RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PRASARANA JALAN TATA RUANG DAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN MALANG TAHUN 2018

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PROGRAM, DAN KEGIATAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2011

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN

B A B I P E N D A H U L U A N

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

BUPATI MANDAILING NATAL

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAHAN KOTA PADANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

FORM II : DAFTAR INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. CIPTA KARYA KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KATA PENGANTAR. Malang, Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Malang. Ir. MOCHAMAD ANWAR Pembina Utama Muda NIP

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BekerjaKeras,BergerakCepat, BertindakTepat Menuju Lombok Barat Bangkit

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

Formulir Hasil Renja Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2017

Rencana Strategis. Dinas Binamarga. Kabupaten Garut. Jalan Raya Samarang No 117 Garut

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun 2014 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 1

RENCANA KERJA 2018 BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BAPPEDA Planning for a better Babel

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.

REKAPITULASI BELANJA LANGSUNG BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PRASARANA JALAN TATA RUANG DAN PERMUKIMAN Jalan Taman Siswa No 1 Telp 81000-21108-23172 Fax (0751) 26842 Padang http:/www.sumbar.go.id-e-mail:pdeisb@sumbar.go.id RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PRASARANA JALAN TATA RUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat pada Tahun Anggaran 2015 ini meyusun Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2016 yang merupakan acuan untuk pelaksanaan program dan kegiatan serta acuan untuk penetapan kinerja pada Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman dengan mengacu kepada : 1. 10 ( sepuluh ) Prioritas Pembangunan Daerah dalam RPJMD Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 2. Renstra Dinas Prasarana Jalan, Tata ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat 3. Program dan Kegiatan untuk pencapaian target dalam RPJMD Propinsi Sumatera Barat Dengan disusunnya Rencana Kerja Dinas Prasarana Jalan, Tata ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat diharapkan agar pelaksanaan program dan kegiatan dalam tercapai target kinerjanya baik dalam penetapan kebijakan, sasaran dan skala prioritas pembangunan. Padang, Maret 2015 Kepala Dinas Ir. Suprapto, M.Si Pembina Utama Muda ( IV/c ) Nip. 19561219 198511 1 001

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 3.3 Program dan Kegiatan PENUTUP LAMPIRAN 1. Tabel T.VI.C.5 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2014 Propinsi Sumatera Barat. 2. Tabel.T T.VI.C.10 Rencana Program dan Kegiatan Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat Tahun 2016 dan Perkiraan Maju Tahun 2017.

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja ( Renja ) merupakan dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) untuk periode 1 ( satu ) tahun. Sebagai dokumen tahunan Rencana Kerja ( Renja ) SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat serta memuat indikator kinerja, pagu indikatif dan prakiraan maju. Karena itu Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat berkewajiban menyusun Rencana Kerja ( Renja ) SKPD Tahun 2016 yang mengacu kepada RKPD ( Rencana Kerja Pemerintah Daerah ), Rencana Strategis ( Renstra ), hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi serta berdasarkan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat sebatas tidak melanggar kewenangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 1.2 Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Rencana Kerja Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646) Jo Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1979. 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844). 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional BAB I - PENDAHULUAN Hal 1

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 17. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat; 18. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025. 19. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor Nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat tahun 2010-2015 20. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 105 Tahun 2009 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang Dan Pemukiman Provinsi Sumatera Barat BAB I - PENDAHULUAN Hal 2

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Kerja Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat adalah memberikan arah dan panduan perencanaan kepada Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan untuk pelaksanaan tahun anggaran selanjutnya. Serta sebagai panduan untuk evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya. Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Kerja Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat adalah : 1. Menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara ( KUA-PPAS ) tahun selanjutnya. 2. Menjadi acuan seluruh bidang/unit-unit kerja di Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi telah ditetapkan. 3. Menjadi acuan dalam menilai pencapaian kinerja bidang/unit-unit kerja di Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat yang kemudian akan berakumulasi menjadi pencapaian kinerja Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat secara keseluruhan. 4. Menjadi acuan bagi Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat dalam mempertanggung-jawabkan akuntabilitas kinerjanya. BAB I - PENDAHULUAN Hal 3

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 1.4 Sistematika Penyusunan BAB I Sistematika penyusunan Renja Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II BAB III BAB IV EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2012 dan Capaian Renstra SKPD 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 3.3 Program dan Kegiatan PENUTUP BAB I - PENDAHULUAN Hal 4

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Bab ini memuat kajian ( review ) terhadap evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2014 dan perkiraan capaian tahun 2015, yang mengacu kepada APBD tahun berjalan serta mengacu pada hasil laporan kinerja tahunan SKPD. 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2014 dan Capaian RenstraSKPD Kinerja program dan kegiatan dievaluasi terhadap aspek fisik maupun keuangan dengan memperhatikan realisasi fisik maupun keuangannya. Hasil evaluasi rata-rata persentase pencapaian kinerja fisik pada tahun anggaran 2014 ini adalah 98,89 % sedangkan capaian kinerja keuangan 94,01 %. Pencapaian Kinerja Fisik Per-Program NO. PROGRAM/KEGIATAN A DANA (Rp.) Rencana Fisik Realisasi Kinerja 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.140.464.590 100 100 Sangat baik 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4.806.676.500 100 100 Sangat baik 3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 200.900.000 100 100 Sangat baik 4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 204.916.000 100 100 Sangat baik 5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan 1.875.220.000 100 97,35 Sangat baik 6 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 327.931.686.599 100 99,09 Sangat baik 7 Program Rehab/Pemel Jalan dan Jembatan 54.919.751.700 100 99,14 Sangat baik 8 Program peningkatan Sarana dan Prasarana Ke Bina Margaan 2.304.572.500 100 100 Sangat baik 9 Program Penataan Bangunan dan Lingkungan 53.376.339.0000 100 79,48 Baik 10 Program Bimbingan Teknis Peningkatan Jasa Kontruksi 3.327.985.000 100 83,33 Baik 11 Program Pengembangan Perumahan 1.659.026.000 100 100 Sangat baik 12 Program Pemberdayaan Komuntas Perumahan 13.609.379.500 100 99,02 Sangat baik 13 Program Pengaturan dan Pengawasan Penataan Ruang 369.349.760 100 100 Sangat baik 14 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah 16.170.624.320 100 100 Sangat baik 15 Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Draenase 5.915.000.000 100 100 Sangat baik 16 Program Perencanaan Tata Ruang 1.986.421.700 100 100 Sangat baik 17 Program Pembinaan Penataan Ruang 990.580.000 100 100 Sangat baik Hasil evaluasi capaian kinerja fisik terhadap 18 (delapan belas ) program diatas, diketahui bahwa terdapat 16 ( enam belas ) program yang berkinerja Sangat baik, dan 2 ( dua ) program yang berkinerja baik. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 1

