Dwi Kiswanti, Suryanti*, dan Christanti Sumardiyono

dokumen-dokumen yang mirip
Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

PENGIMBASAN KETAHANAN PISANG TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM DENGAN ASAM SALISILAT IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

UJI PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PISANG (Fusarium oxysporum f.sp. cubense) DENGAN ASAM FOSFIT DAN ALUMINIUM-FOSETIL

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Jl. Jend. AH. Nasution No 1B, Medan )

Uji Ketahanan Pisang Ambon Kuning Koleksi dari Jambi Terhadap Beberapa Vegetatif Compatibility Group (VCG) Fusarium oxysporum f. sp.

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

VIRULENSI FUSARIUM OXYSPORUM F. SP. CEPAE ISOLAT BAWANG MERAH PADA BAWANG PUTIH

SINERGI ANTARA NEMATODA

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pisang adalah tanaman penghasil buah yang paling banyak dikonsumsi dan

Teknik Pengujian In Vitro Ketahanan Pisang terhadap Penyakit Layu Fusarium Menggunakan Filtrat Toksin dari Kultur Fusarium oxysporum

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. Pisang Cavendish merupakan komoditas pisang segar (edible banana) yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

INSIDENS PENYAKIT LAYU BAKTERI DARAH DAN LAYU FUSARIUM PISANG DI SAMBUNG MACAN SRAGEN DAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

Efektifitas Solarisasi Tanah Terhadap Penekanan Perkembangan Jamur Fusarium Pada Lahan Tanaman Pisang Yang Terinfeksi

PENGARUH RADIASI ULTRA VIOLET TERHADAP VIRULENSI. Fusarium oxysporum f.sp passiflora DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : MUKLIS ADI PUTRA HPT

PENDAHULUAN Latar Belakang

Virulensi Isolat Fusarium oxysporum f. sp. cubense VCG 01213/16 pada Pisang Barangan dari Varietas Pisang dan Lokasi yang Berbeda

SKRIPSI. Oleh : IKA NURFITRIANA NPM :

BAB II. UJI DINI KETAHANAN BEBERAPA KULTIVAR PISANG TERHADAP PENYAKIT LAYU Fusarium oxysporum f.sp. cubense VCG 01213/16 (TR4) 1

PENGARUH AGENSIA HAYATI PSEUDOMONAD FLUORESEN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU (Fusarium sp.) DAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.

PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI STATUS KETAHANAN TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca Linn) TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM DI SEKITAR POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Isolasi dan Identifikasi Spesies Fusarium Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Markisa Asam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN

The Disease Intensity and Level of Attack of Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi on Ginger

Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Pisang di Provinsi NAD: Sebaran dan Identifikasi Isolat Berdasarkan Analisis Vegetative Compatibility Group

Nasir, N. et al.: Distribusi penyakit layu fusarium dan layu bakteri ralstonia pada lokasi... J. Hort. 15(3): , 2005

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (2): ISSN eissn Online

III. BAHAN DAN METODE

ISSN: AGRINEÇA, VOL. 14 NO. 2 NOVEMBER 2014

Pengaruh Waktu Inokulasi dan Jumlah Inokulum Terhadap Patogenisitas Phytophthora nicotianae pada Bibit Tembakau

RESPON KETAHANAN BERBAGAI VARIETAS TOMAT TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

PENGENDALIAN HAYATI PENYAKIT LAYU FUSARIUM PISANG (Fusarium oxysporum f.sp. cubense) DENGAN Trichoderma sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

PERAN BERAT MOLEKUL PROTEIN ENZIM EKSTRAKSELULER FUSARIUM OXYSPORUM FS.P. CUBENSE SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI PADA TANAMAN PISANG

PENINGKATAN KETAHANAN TANAMAN PISANG KEPOK KUNING TERHADAP PENYAKIT DARAH MELALUI VARIASI SOMAKLONAL DAN SIMBIOSIS ENDOFITIK

Variasi Genetik Isolat-isolat Fusarium oxysporum f. sp. cubense Berdasarkan Analisis Volatile Odour Test dan RAPD-PCR

BAB IX PEMBAHASAN UMUM

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

POTENSI JAMUR ASAL RIZOSFER TANAMAN CABAI RAWIT

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

II. MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

PEMANFAATAN BAKTERI ANTAGONIS SEBAGAI AGEN BIOKONTROL PENYAKIT LAYU (Fusarium oxysporum f.sp. cubense) PADA TANAMAN PISANG

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

KAJIAN BEBERAPA ISOLAT Pseudomonad fluorescens DAN METODE APLIKASI TERHADAP PENYAKIT LAYU DAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.

