BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

TUGAS AKHIR DESAIN DAN APLIKASI KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN ION EXCHANGER BERBASIS ZEOLIT-KARBON AKTIF UNTUK PRODUKSI AIR SANITASI

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

TUGAS AKHIR DESAIN DAN FABRIKASI ALAT ION EXCHANGER BERBASIS KARBON AKTIF UNTUK PENGOLAHAN AIR SANITASI DIII TEKNIK KIMIA

Metodologi Penelitian

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TUGAS AKHIR. ANALISA KADAR Fe DENGAN METODE PERMANGANOMETRI MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ION (ION EXCHANGER) DALAM AIR SUNGAI BANJARSARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

TUGAS AKHIR DESAIN DAN FABRIKASI ALAT ION EXCHANGER BERBASIS ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN AIR SANITASI DIII TEKNIK KIMIA

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

kimia TITRASI ASAM BASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

ANALISIS KADAR KESADAHAN TOTAL PADA AIR SUMUR DI PADUKUHAN BANDUNG PLAYEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

BAB IV METODE PENELITIAN

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

BAB 4 Analisa dan Bahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN TUMBUHAN IRIS AIR (Neomarica gracillis) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ZEOLIT DENGAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan

KESEIMBANGAN ASAM BASA

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB 7. ASAM DAN BASA

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

: Kirana patrolina sihombing

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

Transkripsi:

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan Karbon Aktif tanpa Penambahan Zeolit Volume Volume t V1 ph V2 buffer EBT (menit) (ml) (ml) (tetes) (tetes) awal Sesudah Kesadahan (ppm) 0 10 5 1 6 10 1,2 1,2 15 10 5 1 5 10 0,4 0,4 30 10 5 1 5 10 0,3 0,3 45 10 5 1 5 10 0,3 0,3 60 10 5 1 5 10 0,2 0,2 75 10 5 1 5 10 0,2 0,2 Tabel 3. Hasil Pengamatan Karbon Aktif dengan Penambahan Zeolit Volume Volume t V1 Ph V2 Kesadahan buffer EBT (menit) (ml) (ml) (ppm) (tetes) (tetes) awal Sesudah 0 10 5 1 6 10 1,2 1,2 15 10 5 1 5 10 0,3 0,3 30 10 5 1 5 10 0,2 0,2 45 10 5 1 5 10 0,2 0,2 60 10 5 1 5 10 0,1 0,1 75 10 5 1 5 10 0,1 0,1 Keterangan : V1 V2 : volume sampel (ml) : volume titrasi EDTA (ml) 6.2 Hasil Perhitungan Pengujian Alat Dari hasil perhitungan pengujian alat didapatkan hasil sebagai berikut : Penambahan karbon aktif tanpa zeolit Pada menit ke 0 : 1,2 ppm 29

30 Pada menit ke 15 Pada menit ke 30 Pada menit ke 45 Pada menit ke 60 Pada menit ke 75 : 0,4 ppm : 0,3 ppm : 0,3 ppm Penambahan karbon aktif dengan zeolit Pada menit ke 0 Pada menit ke 15 Pada menit ke 30 Pada menit ke 45 Pada menit ke 60 Pada menit ke 75 : 1,2 ppm : 0,3 ppm : 0,1 ppm : 0,1 ppm 6.3 Pembahasan 6.3.1 Pembahasan Cara Kerja a. Pembuatan Larutan standar EDTA 0,01 M Pada pembuatan larutan standar EDTA 0,01 M diperlukan 0,242 gram EDTA dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian ditambahkan aquadest hingga tanda batas. Setelah itu dihomogenkan dengan cara digojog. Larutan ini digunakan untuk larutan standar primer untuk pencapaian keseimbangan ion logam yang ada pada larutan agar dapat mempertahankan ph larutan buffer (ph 10). Perubahan warna yang terjadi dari ungu menjadi biru. b. Pembuatan Larutan EBT Pada pembuatan larutan EBT, diperlukan 0,1 gram EBT dan dilarutkan kedalam 10 ml alkohol 95% kemudian campur hingga homogen. Penambahan

31 indikator ini bertujuan untuk memperjelas titik akhir titrasi. Perubahan warna yang terjadi pada saat penetesan larutan EBT yaitu dari bening menjadi ungu. c. Pembuatan Larutan buffer Pembuatan larutan buffer dilakukan dengan melarutkan 0,4 gram NaOH dalam 100 ml aquadest. Tujuan penambahan larutan buffer adalah untuk mempertahankan ph larutan (sampel) tehadap penambahan asam atau basa pada ph 10. d. Metode Analisa Mengambil samppel sebanyak 10 ml kemudian diukur phnya terlebih dahulu. Setelah itu ditambahkan 5 tetes larutan buffer dan 1 tetes indikator EBT. Kemudian dititrasi dengan larutan EDTA sampai tercapai Titik Akhir Titrasi (TAT). Penetesan dilakukan sedikit demi sedikit agar dapat dengan tepat menentukan titik akhir titrasi melalui perubahan warna yang terjadi, yaitu dari warna ungu menjadi warna biru. 6.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksometri Cara penentuan Titik Akhir Titrasi Penentuan titik akhir titrasi yang kurang tepat akan berpengaruh terhadap volume larutan EDTA yang diperlukan yang otomatis akan berpengaruh juga terhadap hasil perhitungan kesadahan yang akan dilakukan. Pembuatan reagen Ketelitian pada saat penimbangan dan pembuatan larutan akan berpengaruh terhadap konsentrasinya. Ketelitian dalam pengamatan Ketelitian dalam pembacaan skala/pengamatan akan berpengaruh terhadap perhitungan kadar kesadahannya.