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Tabel Pencapaian Kinerja Keuangan Per-Program NO. PROGRAM/KEGIATAN A DANA (Rp.) Rencana Keuangan Realisasi Kinerja 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.140.464.590 100 86,99 Sangat baik 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4.806.676.500 100 96,47 Sangat baik 3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 200.900.000 100 98,48 Sangat baik 4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 204.916.000 100 97,99 Sangat baik 5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan 1.875.220.000 100 88,99 Sangat baik 6 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 327.931.686.599 100 97,03 Sangat baik 7 Program Rehab/Pemel Jalan dan Jembatan 54.919.751.700 100 98,36 Sangat baik 8 Program peningkatan Sarana dan Prasarana Ke Bina Margaan 2.304.572.500 100 91,36 Sangat baik 9 Program Penataan Bangunan dan Lingkungan 53.376.339.0000 100 72,63 Baik 10 Program Bimbingan Teknis Peningkatan Jasa Kontruksi 3.327.985.000 100 82,19 Baik 11 Program Pengembangan Perumahan 1.659.026.000 100 85,09 Sangat baik 12 Program Pemberdayaan Komuntas Perumahan 13.609.379.500 100 91,21 Sangat baik 13 14 15 Program Pengaturan dan Pengawasan Penataan Ruang Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Draenase 369.349.760 100 98,39 Sangat baik 16.170.624.320 100 99,11 Sangat baik 5.915.000.000 100 76,23 Baik 16 Program Perencanaan Tata Ruang 1.986.421.700 100 97,91 Sangat baik 17 Program Pembinaan Penataan Ruang 990.580.000 100 93,38 Sangat baik 18 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 203.375.000 100 75,00 Baik Hasil evaluasi capaian kinerja keuangan terhadap 18 (delapan belas ) program diatas, diketahui bahwa terdapat 14 ( empat belas ) program yang berkinerja Sangat baik, 4 ( empat ) program yang berkinerja baik, hal ini disebabkan beberapa hal sebagai berikut : No Jenis Program / Kegiatan 1 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor (64,50 %) Fisik : 100 % 2 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan (44,38 %) Fisik : 100 % 3 Koordinasi,Fasilitasi dan Sinkronisasi Program Reformasi Birokrasi (63,21 %) Fisik : 100 % Penyebab Rendahnya Realisasi Sisa anggaran sebesar 35,50 % dikarenakan komponen instalasi listrik/penerangan pada Gedung Dinas Prasjal tarkim Provinsi Sumatera Barat adalah bangunan kantor yang masih baru (ditempati pada pertengahan tahun 2014) sehingga sebagian besar tidak memerlukan perbaikan Terdapat beberapa surat kabar/tabloid yang tidak mengajukan tagihan dan menghentikan langganan/supply korannya/tabloid secara sepihak Pada awal perencanaan kegiatan sosialisasi workshop penyusunan sasaran kerja pegawai (SKP) akan dilaksanakan di hotel, namun sesuai anjuran Gubernur agar lebih mengoptimalkan aset daerah selanjutnya acara di selenggarakan di ruang rapat aula kantor Dinas Prasjal tarkim Provinsi Simatera Barat sehingga menghemat biaya pelaksanaan sosialisasi dimaksud BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 2

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 No Jenis Program / Kegiatan 4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor (88,48 %) Fisik : 100 % 5 Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan SKPD (59,41 %) Fisik : 100 % 6 Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan LARAP Kegiatan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Barat (74,64 %) Fisik : 87,50 % 7 Pembangunan Jembatan Strategis Wilayah - III (82,91 %) Fisik : 96,50 % 8 Pemeliharaan Jalan Palupuh - Pagadih - Koto Tinggi (85,60 %) Fisik : 100 % 9 Pelaporan Pengendalian Mutu UPTD (77,17 %) Fisik : 100 % 10 Pembinaan Fasilitasi TABG ( Tim Ahli Bangunan Gedung Provinsi Sumatera Barat ) (85,60 %) Fisik : 100 % 11 Pembinaan dan Monev Program PNPM Mandiri Perkotaan Sumatera Barat (88,60 %) Fisik : 100 % Penyebab Rendahnya Realisasi Sisa anggaran senilai Rp.14.980.000 terdiri dari Rp.14.950.000 adalah sisa pembelian bahan bakar genset dimana pembelian bahan bakar minyak disesuaikan dengan operasional genset dan sisa senilai Rp.30.000 adalah sisa pemeliharaan peralatan kantor Belanja jasa advokasi /pengacara sebesar Rp.150.000.000 tidak terealisasi dikarenakan jasa advokasi /pengacara adalah kewenangan nya berada pada Biro Hukum dan KORPRI ; Belanja jasa Konsultansi/teknologi informasi sebesar Rp.50.000.000 tidak terealisasi dikarenakan dana untuk membuat aplikasi monitoring kegiatan tidak mencukupi Paket penyusunan dokumen KA AMDAL pembangunan jalan Highway Higrade senilai Rp.150.000.000 tidak perlu dilaksanakan karena PT.Jasa Marga pemilik izin lingkungan telah mengizinkan Dinas Prasjal tarkim Provinsi Sumatera Barat menggunakan izin lingkungannya ; paket penyusunan AMDAL main stadium yang gagal tender sebanyak dua kali terpaksa hanya dilaksanakan sampai kerangka awal AMDAL saja. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sisa waktu yang tersedia Terdapat 1 paket pekerjaan yaitu jembatan batu rijal yang tidak bisa terlaksana 100 % dimana pekerjaan terhenti akibat bencana banjir bandang yang melanda lokasi pelaksanaan proyek. Kegiatan ini muncul dalam DPA perubahan tahun 2014 dimana masa pelaksanaan pekerjaan hanya 57 hari sedangkan menurut program waktu yang dibutuhkan adalah 90 hari ; kondisi jalan yang dipelihara adalah rusak berat mengingat jalan tersebut baru naik status dari jalan kabupaten menjadi jalan strategis provinsi ; Cuaca yang kurang baik dimana pada masa pelaksanaan pekerjaan dari bulan Oktober s/d Desember hampir selalu terjadi hujan ; Pekerjaan utama dari pemeliharaan jalan tersebut adalah rigid pavement (cor beton) sehinggan memerlukan waktu untuk menunggu pengerasan beton Kegiatan pelaporan dan pengendalian mutu UPTD adalah kegiatan untuk pemeriksaan mutu internal Dinas Prasjal tarkim provinsi Sumatera Barat dimana dalam DPA perubahan anggaran kegiatan ini ditambah menjadi Rp.95.275.000 yang terdiri atas belanja perjalanan dinas dan belanja habis pakai. Penambahan ini sulit dimanfaatkan karena keterlambatan pengesahan perubahan DPA tahun 2014 Waktu pelaksanaan selama 8 bulan yang seharusnya selama 12 bulan ; pekerjaan bersifat accidential (tim TABG bekerja berdasarkan surat permintaah dari instansi/lembaga/pihak lain ; pekerjaan berupa jasa bukan paket pekerjaan fisik atau konsultansi Terdapat kegiatan yang belum dilaksanakan karena masih dalam tahap persiapan (musyawarah desa) ; dilaksanakan sesuai daftar triwulan II yang dikeluarkan pemerintah pusat dan pelaksanaan triwulan II dilaksanakan sampai bulan April 2015 karena dananya hibah ; lokasi PNPM dari Pemerintah Pusat untuk triwulan II baru diterima bulan Desember 2014 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 3