UJI ANTAGONISME Trichoderma sp. TERHADAP JAMUR PATOGEN Alternaria porri PENYEBAB PENYAKIT BERCAK UNGU PADA BAWANG MERAH SECARA In-VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

IDENTIFIKASI GENUS JAMUR FUSARIUM YANG MENGINFEKSI ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DI DANAU TONDANO

PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

VIRULENSI Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi ISOLAT BOYOLALI DAN TEMANGGUNG SETELAH DISIMPAN ENAM TAHUN DALAM TANAH STERIL

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Layu Fusarium Pada Pisang

Uji Resistensi beberapa Kultivar Markisa Asam terhadap Penyakit Layu Fusarium

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

Identifikasi Ras Fisiologi Nematoda Radopholus similis Cobb. yang Menyerang Tanaman Kopi

BAB 5 PENEKANAN PENYAKIT IN PLANTA

UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK

ISOLASI DAN SELEKSI MIKROBA ENDOFIT PADA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) SEBAGAI ANTIJAMUR. Skripsi

Seleksi Bakteri Antagonis Asal Rizosfer Tanaman Cabai (Capsicum sp) untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium secara in vitro

INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM

Pengaruh Kolonisasi Trichoderma spp. pada Akar Bibit Pisang terhadap Perkembangan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. sp.

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA MIKROORGANISME ANTAGONIS TERHADAP Pseudomonas solanacearum PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN PISANG.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

UJI KETAHANAN BERBAGAI KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) TERHADAP INFEKSI PENYAKIT MOLER (Fusarium oxysporum f.sp.cepae)

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

PRODUKSI FORMULASI TERHADAP VIABILITAS AGENSIA HAYATI KOMBINASI

Ralstonia solanacearum

III. BAHAN DAN METODE A.

TINJAUAN PUSTAKA Pisang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk sayuran buah yang

UJI METODE INOKULASI DAN PATOGENISITAS BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) PADA BUAH PISANG (Musa Sp.) ABSTRACT

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Sistem Perakaran Tanaman Pisang Sistem Bercocok Tanam Pisang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

SKRIPSI OLEH : DESMAN KARIAMAN TUMANGGER Universitas Sumatera Utara

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

III. BAHAN DAN METODE

Penyakit Layu Pan ama pada Pisang: Observasi Ras 4 Fusarium oxysporum f. sp. cubense di Jawa Barat

MASA INKUBASI DAN INTENSITAS PENYAKIT MOLER PADA BAWANG MERAH DI BERBAGAI JENIS TANAH DAN POLA PERGILIRAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains. Oleh: Dwi Purwanti M

Transkripsi:

