BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

dokumen-dokumen yang mirip
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Tugas Mata Kuliah TBT Sayur dan Tanaman Hias BUDIDAYA BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TATA CARA PENELITIAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BUDIDAYA BAWANG MERAH

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. September 2016 di rumah kasa Growth Center Kopertis Wilayah 1 Sumut-Aceh

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH BAWANG MERAH. BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang - Bandung Barat 40791

Tata Cara penelitian

III. MATERI DAN METODE

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Kawasan Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara terkenal tidak hanya karena

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN BAWANG MERAH DI KAWASAN DANAU TOBA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Teknik Budidaya Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Di Desa Molyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN DAN DI DALAM POT/POLYBAG

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PROLIGA BAWANG MERAH 40 T/HA ASAL TSS (=True Shallot Seed) Oleh : Suwandi, Gyna A. Sopha, dan Catur Hermanto

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Rahayu dan Nur Berlian (1999), tanaman bawang merah diyakini

III. BAHAN DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BALITSA & WUR the Netherlands,

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

Transkripsi:

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (Maret Oktober) sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. 2. Syarat Tumbuh Bawang Merah menyukai daerah yang beiklim kering dan suhu agak panas dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Bawang Merah dapat tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi (0 900 m dpl) dengan curah hujan 300 2.500 mm/th dan suhunya 25 0 32 0 C. Jenis tanah yang baik untuk budidaya bawang merah adalah regosol, grumosol, latasol dan alluvial, dengan ph 5,5 7. 3. Syarat Bibit Umbi Yang Baik Persyaratan umbi untuk bibit yang baik, antara lain : - Varietasnya diketahui dan bibitnya murni. - Bibit yang sudah disimpan 2 4 bulan sejak panen. - Diameter umbi 1,5 2 cm dengan berat umbi 4 6 gram/umbi. - Umbi bibit berwarna cerah, mengkilat dan padat. - Sebelum umbi disimpan harus dikeringkan sampai kering mati. - Umbi untuk bibit dipilih dari tanaman yang kondisinya sehat, tidak terserang hama/penyakit, karena penyakit akan terbawa pada pertanaman berikutnya. - Pada saat umbi bibit dipenyimpanan perlu ditaburi fungisida seperti Dithane m-45 dan Antrachol dengan dosis 100 gram/1000 kg umbi bibit, untuk mencegah penyakit dipenyimpanan. - Untuk mencegah pertunasan pada saat penyimpanan, bibit dapat diperlakukan dengan memberi Maleic Hidrazide 1.500 mg/liter dengan cara disemprotkan merata.

4. Varietas - Varietas yang sesuai untuk musim kemarau adalah : Super Philipine, Bali ijo dan jenis local lainnya. - Varietas yang sesuai untuk musim hujan yaitu : Bauji, Sumenep dan jenis Hibrida lainnya. 5. Penyiapan Lahan a. Kultur teknis pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah dilakukan sebagai berikut : - Pada lahan kering tanah dicangkul sedalam ± 20 cm sampai gembur. - Dibuat bedengan dengan lebar 1-2 m dan tinggi ± 25 cm. - Jarak bedengan 20 40 cm. b. Pada lahan yang sedikit masam (ph kurang 5,5) perlu diberi kapur/dolomite dengan dosis 1 1,5 ton/ha, ditaburkan 1-2 minggu sebelum tanam. c. Pemberian pupuk dasar yaitu : - 10 15 ton/ha pupuk kandang sapi atau 5 6 ton/ha pupuk kotoran ayam yang telah matang. - 150 200 kg/ha pupuk SP. Dimana pupuk dasar tersebut disebarkan merata pada permukaan bedengan. 6. Penanaman a. Waktu Tanam Musim tanam bawang merah dapat dilakukan pada akhir musim hujan yaitu Bulan Maret April dan musim kemarau Bulan Mei Juni. b. Cara Tanam - Jika umur simpan bibit yang akan ditanam kurang dari 2 bulan, perlu dilakukan pemogesan (pemotongan ujung umbi) kurang lebih ¼ bagian. Hal ini dilakukan untuk memecah masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman. - Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan 2 / 3 bagian umbi atau seluruh bagian umbi kedalam tanah. - Jarak tanam 15x15 cm atau 15x20 cm. - Pembakaran jerami kering yang dihamparkan di atas bedengan atau umbi bawang merah yang telah ditanam, juga dapat mempercepat tumbuh bibit tanpa harus memotong ujung umbi.

