang diberikan

7 lebih dari 5 kali seminggu, hasil yang didapat adalah menimbulkan overtraining. Alat ukur yang akan digunakan adalah dinamometer. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan latihan cable pushdown dan latihan push up pada latihan standing dumbble triceps extension terhadap peningkatan kekuatan otot triceps pada mahasiswa. C. Perumusan Masalah Dari masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yang diteliti, yaitu: 1. Apakah latihan standing dumbble triceps extension dan latihan cable pushdown dapat meningkatkan kekuatan otot triceps pada mahasiswa? 2. Apakah latihan standing dumbble triceps extension dan latihan push up dapat meningkatkan kekuatan otot triceps pada mahasiswa? 3. Adakah perbedaan antara latihan cable pushdown dan latihan push up pada latihan standing dumbble triceps extension terhadap peningkatan otot triceps pada mahasiswa? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan antara latihan cable pushdown dan latihan push up pada latihan standing dumbble triceps extension terhadap peningkatan kekuatan otot triceps pada mahasiswa.

8 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot triceps setelah pemberian latihan standing dumbble triceps extension dan latihan cable pushdown pada mahasiswa. b) Untuk mengetahui peningkatan kekutan otot triceps setelah pemberian latihan standing dumbble triceps extension dan latihan push up pada mahasiswa. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a) Dengan penulisan dan penelitian ini maka akan menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang cara meningkatkan kekuatan otot triceps dengan latihan cable pushdown, latihan push up dan latihan standing dumbble triceps extension dengan cara melakukan penelitian dilapangan dengan penatalaksanaan yang tepat dan efektif. b) Dengan adanya penulisan dan penelitian ini penulis akan mampu menerapkan kaidah metodologi penelitian fisioterapi yang dapat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme fisioterapi. 2. Bagi Institusi Pelayanan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pedoman dalam memberikan latihan kepada klien di pusat-pusat kebugaran dengan kondisi kebutuhan yang sama dan dapat digunakan sebagai saran dan masukan bagi institusi pelayanan kebugaran baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.

9 3. Bagi Pendidikan Dengan penelitian ini diharapkan bagi para pembaca baik dari mahasiswa fisioterapi, staff pengajar atau dari institusi lainnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang latihan cable pushdown, latihan push up dan latihan standing dumbble triceps extension serta apa ada dampaknya terhadap peningkatan kekuatan otot triceps yang akan menambah ilmu pengetahuan tentang manfaat jenis dan frekuensi latihan yang dipilih dalam meningkatkan kekuatan otot triceps terhadap mahasiswa. 4. Bagi Fisioterapi Hasil penulisan dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para fisioterapis yang bergerak dibidang pelayanan kebugaran untuk memberikan latihan yang tepat kepada client dengan kondisi kebutuhan yang sama dalam upaya peningkatan kekuatan otot triceps pada mahasiswa.