32 Penambahan EBT Pada penambahan EBT sebaiknya jangan terlalu banyak karena hal ini akan membuat larutan berwarna merah tua. Dan apabila diamati akan berwarna biru tua sehingga sulit diamati. Selain itu akan mempengaruhi jumlah kebutuhan EDTA yang diperlukan. Penambahan larutan buffer Penambahan larutan buffer dalam sampel dilakukan pada saat akan titrasi. Larutan buffer ini untuk menjaga ph larutan tetap 10. 6.3.3 Pembahasan Hasil Analisa Tujuan analisa yang dilakukan adalah untuk mengetahui besarnya kesadahan air dengan menggunakan metode kompleksometri. Parameter yang dilakukan dalam pengujian ion exchanger yaitu waktu output dengan kombinasi karbon aktif dengan penambahan zeolit dan karbon aktif tanpa penambahan zeolit. Air yang digunakan menggunakan air sumur DIII Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Tabel 4. Pengaruh Waktu Kesadahan Kombinasi Karbon Aktif dengan dan tanpa Penambahan Zeolit Waktu Tanpa Zeolit Dengan Zeolit 0 1,2 1,2 15 0,4 0,3 30 0,3 0,2 45 0,3 0,2 60 0,2 0,1 75 0,2 0,1 Dari tabel 4 tersebut diperoleh grafik pengaruh waktu terhadap penurunan kesadahan. Grafik tergambar pada gambar 5 dibawah ini.

Kesadahan (ppm) 33 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Grafik Pengaruh Waktu terhadap Penurunan Kesadahan 0 15 30 45 60 75 dengan Zeolit tanpa Zeolit Waktu (menit) Gambar 5. Grafik Pengaruh Waktu Terhadap Penurunan Kesadahan Kombinasi Karbon Aktif dengan dan tanpa penambahan Zeolit Pada praktikum ini digunakan air sumur DIII Teknik Kimia yang dilakukan pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60 dan 57 menit dengan pengambilan sampel sebanyak 10 ml pada kolom resin anion, kation, karbon aktif dan zeolit serta pada kolom resin anion, kation dan karbon aktif tanpa zeolit. Setelah sampel diambil diukur terlebih dahulu phnya lalu ditambahkan dengan 2 tetes larutan buffer agar phnya menjadi 10. Setiap dilakukan uji kesadahan diharapkan phnya 10 dikarenakan semakin rendah ph yang dibutuhkan maka semakin kurang kompleks yang terbentuk. Didapat data ph sebelum penambahan larutan buffer pada sampel kolom anion, kation, karbon aktif dan atau tanpa zeolit dari menit ke-0 sampai menit ke- 75 yakni 6, 5, 5, 5, 5, 5. Setelah ditetesi larutan buffer, sampel ditambahkan 1 tetes larutan indikator EBT dan lihat perubahan warna yang terjadi dari bening menjadi ungu. Lalu dititrasi dengan mengguanakan larutan EDTA 0,01 M dengan penurunan kesadahan dari menit ke-0 sampai menit terakhir.

34 Penurunan kesadahan pada kolom resin anion, kation, karbon aktif tanpa zeolit secara urut dari menit ke-0 sampai menit ke-75 yakni 1,2; 0,4; 0,3; 0,3; 0,2; 0,2 ppm. Sedangkan pada kolom resin anion, kation, karbon aktif dan zeolit penurunan kesadahannya dari 1,2; 0,3; 0,2; 0,2; 0,1; 0,1 ppm. Penurunan kesadahan dengan resin anion, kation, karbon aktif dan zeolit lebih cepat dikarenakan karbon aktik merupakan absorben yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan zat organik, polutan mikro, dan menjernihkan air karena memiliki luas permukaan yang sangat luas, sedangkan zeolit memiliki sifat penukar ion dimana zeolit memiliki muatan negatif yang mampu mengikat kation-kation seperti Ca dan Mg yang ada dalam air. Menurut penelitian Wahyu Nugroho (2013) dalam jurnal Removal Klorida, TDS, dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dan Karbon Aktif menyimpulkan bahwa kombinasi antara zeolit dan karbon aktif yang paling efisien dalam penurunan kesadahan yaitu dengan perbandingan 75% zeolit : 25% karbon aktif dimana semakin banyak komposisi zeolit dalam variasi campuran, maka kemampuan menurunkan kesadahan air semakin besar pula. Menurut penelitian Dian Sari Rahmadania (2014), dalam jurnal Perbedaan Keefektifan Media Filter Zeolit dengan Arang Aktif Dalam Menurunkan Kadar Kesadahan Air Sumur di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali menyimpulkan bahwa media filter yang paling efektif dalam menurunkan kadar kesadahan air sumur adalah menggunakan zeolit dengan nilai efektivitas sebesar 76,89%. Hasil perbandingan dari Wahyu Nugroho (2013), Dian Sari Rahmadania (2014) dan hasil praktikum yang diperoleh, kombinasi antara media filter dengan

35 penambahan zeolit dan karbon aktif terbukti lebih efektif menurunkan kesadahan dari pada penggunaan karbon aktif tanpa penambahan zeolit. Sehingga praktikum yang dilakukan ini sudah benar menurut teori, karena semakin lama waktu yang dibutuhkan maka nilai kesadahan yang diperoleh semakin turun juga.