BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antara perusahaan sejenis pada umumnya merupakan kekuatan terbesar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dengan melihat kembali tujuan penelitian ini di awal penulisan, penulis dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar adalah sekelompok pembeli dan penjual yang melakukan pertukaran barang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis, baik jasa maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. setiap bentuk kegiatan usaha maupun pribadi menjadi sebuah kebutuhan primer

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi masyarakat, tidak hanya masyarakat kalangan menengah ke atas, bahkan

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Laporan Postel Sem.I/2014

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha membutuhkan penerapan teknologi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan akses internet saat ini sangat pesat. Diawali dengan masuknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengatur telekomunikasi di Indonesia dengan Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. pro. Saat ini, jumlah pelanggan yang dimilik PT. Astro Komputindo sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. lain dari telepon seluler bertambah seiring dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol),

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbandingan antara NGN dengan PSTN dan Internet [ 1] Analisa penerapan enum, Nurmaladewi, FT UI, Gunawan Wibisono

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisa arus..., Andrie Surya, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetisi pada industri telekomunikasi selular di Indonesia saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan harus memiliki keunggulan kompetitif antara lain adalah dengan

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi bukanlah sesuatu yang asing bagi kita tahu bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan. informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penetapan strategi bisnis yang tepat bagi sebuah perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pengguna Internet Asia[1] Perencanaan strategi..., Indrajaya Pitra Persada, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan konsumen lama. Perusahaan harus mampu membaca peluang

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. zaman yang semakin modern, kebutuhan manusia semakin tidak dapat dibatasi.

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

Kebijakan Tarif Telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya sehingga kita dengan mudah bisa menikmatinya. Perkembangan. saja seolah-olah tanpa mengenal batasan ruang dan waktu.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan antara perusahaan sejenis pada umumnya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Teori Shumpter 1 menjelaskan bahwa dalam suatu mekanisme pasar, terdapat dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan yang ingin menjadi leader dalam melakukan aksi dan perusahaan yang hanya ingin menjadi follower dan imitator dari perusahaan leader. Dewasa ini, industri telekomunikasi telah mengalami pertumbuhan pasar yang sangat kompetitif. Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan luas total lebih dari 1,8 juta km persegi dan jumlah penduduk diatas 200 juta jiwa dimana 63%nya adalah penduduk dengan masa usia produktif dan tingkat GDP per capita US$ 1.200, merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri telekomunikasi. Ditambah adanya proyeksi pertumbuhan jumlah pelanggan jasa telekomunikasi hingga akhir tahun 2010 baik itu telekomunikasi jaringan tetap (fixed line) maupun seluler (mobile). 2 Perkembangan dibidang dunia informasi saat ini begitu cepat bergerak, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Teknologi 1 Grimm, Curtis M. (1997) Strategy as Action: Industry Rivalry and Coordination, South Western College. 2 Corporate Presentation PT Telkom March 1 st, 2006. Universitas Indonesia 1

telekomunikasi pun merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronik dan komputer. Saat ini tren teknologi komunikasi mengarah dari teknologi analog ke teknologi digital. Teknologi digital mampu untuk mengakomodasi tiga sampai empat kali lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan teknologi analog. Teknologi digital memberikan keuntungan bagi para pelaku bisnis dalam industri telekomunikasi, sebab teknologi ini mampu menghemat biaya operasional perusahaan. Keunggulan lainnya adalah kemampuan memberikan layanan data bergerak (mobile data service) yang berguna untuk mentransfer data dari satu titik ke titik yang lain. Contohnya adalah teknologi SMS (Short Messaging Service) dan teknologi GPRS (General Pocket Radio Service) yang memungkinkan seseorang mengirimkan gambar dan suara atau mengakses situs WAP (Wireless Aplication Protocol). Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa persaingan dalam sebuah pasar didorong oleh perkembangan teknologi, dimana masing-masing perusahaan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi teknologi dalam rangka meningkatkan efisiensi produk dan meningkatkan keuntungan dalam industri yang kompetitif (Gruber, 2001) Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk perusahaan besar maupun kecil. Perubahan dalam undang-undang, peraturan antitrust, tarif pajak, dan aktivitas kerjasama dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan (David, 2006). Adanya regulasi baru mengenai interkoneksi, menjadi salah satu faktor yang memberikan peluang bagi para pemain baru untuk turut memanaskan persaingan. Regulasi mengenai interkoneksi ini telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri No 8/Per/M.KOMINFO/02/2006. Regulasi interkoneksi adalah regulasi yang mengatur beban biaya sebagai akibat adanya keterhubungan antar jaringan telekomunikasi yang berbeda, dan atau ketersambungan jaringan telekomunikasi dengan perangkat pemilik penyelanggara jasa telekomunikasi. Sebelum regulasi ini ditetapkan, proses Universitas Indonesia 2