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 No Jenis Program / Kegiatan 12 Relokasi Panti Sosial Andam Dewi (1,91 %) Fisik : 0 % 13 Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Shelter Evakuasi Tsunami (59,85 %) Fisik : 66,98 % 14 Pembangunan Shelter Evakuasi Tsunami Wilayah I (1,64 %) Fisik : 0 % 15 Pembangunan Shelter Evakuasi Tsunami Wilayah II (4,30 %) Fisik : 0 % 16 Pembangunan Sport Hall GOR H.Agus Salim Tahap III (89,84 %) Fisik : 100 % 17 Perencanaan Penyusunan Dokumen Manual Mutu (11,90 %) Fisik : 0 % 18 Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Regional (81,39 %) Fisik : 100 % 19 Pendampingan Bidang Teknis Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP dan AMPL) (28,04 %) Fisik : 100 % 20 Bantuan Teknis, Sosialisasi, Fasilitasi dan Stimulasi Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin (Kota Padang, Kab.Pesisir selatan, Kota Pariaman dan Kab.Pd.Pariaman) (83,27 %) Fisik : 99,02 % 21 Pembangunan Infrastruktur Penunjang Kawasan Agrowisata (87,47 %) Fisik : 100 % 22 Sosialisasi Norma Standar Pedoman Kriteria (NSPK) (88,87 %) Fisik : 100 % 23 Kampanye Publik Penataan Ruang Melalui Media Massa (85,06 %) Fisik : 100 % 24 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Retribusi (75,00 %) Fisik : 100 % Penyebab Rendahnya Realisasi Status lahan yang belum tuntas dimana penyerahan dari Pemda kab.solok ke Pemda Provinsi Sumatera Barat belu jelas serta pernyataan pemrov berupa persetujuan bahwa tanah yang diserahkan tersebut memang akan diperuntukkan untuk relokasi Panti Sosial Andam Dewi belum ada Paket pekerjaan yang terealisasi hanya paket perencanaan konstruksi (DED) sedangkan paket pembangunan dan paket pengawasan shelter ternyata gagal sebanyak 2 kali dalam pelelangan dimana rekanan yang mendaftar kurang dari yang dipersyaratkan Kegiatan gagal ditenderkan, realisasi yang terjadi hanya berupa belanja administrasi penujang pelaksanaan kegiatan Kegiatan gagal ditenderkan, realisasi yang terjadi hanya berupa belanja administrasi penujang pelaksanaan kegiatan Pekerjaan fisik telah terlaksana 100% sedangkan sisa anggaran sebesar 10,16% merupakan sisa tender dimana kontrak yang dilakukan untuk pembangunan sport hall GOR H. Agus Salim ini jauh dibawah pagu anggaran yang ditetapkan dalam DPA. Kegiatan ini mengalami kegagalan tender sebanyak 3 kali Terlambatnya penandatanganan perjanjian kerjasama TPA Regional Solok sehingga gaji upah dan BBM yang sudah dialokasikan tidak dapat direalisasikan 100 %. Operasional TPA Regional Solok mulai efektif beroperasi tanggal 1 November 2014 Pendampingan ke kabupaten/kota tidak sering dilakukan tetapi pokja Provinsi sering mengundang Pokja kabupten/kota Rapat di pokja Provinsi sehinggan pendampingan ke kabupten/kota dilaksanakan di Pokja provinsi, akibatnya biaya perjalanan dinas pendampingan bidang teknis tidak banyak terealisasikan Terjadi putus kontrak Kab.Padang Pariaman an.cv. Sulko Mitra Utama Pariaman karena pada saat akhir kontrak bobot mencapai 57,54 % Terjadi gagal tender senilai Rp.75.000.000 pada paket pengawasan peningkatan infrastruktur kawasan agrowisata Lubuk Minturun Kota Padang Sisa anggaran pada belanja belanja BBM, Jasa Akomodasi dan Transportasi narasumber merupakan efisiensi dan sisa kontrak serta selisih anggaran dan real cost tiket Sisa anggaran pada belanja jasa konsultansi merupakan sisa tender dan sisa anggaran pada belanja perjalanan dinas merupakan selisih antara pagu dana dengan real cost tiket Anggaran senilai Rp.25 % tidak terealisasi karena perjalanan dinas dalam daerah Rp.32.425.000 karena tidak tersedianya bahan bakar minyak serta Rp.15.032.000 dari sisa dana sertifikasi dan SPPD luar daerah Rp.3.296.000 Untuk lebih lengkapnya tentang Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD dapat dilihat pada tabel T.VI.C.5. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 4