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 16, No. 1, 2010: 28 32 IDENTIFIKASI DAN VIRULENSI Fusarium oxysporum f.sp. cubense RAS 4 IDENTIFICATION AND VIRULENCE OF Fusarium oxysporum f.sp. cubense RACE 4 Dwi Kiswanti, Suryanti*, dan Christanti Sumardiyono Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta *Penulis untuk korespondensi. E-mail: suryanti@faperta.ugm.ac.id ABSTRACT The aim of this study was to identify and to detect the virulence of Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) race 4. The isolates consisted of BNT-2, KD-1, U-8, BK, A-2, and A-13. Monospore isolation was done to obtain stable isolates. The detection and characteristics of isolates were observed on Komada medium. The diameter of colony and color was observed from underside of culture in petridish, while the shape of colony was observed from the upper side. Virulence test was conducted on Cavendish cultivar seedlings. Banana seedlings were inoculated with Foc cultured on rice medium (20 g/kg soil). The result indicated that A-13, U-8, BNT-2, and BK, were very virulent isolates; while A-2 and KD-1 were virulent. All isolates were detected as FOC race 4, with mild yellowish color and laccinated colonies on Komada medium. Key words: Foc race 4, Komada medium, virulence INTISARI Penelitian ini bertujuan mendeteksi ras 4 dan virulensi Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc). Isolat yang diuji adalah isolat Bnt-2, KD-1, U-8, A-13, A-2, dan BK. Isolasi monospora dilakukan untuk memperoleh isolat yang stabil. Identifikasi dilakukan pada medium Komada. Pengamatan warna dan pengukuran diameter koloni dilakukan dari permukaan bawah cawan petri. Karakteristik morfologi yaitu bentuk koloni jamur diamati dari atas cawan petri. Uji virulensi dilakukan pada bibit pisang Cavendish. Bibit pisang Cavendish diinokulasi dengan Foc dalam medium beras sebanyak 20 g/kg tanah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa isolat A-13, U-8, BNT-2, dan BK sangat virulen. Isolat A-2 dan KD-1 virulen. Semua isolat diuji termasuk ras 4 dengan ciri-ciri warna koloni agak kekuningan dan tepi koloni bergerigi pada medium Komada. Kata kunci: Foc ras 4, medium Komada, virulensi PENGANTAR Penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cubence (Foc) merupakan penyakit yang sangat merugikan. Di Indonesia, Foc diketahui telah menyerang tanaman pisang hingga seluas 3.300 ha di 3 provinsi di Sumatera (Nasir & Jumjunidang, 2003). Foc mempunyai banyak ras yang dikelompokkan berdasarkan patogenisitasnya terhadap beberapa kultivar pisang. Ras 1 menyerang kultivar Gross Michel (AAA) yang merupakan kultivar pisang yang paling komersial. Ras 2 menyerang Bluggoe (ABB) sedangkan ras 3 menyebabkan layu pada Heliconia spp. di Amerika Tengah. Ras 4 mampu menyerang kultivar Cavendish (AAA) dan kultivar lain yang tahan terhadap ras 1 dan 2 (Pegg et al., 1995). Selain mempunyai kisaran inang yang luas, di kawasan Asia, Foc ras 4 diketahui mempunyai virulensi yang tinggi dan biasa disebut dengan Foc tropical race 4 (TR4). Sebaran Foc ras 4 di kawasan Asia, diantaranya Taiwan (tahun 1967), Malaysia dan Indonesia (awal tahun 1990), China Selatan (2004), timur laut Australia (tahun 1997 s.d. tahun 1999) dan Filipina sejak tahun 1970 (Molina et al., 2009). Identifikasi karakteristik morfologi koloni Foc ras 4 dengan Medium Komada telah dilakukan oleh Sun et al. (1978) di Taiwan dan Qi et al. (2008) di China. Medium Komada ini sangat selektif untuk Foc ras 4 dengan karakteristik morfologi koloni yang khas yaitu bentuk koloni seperti gerigi (laciniated colony) dengan jumlah tonjolan gerigi per koloni berkisar 8 30 tonjolan gerigi dan muncul warna kekuningan yang berbeda dengan ras-ras yang lain jika dilihat dari bawah cawan petri (Sun et al., 1978). Identifikasi Foc ras 4 juga dapat dilakukan dengan menginokulasikannya pada kultivar Cavendish. Kultivar Cavendish hanya rentan terhadap serangan Foc ras 4 dan tahan terhadap serangan Foc ras 1 dan 2 (Sun et al., 1986). Identifikasi Foc ras 4 dengan medium Komada