7. Pemupukan a. Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10 15 hari dan umur 30 35 hari setelah tanam untuk pemupukan susulan II. b. Jenis pupuk dan Dosis : - KCl : 75 100 kg/ha. - Urea : 75 100 kg/ha. - ZA : 150 250 kg/ha. c. Pupuk diaduk atau dicampur rata dan diberikan disepanjang garitan diantara barisan tanaman dan selanjutnya ditutup dengan tanah. d. Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan. 8. Pengairan/Penyiraman a. Penyiraman dapat menggunakan gembor atau sprinkler untuk menggunakan system gravitasi. b. Waktu penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman, yaitu: - Umur 0 10 hari, 2kali/hari (pagi dan sore). - Umur 11 35 hari, 1kali/hari (pagi hari). - Umur 36 50 hari, 1kali/hari (pagi atau sore hari). 9. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep PHT. Cara pengendalian beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman bawang merah, waktu penyemprotan yang paling baik yaitu pada pagi hari setelah embun hilang. Adapun Hama dan Penyakit yang biasa menyerang bawang merah, antara lain : a. Hama Ulat Bawang (Spodoptera Sp.) Gejala serangan hama ini ditandai dengan adanya bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah : - Telur dan ulat dikumpulkan lalu dimusnahkan. - Pasang perangkap ngengat ulat bawang (feromonoid seks) - Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5% per rumpun atau telah ditentukan 1 paket telur per 10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif. Misalnya : Hastithion 40 el, cascade 50 el, atabron 50 el, betasijlutrin (bulldog), klorjirifos (dursban 20 el), dan tebu jenosida (midi).

b. Hama Trip (Thrips Sp.) Gejala serangan hama ini ditandai dengan adanya bercak putih berakar pada daun, penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif. Misalnya : mesurol 50wp atau Pegasus 500el. c. Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum) Gejala serangan ini ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Pencegahan didaerah endemis fusarium, perlu perlindungan bibit dengan menaburkan Dithane m.45 atau Antracol 70wp dengan dosis 100 gram/1000 kg umbi bibit yang diberikan dua atau tiga hari sebelum tanam. d. Penyakti Antraknose (Colletrotichum Gleosporioides) Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan tanaman yang terinfeksi akam mati secara mendadak, Terlihat bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan kedalam yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Pengendalian : disemprot dengan fungisida selektif seperti : Antracol 70wp, Dacodil 70wp, Score, dll untuk membaminya. e. Penyakit Trotol Penyakit ini ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Pengendalian : gunakan fungisida efektif antara lain : Antracol 70wp, Daconil 70wp, dll. 10. Panen a. Tanda tanda tanaman bawang merah siap dipanen : - Untuk konsumsi 50-60 hari setelah tanam (untuk dataran rendah). 70-75 hari siklus tanam (dataran medium atau tinggi). - Tingkat kerebahan daun mencapai 70-80%. - Untuk umbi bibit 65-70 hari setelah tanam (untuk dataran rendah), 80-90 hari setelah tanam (dataran medium) untuk kerebahan daun 90%. - Waktu panen udara cerah dan tanah tidak basah. - Keseluruhan daun tampak menguning. - Sebagian umbi sudah nampak tersembul. b. Cara Panen - Mencabut seluruh tanaman dengan tangan secara hati-hati. - Hasil panen diikat 1 1,5 kg setiap ikatan, hal ini untuk mempermudah dalam pengangkutan.

c. Pengeringan - Dilakukan pelayuan atau curing sebelum bawang merah dikeringkan, dengan cara menjemur 5-7 hari dibawah sinar matahari dengan posisi umbi diatas. - Setelah 2-4 ikatan kecil digabungkan menjadi ikatan besar dan dijemur lagi dengan posisi umbi diatas. - Pengeringan dilakukan 7-14 hari hingga mencapai susut bobot 25-40% atau sampai kering simpan (kadar air < 80%). - Untuk mengetahui bawang merah sudah mencapai kering simpan adalah dengan cara menyimpan beberapa contoh bawang merah dimasukkan ke dalam kantong plastic 24 jam, bila sudah tidak ada titik-titik air didalam kantong plastic berarti sudah mencapai kering simpan. d. Penyimpanan Bila dipasar harga lagi baik bisa langsung dipasarkan. Bila harga kurang bagus bawang merah bisa disimpan. Bawang merah yang disimpan harus mempunyai tingkat ketuaan optimum dan mutu umbi baik. Untuk penyimpanan secara sederhana ada 2 cara, yaitu : - Penyimpanan diatas perapian. Bawang merah diletakkan diatas pogo dan dibawahnya diberi pengasapan. - Penyimpanan diruang berventilasi. Ruang berventilasi mempunyai sirkulasi udara yang baik dan dapat mencegah hama dan penyakit.