penyelenggaraan interkoneksi di Indonesia menggunakan skema revenue sharing (membagi tarif pungut berdasarkan persentase tertentu serta berdasarkan komponen jaringan yang terlibat dalam penyaluran panggilan interkoneksi), yang mendorong persaingan yang tidak sehat. Dimana skema revenue sharing digunakan sebagai alat untuk menghambat pemain baru. Dengan adanya regulasi yang baru, interkoneksi didasarkan pada biaya atau skema cost-based (biaya interkoneksi dihitung dengan memasukkan biaya yang relevan dan bersifat incremental atas penyediaan layanan interkoneksi), dengan tujuan mendorong pertumbuhan akses dari industri telekomunikasi yang kompetitif dan meningkatkan pertumbuhan panggilan. 3 Berdasarkan indikasi-indikasi di atas, memungkinkan jika perusahaan-perusahaan operator seluler di Indonesia berusaha memperkuat posisi persaingan mereka dalam kompetisi yang semakin meningkat di tengah kesempatan usaha yang semakin berlimpah. Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam suatu mekanisme pasar, terdapat dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan melakukan aksi dan respon. Aksi didefinisikan sebagai tindakan awal yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, yang mendahului para pesaing mereka. Sedangkan respon adalah tindakan balasan sebagai dampak dari adanya aksi, yang dilakukan perusahaan untuk bertahan atau meningkatkan profit di industri tersebut (Chen, 1992; Chen dan MacMillan, 1992). Berdasarkan studi yang telah dilakukan sebelumnya, ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi hubungan antara strategi dan kinerja perusahan. Aksi dan reaksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan berbeda pada tiap levelnya (Miller dan Chen, 1994; Chen dan Hambrick, 1994). Karakteristik aksi perusahaan dapat dilihat dari tiga hal yaitu propensity for action, action execution speed, dan action visibility. Sedangkan reaksi dapat dilihat dari responsiveness, response announcement speed, response execution speed, dan response visibility (Chen dan 3 Tim Penulis, Konsultasi Publik tentang Interkoneksi Berbasis Biaya: Mendorong Pertumbuhan Akses dan Efisiensi Industri Telekomunikasi, Ditjen Postel. Universitas Indonesia 3

Hambrick, 1995). Salah satu contoh aksi dan respon yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi di Indonesia terlihat pada fenomena perang harga yang terjadi sepanjang tahun 2007. 4 Adanya pengurangan harga dalam tarif telepon dan sms, mulai dari pengurangn harga dalam tarif per-detik hingga free calls menjadi senjata utama bagi para provider lama maupun provider baru dalam industri telekomunikasi untuk masuk dalam persaingan. Para pemain pasar saling berbalas menggunakan strategi yang sama, walaupun masih ada strategi pemasaran lain yang dapat digunakan, seperti pemberian layanan baru, peningkatan fitur produk, dan peningkatan kualitas merek. Di Indonesia, studi yang mempelajari mengenai masalah aksi dan respon antara perusahaan besar dan perusahaan kecil dalam industri telekomunikasi ini sangat terbatas. Pentingnya informasi mengenai aksi dan respon bagi para pengambil keputusan, memotivasi peneliti untuk meneliti perilaku kompetitif dari perusahaan besar dan kecil, khususnya dalam industri telekomunikasi, mengingat industri ini memiliki kemajuan yang sangat pesat di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga termotivasi untuk melihat hubungan dari aksi dan reaksi dengan kinerja perusahaan. Diharapkan, penelitian ini mampu memberikan pandangan baru bagi para akademisi dalam mempelajari perilaku kompetisi perusahaan dan para praktisi di Indonesia dalam membuat dan mengimplementasikan strategi perusahaan. I.2 Perumusan Masalah Seperti yang diketahui, bahwa persaingan antara perusahaan sejenis pada umumnya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. 4 Pradopo, Bagaimana Menghadapi Perang Harga?, Marketing Online, 17 Des 2007. Universitas Indonesia 4