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Untuk pencapaian target indikator kinerja terhadap masing-masing sasaran pada Dinas Prasarana Jalan, Tata ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat diatas didukung oleh beberapa program terkait. Setiap program terdiri dari beberapa kegiatan yang mendukungnya. Terdapat hubungan yang tidak terpisahkan antara sasaran, indikator kinerja, program dan kegiatan-kegiatan. Evaluasi kinerja merupakan analisa terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja terhadap target indikator yang telah ditetapkan sebelumnya pada Penetapan Kinerja. Penetapan kinerja Dinas Prasarana Jalan, Tata ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2016 dituangkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 Propinsi Sumatera Barat pada bulan Februari 2015. Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman, maka diperoleh hasil capaian terhadap target indikator kinerja sebagai berikut: Sasaran pertama adalah Persentase Peningkatan Kemantapan Jalan Provinsi Meningkatnya kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan provinsi merupakan salah satu Sasaran Strategis Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat yang mendukung Kinerja Pemerintah Provinsi. Target Indikator Kinerja yang digunakan untuk mengukur tercapainya sasaran tersebut adalah dengan tercapainya Kemantapan Jalan Provinsi yang merupakan kewenangan, pada tahun 2014 ini target Kinerja Kemantapan Jalan Provinsi sebesar 86 % sedangkan realisasi 88,20 %, terjadinya peningkatan yang tidak signifikan dari tahun 2013 sebesar 87,87 %. RPJMD Provinsi Sumatera Barat Periode tahun 2010 2015 untuk Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2014 target 86 %. Renstra Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat Periode tahun 2010 2015 untuk Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2014 target 86 %. Pada tahun anggaran 2014 pekerjaan yang dilaksanakan dilaksanakan antara lain : No. Indikator Output Rencana Realisasi a. Panjang jalan provinsi dan strategis provinsi yang dibangun b. Panjang jalan yang direhab c. Panjang jembatan provinsi dan strategis provinsi yang dibangun d. Panjang jembatan yang direhab 91 km 91 km 1.143 km 1.143 km 695 m 695 m 174 m 174 m BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 5

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Sasaran ke-2 ( dua ) adalah Persentase Peningkatan Cakupan Layanan Perumahan, Permukiman dan Bangunan Gedung. A. Meningkatnya perumahan dan permukiman masyarakat. Definisi Undang Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyebutkan bahwa Perumahan adalah Kumpulan Rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Meningkatnya jumlah perumahan dan permukiman masyarakat menjadi salah satu sasaran strategis Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat dalam mendukung kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 ini. Perbandingan Rumah Layak Huni di Provinsi Sumatera Barat tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 : 1. Tahun 2014 untuk rumah layak huni Sebesar 913.114 Unit Rumah 2. Tahun 2013 untuk rumah layak huni Sebesar 862.195 Unit Rumah 3. Tahun 2012 untuk rumah layak huni Sebesar 858.544 Unit Rumah 4. Tahun 2011 untuk rumah layak huni Sebesar 752.642 Unit Rumah Dari seluruh total rumah di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 1.233.607 unit rumah. Tahun 2014 Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat menangani Rumah Tidak Layak Huni bagi masyarakat miskin yang ditingkatkan kualitasnya ( target : 1.180 unit rumah capaian target : 1.180 unit rumah ) dan fisik 89,50 %, tersebar di 18 Kabupaten / Kota antara lain : 1. Kota Padang Sebanyak 73 Rumah 2. Kabupaten Pesisir Selatan Sebanyak 97 Rumah 3. Kota Pariaman Sebanyak 40 Rumah 4. Kabupaten Padang Pariaman Sebanyak 90 Rumah Tahap 1 Tuntas 90 Rumah Tahap 2 Tidak Tuntas 90 Rumah 5. Kota Padang Panjang Sebanyak 12 Rumah 6. Kota Bukittinggi Sebanyak 30 Rumah 7. Kota Payakumbuh Sebanyak 42 Rumah 8. Kabupaten 50 Kota Sebanyak 94 Rumah 9. Kabupaten Tanah Datar Sebanyak 48 Rumah 10. Kota Solok Sebanyak 13 Rumah 11. Kabupaten Solok Sebanyak 242 Rumah 12. Kabupaten Solok Selatan Sebanyak 23 Rumah 13. Kota Sawahlunto Sebanyak 26 Rumah 14. Kabupatenn Sijunjung Sebanyak 78 Rumah 15. Kabupaten Dharmasraya Sebanyak 13 Rumah 16. Kabupaten Agam Sebanyak 101 Rumah 17. Kabupaten Pasaman Barat Sebanyak 63 Rumah 18. Kabupaten Pasaman Sebanyak 95 Rumah BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 6