Kiswanti et al.: Identifikasi dan Virulensi Fusarium oxysporum f.sp. cubense Ras 4 29 dapat dilakukan secara cepat sebagai uji awal sebelum uji secara molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui virulensi dan deteksi ras beberapa isolat Foc yang berasal dari beberapa kultivar pisang. BAHAN DAN METODE Isolat yang diuji berasal dari kultivar pisang yang berbeda dari beberapa lokasi di DIY (Tabel 1). Isolat BNT-2 yang telah diidentifikasi sebagai ras 4 oleh Wibowo et al. (2007) dan digunakan sebagai pembanding. Isolasi Monospora Semua isolat yang akan diuji diisolasi secara monospora dengan metode Boisson dan Lahlou yang dimodifikasi (Hadisutrisno, 1988 cit. Siallagan, 2008). Identifikasi Ras 4 Fusarium oxysporum f.sp. cubense Semua isolat yang akan diuji diperbanyak pada medium selektif Komada. Inkubasi dilakukan selama 15 hari pada suhu 28 o C di bawah cahaya lampu fluorescent (Qi et al., 2008). Parameter pengamatan: a. Diameter koloni yang diamati setiap hari selama 15 hari. b. Warna koloni, diamati untuk mengetahui isolat yang termasuk ras 4 yaitu isolat yang berwarna kekuning-kuningan (Qi et al., 2008; Sun et al., 1978). Pengamatan dilakukan pada umur 15 hari dari permukaan bawah cawan petri. c. Bentuk koloni (laccinated colony), pengamatan dilakukan pada umur 15 hari, dari permukaan bawah cawan petri. Uji Virulensi pada Bibit Kultivar Cavendish Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 5 ulangan. Inokulasi dilakukan dengan cara menaburkan inokulum dari Foc pada medium beras (20 g/kg tanah) di sekitar perakaran bibit pisang kultivar Cavendish yang akarnya telah dilukai menggunakan skalpel steril (Djatnika & Nuryani, 1995). Bibit pisang yang telah diinokulasi diletakkan di tempat yang teduh. Pengamatan Gejala Luar Pengamatan dilakukan setiap satu minggu selama delapan minggu. Parameter yang diamati adalah gejala layu pada daun. Analisis data berdasarkan indeks gejala layu pada tanaman (LSI = Leaf Symptom Index), RDI dan DSI mengikuti metode Mak et al. (2004) yang dimodifikasi (Tabel 2). Pengamatan Gejala Dalam Pengamatan gejala pembusukan pada rimpang dilakukan pada minggu ke-8 setelah inokulasi. Data dianalisis berdasarkan indeks gejala pembusukan pada rimpang RDI (Rhizome Discoloration Index) (Tabel 3). Setelah nilai RDI dan LSI diperoleh, kemudian dihitung indeks keparahan penyakit (DSI= Disease Severity Index) secara keseluruhan untuk gejala daun dan pembusukan batang dengan mengggunakan rumus: Σ (skor jumlah tanaman pada skor tersebut) DSI = Σ (jumlah semua tanaman yang diuji) Virulensi isolat ditentukan berdasarkan hasil perhitungan indeks gejala luar (LSI) dan gejala dalam (RDI) mengikuti metode Mak et al. (2004) yang dimodifikasi (Tabel 4). Tabel 1. Isolat Fusarium oxysporum f.sp. cubense yang diuji berasal dari beberapa kultivar No. Kode isolat Kultivar pisang Daerah asal 1. BNT-2 Ambon (AAA) Kab. Bantul 2. KD-1 Kepok (BBB) Kodya Yogyakarta 3. U-8 Uter (ABB) Kab. Sleman 4. BK Kepok (BBB) Kab. Bantul 5. A-2 Ambon (AAA) Kab. Sleman 6. A-13 Ambon (AAA) Kab. Sleman Tabel 2. Skor Indeks Layu pada Daun (LSI: Leaf Symptom Indeks) Skor Keterangan 0 Tidak ada gejala layu/sehat 1 1 2 daun kuning/layu 2 3 4 daun kuning/layu 3 5 daun kuning/layu 4 >5 daun kuning/layu/tanaman mati