Dalam mekanisme pasar, terdapat dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan yang ingin menjadi leader dalam melakukan aksi dan ada juga perusahaan yang hanya ingin merespon, menjadi follower dan imitator dari perusahaan leader. Aksi adalah tindakan awal yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang mendahului para pesaing mereka. Sedangkan respon adalah tindakan balasan sebagai dampak dari adanya aksi, yang dilakukan perusahaan untuk bertahan atau meningkatkan profit di industri tersebut (Chen, 1992; Chen dan MacMillan, 1992). Perusahaan kecil pada umumnya lebih atraktif dibandingkan perusahaan besar dalam mengawali terjadinya perilaku kompetitif dan lebih cepat mengimplementasikan perilaku kompetitif sebagai tindakan awal, sebaliknya perusahaan besar lebih cepat bereaksi bila mendapatkan serangan dari pihak lawan (Miller dan Chen, 1994; Chen dan Hambrick, 1995). Berdasarkan kerangka teori di atas, maka penelitian ini bermaksud untuk mengangkat perilaku-perilaku kompetitif sebagai aksi dan reaksi yang dilakukan oleh perusahaan besar maupun kecil sebagai strategi dalam mempertahankan posisi dalam industri yang semakin kompetitif dan meningkatkan kinerja perusahaan. I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan aksi dan respon dari perusahaan kecil dan perusahaan besar pada industri telekomunikasi. 2. Untuk mengetahui hubungan aksi dan respon dari perusahaan kecil dan besar dengan kinerja perusahaan. Universitas Indonesia 5

I.4 Manfaat Penelitian I.4.1 Signifikansi Akademis Dari sisi signifikansi akademis, penelitian ini akan melihat perbedaan aksi dan respon sebagai perilaku kompetitif dari perusahaan besar maupun kecil. Serta melihat hubungan aksi dan respon yang dilakukan oleh perusahaan besar maupun kecil terhadap kinerja perusahaan. Pada penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perusahaan kecil pada umumnya melakukan aksi awal untuk menyerang pesaing agar dapat bersaing dalam industri yang kompetitif (MacMillan, 1980), sedangkan perusahaan besar lebih melakukan tindakan yang responsif, untuk tetap menjaga reputasi mereka (Fombrun dan Shanley, 1990). Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah teori ini relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. 1.4.2 Signifikansi Praktis Dari sudut pandang praktis, penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan masukan kepada para pengambil keputusan dalam perusahaan mengenai strategi perusahaan, khususnya terkait dengan aksi dan respon yang harus dilakukan untuk tetap dapat bersaing dalam suatu industri yang kompetitif. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai keterkaitan antara perilaku kompetitif dalam melakukan aksi dan respon dengan kinerja perusahaan, sehingga para pengambil keputusan dapat menentukan strategi yang menguntungkan secara akurat. I.5 Sistematika Penelitian Skripsi ini akan dibagi dalam beberapa bab yang dijelaskan sebagai berikut. Bab pertama akan berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika dari penulisan penelitian. Bab kedua berisi kerangka pemikiran teoritis dari teori signifikansi ukuran perusahaan, teori interaksi kompetitif: aksi dan reaksi, dan teori Universitas Indonesia 6

karakteristik aksi dan reaksi sebuah perusahaan. Bab tiga akan berisi tentang penjelasan mengenai data, metodologi pengambilan sample, definisi variabel, dan metodologi pengolahan data. Bab keempat berisi tentang hasil penelitian dan bab kelima berisi kesimpulan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya. Universitas Indonesia 7