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Hasil yang dicapai : Menurunnya tingkat kemiskinan sektor perumahan di 18 ( delapan belas ) kabupaten / Kota di Sumatera Barat Pada tahun anggaran 2014, terdapat beberapa program yang mendukung tercapainya kinerja indikator peningkatan rumah layak huni, yaitu program pengembangan perumahan dan program pemberdayaan komunitas perumahan. Pada program pengembangan perumahan telah dilaksanakan kegiatan pembinaan, sosialisasi, dan pengumpulan data base perumahan sebagai pendukung sasaran di bidang perumahan. Program lainnya yang mendukung sasaran ini adalah program pemberdayaan komunitas perumahan melalui kegiatan Bahan Stimulan Perbaikan Rumah Penunjang Swadaya Masyarakat. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan out put rumah layak huni sebanyak 1.180 unit rumah. Berdasarkan data base perumahan, pada tahun 2011 tercatat sebanyak 752.642 unit rumah layak huni yang ada di Provinsi Sumatera Barat ( 61,01 % dari target keseluruhan rumah sebanyak 1.233.607 unit ). Pada tahun 2012 ini tecatat jumlah rumah layak huni meningkat sebanyak 858.544 unit ( 69,59 % dari target keseluruhan rumah sebanyak 1.233.607 ). Pada tahun 2013 terjadi penambahan data rumah layak huni di Provinsi Sumatera Barat menjadi 862.195 unit ( 69,89 % dari target keseluruhan rumah sebanyak 1.233.607 ). Pada tahun 2014 terjadi penambahan data rumah layak huni di Provinsi Sumatera Barat menjadi 913.114 unit ( 74,01 % dari target keseluruhan rumah sebanyak 1.233.607 ) terjadinya peningkatan setiap tahunnya. Kinerja Dinas : - Tahun 2012 penanganan perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 492 unit rumah. - Tahun 2013 penanganan perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 1.795 unit rumah. - Tahun 2014 penanganan perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 1.180 unit rumah, teralisasi sebanyak 1.090 unit rumah ( 92,37 % ) dan untuk Kabupaten Padang Pariaman perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 90 unit rumah, hanya tuntas pada tahap 1 ( pertama ) dan pada tahap 2 tidak tidak tuntas disebabkan antara lain : BSPS Kabupaten Padang Pariaman : Pada saat dilakukan pengecekan akhir lapangan pada tanggal 23 Desember 2014 didapatkan prestasi pekerjaan baru mencapai 57, 54 %. Dan setelah dianalisa kemampuan kontraktor pelaksana diperkirakan tidak akan memadai walaupun diberikan perpanjangan waktu sampai akhir 31 desember 2014, maka diambil kebijakan melakukan pemutusan kontrak dengan pembayaran pada bobot terakhir 57,54 % dan pencairan dana jaminan pelaksanaan yang langsung disetorkan ke kas daerah serta pemberian sanksi blacklist kepada penyedia jasa. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 7

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Karena terbatas anggaran yang tersedia pada DPA Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2014, maka terjadi penurunan penanganan perbaikan rumah tidak layak huni dari tahun 2013 sebanyak 1.795 unit rumah menjadi sebanyak 1.180 unit rumah tahun 2014, hanya teralisasi sebanyak 1.135 unit rumah ( 63,23 % ) dari tahun 2013. Jumlah rumah di Provinsi Sumatera Barat tahun 2014 : - Rumah layak huni provinsi Sumbar sebesar 913.114 - Rumah tidak layak huni Provinsi Sumbar sebesar 320.493 Total rumah sebesar... 1.233.607 B. Meningkatnya Penyediaan Gedung Negara dan Rumah Negara. Akibat dari dampak gempa 2009, mengakibatkan rusak / hancurnya bangunan gedung dan rumah Negara, sehingga diperlukan pembangunan kembali pembangunan gedung dan rumah negara serta rehabilitasi meliputi : 1. Pembangunan Gedung Negara yang sudah selesai sebanyak 12 Unit 2. Pembangunan Gedung Unsur Vertikal yang sudah selesai sebanyak 5 Unit 3. Pembangunan Gedung Negara yang sedang dilaksanakan sebanyak 13 Unit 4. Pembangunan Gedung Unsur Vertikal yang sedang dilaksanakan 2 Unit 5. Pembangunan Gedung Negara yang belum selesai sebanyak 2 Unit 6. Pembangunan Gedung yang belum dilaksanakan sebanyak 12 Unit 7. Pembangunan Gedung yang belum dilaksanakan sebanyak 2 Unit 8. Pembangunan Gedung Unsur Vertikal yang belum dilaksanakan 2 Unit 9. Rehab Rumah Dinas Prasjal Tarkim, Pembangunan Rumah Dinas TNI 3 Unit di Bukittinggi, Rehab 2 Unit Rumah Dinas Di Jalan Arau, Padang. Renstra Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat Periode tahun 2010 2015 untuk Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2014 target antara lain : 1. Jumlah bangunan gedung negara yang dibangun sebanyak 20 unit realisasi 9 unit ( 45 % ) 2. Jumlah bangunan gedung negara yang di rehab / retrofit sebanyak 7 unit realisasi 6 unit ( 85,71 % ) 3. Jumlah rumah negara yang terbangun sebanyak 10 unit realisasi 3 unit ( 30 % ) 4. Jumlah rumah negara yang yang direhab sebanyak 4 unit realisasi 2 unit. ( 50 % ) BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 8

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Untuk Tahun Anggaran 2014 Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat melakukan pembangunan, rehabilitasi dan lanjutan pembangunan antara lain : 1. Lanjutan Pembangunan Gedung Dinas Prasjaltarkim 2. Pembangunan Retrofit Gedung Kantor Gubernur 3. Rehabilitasi Gedung Wanita Rohana Kudus 4. Pembangunan Gedung Perpustakaan Provinsi Sumbar 5. Pembangunan Asrama Mahasiswa Minang Bogor 6. Pembangunan UPTD Balai Koperasi 7. Pembangunan Rumah Dinas Anggota TNI pada tanah Ex. APDN Bukittinggi sebanyak 3 unit rumah 8. Rehabilitasi rumah dinas Prasjaltarkim 9. Rehabilitasi 2 unit rumah dinas di Jalan Arau Padang 10. Lanjutan Pembangunan Sport Hall GOR H. Agus Salim Padang. Sasaran ke 3 ( tiga ) adalah Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup 1. Persentase Tersedianya Perencanaan Tata Ruang dan Perda RTRW Meningkatnya Keterpaduan Penataan Ruang Wilayah Sesuai dengan Amanah Undang Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan ruang bahwasanya RTRW Provinsi harus diselesaikan pada tahun 2009 dan untuk RTRW Kabupaten/Kota harus diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2009 telah disusun Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Barat beserta Rancangan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi Sumatera Barat dan telah disepakati dengan DPRD Provinsi Sumatera Barat dan telah diajukan ke Biro hukum Kementerian Dalam Negeri untuk di Sahkan sebagai Perda RTRW Provin Sumatera Barat. Sampai Saat ini belum bisa di tetapkan sebagai Perda dikarenakan adanya perubahan Kawasan Hutan Di provinsi Sumatera Barat. Untuk RTRW Kabupaten/Kota di Sumatera Barat sampai saat ini masih dalam proses penyusunan RTRW. Selanjutnya dengan diberlakukannya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka peraturan daerah tentang RTRW perlu dilakukan penyesuaian terhadap UU tersebut. Penyesuaian diantaranya dilakukan terhadap masa berlaku RTRW Provinsi dari 15 tahun menjadi 20 tahun, selain beberapa hal prinsip yang perlu disesuaikan, seperti perlunya penekanan pola insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan ruang, penerapan sanksi, proporsi kawasan lindung dalam DAS dan ruang terbuka hijau perkotaan masing-masing paling sedikit 30%, dan perlunya zoning regulation pada kawasan-kawasan strategis. Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) juga telah menetapkan struktur ruang yang mengatur sistem perkotaan nasional, dan penetapan kawasan strategis nasional di wilayah Provinsi Sumatera Barat tentunya harus dijabarkan lebih BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 9