30 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia No. 16 Vol. 1 Tabel 3. Indeks gejala pembusukan pada rimpang (RDI: Rhizome Discoloration Index) Skor Keterangan 0 Tidak ada pembusukan jaringan pada bagian pusat rimpang atau di sekeliling jaringan 1 Tidak ada pembusukan pada rimpang, pembusukan terjadi di antara rimpang pada akar 2 Pembusukan pada bagian pusat rimpang hingga 5 % 3 Pembusukan pada bagian pusat rimpang hingga 6 20 % 4 Pembusukan pada bagian pusat rimpang hingga 21 50 % 5 Pembusukan pada bagian pusat rimpang hingga >50 % 6 Pembusukan pada bagian pusat rimpang 7 Tanaman mati Tabel 4. Keterangan skala DSI Skala DSI untuk LSI Skala DSI untuk RDI Tingkat virulensi 0 0 Avirulen 0,1 1,0 0,1 2,0 Moderat 1,1 2,0 2,1 4,0 Virulen 2,1 3,0 4,1 7 Sangat virulen Tabel 5. Disease Severity Index (DSI) pada bibit pisang kultivar Cavendish No. Isolat LSI RDI Keterangan 1. A-2 1,8 2,8 Virulen 2. A-13 2,8 3,2 Virulen 3. U-8 2,6 3,0 Virulen 4. BNT-2 3,0 3,2 Virulen 5. KD-1 2,0 2,4 Virulen 6. BK 3,2 2,8 Virulen 7. Kontrol (-) 0,6 0,8 - Keterangan: LSI= Leaf Symptom Index, RDI= Rhizome Discoloration Index HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Ras Foc dengan Medium Komada Semua isolat dapat tumbuh dengan baik pada medium Komada yang dimodifikasi. Hasil pengamatan warna koloni, semua isolat menunjukkan warna kuning muda (Gambar 2) dan terpusat pada bagian tengah yaitu di daerah sekitar isolat awal diletakkan. Isolat pembanding dari peneliti terdahulu terlihat pada gambar 3. Pada medium Komada yang dimodifikasi, koloni dari Foc ras 4 timbul warna kekuningan jika dilihat dari bawah cawan petri (Qi et al., 2008; Sun et al., 1978). Isolat KD-1 juga menunjukkan warna kuning keunguan. Warna ungu yang ditimbulkan pada isolat KD-1 sama seperti warna yang muncul ketika isolat ditumbuhkan pada PDA. BNT-2 yang sebelumnya telah diidentifikasi secara molekuler oleh Wibowo (2007) sebagai ras 4 juga tidak menunjukkan warna kekuning-kuningan yang jelas. Hal ini terjadi karena pertumbuhan koloni semua isolat tipis. Pada pengamatan bentuk koloni, isolat BNT-2 sebagai kontrol menunjukkan hasil yang positif yaitu membentuk lekukan (gelombang) yang menyerupai gergaji walaupun tidak terlalu jelas. Hal ini menunjukkan bahwa isolat BNT-2 dapat digunakan sebagai kontrol positif pada pengamatan bentuk laciniated pada medium Komada yang dimodifikasi. Semua isolat uji memunjukkan hasil positif dengan lekukan yang kurang jelas. Hasil pengamatan karakteristik morfologi dengan dua (2) variabel pengamatan, yaitu warna dan bentuk koloni menunjukkan bahwa semua isolat termasuk dalam Foc ras 4. Uji Virulensi pada bibit pisang Cavendish Tingkat infeksi dan keparahan penyakit dapat dilihat dengan melakukan pengamatan gejala luar (layu pada daun) dan gejala dalam (pembusukan pada rimpang). Selanjutnya dilakukan analisis DSI untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit sesuai Tabel 5.