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 lanjut dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat untuk 20 (dua puluh) tahun mendatang terhitung mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2029 menargetkan untuk menyelesaikan keseluruhan Perda RTRW yang terdiri dari 1 (satu) Perda RTRW Provinsi Sumatera Barat dan 19 ( sembilan belas ) Perda RTRW Kabupaten/Kota. Dengan disusunnya RTRW Provinsi berarti Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sudah mempunyai Pedoman dalam melaksanakan keterpaduan Pembangunan. 2. Prosentase RTR Kawasan Strategis Kawasan strategis, merupakan kawasan yang diprioritaskan pengembangan-nya, kawasan strategis ini terdiri atas : Kawasan strategis yang didasari oleh penetapan melalui PP 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kawasan strategis merupakan hasil perumusan dan kesepakatan Pemerintah Provinsi. Sebagai acuan dalam penetapan kawasan strategis telah dikeluarkan kriteria, yang dapat digunakan untuk kepentingan penetapan kawasan strategis provinsi, kecuali kawasan strategis untuk pertahanan dan keamanan negara karena merupakan kepentingan terbatas. Kawasan strategis lainnya adalah : 1. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, Penetapan kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria: Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional; Memiliki potensi ekspor; Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional; Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. Sedangkan didasari analisa yang bertumpu kepada peluang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat, kawasan strategis diwilayah provinsi Sumatera Barat terdiri atas: a. Kawasan Strategis ITBM (Indarung Teluk Bayur Bungus Mandeh) b. Kawasan Industri (KI) c. Kawasan Strategis Poros Barat Timur (Jalur Padang batas Prov. Riau) d. Kawasan Strategis Tapus, Rao dan Mapat Tunggul BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 10

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 e. Kawasan Strategis Sungai Rumbai f. Kawasan Strategis Lunang Silaut g. Kawasan Strategis Pangkalan Koto Baru h. Kawasan Strategis Kamang Baru i. Kawasan Strategis Abai Sangir-Taluak Aie Putiah j. Kawasan Strategis Silaping 2. Kawasan strategis sosial budaya, Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan dengan kriteria: Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional; Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa; Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan; Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional; Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. Didasari analisa yang bertumpu kepada sosial budaya, kawasan strategis diwilayah provinsi Sumatera Barat adalah Kawasan Strategis Budaya Batu Sangkar Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya. 3. Kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan ditetapkan dengan kriteria: Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem; Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air; Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup Didasari analisa yang bertumpu kepada fungsi dan daya dukung lingkungan, kawasan strategis diwilayah provinsi Sumatera Barat terdiri atas : a. Kawasan Strategis Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi b. Kawasan Strategis Danau Singkarak di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar c. Kawasan Strategis Danau Maninjau di Kabupaten Agam d. Kawasan Strategis Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang di Kabupaten Solok 4. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 11

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Berdasarkan kriteria dan penentuan kawasan startegis di Provinsi Sumatera barat yang terdiri darin 15 (lima belas) KSP tersebut ditargetkan akan terselesaikan pada akhir tahun anggaran 2015 sehingga fungsi RTR KSP sebagai: 1) Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSP dapat diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan; 2) Acuan dalam sinkronisasi program pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan KSP; 3) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSP, termasuk acuan penentuan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi RTR KSP setara dengan kedalaman RDTR No. Daerah Pelaksanaan Perda RTRW Status Perda RTRW per-15 Desember 2014 Kesesuaian RTRW 1 Prov. Sumatera Barat Perda No.13 Tahun 2012 tanggal 27 November 2012 Sesuai dengan RTRWN 2 Kab. Pesisir Selatan Perda No.7 Tahun 2011 tanggal 02 Februari 2011 Sesuai dengan RTRWP 3 Kab. Pasaman Perda No. 06 Tahun 2011 tanggal 27 Juli 2011 Sesuai dengan RTRWP 4 Kab. Padang Pariaman Perda No. 05 Tahun 2011 tanggal 14 November 2011 Sesuai dengan RTRWP 5 Kab. Agam Perda No. 13 Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011 Sesuai dengan RTRWP 6 Kab. Sijunjung Perda No. 05 Tahun 2012 Sesuai dengan RTRWP 7 Kab. Tanah Datar Perda No. 02 Tahun 2012 Sesuai dengan RTRWP 8 Kab. Limapuluh Kota Perda No 7 Tahun 2012 tanggal 20 Desember 2012 Sesuai dengan RTRWP 9 Kab. Dharmasraya Perda No. 10 Tahun 2012 tanggal 19 Oktober 2012 Sesuai dengan RTRWP 10 Kab. Solok Perda No. 01 Tahun 2013 tanggal 14 Maret 2013 Sesuai dengan RTRWP 11 Kab. Pasaman Barat Perda No. 18 Tahun 2012 tanggal 17 Desember 2012 Sesuai dengan RTRWP 12 Kab. Solok Selatan Perda No. 08 Tahun 2012 tanggal 12 Desember 2012 Sesuai dengan RTRWP 13 Kab. Kep. Mentawai Proses di DPRD 14 Kota Bukittinggi Perda No. 06 Tahun 2011 tanggal 10 Februari 2011 Sesuai dengan RTRWP 15 Kota Payakumbuh Perda No. 01 Tahun 2012 tanggal 25 Januari 2012 Sesuai dengan RTRWP 16 Kota Padang Perda No. 04 Tahun 2012 Sesuai dengan RTRWP 17 Kota Pariaman Perda No. 21 Tahun 2012 Sesuai dengan RTRWP 18 Kota Sawahlunto Perda No. 08 Tahun 2012 tanggal 25 Oktober 2012 Sesuai dengan RTRWP 19 Kota Padang Panjang Perda No. 02 Tahun 2013 tanggal 11 Maret 2013 Sesuai dengan RTRWP 20 Kota Solok Perda No 13 Tahun 2012 tanggal 6 Desember 2012 Sesuai dengan RTRWP BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 12