Kiswanti et al.: Identifikasi dan Virulensi Fusarium oxysporum f.sp. cubense Ras 4 31 A B C D E F Gambar 2. Warna koloni Foc dalam medium Komada dari permukaan bawah petridish pada umur 15 hari A = A-2; B = A-13; C = U-8; D = BNT-2; E = BK; F = KD-1 A B C Gambar 3. Pertumbuhan koloni Foc ras 4 pada medium Komada, isolat ras 4 Foc hasil penelitian Sun et al. (1978) (A); isolat ras 4 Foc hasil penelitian Qi et al. (2008) (B); isolat Foc BNT-2 (C) Hasil analisis DSI menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kategori tingkat keparahan penyakit dari data LSI dan RDI. Hasil pengamatan RDI menunjukkan bahwa semua isolat virulen. Sedangkan untuk data LSI, isolat A-13, U-8, BNT- 2, dan BK sangat virulen. Isolat A-2 dan KD-1 virulen. Kategori virulensi yang digunakan adalah dari hasil pengamatan RDI karena patogen pertama kali akan menyebabkan gejala di batang yang kemudian akan menyebabkan layu pada daun. Perbedaan hasil ini dapat terjadi karena daun yang layu disebabkan oleh banyak faktor; antara lain umur daun, kondisi kesuburan tanaman dan akibat dari patogen itu sendiri sehingga seringkali belum menunjukkan kerusakan pada bagian dalam tanaman. Selain itu, menurut Gaumann & Jaag (1947) dan Dimond & Waggoner (1953) cit. Semangun (2001) jamur membentuk suatu toksin yang dapat mengganggu permeabilitas membran plasma tanaman yang menimbulkan gejala layu. Pada perlakuan kontrol menunjukkan gejala terserang Foc. Hal ini diduga terjadi karena ada sedikit kontaminasi pada saat inokulasi. KESIMPULAN Hasil identifikasi awal dengan medium Komada menunjukkan bahwa isolat Fusarium oxysporum

32 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia No. 16 Vol. 1 f.sp. cubense termasuk dalam ras 4 adalah isolat A-2, U-8, BK, A-13, KD-1 dan Bnt-2 dan semua bersifat virulen terhadap kultivar Cavendish. Identifikasi secara molekuler diperlukan untuk mendukung hasil identifikasi awal dengan medium Komada. DAFTAR PUSTAKA Djatnika, I. & W. Nuryani. 1995. Pengendalian Biologi Penyakit Layu Fusarium pada Pisang dengan Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens. Kongres Nasional XIII dan Seminar Ilmiah PFI, Mataram, 27 29 September 1995. Komada, H. 1975. Development of a Selective Medium for Quantitative Isolation of Fusarium oxysporum from Natural Soil. Review of Plant Protection Research 8: 114 125. Mak, C., A.A. Mohamed, K.W. Liew, & Y.W. Ho 2004. Early Screening Technique for Fusarium Wilt Resistance in Banana Micropropagated Plants. Banana Improvement. http://www.fao.org./docrep/ 007/ae216e00.HTM, modified 25/05/09. Molina, A. B., E. Fabreger, V.G. Sinohin, G. Yi, & A. Viljoen. 2009. Recent Occurrence of Fusarium oxysporum f.sp. cubense Tropical Race 4 in Asia. http://www.actahort.org, modified 25/11/09. Nasir, N. & Jumjunidang. 2003. Karakterisasi Ras Fusarium oxysporum f.sp. cubense dengan Metode Vegetative Compatibility Group Test dan Identifikasi Kultivar Pisang yang Terserang. Jurnal Hortikultura 13: 276 284. Pegg, K.G., R.G. Shivas, N.Y. Moore, & S. Bentley. 1995. Characterization of a Unique Population of Fusarium oxysforum f.sp. cubense Causing Fusarium Wilt in Cavendish Bananas at Carnarvon, Western Australia. Australian Journal of Agriculture Research 46: 167 178. Qi, Y.X., X. Zhang, J.J. Pu., Y.X. Xie., H.Q. Zhang & S.L. Huang. 2008. Race 4 Identification of Fusarium oxysporum f.sp. cubense from Cavendish Cultivars in Hainan Province, China. Australian Plant Diseases Notes 3: 46 47. Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 850 p. Siallagan, B. 2008. Uji Virulensi Beberapa Isolat Fusarium oxysporum f.sp. cubense. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (Unpublished). Sun, E.J., H.J Su, & W.H. Ko. 1978. Identification of Fusarium oxysporum f.sp. cubense Race 4 from Soil or Host Tissue by Cultural Characters. Phythopathology 68: 1672 1673. Wibowo, A., S. Subandiyah, C. Sumardiyono, L. Sulistyowati, P. Taylor, & M. Fegan. 2007. Diversitiy of Race 4 Fusarium oxysporum f. sp. cubense Strains from Indonesia. In Sumardiyono Y.B. & S. Hartono (eds.) Proceedings the Third Asian Conference on Plant Pathology. Faculty of Agriculture. Gadjah Mada University. Yogyakarta, Indonesia, August 20 24, 2007.