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 3. Terpenuhinya Tempat Pemerosesan Akhir Sampah Persentase Pembangunan TPA Regional dan Lokal A. TPA sampah di Provinsi Sumatera Barat terbagi 4 regional yaitu : 1. Payakumbuh, melayani : - Kota Payakumbuh - Kota Bukitinggi - Kabupaten 50 Kota - Kabupaten Agam - Kabupaten Tanah Datar - Kota Padang Panjang 2. Solok, melayani : - Kota Solok - Kabupaten Solok 3. Sijunjung, melayani : - Kota Sawahlunto - Kabupaten Sijunjung 4. Kota Padang (Rencana), melayani : - Kota Pariaman - Kabupaten Pariaman B. TPA Sampah Lokal yaitu : 1. Kabupaten Pesisir Selatan (sudah beroperasi) 2. Kabupaten Pasaman (dalam proses) 3. Kabupaten Pasaman Barat (dalam proses) 4. Kabupaten Dharmasraya ( sudah beroperasi ) 5. Kota Padang (sudah beroperasi) 6. Kabupaten Solok Selatan (rencana) 7. Kabupaten Mentawai (rencana) Dari 4 ( empat ) TPA Sampah Regional yang direncanakan baru 2 ( dua ) yang teralisasi sampai tahun 2014. Pada tahun 2013 Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat baru membuat 2 ( dua ) TPA Sampah Regional yaitu : Kota Payakumbuh dan Kota Solok, dan untuk tahun 2014 telah beroperasi sebagaimana mestinya dan menghasilkan Retribusi Pendapatan Daerah sebesar Rp. 1.214,929.060. Diproyeksikan pada tahun 2037 akan menghasilkan Metan dari TPA Sampah Regional Payakumbuh, menghasilkan energi listrik 4,2 Mega Watt / MW, dapat mengaliri listrik untuk masyarakat 4.631 unit rumah. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 13

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Sampah yang diangkut ke TPA Regional akan diolah menjadi energi listrik. Perusahaan asal Korea sudah bersedia menanamkan investasinya. Saat ini tengah menunggu perbaikan nota kesepakatan oleh pihak investor. Pertama TPA ini akan menjadi salah satu jalan keluar dari masalah persampahan di kota-kota Sumatera Barat, terutama pembuangannya. Kedua, dengan adanya rencana mengolah sampah tersebut sebagai energi, itu berarti akan mengurangi munculnya masalah dengan masyarakat setempat bahkan mendatangkan manfaat baru. Manfaat baru dari sampah itu adalah hadirnya energi yang dihasilkan oleh proses industri sampah. Maka produksi sampah tiap hari dari semua daerah produksi yang disebut tadi tidak lagi menjadi barang yang menimbulkan masalah dan tak berguna. Tapi, bisa dijadikan sumber energi listrik, di tengah ancaman krisis listrik yang akan terus melanda Sumatera. Dalam sehari, Kota Bukittinggi memproduksi sampah sampai mendekati 500 M3. Sampah itu itu berasal dari pasar dan rumah tangga di 24 kelurahan. Sedangkan untuk mengolah sendiri sampah produksi itu, Bukittinggi baru mampu sampai 10 kubik saja. Ini menyangkut anggaran dan sebagainya. Maka tak ada jalan lain Bukittinggi terpaksa harus menggunakan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Regional di Payakumbuh itu. Jika TPA regional difungsikan tentu akan bisa mengatasi problem kota-kota tersebut. Hanya yang harus jadi perhatian pengelola TPA adalah bagaimana mereka bisa bekerja cepat sehingga proses pengolahan sampah itu tidak memakan waktu lama dan bau yang ditimbulkan tidak membuat warga sekitar terganggu. Kalau TPA Regional pertama ini berhasil baik, tentu akan menjadi pilot project bagi daerah-daerah lain yang bisa menyusun pola pengelolaan sampah bersama pula. Pembangunan TPA Regional Kota Solok direncanakan menampung dan mengolah sampah yang berasal dari Kota Solok itu sendiri dan KabupatenSolok. Walaupun kedua wilayah tersebut sudah terlayani, akan tetapi persenpelayanannya hingga tahun 2014 baru mencapai tingkat pelayanan 50%. Belum optimalnya pengangkutan sampah ke TPA karena masih terbatasnya jumlah armada pengangkut sampah dan masih ada warga yang belum peduli terhadap lingkungan dalam hal ini masih ada yang membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai. Karena itu untuk mewujudkan konsep pengelolaan sampah yang ideal disuatu wilayah pelayanan TPA, maka diperlukan perencanaan atau strategi yang tepat sehingga diharapkan menjadi acuan dalam pengelolaan sampah disuatu wilayah. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 14

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 2.3 Isu-isu Penting Penyelengaraan Tugas dan Fungsi SKPD Berdasarkan telahaan Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah, Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat, dapat dirumuskan Isu-Isu Strategis Pembangunan Infastruktur bidang Ke PU-an dan permukiman yang penyelengaaraan menjadi tanggung jawab Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman adalah sebagai berikut; Isu-Isu Strategis Prasarana Jalan dan Jembatan di Provinsi Sumatera Barat 1. Rehabilitasi Jalan dan Jembatan, baik secara berkala maupun akibat bencana alam (gempa, longsor dsb)pengembanghan jalan dengan orientasi kebencaaan seperti Mitigasi Jalan evakuasi dan Kontruksi Jalan yang lebih tahan lama. 2. Peningkatan kapasitas jalan menuju tempat strategis seperti Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Internasional Minangkabau, sentra-sentra produksi (termasuk hinterland) dan kawasan destinasi pariwisata. 3. Peningkatan kapasitas di Kota Padang, sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat untuk mendukung Kota Padang sebagai kota metropolitan 4. Peningkatan kapasitas jalan evakuasi Kabupaten/Kota yang berada pada wilayah pesisir pantai untuk mitigasi bencana 5. Berikut adalah program-program pembangunan jalan yang menjadi prioritas; a. Sicicin-Malalak, untuk Menghindari kemacetan Sicincin Padang Panjang -Padang Luar Bukittinggi. b. Malalak-Balingka - Jembatan Ngarai - Bukittinggi sebagai kelanjutan Sicincin- Malalak c. Duku-Sicincin (jalan baru) untuk mendukung Pengembangan Ibukota Kabupaten Padang Pariaman yang baru serta mengatasi kemacetan lalu lintas. d. Alahan Panjang-Pasar Baru, untuk mengurangi beban arus lalu-lintas Kota Padang-Kab. Solok-Kab. Pesisir Selatan Solok Selatan, dan akan dilanjutkan dengan pembangunan jalan Jalan Alahan Panjang Kiliran Jao untuk jalur alternative Ke Kab. Sijunjung dan Kab. Dharmasraya e. Jalan Kab. Pasaman Bts Provinsi Riau (Jalan Rao Rokan). f. Jalan Sungai PIsang Sungai Pinang Mandeh, Nipah - Teluk Bayur dan Lingkar Bungus Kota Padang untuk mengurangi beban arus lalu-lintas Kota Padang- Kab. Pesisir Selatan. g. Jalan penguhubung Kab. Solok Selatan dan Kab. Dharmasraya. h. Jalan penghubung Kab. Pasaman Kab. Pasaman Barat. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 15

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Isu-Isu Strategis bidang Infastruktur Permukiman di Provinsi Sumatera Barat 1. Isu Strategis Pembangunan Pengembangan Air Minum a. Menurunnya kuantitas dan kuantitas air baku yang dipergunakan dalam sistem pelayanan air minum. b. Masih rendahnya cakupan dan kualitas pelayanan di Provinsi Sumatera Barat. 2. Isu Strategis Pengembangan Permukiman a. Pengembangan permukiman baru b. Peningkatan kualitas permukiman c. Penanggulangan bencana alam pada kawasan permukiman d. Pembangunan Rusunawa pada kawasan padat penduduk e. Penyediaan prasarana dan sarana di perdesaan terutama mendukung kawasan agropolitan f. Percepatan pembangunan prasarana dan sarana pada perdesaan tertinggal. 3. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) a. Penyelenggaran Bangunan Gedung dan Rumah Negara, tertutama rehabilitasi Bangunan dan Rumah Negara yang rusak akibat bencana alam b. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah di Provinsi Sumatera Barat 4. Isu Strategis Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) a. Drainase Kondisi drainase saat ini beragam antar kabupaten/kota di Sumatera Barat. Hal ini terkait dengan topografi setempat Drainase perkotaan mempunyai fungsi sebagai sebagai pengatur limpahan air (banjir). b. Persampahan Secara umum pengelolaan sampah dilakukan adalah dengan mengumpulkan sampah rumah kemudian petugas mengumpulkannya dalam Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang ditempatkan di setiap kelurahan atau RW. Selanjutnya truk sampah mengangkutnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Saat ini sebagian Tempat Pembuangan Akhir masih open dumping. c. Air Limbah Sistim pengelolaan limbah rumah tangga di Sumatera Barat masih sederhana dengan mengalirkan saluran air limbah rumah tangga ke saluran drainase. Penampungan tinja dilakukan dengan membangun tangki septik pada masing-masing rumah tangga. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU Hal 16

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan agenda, prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan umum pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman adalah sebagai berikut : 1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan bencana, serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan inklusif 2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan keandalan sistem di kawasan pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya saing dan mendorong industri konstruksi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas 3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mendukung otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan good governance Sedangkan arah dan kebijakankementerian Perumahan Rakyat sebagai berikut: 1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan dan Permukiman. 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, melalui: a. Pembangunan rumah layak huni (RLH) melalui pasar formal maupun secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun peningkatan kualitas; b. Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun milik; c. Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk pengembangan kawasan dan PSU perumahan swadaya; d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh; BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN Hal 1

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 e. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan pasca bencana f. Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah tertinggal dan pasca bencana; g. Fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi tanah bagi MBR 3. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi MBM melalui: a. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitas likuiditas b. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional; c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan perumahan dan permukiman 4. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal 5. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman Adapun fokus prioritas sebagai sasaran pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementrian Perumahan Rakyat untuk menunjang kegiatan program Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat dan Program Dinas Prasarana Jalan, Tata ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat yaitu : 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Propinsi dan Strategis Propinsi 2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan 3. Program Penataan Bangunan dan Lingkungan 4. Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 5. Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Drainase 6. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 7. Program Perencanaan Penataan Ruang 8. Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah 3.2 Tujuan dan Sasaran Sesuai dengan Rencana Strategis tahun 2010-1015 telah ditetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat yaitu : 1. Terpenuhinya infrastruktur penunjang ekonomi rakyat. 2. Terwujudnya kesiapan masyarakat menghadapi bencana BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN Hal 2

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat yang sesuai dengan sasaran pembangunan infrastruktur propinsi yaitu : 1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas jalan dan jembatan 2. Meningkatnya pengendalian dan pemanfaatan ruang 3. Tersedianya perumahan dan permukiman masyarakat 4. Meningkatnya sarana prasarana penanggulangan bencana, 3.3 Program dan Kegiatan Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan yaitu : Pencapaian visi dan misi kepala daerah. Pencapaian MDGs. Pengentasan kemiskinan. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah. Pengembangan daerah terisolir. Rencana program dan kegiatan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel.T T.VI.C.10 (terlampir). BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN Hal 3

RENCANA KERJA DINAS PRASJALTARKIM PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 BAB IV PENUTUP Rencana Kerja (Renja) Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat Tahun 2016 ini merupakan rencana kerja tahunan berdasarkan Renstra Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015. Rencana Kerja ( Renja ) Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat sebagai bahan dalam penyusunan usulan rencana kegiatan fasilitasi pembangunan yang bersumber dari anggaran APBD Tahun Anggaran 2014 dan untuk mengevaluasi pelaksanaan Rencana Kerja tahun lalu. Setelah Renja Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat untuk tahun 2016 dibuat, maka perlu dipersiapkan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara tahun 2016 yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Kerja dan Anggaran Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat. BAB IV - PENUTUP Hal 1